Krishnamurti Subtitles home


MA81S3 - Apakah Anda pernah tiba pada suatu titik di mana otak Anda berada dalam keadaan ketidaktahuan?
Pertemuan Seminar ke-3
Madras (Chennai), India
16 Januari 1981



0:18 G. Narayan: ...May I ask something, sir? You talked of three kinds of time... chronological time, sunset and sunrise measured by the watch, biological time, which is a process of genes and... time in the womb and outside of the womb, and third, we said, psychological time. That's the only thing that is the most important in human existence. Now, psychological time takes various aspects. Sometimes it becomes very light, when one is interested in doing something, sometimes it becomes heavy, and also you have said that psychological time is becoming, in a deeper sense. Now, one sees that becoming does come to an end and there is a state of energy, the psychological time has no grip on you. All the same, it is not the same as the timeless. There seems to be a gap between this. One comes to a state of energy where there is no conflict, where there is no becoming in the sense psychological becoming, but still it is not the same as the timeless, ananta, those things. There seems to be a gap. Is my appreciation right? And can we discuss, because time is being discussed, by the psychologists, by the scientists. He was discussing with me time in theoretical physics where time does play a very important part, and you also say thought and time are the same thing. Can we discuss this...? G. Narayan:...Bolehkah saya bertanya sesuatu, Tuan? Anda berbicara tentang tiga jenis waktu... waktu kronologis, matahari terbenam dan matahari terbit diukur dengan arloji, waktu biologis, yang merupakan proses gen dan... waktu di dalam rahim dan di luar rahim, dan ketiga, kita berkata, waktu psikologis. Itulah satu-satunya hal terpenting dalam keberadaan manusia. Sekarang, waktu psikologis mengambil berbagai aspek. Terkadang menjadi sangat ringan, ketika seseorang tertarik melakukan sesuatu, terkadang menjadi berat, dan juga Anda telah mengatakan bahwa waktu psikologis adalah penjadian, dalam arti yang lebih dalam. Sekarang, seseorang melihat bahwa pen- jadian, proses menjadi, akan berakhir dan ada keadaan energi, waktu psikologis tidak mempengaruhi Anda. Namun, itu tidak sama dengan yang abadi. Sepertinya ada celah di antara ini. Seseorang sampai pada keadaan energi dimana tidak ada konflik, di mana tidak ada penjadian dalam arti penjadian psikologis, tapi tetap saja tidak sama dengan yang abadi, ananta, hal-hal itu. Sepertinya ada celah. Apakah pemahaman saya benar? Dan bisakah kita berdiskusi, karena unsur waktu yang sedang dibahas, oleh para psikolog, oleh para ilmuwan. Dia berdiskusi dengan saya tentang waktu dalam teori fisika di mana waktu memainkan peran yang sangat penting, dan Anda juga mengatakan pikiran dan waktu adalah hal yang sama. Bisakah kita membahas ini...?
2:41 Krishnamurti: Would you say time is action? Krishnamurti: Apakah menurut Anda waktu adalah tindakan?
2:53 GN: Some time is action. GN: Beberapa waktu adalah tindakan.
