Krishnamurti Subtitles home


BR78T1 - Dapatkah saya melepaskan diri dari jaringan bahasa?
Ceramah Umum ke-1
Brockwood Park, UK
26 Agustus 1978



0:18 K: I see all my old friends are here! K:Saya lihat semua teman lama saya berada di sini!
0:34 If I may ask most politely and respectfully please don't make this into a festive occasion. It is not a pop festival but rather we are a serious group not inclined to frivolity but a rather earnest, serious group of people who will want, or desire to enquire into the whole complex problem of living. And if one may point out again there is no speaker here though he is sitting on the platform but actually the speaker doesn't exist because then you will be merely listening to the speaker and not actually investigating for yourself. So please, if I may again suggest most earnestly that there is no speaker but we are together investigating exploring, enquiring into something which is life with all its complex and varied problems. So we are sharing this thing together. The speaker is not here. And I want to make that quite clear. But rather together we are taking a journey into ourselves and demanding the excellence of ourselves. Kalau boleh saya... meminta dengan sangat sopan dan penuh hormat... janganlah jadikan ini sebagai kesempatan bersenang-senang. Ini bukanlah suatu pesta pop... tapi kita adalah suatu kelompok orang yang serius... tidak berkecenderungan untuk bersenda-gurau... tapi lebih sebagai suatu kelompok yang bersungguh-sungguh, serius... yang menginginkan... untuk menyimak seluruh masalah kehidupan yang rumit. Dan kalau boleh ditekankan lagi... di sini tidak ada pembicara... meskipun dia duduk di panggung... tapi sebenarnya si pembicara tidak ada... karena Anda kemudian hanya mendengarkan si pembicara... dan sesungguhnya tidak menyimak untuk diri Anda sendiri. Jadi, kalau boleh saya tekankan lagi dengan sangat bersungguh-sungguh... bahwa tidak ada pembicara, tapi bersama-sama kita selidiki... menjelajahi, menyelidiki ke dalam sesuatu... yang adalah penghidupan dengan semua... masalahnya yang rumit dan beragam. Jadi bersama-sama kita berbagi hal ini. Pembicara tidak berada di sini. Dan saya ingin memperjelas hal ini. Tapi bersama-sama kita melakukan perjalanan ke dalam diri kita... dan menuntut yang terbaik dari diri kita.
3:20 We are never challenged psychologically we may be challenged outwardly we may demand outwardly better materials better workmanship, better schools, better politics: the challenge is for the better outwardly, always. But apparently very few of us enquire and challenge ourselves with the highest form of both intellectual, ethical, moral action, psychologically. And if we may, we are going to go into this question together that we are challenging ourselves deeply demanding the highest form of intellectual and I would not like to use the word 'emotional' because that tends to become sentimental but rather the highest form of affection the highest form of love. And why is it that human beings who have lived for millennia upon millennia are living the way we are doing now confused, unhappy, miserable, uncertain and outwardly in the world, as one observes things are getting worse and worse and worse. The more you produce, the more we are using the things of the earth, we are destroying the earth. And inwardly, spiritually if I may use that word we have lost all sense of religious excellence. I am using the word 'religious' in the sense of not belief, not dogma, not rituals not the varied form of hierarchical, theological assertions but the religious person is one who has no self at all. That seems to me the highest form of religious action where the 'me', the ego, the self, doesn't exist at all. And that is the highest form of intelligence and excellence ethically and in action. So we are going, if I may, into these problems. Kita tidak pernah tertantang... secara psikologis... kita boleh saja tertantang dari luar... lahiriah kita boleh menuntut barang-barang yang lebih baik... lebih baik dalam kwalitas pekerjaan, sekolah, politik:... tantangannya pada yang lebih baik demi lahiriah, selalu. Namun kelihatannya hanya sedikit sekali dari kita yang menyelidiki... dan menantang diri kita dengan bentuk yang paling tinggi... secara psikologis baik intelektual, etika, maupun tindakan moral. Dan kalau boleh, kita bersama-sama menyimak masalah ini... bahwa kita menantang diri kita secara mendalam... menuntut bentuk yang paling tinggi secara intelek dan... saya tidak suka menggunakan kata 'emosional'... sebab cenderung menjadi sentimental... melainkan bentuk yang paling tinggi dari kasih-sayang... bentuk yang paling tinggi dari cinta. Dan mengapa umat manusia... yang telah hidup beribu-ribu tahun... telah hidup dengan cara seperti yang kita lakukan sekarang ini... bingung, tidak bahagia, sengsara, tanpa kepastian... dan lahiriah di dunia, ketika seseorang mengamatinya... keadaan menjadi makin lama makin buruk. Makin banyak Anda berproduksi, makin banyak kita pakai... barang-barang dari bumi, kita sedang merusak bumi. Dan batiniah, secara spiritual kalau saya boleh menggunakan kata itu... kita telah kehilangan semua nilai keagungan religius. Saya menggunakan kata 'religius' dalam arti... bukan kepercayaan, bukan dogma, bukan ritual... bukan berbagai bentuk tingkatan dalam paham teologi... tapi orang religius adalah orang tanpa identitas diri sama sekali. Bagi saya, itu adalah bentuk paling tinggi dari tindakan religius... di mana si 'aku', ego, identitas diri, sama sekali tidak ada. Dan itulah bentuk paling tinggi dari kecerdasan... dan kesempurnaan secara etika dan dalam tindakan. Jadi kita akan, kalau saya boleh, mendalami masalah-masalah ini.
6:52 So you are not listening to a speaker but rather listening to yourself and challenging yourself not accepting anything but the highest form of clarity the highest form of behaviour and so excellence in action. That is what we are going to go together into this question. So please you are listening to yourself you are listening not according to your particular like and dislike including those, but actually listening to what is going on and demanding why we live as we do now in this appalling frightening, destructive way we are living. Right? Jadi Anda tidak mendengar pada seorang pembicara... tapi mendengar pada diri Anda sendiri... dan menantang diri Anda sendiri... tidak menerima apapun selain bentuk tertinggi dari kejernihan... bentuk paling tinggi dari perilaku... dan dengan demikian keluhuran dalam tindakan. Masalah inilah yang akan kita dalami bersama. Jadi mohon agar Anda mendengar pada diri Anda sendiri... Anda mendengarkan tidak menurut... apa yang khas Anda sukai dan tidak sukai... termasuk itu, namun mendengarkan pada apa yang sedang berlangsung... dan menuntut jawaban mengapa kita hidup... seperti yang sekarag kita lakukan, yang mengerikan ini... cara hidup kita yang menakutkan, merusak. Benar?
8:14 I think that is the most serious question we have to ask of ourselves. When outwardly everything is disintegrating there is no question about it terrorism, which is the ultimate form of war there are the terrorists, divided nations all that is going on in the world 400 billion dollars a year spent on armaments the world all over. So we are all crazy people. And to allow all this, each one of us must find out for oneself what is the right action with regard to all these external events what is one to do, which must be correct, accurate, true. And that can only be found out for ourselves if we are challenging our actions our way of life, which is jobs, occupation relationship with each other and the utter lack of clarity in thought the sloppiness of our thinking. And to live a totally different kind of life not merely based on pleasure, on fear and so on. So we are going together to find, if we can all the answers to these questions for ourselves. If that is clear between you and the speaker and the speaker is not here if it is very clear with what we are concerned with then we have established a certain kind of relationship with each other. If we are all concerned the same thing not with our particular opinions and judgements our intellectual theories but rather be concerned together seriously at least for today and for the few days while you are here concerned to find out a way of life that may bring a different world into being. Right? So that is our question. Saya pikir itu adalah masalah yang paling serius... yang harus kita tanyakan dari diri kita. Ketika lahiriah semuanya sedang tercerai-berai... suatu kenyataan yang tidak perlu dipertanyakan lagi... terorisme, yang adalah bentuk peperangan yang paling mengerikan... di sana ada teroris-teroris, negara- negara yang terpecah-belah... semuanya itu sedang berlangsung di dunia... 400 milyar dollar setahunnya dibelanjakan pada persenjataan... di seluruh dunia. Jadi kita ini semuanya orang gila. Dan membiarkan semuanya ini terjadi, setiap orang dari kita... harus mencari tahu untuk diri sen- diri, apakah tindakan yang benar... sehubungan dengan semua peristiwa luar ini... seseorang harus berbuat apa, yang harus tepat, cermat, benar. Dan itu hanya dapat ditemukan untuk diri kita sendiri... jika kita mempertanyakan tindakan-tindakan kita... cara hidup kita, yakni pekerjaan, profesi... hubungan dengan sesama... dan amat kurangnya kejernihan dalam pikiran... lambannya pikiran kita. Dan untuk hidup secara berbeda sama sekali... tidak hanya berlandaskan pada kesenangan, rasa takut dan sebagainya. Jadi kita bersama-sama... untuk menemukan, jika kita bisa... semua jawaban atas pertanyaan- pertanyaan ini bagi kita sendiri. Jika itu jelas antara Anda dan pembicara... dan si pembicara tidak di sini... jika amat jelas apa yang kita persoalkan... maka kita telah menjalin sesama kita suatu bentuk hubungan tertentu. Jika kita semua berprihatin pada hal yang sama... tidak pada pendapat dan penilaian tertentu dari kita... pada teori-teori intelektual kita... tapi bersama-sama prihatin secara serius... setidaknya untuk hari ini dan beberapa hari selama Anda di sini... berminat untuk mencari tahu suatu cara hidup yang berbeda... yang mungkin mewujudkan suatu dunia yang baru. Benar? Nah, itu pertanyaan kita.