2:58 K: Is not all time involved in action: physiological, biological, psychological and chronological? K: Tidakkah semua waktu terlibat dalam tindakan: fisiologis, biologis, psikologis dan kronologis?
3:13 Satyendra: All time is involved in action. But you seem to be saying something more than that. Satyendra: Semua waktu terlibat dalam aksi. Tetapi Anda sepertinya mengatakan sesuatu yang lebih dari itu.
3:19 K: I don't want to enter into 'more than that' before we understand this completely. K: Saya tidak ingin masuk ke dalam 'lebih dari itu', sebelum kita memahami ini sepenuhnya.
3:26 S: Time is action... S: Waktu adalah tindakan...
3:28 K: I would rather start with what is known, and see if the known can come to an end. Not assume that there is something beyond all these three times. I hope you don't mind my talking that way. K: Saya lebih suka memulai dengan apa yang diketahui, dan melihat apakah yang diketahui bisa berakhir. Tidak berasumsi bahwa ada sesuatu di luar ketiga waktu ini. Saya harap Anda tidak keberatan saya berbicara seperti itu.
3:45 Mary Zimbalist: Sir, are you saying that time has its own action because it is a moving thing or that all human action involves time? Mary Zimbalist: Pak, apakah Anda mengatakan bahwa waktu memiliki tindakannya sendiri karena itu adalah benda yang bergerak atau bahwa semua tindakan manusia melibatkan waktu?
3:54 K: All human action is involved in time, obviously. Would you like to go into that? K: Jelas, semua tindakan manusia terlibat dalam waktu. Apakah Anda ingin membahasnya?
4:00 GN: Are you also implying time itself propels action? GN: Apakah Anda juga menyiratkan, waktu itu sendiri mendorong tindakan?
4:03 K: Yes. K: Ya.
4:04 GN: Biological time propels action, instinctively, in the same way. GN: Waktu biologis mendorong tindakan, secara naluriah, dengan cara yang sama.
4:09 K: Yes. The whole existence is action, which is time. K: Ya. Seluruh keberadaan adalah tindakan, yang adalah waktu.
4:15 Radha Burnier: In fact, perception is action. Is perception time? Radha Burnier: Sebenarnya, persepsi adalah tindakan. Apakah persepsi waktu?
4:23 K: No, that's why I want to come to that... K: Tidak, itu sebabnya saya ingin ke situ...
4:28 Pupul Jayakar: I know that this question is very important, but I was talking to Rinpoche and he, in the course of our discussion, he suggested a question, and as this is the last discussion, maybe that question will include all these questions. That question is: in listening to you over these days and all these years, one feels that the door is about to open, but the door does not open. Pupul Jayakar: Saya tahu pertanyaan ini sangat penting, tetapi saya berbicara dengan Rinpoche dan dia, dalam diskusi kita, dia menyarankan sebuah pertanyaan, dan karena ini adalah diskusi terakhir, mungkin pertanyaan itu akan mencakup semua pertanyaan ini. Pertanyaan itu adalah: dalam mendengarkan Anda selama hari- hari ini dan selama tahun-tahun ini, seseorang merasa bahwa pintunya sedang akan terbuka, tapi pintunya tidak terbuka.
5:17 K: So what is the question? K: Jadi apa pertanyaannya?
5:20 PJ: Then...