12:21 If we are going to enquire together obviously the first step is to put aside all our personal prejudices our personal desires, our petty problems of the moment and so have the capacity to enquire freely and deeply. Capacity doesn't come through constant practice psychologically we are talking about. It comes when there is direct interest and the challenge to which you must respond with all your highest capacity then you have the capacity to enquire freely. Otherwise you will merely be playing with words. The words are important because they convey a certain meaning but if words drive us if words force us into certain conclusions certain actions, then language, words control us, shape us, force us. That again is very clear, isn't it? Either language uses us, or we use language. But most of us are driven by language. In the word 'Communist' you have all kinds of fearful ideas not that the Communists are not fearful. And if you say 'I am British', immediately certain reactions arise. So words, language drive us, shape us shape our thinking, our behaviour, our action. In realising that the slavery to language but if we know how to use language the exact meaning of words the content and the significance of the depth of the word then we are using language unemotionally unsentimentally, not identified with a particular word then we can communicate with each other directly and very simply. If I stick to the word 'Hindu' or an 'Indian' and that word shapes my thinking, my prejudices, all that nonsense then the word 'Indian' or 'Hindu' forces me to act in a certain way. But whereas if I am free of that word 'Hindu' with all its national, limited, superstitious significance then I am free to understand the human being who is behind the word. Right? Are we meeting each other? At least I hope so. Jika kita bersama-sama mencari tahu... jelas langkah pertama adalah... mengenyampingkan semua prasangka pribadi kita... semua nafsu-nafsu pribadi kita, ma- salah-masalah picik kita saat ini... dan dengan demikian mempunyai kemampuan... untuk mencari tahu secara bebas dan mendalam. Kemampuan tidak datang melalui latihan terus-menerus... yang kita bicarakan ini dalam kaitan psikologis. Itu datang jika ada minat yang langsung... dan tantangan yang Anda harus... tanggapi dengan seluruh kemampuan tertinggi Anda... maka Anda mempunyai kemampuan untuk mencari tahu secara bebas. Jika tidak, Anda hanya akan sekedar bermain dengan kata-kata. Kata-kata adalah penting... karena mereka menyampaikan suatu arti... tapi jika kata-kata mengendalikan kita... jika kata-kata memaksa kita ke kesimpulan-kesimpulan tertentu... ke tindakan-tindakan tertentu, maka bahasa, kata-kata... menguasai kita, membentuk kita, memaksa kita. Itupun sangat jelas, bukan? Atau bahasa menggunakan kita, atau kita menggunakan bahasa. Tapi sebagian besar dari kita dikendalikan oleh bahasa. Di dalam kata 'Komunis' Anda memiliki segala bentuk ide yang menakutkan... bukan karena kaum Komunis tidak menakutkan. Dan jika Anda berkata 'saya orang Inggris',... seketika reaksi-reaksi tertentu timbul. Jadi kata-kata, bahasa, mengendalikan kita, membentuk kita... membentuk pikiran kita, tingkah-laku kita, tindakan kita. Menyadari hal itu... keterbelengguan pada bahasa... tapi kalau kita tahu bagaimana menggunakan bahasa... arti yang tepat dari kata-kata... isi dan arti dari kedalaman kata... maka kita menggunakan bahasa tanpa emosi... tanpa sentimen, tidak teridentifikasi dengan suatu kata tertentu... maka kita bisa saling berkomunikasi langsung dan sangat sederhana. Jika saya melekat pada kata 'Hindu' atau 'India'... dan kata itu membentuk pemikiran saya,... prasangka saya, semua omong kosong itu... maka kata'India' atau 'Hindu'... memaksa saya untuk bertindak sesuai jalur tertentu. Tapi andaikan jika saya bebas dari kata 'Hindu'... dengan semua implikasi kebang- saannya, yang terbatas, takhayul... maka saya bebas untuk mengerti orang yang berada di balik kata itu... Benar? Apakah kita saling bertemu? Setidaknya saya harapkan demikian.
16:40 So here we are using language and the language is not using us we are using the language unemotionally language which is pliable correct according to the dictionary so we can both of us communicate with each other very simply and directly when we use the word unemotionally the word which hasn't got tremendous psychological content behind it. Can we do this? For most of us it is extraordinarily difficult because we have identified ourselves with the word and the word is us - I am a British, I am a Hindu. Can we strip ourselves of this network of language which is driving us, shaping us and unemotionally use words that are simple, direct and therefore a word that doesn't bring about psychological reactions? Right? Can we do this, first of all? If we can, then we can enquire together because we are free of the word which drives us but we are using the word directly. I hope this is clear. Am I making the thing clear? At least I hope so. Jadi di sini kita sedang memakai bahasa... dan bahasa tidak sedang memakai kita... kita sedang memakai bahasa tanpa emosi... bahasa yang lentur... benar sesuai dengan kamus... jadi kita berdua bisa berkomunikasi satu dengan lainnya... dengan sederhana dan langsung ketika kita memakai kata tanpa emosi... kata yang tidak berisi unsur psikolo- gis yang teramat besar di baliknya. Dapatkah kita melakukannya? Bagi sebagian besar dari kita, itu adalah amat sulit... sebab kita telah mengidentifikasikan diri kita dengan kata... dan kata adalah kita - saya orang Inggris, saya orang Hindu. Dapatkah kita melepaskan diri dari jaringan bahasa... yang mengendalikan kita, membentuk kita... dan tanpa emosi menggunakan kata- kata yang sederhana, langsung... dan karenanya suatu kata yang tidak menghasilkan reaksi psikologis? Benar? Pertama-tama, dapatkah kita melakukan ini? Jika bisa, maka kita bisa menyimak bersama-sama... sebab kita bebas dari kata yang mengendalikan kita... tapi kita pergunakan kata secara langsung. Saya harap ini jelas. Apakah saya sedang membuatnya jelas? Setidaknya saya harapkan demikian.
18:42 Then knowing the meaning of words unemotionally without any reaction to the word then we can enquire into this whole problem of our way of living, why we live this way why every day of our life is conflict, violent selfish, narrow, limited, anxious, fearful, uncertain a muddle in which we live. So we are challenging ourselves to find out why we live this way. Why we are mechanical in our relationship in our ways of thinking why we tolerate any form of violence both in ourselves and externally why though man has lived for thousands and thousands and thousands of years he lives in sorrow, without any love frightened, miserable, utterly unintelligent. Kemudian, memahami arti kata-kata tanpa emosi... tanpa suatu reaksi apapun terhadap kata... maka kita dapat menyimak ke dalam seluruh masalah ini... perihal cara hidup kita, karena apa kita hidup secara demikian... mengapa setiap hari dari hidup kita merupakan konflik, kekerasan... mementingkan diri, sempit, terbatas, was-was, takut, bimbang... suatu kekacauan di dalam mana kita hidup. Jadi kita pertanyakan diri kita sendiri... untuk mencari tahu karena apa kita hidup cara demikian. Karena apa kita terpola dalam relasi kita... dalam jalan pikiran kita... mengapa kita membiarkan setiap bentuk kekerasan... baik dalam diri kita sendiri maupun yang di luar... karena apa meskipun manusia telah hidup beribu-ribu... dan ribuan tahun dia hidup dalam derita, sama sekali tanpa cinta... takut, sedih, sama sekali tidak cerdas.
20:33 So we are going to begin to enquire together using words unemotionally without any reaction to find out why we have become so intellectually ethically mechanical. Right? We are just stating facts, not conclusions. It is not a conclusion to say we are mechanical, we are we are caught in a routine whether in the office or when you come home from your labours exactly the same repetitive process goes on sexually, ethically, in our daily action. Jadi, kita akan mulai menyelidiki bersama... menggunakan kata-kata tanpa emosi tanpa reaksi apapun... untuk memeriksa mengapa kita menjadi begitu terpola secara intelektual... terpola secara etika. Benar? Kita hanya sedang menyatakan kenya- taan, bukan kesimpulan-kesimpulan. Bukan suatu kesimpulan untuk bilang kita terpola, kita demikian adanya... kita terperangkap dalam suatu rutinitas baik itu di kantor... atau ketika Anda pulang dari kerja keras Anda... proses ulangan yang tepat sama berlangsung... secara seksual, secara etika, dalam tindakan kita sehari-hari.
21:39 Some of us realise it and try to escape from them by becoming revolutionaries physical revolutionaries, or ideological revolutionaries. Physical revolution doesn't bring about anything. That is obvious, in spite of the terrorists. Psychologically, inwardly, inside the skin as it were why have we become mechanical? I mean by that word 'mechanical' action based on pleasure action based on fear action based on authority action according to a certain pattern of thinking action along evasion avoiding, running away and never facing the fact as we are. These are not conclusions, these are obvious daily facts. And again please, you are listening to yourself though the speaker may express it, put it into words though the speaker is not here you are listening to yourself and finding out challenging yourselves why we live this mechanical existence. You may leave one set of ideologies Christian or Communist and join another set of ideologies. You may give up being a Catholic and become a Protestant or a Hindu or if you are rather advanced you go off into Zen Buddhism or if you are still more advanced you go off into Krishnamurti stuff! (Laughter) Beberapa dari kita menyadarinya... dan berusaha menghindar darinya... dengan menjadi pemberontak-pemberontak... pemberontak-pemberontak secara fisik, atau pemberontak- pemberontak ideologis. Revolusi fisik tidak menghasilkan apapun. Itu jelas, kendati ulah para teroris. Secara psikologis, di dalam, seakan-akan tertanam di dalam... karena apa kita menjadi mekanikal? Dengan kata 'mekanikal' itu saya maksudkan... tindakan berlandaskan kesenangan... tindakan berlandaskan rasa takut... tindakan berlandaskan otoritas... tindakan yang sesuai dengan pola pikiran tertentu... tindakan penghindaran... menghindar, melarikan diri dan... tidak pernah menghadapi kenyataan apa adanya kita. Ini semua bukan kesimpulan, ini semua adalah kenyataan sehari-hari kita. Dan sekali lagi, mohon, Anda sedang mendengar pada diri Anda sendiri... meskipun si pembicara mengutara- kannya, menggunakan kata-kata... meskipun si pembicara tidak di sini... Anda sedang mendengar pada diri Anda dan mencari tahu... sedang menantang diri Anda mengapa kita menjalani hidup terpola ini. Anda bisa saja meninggalkan satu kelompok ideologi... Kristen atau Komunis dan bergabung dengan kelompok ideologi lainnya. Anda bisa melepaskan diri sebagai orang Katolik... dan menjadi seorang Protestan atau Hindu... atau jika Anda agak maju, Anda terjun ke Zen Budisme... atau jika Anda masih lebih maju lagi... Anda terjun ke materi Krishnamurti! (Tertawa)
24:31 So it's all You understand how never demanding for ourselves what is the right thing to do always depending on somebody gurus, this person or that person. So what is the right action in a world that is crumbling that is becoming daily more frightening where there are so many divisions of beliefs dogmas, nationalities and so on, so on, so on religious and every form of division. What is the right action for each one of us in our daily life with our occupations and so on what is the right action, what is the correct way of living? If you challenge yourselves and I hope you are doing it now what are you to do? Jadi itulah semuanya yang Anda pahami... bagaimana kita tidak pernah menuntut untuk diri kita... apa yang benar untuk dilakukan... selalu tergantung pada seseorang... para guru, orang ini atau orang itu. Jadi apakah tindakan yang benar di dalam dunia yang sedang runtuh... yang makin hari makin menakutkan... di mana begitu banyak kelompok kepercayaan... dogma-dogma, bangsa-bangsa, dan sebagainya, dan sebagainya... religius dan semua bentuk kelompok. Apakah tindakan yang benar bagi setiap orang dari kita... dalam penghidupan sehari-hari kita dengan... kesibukan-kesibukan kita dan sebagainya... apakah tindakan yang benar, apakah cara hidup yang benar? Jika Anda menantang diri Anda... dan saya harap Anda sedang melakukannya sekarang... apakah yang Anda mesti lakukan?
25:54 So we have to enquire: What is action? Right? What do we mean by that word 'action' whether you are married, whether you are not married whether you are in the office, whether you are fairly well off and independent and so on and so on and so on what is the correct thing to do in my life facing all this, not according to any pattern obviously, that is not correct action not based on certain ideologies that also is not correct action because those ideologies are projected by thought clever, cunning thought. And action based according to certain authority whether religious, political or your own particular authority based on your own experience and knowledge that is not correct action either. Please understand all this because if you base your action on your own experience then your experience is very limited and you are constantly demanding greater and greater and greater experience which is greater and greater sensation, not experience. The word 'experience' means to go through, finish with something. And action based on a past conclusion however right, however worthy, but it is still from the past and therefore still limited in terms of time. Or if your action is based on a future conclusion on a future ideology or a future ideal that again is not correct action because you have projected the ideal what you should be, or what your country should be or what your group should be and act according to what should be therefore you are not acting at all. Action implies doing something now independent of the past and the future. Jadi kita harus menyelidiki: Apakah tindakan? Benar? Apa yang kita maksudkan dengan kata 'tindakan' itu... apakah Anda menikah atau tidak menikah... apakah Anda di dalam kantor, apakah Anda berkecukupan... dan berdikari dan sebagainya dan sebagainya... apakah hal yang benar untuk dilakukan dalam hidup saya... menghadapi semua ini, tidak menurut suatu pola apapun... jelaslah, itu bukan tindakan yang benar... tidak berlandaskan pada ideologi-ideologi tertentu... itupun bukan tindakan yang benar... sebab ideologi-ideologi itu diproyeksikan oleh pikiran... pikiran yang pintar, cerdik. Dan tindakan berlandaskan suatu otoritas... apakah itu religius ataukah politis... atau otoritas khas milik Anda sendiri... berlandaskan pengalaman dan pengetahuan Anda sendiri... itupun bukan tindakan yang benar. Harap semuanya ini dipahami... sebab jika Anda melandaskan pada pengalaman Anda sendiri... maka pengalaman Anda amat terbatas... dan Anda terus-menerus menuntut... pengalaman yang lebih besar dan lebih besar... yang merupakan semakin besarnya... sensasi, bukan pengalaman. Kata 'pengalaman' berarti melewati sesuatu, menyudahi sesuatu. Dan tindakan berlandaskan suatu kesimpulan masa lampau... bagaimanapun benarnya, bagaimanapun berharganya,... namun masih tetap dari masa lampau... dan karenanya masih tetap terbatas dalam kerangka waktu. Atau jika tindakan Anda berlandaskan pada kesimpulan kemudian hari... pada ideologi kemudian hari atau ideal kemudian hari... itupun lagi-lagi bukanlah tindakan yang benar... karena Anda memproyeksikan ideal itu... seharusnya Anda jadi apa, atau seharusnya negara Anda jadi apa... atau seharusnya kelompok Anda jadi apa... dan bertindak sesuai dengan apa yang seharusnya... karenanya Anda sama sekali tidak sedang bertindak. Bertindak berarti sedang mengerjakan sesuatu sekarang... bebas dari masa lampau dan masa depan.
29:05 This is really quite fascinating and tremendously interesting if I may use these words which are not the correct words but it doesn't matter for the moment to find out for oneself: is there an action totally devoid of time? You understand? Time being the past with all my memories, knowledge experience, stored up in the brain as memory and acting according to that memory which is the past acting in the present or the past, which has had so many experiences so many failures, so many anxieties, fears, sorrows projects something in the future as ideological what should be, how happy it would be and act according to that, which again is non-action. Ini benar-benar sesuatu yang memikat hati dan amat menarik... jika boleh saya gunakan kata-kata ini... yang sebenarnya bukan kata-kata yang tepat... tapi tidak masalah untuk saat ini... menyelidiki bagi diri sendiri:... adakah suatu tindakan yang sama sekali tidak mengandung waktu? Anda paham? Waktu yang adalah masa lampau dengan semua memori saya, pengetahuan... pengalaman, tertimbun di dalam otak sebagai memori... dan bertindak sesuai memori itu... yang adalah masa lampau sedang bertindak dalam waktu sekarang... atau masa lampau, yang begitu banyak memiliki pengalaman... begitu banyak kegagalan, kecemasan, ketakutan, penderitaan... memproyeksikan sesuatu di masa depan sebagai suatu ideologi... apa yang seharusnya, betapa akan bahagianya... dan bertindak sesuai dengan itu, yang lagi-lagi bukan tindakan.
30:31 Right? At least let's meet together intellectually then if you understand that intellectually then you can go still deeper into it at least we can understand each other at that level which is very limited. Benar? Setidaknya mari kita bertemu secara intelektual... kemudian jika Anda memahaminya secara intelektual... maka Anda dapat lebih dalam menyelaminya... setidaknya kita dapat saling memahami pada tingkatan itu... yang sangat terbatas.
30:53 Then: is there an action in daily life in our daily relationship with each other intimate or not intimate, sexual or not sexual is there an action which will be holistic, whole which is not dependent on time, on environment, on circumstances? So we are challenging: is there such an action? Or we only know action based on the past, or on the future. We don't know any other action and we accept such action it is much more convenient, more comfortable easy to accept such action. So we are challenging each other to find out if it is possible to live a life of correct action which is not dependent on environment on circumstances, on the past, or on the future. You understand? This is the most difficult thing to find out. When you want to find out such an action if there is such an action thought immediately begins to operate. Thought says 'Is there such a thing?' 'I must enquire' So thought is the past - isn't it? Thought is the outcome of memory thought is the result of your experience accumulated knowledge and from that arises memory and then from the reaction of that memory is thinking. That is simple, very simple if you go into it. It is not complicated. So when there is such a challenge as saying: is there action which is not dependent on the past or the future, or on environment, circumstances then thought begins to operate. Right? That is what you are doing. Then thought says, 'I must find out such action' Since thought cannot find such action, you say that's impossible. You are following all this? We are all together in this, or am I talking to myself? I can do that in my room. But I don't, anyhow, but so. Kemudian: adakah suatu tindakan dalam hidup sehari-hari... di dalam kita sehari-harinya saling berhubungan... secara akrab maupun tidak, secara seksual maupun tidak... apakah ada suatu tindakan yang akan menjadi holistik, utuh... yang tidak tergantung pada waktu, pa- da lingkungan, pada keadaan-keadaan? Jadi kita sedang menantang: adakah suatu tindakan demikian? Atau kita hanya tahu tindakan berlandaskan... masa lampau, atau pada masa depan. Kita tidak tahu adanya tindakan lainnya... dan kita menerima tindakan yang demikian... yang adalah jauh lebih menyenangkan, lebih santai... mudah untuk menerima tindakan yang demikian. Jadi kita sedang saling menantang untuk mencari tahu apakah mungkin... untuk menempuh hidup bertindakan yang benar... yang tidak tergantung pada lingkungan... pada keadaan-keadaan, pada masa lampau, atau pada masa depan. Anda paham? Ini adalah hal yang paling sulit untuk dicari tahu. Ketika Anda mau mencari tahu tindakan yang demikian... jika ada tindakan seperti itu... pikiran seketika mulai bekerja. Pikiran berkata 'Adakah hal semacam itu?' 'Saya harus mencari tahu'. Jadi pikiran adalah masa lalu - apakah bukan demikian? Pikiran adalah hasil dari memori... pikiran adalah hasil dari pengalaman Anda... pengetahuan yang terhimpun dan dari sana timbul memori... dan kemudian dari reaksi memori itu adalah berpikir. Itu adalah sederhana, sangat seder- hana jika Anda masuk ke dalamnya. Itu tidaklah rumit adanya. Jadi ketika ada suatu tantangan yang sedang berkata:... adakah suatu tindakan yang tidak tergantung pada masa lampau... atau masa depan, atau pada lingkungan, atau keadaan-keadaan... kemudian pikiran mulai bekerja. Benar? Itulah yang Anda sedang lakukan. Kemudian pikiran berkata, 'Saya harus mencari tahu tindakan semacam itu'. Karena pikiran tidak dapat menemukan jenis... tindakan itu, Anda berkata itu tidak mungkin. Anda sedang mengikuti semua ini? Kita semua bersama-sama di dalam ini,... atau saya sedang berbicara pada diri sendiri? Saya dapat lakukan itu di dalam kamar saya. Tapi saya tidak melakukannya, namun, demikianlah.
34:26 So action based on thought is limited because thought in itself is a broken up thing, a fragment limited because it is based on knowledge and knowledge however much you may accumulate however much you may accumulate facts expanding knowledge over and over expanding constantly, it is still limited. That is obvious again. Perhaps not to the people who advocate the ascent of man through knowledge because that is their particular form of conclusion. But when one sees actually, in daily life how knowledge is so extraordinarily limited you may have technological knowledge, and you must have and to that knowledge more can be added it can be constantly expanded but is there the accumulation of psychological knowledge from which action takes place? You understand? Are we All right. Jadi tindakan berlandaskan pikiran adalah terbatas... sebab hakekat pikiran adalah sesuatu yang terpecah, suatu fragmen... terbatas, sebab berlandaskan pengetahuan... dan pengetahuan bagaimanapun banyaknya Anda himpun... bagaimanapun banyaknya Anda himpun fakta... pengetahuan yang sedang berkembang berulang-ulang... selalu terus sedang berkembang, tetap terbatas adanya. Itu lagi-lagi jelas. Barangkali tidak demikian adanya bagi manusia umumnya... yang mendukung kemajuan manusia melalui pengetahuan... sebab itu adalah bentuk yang khas dari kesimpulan mereka. Tapi ketika seseorang melihat... benar-benar melihat, dalam penghidupan sehari-hari... bagaimana luar biasa terbatasnya pengetahuan... Anda boleh memiliki pengetahuan tek- nologi, dan Anda harus memilikinya... dan pada pengetahuan itu lebih banyak bisa ditambahkan... bisa terus-menerus diperluas... namun adakah akumulasi dari pengetahuan psikologis... dari mana tindakan terjadi? Anda paham? Apakah kita... Baik.