Q: You go further.
PJ: Lalu...

T: Anda melangkah lebih jauh.
5:25 PJ: What is it that is inhibiting? PJ: Apa yang menghambat?
5:53 Achyut Patwardhan: Can we relate these two questions by saying that seeing is in time? But we find that the door to perception is closed because perception is not in time. Related to what you were saying. Achyut Patwardhan: Bisakah kita menghubungkan kedua pertanyaan ini dengan mengatakan bahwa melihat itu adalah dalam waktu? Tetapi kita menemukan bahwa pintu menuju persepsi tertutup karena persepsi tidak berada dalam waktu. Terkait dengan apa yang Anda katakan.
6:21 GN: I think, Pupulji, you are saying the same thing, because then you are in a state of energy because you are not caught in becoming. GN: Saya kira, Pupulji, Anda mengatakan hal yang sama, karena dengan demikian Anda berada dalam keadaan energi, karena Anda tidak terjebak dalam penjadian.
6:29 PJ: That's why I said, probably it'll contain that question, that's why... PJ: Makanya saya bilang, mungkin itu mengandung pertanyaan itu, makanya...
6:33 GN: You see, then it ends there. But when you say the door opens, you are implying something entirely different. GN: Ya, lalu itu berakhir di situ. Tapi saat Anda mengatakan pintu terbuka, Anda menyiratkan sesuatu yang sama sekali berbeda.
6:39 PJ: No, that is why I said it's possible this question will contain this question. But many of us have had this sense that you are at the threshold, but the threshold is... PJ: Tidak, makanya saya bilang mungkin saja pertanyaan ini mengandung pertanyaan ini. Tetapi banyak dari kita yang merasa bahwa Anda berada di ambang pintu, tapi ambangnya adalah...
6:55 Brij Khare: This is true for all of us, I suppose, but part of the problem also - perhaps, it's implied in your question - is that we are afraid to open the door and what we may find behind the door. Brij Khare: Ini benar bagi kita semua, saya kira, tapi bagian juga dari masalah - mungkin, itu tersirat dalam pertanyaan Anda - adalah kita takut membuka pintu dan apa yang mungkin kita temukan di balik pintu.
7:16 PJ: I wouldn't say that. PJ: Saya tidak akan mengatakan itu.
7:18 AP: I would say that that implies that there is someone who opens the door. It is not like that. AP: Saya ingin katakan bahwa itu berarti bahwa ada seseorang yang membuka pintu. Bukan seperti begitu.
7:24 PJ: I don't think that... PJ: Saya rasa tidak...
7:25 K: Sir, the question is, as far as I understand, it's not the door, it is merely a metaphor. What is it that prevents one, after exercising a great deal of intellect, reason, rational thinking and watching one's daily life and not be too absurdly crooked, what is it that blocks us all? That's the question, isn't it? K: Tuan, pertanyaannya setahu saya, ini bukanlah pintu, ini hanyalah sebuah metafora. Apa yang mencegah seseorang, setelah melatih banyak intelek, akal budi, pemikiran rasional dan mengamati kehidupan sehari-hari seseorang dan tidak bengkok terlalu tidak masuk akal, apa yang menghalangi kita semua? Itu pertanyaannya, bukan?
8:07 PJ: But I would go beyond that, sir. I would say diligence, seriousness, all the things you have laid down and we have discussed over these years. PJ: Tapi saya ingin lebih dari itu Tuan. saya katakan ketekunan, keseriusan, semua hal yang telah Anda ungkapkan dan kita telah bahasnya selama bertahun-tahun ini.
8:28 K: But yet something doesn't click. K: Tapi ada sesuatu yang tidak dipahami.
8:32 PJ: You see, it's not only the way you put it, that, you know... PJ:Anda lihat, bukan hanya cara yang Anda sampaikan, itu, Anda tahu...
8:41 K: Yes, that is the same problem, same thing. Suppose I, as an ordinary man, average man, fairly educated, capacity to express oneself, think intellectually, rationally and so on, yet there is something totally missing in all this, and I can't go any further. Right? Is that the question? Further in the sense, I perceive my whole life is so terribly limited. I have earned a good bit of money or not, or I am good professor and so on. K: Ya, itu masalah yang sama, hal yang sama. Misalkan saya, sebagai orang biasa, orang rata-rata, berpendidikan cukup, mampu untuk mengekspresikan diri, berpikir secara intelektual, rasional dan sebagainya, namun ada sesuatu yang benar- benar tiada dalam semua ini, dan saya tidak bisa melangkah lebih jauh. Benar? Itukah pertanyaannya? Lebih jauh dalam arti, saya merasa seluruh hidup saya demikian sangat terbatasnya. Saya mendapatkan cukup uang atau tidak, atau saya profesor yang baik dan sebagainya.
9:31 PJ: I think you are - forgive me for saying so, you are bringing - I say we have done what has to be done. We have made the gestures. PJ: Saya pikir - maafkan saya untuk mengatakan demikian, Anda membawa - saya katakan kami telah melakukan apa yang harus dilakukan. Kami telah membuat tindakan-tindakan.
9:44 K: All right, I'll put it this way: What is it that a man or a woman who has studied K, talked all the years, etc., etc. finds himself against a wall? Would you put it that way? K: Baiklah, saya akan mengatakannya begini: Apakah itu, bahwa pria atau wanita yang telah mempelajari K, berbicara selama bertahun-tahun, dll., dll. menemukan dirinya berhadapan tembok? Apakah Anda akan mengatakannya seperti itu?
10:03 PJ: It's not a wall...

K: Ah, finds himself...
PJ: Ini bukan tembok...