36:14 One has accumulated knowledge, psychologically. I have been hurt many years ago as a boy, or a girl, I have been hurt. And that hurt has become my knowledge it is there inside my skin. And I act according to that knowledge, which is I resist I isolate myself in order not to be hurt more. And so there is constant division between me and another to prevent being further hurt. This is a common fact again. So I act according to that knowledge. I may see the irrationality of it. I may go to psychologists. I may do all kinds of things about it but the wound is still there and that wound is responding all the time. So I am acting according to a past incident whether that past incident is pleasurable or painful is irrelevant but it is the past event, which is my knowledge. I have had a lovely afternoon - that becomes my knowledge. I am going to have a marvellous day tomorrow and again, you follow? - this whole process is based on the accumulative process of experience, desire and pleasure. Seseorang telah menghimpun pengetahuan, secara psikologis. Saya telah terluka... banyak tahun yang lalu sebagai anak laki-laki,... atau anak perempuan, saya telah terluka. Dan luka itu telah menjadi pengetahuan saya... ada di situ, dalam sekali. Dan saya bertindak sesuai dengan pengetahuan itu, yang saya lawan... saya menyendirikan diri agar tidak terluka lagi. Dan karenanya selalu ada pemisahan antara saya dan orang lain... untuk mencegah agar tidak terluka lebih lanjut. Ini lagi-lagi kenyataan yang umum terjadi. Jadi saya bertindak sesuai dengan pengetahuan itu. Saya boleh jadi melihat tidak rasionalnya hal itu. Saya boleh jadi pergi ke ahli jiwa. Saya boleh jadi melakukan semua cara untuk itu... namun lukanya tetap masih ada di situ... dan luka itu terus-menerus sedang menanggapi. Jadi saya bertindak sesuai dengan kejadian yang lalu... apakah kejadian itu menyenangkan a- tau menyakitkan, itu tidak penting... tapi itu adalah kejadian masa lam- pau, yang adalah pengetahuan saya. Saya mengalami suatu sore yang indah - itu menjadi pengetahuan saya. Saya akan memiliki hari yang amat menyenangkan besok... dan lagi, Anda mengikutinya? -seluruh proses ini berlandaskan pada... proses penghimpunan dari pengala- man, keinginan dan kesenangan.
38:26 So is there an action which is totally independent of all this? You understand my question? To enquire into that, the operation of thought must be understood because you can't stop thinking. If you force, as many people do through meditation which is not meditation, try to control thought shape thought, then they have divided themselves into the thinker who is superior and thought, inferior and so the superior tries to control the inferior - you know all this. So is there a way of an action which is totally divorced from all this? We are challenging you I am challenging you and you are challenging me together we are in a state of being challenged. Jadi, adakah suatu tindakan yang sama sekali bebas dari semuanya ini? Anda paham pertanyaan saya? Untuk mencari tahu ke dalam itu, bekerjanya pikiran... harus dipahami karena Anda tidak bisa menghentikan pikiran. Jika Anda paksa, seperti dilakukan oleh banyak orang melalui meditasi... yang bukan meditasi adanya, mencoba untuk mengatur pikiran... membentuk pikiran, kemudian mereka telah membagi diri mereka... menjadi si pemikir yang superior... dan pikiran, inferior... dan dengan demikian yang superior mencoba untuk menguasai... yang inferior - Anda tahu semuanya ini. Jadi adakah suatu jalan... dari suatu tindakan yang sama sekali terlepas dari semuanya ini? Kami menantang Anda... saya menantang Anda dan Anda menantang saya... bersama-sama kita berada dalam keadaan sedang tertantang.
39:57 Perhaps if you have challenged sufficiently deeply and earnestly and with all your being then you will find an answer, which is, I will tell you but we are discussing this together we are sharing this together therefore I am not telling you and you are not accepting it because then it becomes futile then we might just as well go to some guru. But whereas if you can discover this for yourself then you are free - you understand? You have understood action in all its full meaning and its depth and the beauty of action. We say - the speaker says there is such an action devoid completely from the past or the future from environment, from circumstances. It is to have an insight into the total movement of thought as it expresses itself in the environment, circumstances past and future, which is to have insight into action. That is, insight is not the response of memory. Right? Hasn't it ever happened to you, suddenly you say 'I have understood it'? without words, without gestures, without circumstances without the past, you suddenly feel by Jove, I've got it. And that is irrevocable, it is ultimate truth you can't say, well I have got it, next day I have lost it. Barangkali jika Anda telah menantang cukup dalam dan sungguh-sungguh... dan dengan seluruh diri Anda... maka Anda akan menemukan suatu jawaban,... yakni, akan saya ceritakan pada Anda... tapi kita sedang bersama- sama mendiskusikan ini... kita berbagi hal ini bersama-sama... karenanya saya tidak beritahukan Anda dan Anda tidak menerimanya... karena kemudian akan menjadi sia-sia... dan kita dapat saja pergi ke seorang guru. Tapi jika Anda dapat menemukannya sendiri... maka Anda bebas - Anda paham? Anda telah memahami tindakan dalam artinya yang sepenuhnya... dan kedalamannya serta keindahan suatu tindakan. Kami bilang - pembicara bilang tindakan yang demikian ada... yang sama sekali bebas dari masa lampau dan masa depan... dari lingkungan, dari keadaan-keadaan. Adalah untuk mempunyai suatu pandangan-terang... ke dalam totalitas gerak pikiran... seperti yang diungkapkannya sendiri dalam lingkungan, keadaan-keadaan... masa lalu dan masa depan, yakni... mempunyai pandangan-terang ke dalam tindakan. Degan kata lain, pandangan-terang bu- kanlah suatu tanggapan dari memori. Benar? Bukankah pernah terjadi pada Anda, sekonyong-konyong Anda berkata... 'Saya telah memahaminya'?... tanpa kata-kata, tanpa sikap-sikap, tanpa keadaan-keadaan... tanpa masa lampau, Anda tiba-tiba me- rasa, ha!, saya telah mendapatkannya. Dan itu adalah final, ini adalah kebenaran mutlak... Anda tidak dapat berkata, bagus, saya telah... mendapatkannya, besoknya saya telah kehilangannya.
42:25 So we are going to find out together the meaning of this word 'insight'. To have an insight into something is not personal is not based on some ideological conclusions, memories, remembrances. One must be free of that to have an instant insight into something. One must be free of knowledge to have immediate perception. This is not something extravagant, exotic, or rather emotional but actual. Where, if you have ever had this kind of immediate understanding and therefore immediate action that immediate understanding demands immediate action irrelevant of time. Hasn't it happened? It happens, obviously but then thought says, 'I have had that insight I have had that strange deep perception nd therefore from that immediate action but I wish it would continue all the time'. You understand? I want that insight, that immediate perception immediate understanding, to continue. When you say it must continue you have already begun the whole movement of thought. I wonder if you see this. Insight, the quick perception of something is instantaneous and finished there. You can't carry it over. Whereas thought demands that it should be carried over therefore prevents the next insight. I wonder if you get all this. Jadi kita akan bersama-sama mencari tahu... arti dari kata 'pandangan- terang' ini. Untuk berpandangan-terang ke dalam sesuatu bukanlah pribadi sifatnya... tidaklah berlandaskan pada suatu ideologi dengan... kesimpulan-kesimpulannya, memori-memori, ingatan-ingatan. Seseorang harus bebas dari itu agar mempunyai... pandangan-terang seketika ke dalam sesuatu. Seseorang harus bebas dari pengeta- huan agar mempunya persepsi seketika. Ini bukan sesuatu yang berlebihan, luar biasa, atau agak emosional... namun aktual. Di mana, kalau Anda pernah mempunyai bentuk pemahaman seketika ini... dan karenanya tindakan seketika... pemahaman seketika itu menuntut... tindakan seketika, tidak bertalian dengan waktu. Tidak pernahkah ini terjadi? Pernah, tentunya... tapi kemudian pikiran berkata, 'saya pernah mempunyai pandangan-terang itu... saya pernah dapat persepsi yang dalam, yang aneh itu... dan karenanya dari situ, tindakan seketika... namun saya berharap itu akan berlangsung terus-menerus'. Anda paham? Saya inginkan pandangan-terang itu, persepsi seketika itu... pengertian seketika itu, untuk berkelanjutan. Ketika Anda berkata itu harus berlanjut... Anda telah memulai seluruh gerak dari pikiran. Saya berpikir apakah Anda melihat ini. Pandangan-terang, persepsi yang cepat dari sesuatu... adalah langsung dan selesai di situ. Anda tidak bisa mengulanginya. Sedangkan pikiran menuntut hal itu diulangi... karenanya mencegah pandangan-terang berikutnya. Saya berpikir apakah Anda menangkap semuanya ini.
45:04 Have we understood something of this because it is very important because from this we can go into something further where quick insight is demanded so that you never have to struggle, never have to have conflict. Because when you are acting upon insight it is an irrevocable truth. It is not intuition. Don't go away We are using the word carefully. People have intuitions, which is, they desire project and you know all that kind of ugly stuff. This is insight. Quick perception and action is not personal therefore it is whole, it is holistic. And our actions are never whole. We do something, regret 'I wish I hadn't done that' or we have done something that gives us pleasure and we want more of that action. So whereas insight is something which is quite simple but to have such an insight into things one must have a quick mind, not a dull mind not a mind that is frightened or a mind where thought says 'If I do that what will happen? I might regret it, or there might be failure it might bring about hurt to others and to myself' and so action is never total, complete, whole. Whereas action which is born out of insight immediate perception, has no regrets because it is actual it is the only action. Apakah kita paham sesuatu dari ini... sebab ini amat penting... sebab dari sini kita dapat melan- jutkan masuk ke dalam sesuatu... lebih lanjut di mana pandangan- terang yang cepat dituntut... sehingga Anda tidak akan pernah perlu berjuang,.. tidak pernah akan mengalami konflik. Karena ketika Anda sedang bertindak sesuai... pandangan-terang, hal itu adalah kebenaran yang bersifat final. Ini bukanlah intuisi. Jangan tinggalkan. Kita menggunakan kata itu dengan hati-hati. Orang mempunyai intuisi-intuisi, yakni, mereka menginginkan... meproyeksikan dan Anda mengetahui semuanya tentang hal buruk itu. Ini adalah pandangan-terang. Persepsi dan tindakan yang cepat bukanlah personal sifatnya... karenanya dia itu lengkap, dia itu utuh. Dan tindakan-tindakan kita tidak pernah lengkap. Kita melakukan sesuatu, menyesal 'Saya berharap tidak telah melakukan itu'... atau kita telah melakukan sesuatu yang memberikan kita kesenangan... dan kita menginginkan lebih banyak lagi tindakan seperti itu. Jadi di mana pandangan-terang adalah sesuatu yang agak sederhana... namun untuk mempunyai pandangan- terang ke dalam sesuatu... seseorang harus mempunyai batin yang cepat, bukan batin yang lesu... bukan batin yang takut... atau suatu batin di mana pikiran berkata 'Jika saya lakukan itu apa yang akan terjadi? Saya boleh jadi menyesalinya, atau boleh jadi terjadi kegagalan... boleh jadi melukai orang lain dan pada diri saya'... dan dengan demikian tindakan tidak pernah total, lengkap, utuh. Sedangkan tindakan yang lahir dari pandangan-terang... persepsi seketika, tidak punya penye- salan sebab tindakan itu aktual... itu adalah tindakan satu-satunya.
47:38 Now bearing that in mind perhaps even intellectually do you have a quick perception of what is the whole nature and structure of authority? Authority of books, authority of professors authority of scientists, authority of the religious priests and so on and so on. Or your own experience, which has become your authority. To have an immediate insight into it then you are free totally of all authority. Then you don't have to fight and struggle to say 'I accept this authority, I don't accept that authority. The authority of my guru is marvellous but I reject the authority of the priest'. They are exactly the same thing. Sekarang, mengingat hal itu... mungkin hanya secara intelektual... apakah Anda mempunyai suatu persepsi yang cepat... dari apa yang merupakan seluruh hakekat dan struktur dari otoritas? Otoritas dari buku-buku, otoritas dari profesor-profesor... otoritas dari para ilmuwan, otoritas dari pendeta-pendeta religius... dan sebagai dan sebagainya. Atau pengalaman Anda sendiri, yang telah menjadi otoritas Anda. Mempunyai pandangan-terang seketika ke dalam hal ini... maka Anda bebas total dari semua otoritas. Kemudian Anda tidak perlu untuk ber- kelahi dan bergulat untuk berkata 'Saya menerima otoritas ini, saya tidak menerima otoritas itu. Otoritas guru saya mengagumkan... tapi saya menolak otoritas dari pendeta". Semuanya adalah tepat sama saja.
48:58 So in discussing, in being challenged and challenging each other, are you free of authority? There is the authority of the policeman there is the authority of the law the authority of the surgeon that perhaps has its right place but is there psychological authority of a belief, of a dogma of a conclusion, of an ideology, the Communist, Socialist or whatever authority, religious, inwardly? If you have then you will never find out what is right action obviously. Right? Jadi dalam berdiskusi, dalam keadaan tertantang... dan sedang saling menantang sesama- nya, apakah Anda bebas dari otoritas? Disana ada otoritas dari seorang polisi... di sana ada otoritas dari hukum... otoritas dari ahli bedah... itu barangkali mempunyai tempatnya yang benar... tapi adakah otoritas psikologis dari suatu kepercayaan, dari dogma... dari suatu kesimpulan, dari suatu ideologi, Komunis, Sosialis... atau otoritas apapun, religius, di dalam batin? Jika Anda memilikinya maka Anda tidak pernah akan... menemukan apa tindakan yang benar... jelas demikian. Benar?
49:54 So in enquiring step by step into this are you actually if I may most respectfully ask, free of authority including the authority of this person sitting on the platform at this moment? If you are not find out why you accept authority inwardly. Objectively you need authority. Right? You can't drive on the right hand side in England you would have accidents. If you reject authority of some State laws you will be punished and so on and so on there authority has its right place. But inwardly, deeply, not to have any form of authority. Jadi dalam sedang mencari tahu setapak demi setapak... ke dalam hal ini, apakah Anda benar-benar... jika saya boleh bertanya dengan segala hormat, bebas dari otoritas... termasuk otoritas dari orang ini... yang sedang duduk di atas panggung saat ini? Jika Anda tidak bebas... cari tahu mengapa Anda menerima... otoritas... secara batiniah. Secara objektip Anda memerlukan otoritas. Benar? Anda tidak dapat berkendaraan di sebelah kanan di Inggeris... Anda akan mengalami kecelakaan. Jika Anda menolak otoritas dari hukum negara tertentu... Anda akan dihukum dan sebagai dan sebagainya... di situ otoritas mempunyai tempatnya yang benar. Tapi batiniah, di dalam, tidak ber- otoritas dalam bentuk apa pun.
51:15 Then we can proceed to enquire into why human beings live constantly in a state of fear. Right? Shall we go into that? Why you as a human being who is the representative of all humanity right? - I wonder if you realise that. That you as a human being represent the entire human mind because you suffer, you are uncertain you are caught in certain beliefs or you are conditioned, you are British you are French, you are German, or this or that and you believe in this Jesus or Christ or somebody else doesn't believe in that and you are a Hindu, a Muslim, you follow? So are you aware that in your relationship in your daily activity, there is a sense of great fear. Right? Is one aware of it? If one is, then to have a - now look: if you have fear the natural response I won't call it natural - the irrational response is to cultivate courage, whatever that may mean or to run away from it or rationalise it - why shouldn't I be afraid it is natural and so on and so on. Or you identify your fear and yourself yourself and fear are one there is not you separate from fear so that fear which is you identifies itself with something greater and says in that surrender to the greater I have lost fear. We have played all these kind of games for centuries. And we still have fear, at the end of a million years every human being right through the world has some kind of fear. Now to have a quick insight into it and therefore be totally free from it. Is that possible? Because fear is the most dreadful thing, it makes you you know all the rest of it, what the result of fear is neuroticism of every kind escape into various forms of entertainment religious and otherwise rationalising fears and accepting fear as part of our daily existence. Maka kita dapat melanjutkan untuk menyelidiki... ke dalam, mengapa manusia terus- menerus hidup dalam keadaan takut. Benar? Akankah kita menyimaknya? Mengapa Anda sebagai mahluk manusia... yang adalah wakil dari seluruh umat manusia... benar? - saya berpikir apakah Anda memahaminya. Bahwa Anda sebagai seorang mahluk manusia... mewakili seluruh batin umat manusia... sebab Anda menderita, Anda ragu-ragu... Anda terperangkap dalam kepercayaan-kepercayaan tertentu... atau Anda terkondisi, Anda seorang Inggris... Anda seorang Perancis, Anda seorang Jerman, atau ini atau itu... dan Anda percaya pada Jesus atau Kristus... atau seseorang lain tidak percaya pada itu... dan Anda seorang Hindu, seorang Muslim, Anda mengikutinya? Jadi apakah Anda sadar bahwa dalam relasi Anda... dalam aktivitas sehari-hari Anda, ada suatu rasa takut yang besar. Benar? Apakah seseorang sadar akan hal itu? Andaikata ya, maka untuk mempunyai - Anda perhatikan:... jika Anda merasa takut, reaksi yang wajar dari Anda... saya tidak mau menyebutnya wajar - reaksi yang tidak rasional adalah... untuk mengembangkan keberanian, apapun itu artinya... atau melarikan diri dari itu... atau membuatnya rasional - mengapa saya tidak harus merasa takut... takut itu adalah wajar dan sebagai dan sebagainya. Atau Anda identifikasikan takut Anda dan diri Anda sendiri... diri Anda sendiri dan takut adalah satu... tidak ada diri Anda terpisah dari takut... sehingga takut yang adalah diri Anda mengidentifikasikan... dirinya dengan sesuatu yang lebih besar... dan mengatakan di dalam penyerahan diri itu... pada yang lebih besar itu, saya telah kehilangan takut. Kita telah melakukan permainan semacam ini berabad-abad lamanya. Dan kita tetap mempunyai rasa takut, pada akhir sejuta tahun... setiap umat manusia di seluruh dunia mempunyai bentuk takut tertentu. Sekarang, agar mempunyai pandangan- terang cepat ke dalamnya... dan karenanya bebas total dari padanya. Apakah itu mungkin? Sebab rasa takut adalah sesuatu yang... teramat mengerikan, ia membuat Anda... Anda sudah paham semuanya tentang ini, apa akibat dari rasa takut... penyakit saraf dalam semua bentuknya... melarikan diri dalam berbagai bentuk hiburan... religius dan lainnya... merasionalisasikan rasa-rasa takut dan menerima... rasa takut sebagai bagian dari kehidupan kita sehari-hari.
55:05 Now we are asking: is it possible to have an insight into the whole nature and structure of fear and be free of it? Don't you want to know if you can be free of fear? Or do you accept, as we accept so many things, as a part of life? If you don't accept it as part of life then what is the nature of fear? What is the root of fear? What is the substance, the structure, the whole movement of fear? Not only fear of one's wife or husband, girl - you know, fear in its entirety, not one particular form of fear. Don't you want to find out? In the sense, don't you want to give your mind your thought, your being, your whole energy to find out whether it is possible to eradicate totally fear? Sekarang kita bertanya: apakah mungkin... untuk mempunyai pandangan-terang ke dalam... seluruh hakekat dan struktur dari rasa takut... dan bebas darinya? Apakah Anda tidak ingin tahu apakah Anda bisa terbebas dari rasa takut? Atau Anda menerimanya, seperti kita menerima... begitu banyak hal, sebagai bagian dari hidup? Jika Anda tidak menerimanya sebagai bagian dari hidup... kemudian apakah hakekat dari takut? Apakah akar dari rasa takut? Apakah inti-sarinya, strukturnya, seluruh gerak dari rasa takut? Bukan hanya takut pada istri atau suami,... teman perempuan -Anda tahu, takut... dalam keseluruhannya, bukan satu bentuk tertentu dari takut. Bukankah Anda ingin mencari tahu? Dalam arti, bukankah Anda ingin memberikan batin Anda... pikiran Anda, diri Anda, seluruh energi Anda untuk mencari tahu... apakah mungkin untuk meniadakan rasa takut secara total?