K: Ah, menemukan dirinya...
10:06 PJ: It is possible to go through life like this. PJ: Adalah mungkin menjalani hidup seperti ini.
10:10 K: Lots of people do. K: Banyak orang melakukannya.
10:11 PJ: No, no, no. Lots of people don't do it. I can't say I'm either there or there. You see, you are in-between, you are in the middle of the stream. You can't say you are there, nor can you say that you have not started. You must take this into account, sir, even though you say there is no gradual approach, even though you say... PJ: Tidak, tidak, tidak. Banyak orang tidak melakukannya. Saya tidak bisa mengatakan saya ada di sana atau di sana. Anda lihat, Anda berada di antara, Anda berada di tengah-tengah arus. Anda tidak bisa mengatakan Anda ada di sana, juga tidak bisa mengatakan bahwa Anda belum mulai. -Anda harus memperhitungkan ini, Tuan, meskipun Anda mengatakan tidak ada pendekatan bertahap, meskipun Anda mengatakan...
10:35 K: So what is the question? Then I misunderstand the question. K: Jadi apa pertanyaannya? Lalu saya salah memahami pertanyaannya.
10:38 PJ: I say that it seems to me as if something is at the point of opening, but it does not open. PJ:Saya katakan itu menurut saya seolah-olah ada sesuatu pada titik yang akan membuka, tapi itu tidak membuka.
10:57 K: Could you, like a bud, which has worked the earth, the sun, but the bud never opens, becomes the flower. Is that it? Same thing. K: Bisakah Anda, seperti kuncup, yang telah mengerjakan bumi, matahari, tetapi kuncup tidak pernah membuka, menjadi bunga. Itukah? Hal yang sama.
11:11 PJ: Same thing. PJ: Sama saja.
11:15 K: Let's talk about it, sir. K: Mari kita bicarakan, Tuan.
11:17 GN: Sir, would you say - I would like to keep to the question I asked - the biological time propels action because of the inherent energy in it. You say, in the same way, psychological time also propels a certain kind of action. GN: Tuan, apakah Anda akan berkata - saya ingin berpegang pada pertanyaan yang saya ajukan - waktu biologis mendorong tindakan karena energi yang melekat di dalamnya. Anda berkata, dengan cara yang sama, waktu psikologis juga mendorong tindakan tertentu.
11:38 K: Of course, obviously. K: Tentu, tentu saja.
11:39 GN: No. Is then psychological time a deposit like the biological time? GN: Tidak. Lalu, apakah waktu psikologis itu suatu deposit seperti halnya dengan waktu psikologis?
11:47 K: Deposit of?

GN: It is a deposit, it is there.
K: Deposit dari?

GN: Itu adalah himpunan, itu ada di sana.
11:51 K: Are we mixing up these two questions? Pupulji says this, sir: I have done most of the things that - I have read, I listened to K for a number of years, I have come to a certain point, I am not entirely with the world, nor with the other. I am caught in-between - right? - I am half-way, and I don't seem to be able to move any further. Would you say that? Move. I am using ordinary... K: Apakah kita menggabungkan dua pertanyaan ini? Pupulji mengatakan ini, Tuan: saya telah melakukan sebagian besar hal yang - telah saya baca, dengarkan K selama beberapa tahun, saya telah sampai pada titik tertentu, saya tidak sepenuhnya bersama dunia, tidak juga dengan yang lain. Saya terjebak di antara keduanya -benar?- Saya berada separuh-jalan, dan sepertinya saya tidak bisa bergerak lebih jauh. Apakah Anda akan mengatakan itu? Bergerak. Saya menggunakan...
12:33 PJ: Don't seem to be able to move. PJ: Sepertinya tidak bisa bergerak.
12:35 K: Move, that's it, that's the same thing. What is the factor that is preventing one? That's her question, right? Let's talk it over. Give me a little... Let me warm up. K: Bergerak, itu dia, itu hal yang sama. Apa faktor yang mencegah seseorang? Itu pertanyaannya, bukan? Mari kita bicarakan. Beri saya sedikit... Biarkan saya melakukan pemanasan.
12:56 S: Why is it that we don't see it the way you seem to see it? S: Mengapa kami tidak melihatnya seperti Anda melihatnya?
13:02 BK: I think the answer has been suggested by you for several years, and that has been the intellectual emphasis we have been giving. BK: Saya kira jawabannya sudah beberapa tahun Anda acukan, dan penekanan intelektual yang telah kami berikan.
13:12 PJ: I am not prepared to accept it. You see, when I put Krishnaji this question, all this I have seen and gone through... PJ:Saya tidak siap menerimanya. Anda lihat, ketika saya mengajukan pertanyaan ini kepada Krishnaji, semua ini telah saya lihat dan lalui...
13:23 BK: The analysis part is over? The neo-cortex has been repressed? BK:Bagian analisis sudah selesai? Neo-cortex telah ditindas?
13:27 PJ: Beg your pardon? PJ: Mohon maaf?
13:28 BK: I mean the rational part of the mind has been repressed? BK: Maksud saya bagian rasional dari batin telah ditekan?
13:31 K: No, no, no, no. K: Tidak, tidak, tidak, tidak.
13:32 PJ: No, I don't know that. I have observed... PJ: Tidak, saya tidak tahu itu. Saya telah mengamati...
13:35 K: I am very rational.