56:57 Fear has many forms one of the major factors of fear is attachment attachment to a person, attachment to an ideal to a belief, attachment to a piece of furniture you know what attachment is. And where there is attachment there is inevitably the fear of losing. And is it possible to exist without isolating, without attachment? You understand my question? Is it possible for a human being who has lived ten thousand years and more lived always in fear as part of his life from the caveman till now is it possible to uncondition himself from fear? As we said, one of the factors of fear is attachment. To find out if one is attached, not avoid it find out to see if one is attached to something to your guru, to your knowledge, to your furniture to your friend, to your wife, girl, boy or whatever it is attached to your country. Where there is attachment there is jealousy there is possessiveness there is a sense of identifying oneself with something else. And when there is that attachment and identification there is always uncertainty. These are facts, aren't they? No? Takut mempunyai banyak bentuk... salah satu unsur utama dari takut adalah kemelekatan... kemelekatan pada seseorang, kemelekatan pada suatu ideal... pada suatu kepercayaan, kemelekatan pada sebuah perabot... Anda tahu apa kemelekatan itu. Dan di mana ada kemelekatan... di situ tidak dapat dihindarkan adanya takut kehilangan. Dan apakah memungkinkan untuk hidup tanpa mengasingkan diri,... tanpa kemelekatan? Anda paham pertanyaan saya? Apakah memungkinkan bagi seorang manusia... yang telah hidup selama sepuluh ribu tahun dan lebih... selalu hidup dalam rasa takut sebagai bagian dari hidupnya... dari manusia purba hingga sekarang... apakah mungkin untuk melepaskan keterkondisian seseorang dari takut? Seperti kita katakan, salah satu unsur rasa takut adalah kemelekatan. Untuk mencari tahu apakah seseorang melekat, tidak menghindarinya... mencari tahu untuk melihat apakah seseorang melekat pada sesuatu... pada guru Anda, pada pengetahuan Anda, pada perabot Anda... pada teman Anda, pada istri, teman perempuan, pria atau apapun itu... melekat pada negara Anda. Di mana ada kemelekatan di situ ada iri-hati... di situ ada penguasaan... ada suatu rasa identifikasi diri dengan sesuatu lainnya. Dan di mana ada kemelekatan dan identifikasi itu... di situ selalu ada ketidak-pastian. Semuanya ini adalah fakta, bukankah demikian? Bukan?
59:33 So can you be free of attachment not tomorrow or when you are on the deathbed then of course it is very simple to be detached! (Laughter) You can't argue with death. But now living your daily life to be free of every form of attachment without becoming isolated, which again breeds fear. I may detach myself from this and from everything else and suddenly feel I am lonely sense of emptiness and being frightened of that emptiness begin again being attached, not to a person, but to some marvellous ideal. All that, in every form of attachment brings fear. A man or a woman who really enquires and demands, challenges himself whether you can ever be free of fear then we have to have a quick insight into the whole nature of attachment. Have you, as we are talking, exploring with each other have your got this feeling, this insight this immediate perception of the whole nature of attachment and its structure with all the complications involved in it, see it instantly. And when you see it in all its totality it is finished. It doesn't mean you become callous. It doesn't mean you become isolated. On the contrary: you are a free human being who is no longer held down by fear. Right? That is only one expression of fear. Perhaps the deepest expression of fear of losing what you have. Actually you have nothing but that is irrelevant. Jadi, dapatkah Anda bebas dari kemelekatan... bukan besok atau jika Anda terbaring di ranjang kematian... maka tentunya sangat mudah untuk tidak melekat (Tertawa)... Anda tidak dapat berbantahan dengan kematian. Namun sekarang sedang Anda melakukan kehidupan sehari-hari... untuk bebas dari segala bentuk kemelekatan... tanpa menjadi terasing, yang lagi-lagi menghasilkan rasa takut. Saya boleh jadi melepaskan diri dari ini... dan dari semua lainnya dan mendadak merasa saya kesepian... suatu rasa kehampaan... dan merasa takut pada kehampaan itu... mulai lagi menjadi melekat, tidak pada... seseorang, tapi pada suatu ideal yang mengagumkan. Semua itu, dalam semua bentuk... dari kemelekatan membawa serta rasa takut. Seorang pria atau wanita yang benar-benar menyelidik... dan menuntut, menantang dirinya... apakah Anda pada setiap saat dapat bebas dari rasa takut... maka kita harus mempunyai suatu pandangan-terang yang cepat... dalam seluruh hakekat dari kemelekatan. Adakah Anda, sambil kita berbicara, saling menyelidiki bersama-sama... apakah Anda mempunyai rasa ini, pandangan-terang ini... persepsi seketika ini dari seluruh hakekat dari kemelekatan... dan strukturnya dengan semua... masalah-masalah yang terlibat di dalamnya, melihatnya dengan seketika. Dan ketika Anda melihat semuanya sec- ara keseluruhannya, selesailah sudah. Ini tidak berarti Anda menjadi tidak berperasaan. Ini tidak berarti Anda menjadi terasing. Malahan sebaliknya: Anda adalah seorang manusia yang bebas... yang tidak lagi dikuasai oleh rasa takut. Benar? Itu hanya satu bentuk penampilan dari rasa takut. Barangkali penampilan yang terdalam dari rasa takut... adalah kehilangan apa yang Anda miliki. Sebenarnya Anda tidak memiliki apapun, tapi itu tidak penting.
1:02:33 So what is the root of all this fear? You see most of us are inclined to trim the branches of fear. Right? I am afraid of this thing therefore let me get rid of it or let me go to somebody who will help me to be free of fear of that particular expression of fear the psychologist, the priest, the analyst the latest gurus and all that business. But we are not concerned with the trimming of the tree of fear but rather to uncover the root of fear so that when you see the root of it and have a depth of understanding of the root then if you have such an understanding and this is an insight, then fear disappears completely you are no longer afraid psychologically. Physically it is a different matter. Physically one must be careful one must be rational, sane unless you are extraordinarily neurotic then that is a different matter. But physically one must be watchful of danger as you would be watchful of a precipice as you would be watchful of a dangerous animal and perhaps human beings are becoming more and more dangerous than any animal. So one has to be watchful of human beings the terrorists, the politicians are there any politicians here? (Laughter) And very watchful of gurus (laughter) and so on and on and on. Jadi apakah akar dari semua rasa takut ini? Anda melihat, sebagian besar dari kita cenderung... untuk memangkas cabang-cabang dari rasa takut. Benar? Saya takut pada benda ini, karenanya biarkan saya membuangnya... atau biarkan saya pergi ke seseorang yang... akan menolong saya bebas dari rasa takut... dari bentuk penampilan tertentu dari rasa takut itu... ahli jiwa, pendeta, si analis... guru-guru mutakhir dan semuanya perihal itu. Tapi kita tidak tertarik pada pemangkasan pohon takut... tapi mengutamakan untuk mengungkap akar dari rasa takut... sehingga ketika Anda melihat akar dari rasa takut... dan mempunyai kedalaman pemahaman dari akar itu... maka jika Anda mempunyai pemahaman yang demikian... dan ini adalah pandangan-terang, maka... rasa takut menghilang secara total... Anda tidak lagi takut secara psikologis. Secara fisik masalahnya berbeda. Secara fisik... seseorang harus berhati-hati... seseorang harus rasional, waras... kecuali jika Anda luar biasa terganggu syarafnya... maka hal itu masalah lain. Namun secara fisik seseorang harus waspada terhadap bahaya... seperti Anda waspada pada suatu jurang... seperti Anda waspada pada seekor hewan berbahaya... dan barangkali umat manusia sedang menjadi... semakin berbahaya dari pada hewan apapun. Jadi seseorang harus berhati-hati pada umat manusia... para teroris, para politisi... apakah ada politisi di sini? (Tertawa). Dan sangat mewaspadai para guru (tertawa) dan sebagai dan sebagainya.
1:05:04 So one understands the watchfulness, the danger - physical. But what is the root of psychological fear? Please challenge, ask yourself. Don't accept my challenge. Ask yourself what is the root of all this. Don't say 'I don't know' and just leave it like that, or draw some conclusion. If you do, it will prevent you from finding out the root of it. If you say, 'I really don't know what the root of fear is', then you start with humility. Then you say, 'I really don't know but I am going to find out'. But if you start with arrogance of saying 'I can solve it. I know, I have all the facts about fear' then you are starting with a conclusion with a sense of hope which doesn't mean you must be in despair to ask it but if you are really deeply concerned with the nature and the structure of fear at its very depth what is the root of fear? Those of you who have read or heard the speaker before don't say 'Yes, I know it'. That is a cheap trick. Because you have heard somebody tell you that and that may be the truth but it is not yours it is not the truth, it is somebody else's. There is no your truth or my truth but if you accept a statement made by somebody like this person and say 'Yes, I have heard that before but it hasn't got rid of my fear' then language is driving you. You understand? Language is driving you. Language is using you. But if you are free of what you have heard before but actually demand now as you are sitting there, to find out what is the essence, the root, the basis of all fear then as you don't know you come to it afresh you come to it with a certain sense of curiosity to find out. But if you come to it already with some conclusion there is no possibility of your understanding the root of it. Jadi seseorang paham arti dari kewaspadaan, bahaya - secara fisik. Namun apakah akar dari takut psikologis? Harap tantang diri Anda, tanyakan diri Anda sendiri. Jangan terima tantangan saya. Tanyakan diri Anda sendiri apakah akar dari semuanya ini. Jangan katakan 'saya tidak tahu'... dan tinggalkan hal itu begitu saja, atau menarik suatu kesimpulan. Jika itu Anda lakukan, itu menghalangi Anda dari... mencari tahu akarnya itu. Jika Anda berkata, 'saya sungguh tidak tahu... apa akar dari takut', maka Anda memulainya dengan rendah hati. Maka Anda berkata, 'saya sungguh tidak tahu tapi saya akan... menyelidikinya'. Tapi jika Anda mulai dengan keangkuhan... dengan berkata 'saya bisa memecahkannya. Saya tahu, saya mempunyai semua fakta perihal takut'... maka Anda memulai dengan suatu kesimpulan... dengan suatu rasa pengharapan... yang tidak berarti Anda... harus dalam keadaan putus- asa untuk menanyakannya... tapi jika Anda benar-benar secara mendalam tertarik pada... hakekat dan struktur dari takut sampai sedalam-dalamnya... apakah akar dari rasa takut? Di antara Anda yang pernah membaca a- tau mendengar pembicara sebelumnya... jangan katakan 'Ya, saya tahu itu'. Itu adalah suatu tipuan murahan. Sebab Anda pernah mendengar seseorang mengatakan hal itu... dan itu boleh jadi adalah kebenaran namun bukan milik Anda... itu bukanlah kebenaran, itu milik seseorang lain. Tidak ada kebenaran milik Anda atau kebenaran milik saya... tapi jika Anda menerima suatu pernyataan... yang dibuat oleh seseorang seperti orang ini... dan mengatakan 'Ya, saya telah dengar hal itu sebelumnya... namun itu tidak menghilangkan takut saya'... maka bahasa mengendalikan Anda. Anda paham? Bahasa mengendalikan Anda. Bahasa memakai Anda. Tapi andaikan Anda bebas dari apa yang Anda dengar sebelumnya... tapi secara aktual sekarang menuntut selagi Anda... sedang duduk di sana, untuk mencari tahu... apakah sarinya, akarnya, dasarnya dari semua rasa takut... maka karena Anda tidak tahu, Anda datang padanya secara segar... Anda datang padanya dengan suatu minat untuk menyelidiki. Tapi jika Anda datang padanya sudah dengan suatu kesimpulan... tidaklah ada suatu kemungkinan un- tuk Anda mengerti akar dari padanya.
1:08:32 So let's find out together, afresh what is the root of this whole nature and the structure of fear. When you want to find out, if you have a motive that is, 'I must be free of fear' - which is a motive then that motive gives a direction to your enquiry. So the motive which gives a direction prevents you from enquiring. This is simple, isn't it? If I have a motive in order to enquire into fear because I want to get rid of fear then I have already given a direction to it. Right? Because my desire is to get rid of it not to understand the nature and the structure and the depth of fear. I want to get rid of the word 'fear'. So the word 'fear' is driving us. You understand? Whereas if you look at it if you are free of the word and say 'What is this fear which I have lived with for so long?' Jadi marilah kita bersama-sama mencari tahu, secara segar... apakah akar dari seluruh hakekat dan struktur dari rasa takut. Jika Anda ingin mencari tahu, jika Anda mempunyai suatu tujuan... yakni, 'Saya harus bebas dari takut' - yang adalah suatu tujuan... maka tujuan itu memberi suatu pengarahan pada penyelidikan Anda. Jadi tujuan yang memberi pengarahan, menghalangi Anda dari penyelidikan. Ini sederhana, bukan? Jika saya mempunyai tujuan agar supaya menyelidiki rasa takut... sebab saya ingin lepas dari rasa takut... maka saya telah memberikan suatu pengarahan padanya. Benar? Sebab keinginan saya adalah agar saya lepas dari padanya... bukan untuk mengerti hakekat dan struktur dan kedalaman dari takut. Saya ingin lepas dari kata 'takut'. Jadi kata 'takut' mengendalikan kita. Anda paham? Sedangkan jika Anda memandang padanya... jika Anda bebas dari kata dan bilang... 'Apakah takut ini yang sudah begitu lama saya tinggal bersama?'
1:10:01 What is it? Is it time? time being yesterday, today and tomorrow sun setting, sun rising. Which is, is fear the result of time? Something happened which you are fearful of a year ago or yesterday and that fear of that incident remains and that memory of that thing is called fear. You are following all this? The memory of that incident which took place a year ago or yesterday has left a certain remembrance and that remembrance says there is fear. Right? So recollection of a word called fear we say, that is fear. Whereas we are trying to find out being free of the word, what is the essence of it. Are you following all this? Is this getting too tiresome all this? Tant pis. What is the root of it? I say to myself because I am a very serious person and I have got plenty of energy I must find it out because I don't want to live with fear. It is too absurd, too illogical, irrational. What is the essence of it? Is it time? It is partly that, time. And also is thought creating fear? You understand? Apa itu? Apakah itu waktu?... waktu yang adalah kemarin, hari ini dan besok... matahari terbenam, matahari terbit. Dengan demikian, apakah takut hasil dari waktu? Sesuatu terjadi yang Anda takuti... dari setahun yang lalu atau kemarin... dan rasa takut dari kejadian itu melekat... dan memori itu yang dinamakan takut. Anda mengikuti semuanya ini? Memori dari kejadian itu... yang terjadi setahun yang lalu atau kemarin... telah meninggalkan suatu ingatan tertentu... dan ingatan itu mengatakan ada takut di situ. Benar? Jadi ingatan pada suatu kata... yang dinamakan takut, kita katakan itu adalah takut. Sedangkan kita mencoba untuk mencari tahu... keadaan bebas dari kata, apakah inti sarinya dari itu. Anda mengikuti semuanya ini? Apakah semuanya ini terlalu melelahkan? Sayang. Apakah akarnya dari itu? Saya berkata pada diri sendiri sebab saya seseorang yang amat serius... dan saya punya banyak tenaga... saya harus menemukannya sebab saya tidak ingin hidup dengan takut. Itu adalah teramat bodoh, terlalu tidak masuk akal, tidak rasional. Apakah inti sarinya? Apakah waktu? Sebagian adalah itu, waktu. Dan juga... apakah pikiran menciptakan rasa takut? Anda paham?
1:12:40 So time, thought. I have understood more or less the nature of time time externally, time inwardly, psychologically: I will be, I am not, I will be or I should be, whereas I am not. The 'should be' is the movement of time. Right? I wonder if you are This is important, you are following all this? Jadi waktu, pikiran. Saya kurang lebih telah paham hakekat dari waktu... waktu di luar, waktu di dalam, secara psikologis:... saya akan menjadi, saya tidak, saya akan menjadi... atau seharusnya saya menjadi, sedangkan saya tidak. 'Yang seharusnya' adalah gerak dari waktu. Benar? Saya berpikir apakah Anda paham. Ini penting, Anda mengikuti semuanya ini?
1:13:25 It is a nice morning and I hope you are enjoying this too. I hope you are having a pleasant, happy time in this enquiry as you would have a pleasant time sitting on the lawn and looking at the trees and the clouds and the warm sunshine. Pagi hari ini menyenangkan dan saya harapkan Anda menikmatinya juga. Saya harap Anda mempunyai waktu yang menyenangkan,... waktu yang membahagiakan dalam penyelidikan ini... seperti Anda akan mempunyai saat yang menyenangkan... sedang duduk di halaman rumput... dan sedang melihat ke pohon- pohon serta awan-awan... dan sinar matahari yamg hangat.
1:13:55 So what is thought then? I have understood the nature of time. Now I want to understand if thought is responsible for fear. I don't know but I am going to find out. If thought is responsible I must understand the whole nature of thought. What is thinking? Thinking is the response of memory. Right? Obviously. If you had no memory at all you wouldn't think. But thinking has become very important for us. We apply thinking to everything we do. Is love a remembrance, a thought? I am not talking of sexual love, sensation, the sensuous love. I won't even call that love, it is sensation. Is love sensation? Is love a remembrance? And is thought love? You understand, I am asking all this. And what is the nature of thought? Very simply, it is based on the accumulation of knowledge gathered through experience of millennia, living which is stored up in the brain I am not a brain specialist, you can watch yourself in the brain and the memory responds to a challenge. Jadi, apakah pikiran itu? Saya telah paham hakekat dari waktu. Sekarang saya ingin paham apakah pikiran... bertanggung jawab untuk rasa takut. Saya tidak tahu namun saya akan mencari tahu. Jika pikiran bertanggung jawab... saya harus mengerti seluruh hakekat dari pikiran. Apakah berpikir itu? Berpikir adalah tanggapan dari memori. Benar? Jelas demikian. Jika Anda tidak memiliki memori apapun, Anda tidak akan berpikir. Namun berpikir telah menjadi amat penting bagi kita. Kita menerapkan berpikir untuk semuanya yang kita lakukan. Apakah cinta suatu ingatan, suatu pikiran? Saya tidak berbicara perihal cinta seksual, sensasi, cinta sensual. Saya bahkan tidak ingin menyebut itu cinta, itu adalah sensasi. Apakah cinta itu sensasi? Apakah cinta suatu memori? Dan apakah pikiran itu cinta? Anda paham, saya sedang menanyakan semuanya ini. Dan apakah hakekat dari pikiran? Amat sederhana, pikiran berlandaskan pada akumulasi dari pengetahuan... dihimpun melalui pengalaman ribuan tahun, kehidupan... yang disimpan dalam otak... saya bukan seorang ahli otak, Anda bisa mengamatinya sendiri... di dalam otak dan memori itu menanggapi suatu tantangan.
1:16:12 Now I am challenging myself: what is thinking? And so it says, 'Memory, of course'. So is memory responsible for fear? I have been hurt physically last year I remember that and I am afraid it might come back again the disease, or the pain, or whatever it is. That is thought based on an experience of last year's or yesterday's pain remembering it and being frightened of it that it mustn't happen again. All our action, all our existence, is based on thought. I don't know if you have realised this extraordinary fact: everything that we do is based on thought. There is no spontaneity that is quite a different existence, to be spontaneous. To have that spontaneity one must understand the nature of thought which has conditioned our brain our whole mental outlook, our activity. When there is an understanding immediate insight into this then there is spontaneity there is freedom. But that is quite a different matter. Sekarang saya menantang diri sendiri: Apakah memikir itu? Dan karenanya ia berkata, 'Memori, tentunya'. Jadi apakah memori bertanggung jawab untuk rasa takut? Saya telah terluka secara fisik tahun lalu... saya ingat itu dan saya takut kejadian itu terulang kembali... penyakitnya, atau sakitnya, atau apapun itu adanya. Dengan demikian... pikiran yang berlandaskan pada suatu pengalaman... sakit dari tahun lalu atau kemarin... sedang mengingatnya dan sedang takut padanya bahwa itu tidak boleh terulang kembali. Semua tindakan kita, semua keberadaan kita, berlandaskan pada pikiran. Saya tidak tahu apakah Anda menyada- ri kenyataan yang luar biasa ini:... semuanya yang kita lakukan berlandaskan pada pikiran. Tidak ada spontanitas... itu adalah keberadaan yang sama seka- li berbeda, hidup dengan spontanitas. Agar mempunyai spontanitas itu... seseorang harus paham hakekat pikiran... yang telah mekondisikan otak kita... seluruh pandangan batin kita, aktivitas kita, Ketika pengertian itu ada... pandangan-terang seketika dalam hal ini, di situlah ada spontanitas... di situ ada kebebasan. Namun itu adalah hal yang sama sekali berbeda.
1:18:05 So we are asking: time, I see is partly responsible. Thought is also responsible. Is time thought? Or thought is time? You understand? They are not time and thought, separate. There is only thought which creates psychological time. Right? And therefore having gone into the depth of it understood it, not intellectually, verbally but actually seen for oneself the nature of thinking then one realises thought is basically responsible for fear. Then one says, 'How then can I stop thinking?' which is the most absurd question. You see that is part of the trick of what the gurus have brought. Which is: meditate, try to control thought, stop thought. Have you ever tried to stop thinking? If you have you will find out that the person who says 'I must stop thinking' the entity that says that, is also part of thought. He is playing a trick upon itself. Jadi kita bertanya: waktu, saya lihat ikut bertanggung jawab sebagian. Pikiran juga bertanggung jawab. Apakah waktu itu adalah pikiran? Ataukah pikiran adalah waktu? Anda paham? Mereka bukan waktu dan pikiran, terpisah. Hanya ada pikiran yang menciptakan waktu psikologis. Benar? Dan karenanya setelah masuk ke kedalaman ini... memahaminya, bukan secara intelektual, secara lisan... tapi melihat sendiri secara aktual hakekat dari berpikir... maka seseorang paham bahwa pikiran... secara mendasar bertanggung jawab untuk rasa takut. Kemudian seseorang berkata, 'Kemudian bagaimana... saya bisa menghentikan berpikir?'... yang adalah pertanyaan yang teramat bodoh. Anda lihat, itu adalah bagian dari tipuan yang para guru telah bawa... yakni: lakukan meditasi, coba kuasai pikiran, hentikan pikiran. Apakah Anda pernah mencoba menghentikan pikiran? Jika Anda pernah, Anda akan menemukan... bahwa orang yang berkata 'Saya harus menghentikan berpikir'... entitas yang berkata demikian adalah juga bagian dari pikiran. Dia sedang menipu diri sendiri.
1:19:57 So if you see time is thought, time is movement, movement from yesterday, today, tomorrow. And also thought is a movement movement based on past memories, past experiences past knowledge - knowledge is always the past. So thought is basically responsible for fear. You understand? Now is the word 'fear', fear? You understand? Is the word 'fear', actual fear? Or the word is not that thing. Are you getting all too tired? You understand my question? Is the word different from the thing? Or is the word creating that thing, fear? Then the word is driving you and the word is creating the fear. Or is there fear independent of the word? Which is, the word is not the thing. Right? You understand? So have you separated the word from the thing? You understand? The tent, the marquee, the word, is not that. Right? So when you look at it can you separate the word from the thing? You understand my question? So have you separated the word from the reaction which you call fear? So which means are you aware that you are caught in the network of words? And therefore the words are driving you. So can you look at the thing without the word which means look at that thing without naming it which becomes the word. I wonder if you understand all this! Look, this requires great alertness great awareness, of your observation. It isn't just accepting, 'Yes, I can separate the word this and that' - play around. But actually to see that you are caught your observation is through a word and therefore the word becomes all important. So in realising that you say, all right I will separate the word, put it away, let me look at the thing itself not with the word interfering with it the word with all its connotations, its contents. Let me look at that thing. Do you understand? I am expending a lot of energy, I hope you are too. Jadi jika Anda melihat waktu adalah pikiran, waktu adalah gerak, gerak... dari kemarin, hari ini, besok. Dan juga pikiran adalah suatu gerak... gerak berlandaskan memori masa lampau, pengalaman masa lampau... pengetahuan masa lampau - pengeta- huan selalu adalah masa lampau. Jadi pikiran secara mendasar bertanggung jawab untuk rasa takut. Anda paham? Sekarang apakah kata 'takut', takut itu? Anda paham? Apakah kata 'takut', takut aktual? Atau kata itu bukanlah itu. Apakah Anda teramat capai? Anda paham pertanyaan saya? Apakah kata itu berbeda dari hakekatnya? Ataukah kata itu menciptakan hakekat itu, takut? Maka kata itu mengendalikan Anda... dan kata itu menciptakan rasa takut. Atau adakah takut tidak tergantung dari kata? Dengan demikian, kata bukanlah hakekatnya. Benar? Anda paham? Jadi apakah Anda telah memisahkan kata dari hakekatnya? Anda paham? Tenda, pergola, kata, bukanlah itu. Benar? Jadi ketika Anda memandang padanya... dapatkah Anda memisahkan kata dari hakekatnya? Anda paham pertanyaan saya? Jadi apakah Anda sudah memisahkan kata dari reaksi... yang Anda sebut takut? Jadi artinya... apakah Anda sadar bahwa Anda terjerat dalam jaringan kata-kata? Dan karenanya kata-kata mengendalikan Anda. Jadi dapatkah Anda melihat pada bendanya tanpa kata... yang berarti melihat kepada benda itu tanpa memberi nama padanya... yang menjadi kata. Saya berpikir apakah Anda mengerti semuanya ini! Lihat, ini memerlukan perhatian yang besar... kewaspadaan yang besar, dari pengamatan Anda. Ini bukanlah sekedar menerima, 'Ya, saya dapat memisahkan kata... ini dan itu' - bermain sekitar itu. Namun benar-benar melihat bahwa Anda terperangkap... pengamatan Anda melalui suatu kata... dan karenanya kata itu menjadi teramat penting. Jadi menyadari hal itu Anda berkata, baik... saya akan memisahkan kata, menyingkirkannya,... biarkan saya melihat hakekatnya... tidak dengan kata menghalanginya... kata dengan semua nuansanya, isinya. Biarkan saya melihat hal itu. Anda paham? Saya menggunakan banyak enerji, saya harap Anda juga.
1:24:05 So, can you look at fear, the word the actual sensation without the word? Or the word is creating the sensation? The name, fear, is creating that. You understand? You can look at the marquee the word and the fact, the tent, differently you can separate it and say 'Yes, I can look at it without the word. I can see the lines, I can see the posts, without the word'. But to do that psychologically is much more one has to be extraordinarily alert. To be so deeply aware of the meaning, the word and the thing. Now if you are, then the thing you are looking at without the word, is it fear? You understand what I am trying to say? The reaction which you have named as fear if you don't name it, is that fear, is there fear? You have come to that after investigating understanding time and thought. Thought is time because both are movement. Time is movement. Thought is movement. So they are not two separate things. Thought creates psychological time. Jadi, dapatkah Anda melihat pada takut, kata itu... sensasi sebenarnya tanpa kata? Atau kata yang menciptakan sensasinya? Kata itu, takut, menciptakan itu. Anda paham? Anda dapat melihat pada pegola... kata dan kenyataan, tenda, secara berbeda... Anda dapat memisahkannya dan berkata... 'Ya, saya dapat melihat padanya tanpa kata. Saya dapat melihat garis-garisnya, saya dapat melihat... tiang-tiangnya, tanpa kata' Tapi untuk melakukan itu secara psikologis... adalah jauh lebih banyak... seseorang harus amat waspada. Agar waspada begitu dalam tentang arti, kata dan hakekatnya. Sekarang kalau Anda demikian adanya, maka benda yang Anda sedang amati... tanpa kata, apakah itu takut? Anda paham apa yang saya coba katakan? Reaksi yang Anda beri nama sebagai takut... jika Anda tidak menamakannya, apakah itu takut, apakah takut ada di sana? Anda sudah sampai pada itu sesudah menelitinya... memahami waktu dan pikiran. Pikiran adalah waktu sebab dua-duanya adalah gerak. Waktu adalah gerak. Pikiran adalah gerak. Jadi mereka itu bukan dua hal yang terpisah. Pikiran menciptakan waktu psikologis.
1:26:07 So thought has created the word. The original man or the ape or the aborigine primate says 'I am afraid' - fear has gone - you follow? - right down to us - you follow? And now we are asking: separate the two the word and the sensation, the reaction and look at it observe the reaction without the word. Now when you observe the reaction is the observer different from the reaction? You understand? Or they are both the same, the observer is the observed the reaction is the observer? Right? Jadi pikiran telah menciptakan kata. Manusia awal atau kera atau penghuni primata... asal mengatakan 'Saya takut' - takut telah bergerak - Anda mengikutinya?... - turun langsung ke kita - Anda mengikutinya? Dan sekarang kita sedang bertanya: pisahkan keduanya... kata dan sensasinya, reaksinya dan lihat kepadanya... amati reaksi itu tanpa katanya. Sekarang ketika Anda mengamati reaksinya... apakah si pengamat berbeda dari reaksinya? Anda paham? Atau mereka dua-duanya adalah sama, pengamat adalah yang diamati... reaksinya adalah si pengamat? Benar?
1:27:04 I see you don't understand, some of you. You have been angry is that anger different from you? You are only aware of that anger at the moment of anger you are not but a second or a minute later you say, 'I have been angry'. You have separated yourself from that thing called anger and so there is a division. Similarly (laughs) Is the reaction which you call fear different from you? Obviously it is not. So you and that reaction are the same. When you realise that, you don't fight it, you are that. Right? I wonder if you see it. Then a totally different action takes place which is, before, you have used positive action with regard to fear say, 'I must not be afraid, I will deny it I'll control it, I must do this and that about it go to a psychologist' - you know, all the rest of it. Now when you realise, when there's the fact - not realise when there is the fact that you are the reaction there is no you separate from that reaction. Then you can't do anything, can you? I wonder if you realise, you can't do anything. Therefore a negation, a negative a non-positive observation is the ending of fear. Right? Saya melihat Anda tidak paham, beberapa dari Anda. Anda pernah marah... apakah amarah itu berbeda dari Anda? Anda hanya sadar pada amarah itu... pada waktu marah Anda tidak menyadarinya... namun sedetik atau semenit kemudian Anda berkata, 'Saya telah marah'. Anda telah memisahkan diri Anda dari keadaan itu yang disebut marah... karenanya ada suatu pemisahan. Serupa. (tertawa) Apakah reaksi yang Anda namakan takut berbeda dari Anda? Jelas tidak. Jadi Anda dan reaksi itu adalah sama. Sewaktu Anda menyadari itu, Anda tidak menentangnya, Anda adalah itu. Benar? Saya berpikir apakah Anda melihatnya. Kemudian terjadi suatu tindakan yang sama sekali berbeda... yang adalah, sebelumnya, Anda telah menggunakan... tindakan positip sehubungan dengan takut... umpamanya, 'Saya tidak boleh takut, saya akan menolaknya... saya akan mengendalikannya,... saya harus melakukan ini dan itu mengenainya... pergi ke ahli jiwa' - Anda tahu, semuanya itu. Ketika Anda menyadarinya, ketika ada kenyataan itu - bukan menyadari... ketika adanya kenyataan bahwa Anda adalah reaksinya... tidak adanya Anda terpisah dari reaksi itu. Maka Anda tidak bisa berbuat apapun, dapatkah Anda? Saya berpikir apakah Anda paham, Anda tidak dapat berbuat apapun. Karenanya suatu negasi, sesuatu yang negatip... suatu pengamatan yang tidak-positip adalah pengakhiran takut. Benar?
1:29:23 What time is it?

Q: One o'clock.
Jam berapa sekarang ini?

Q:Jam satu.
1:29:32 K: Forgive me for talking an hour and a half, I didn't realise it. I hope you aren't bored you aren't stiff sitting in the same position. K:Maafkan saya untuk berbicara sejam setengah, saya tidak menyadarinya. Saya harap Anda tidak jemu... Anda tidak kaku berduduk dalam posisi yang sama.
1:29:41 Q: Don't be afraid. We enjoyed it. (Laughter) Q:Jangan takut. Kami menikmatinya. (Tertawa)
1:29:43 K: Good. We will meet tomorrow again. K: Baik. Kita bertemu lagi besok.
1:29:47 Q: Thank you. (Clapping) Q: Terima kasih. (Tepuk Tangan)
1:29:58 K: Please don't clap. It isn't worth it. K:Maaf, jangan bertepuk tangan. Tidak ada gunanya.