PJ:...my mind in its movement. I have gone into the process of time, psychological time, I have seen its movement.
K: Saya sangat rasional.

PJ:...batin saya dalam pergerakannya. Saya telah memasuki proses waktu, waktu psikologis, Saya telah melihat pergerakannya.
13:54 RB: But can you say there is diligence in that sense that... RB:Tapi dapatkah Anda mengatakan ada ketekunan dalam arti itu, bahwa...
14:00 PJ: You see, what is diligence?

RB: Yes, that's what I am asking, what is diligence.

PJ: What is diligence?
PJ: Soalnya, ketekunan itu apa?

RB: Ya itu yang saya tanyakan, apa ketekunan itu.

PJ: Apakah ketekunan itu?
14:07 K: The meaning - you know what that means. It is related to, usually, to a religious spirit, religious - I am using the word 'religion' in the ordinary sense of the word: a diligent priest, a diligent follower of Christ, Krishna, whoever it is. It means to pay attention and to remember the saviour, the saint, and listen to his words, carry it out in action, live it every day in detail. That is the meaning, I believe, of diligence. Now, I want to get away from all this for a minute. Let's get away from all this. I have read K and followed him, investigated, listened, read and all the rest of it. I am neither there nor there, I am caught somewhere... K: Artinya - Anda tahu apa artinya. Ini terkait dengan, biasanya, dengan semangat religius, religius - Saya menggunakan kata 'religion' ('agama') dalam arti kata yang biasa: seorang pendeta yang tekun, pengikut Kristus yang tekun, Krishna, siapa pun itu. Artinya memperhatikan dan mengingat penyelamat, orang suci, dan mendengarkan kata-katanya, menjalankannya dengan tindakan, menjalankannya setiap hari secara detail. Saya kira, itulah arti dari ketekunan. Sekarang, saya ingin melepaskan diri dari semua ini sebentar. Mari kita tinggalkan semua ini. Saya telah membaca K dan mengikutinya, menyelidiki, mendengarkan, membaca, dan semuanya itu. Saya tidak berada di sana atau di sana, saya terjebak entah di mana...
15:14 PJ: You see, sir, let me clarify, open it up a little more. And I hope I am speaking for...

K: Avanti, avanti.
PJ: Begini Tuan, biar saya jelaskan, membukanya sedikit lebih lagi. Dan saya harap saya berbicara bagi...

K: Teruskan (avanti).
15:26 PJ: Some of the things you say seem so to me. I can't say that they are totally unknown to me, but there seems to be a point at which some leap is necessary. PJ: Bagi saya, beberapa hal yang Anda katakan tampak seperti itu. Saya tidak dapat mengatakan bahwa mereka sama sekali tidak saya kenal, tetapi tampaknya ada satu titik di mana lompatan diperlukan.
15:54 K: Sir, either in the Christian terminology, you are waiting for the grail, for grace to descend on you. Right? K: Tuan, baik dalam terminologi Kristen, Anda sedang menunggu 'grail' (cawan), untuk rahmat turun pada Anda. Benar?
16:07 PJ: Perhaps. PJ: Mungkin.
16:09 K: Perhaps. That's what I am saying. Or you are looking for an outside agency of some kind, to break this - right? Do you ever come to the point, Pupulji, if one may ask, that you remain at a point, - I am just asking - where your brain is no longer saying, 'I am seeking, searching, asking', but absolutely in a state of not knowing? K: Mungkin. Itulah yang saya katakan. Atau Anda sedang mencari perantara luar, untuk memecahkan ini - benar? Pupulji, apakah Anda pernah tiba pada titik, kalau saya boleh bertanya, bahwa Anda tetap pada suatu titik, - Saya hanya bertanya - di mana otak Anda tidak lagi berkata, 'Saya mencari, mencari, bertanya', tapi benar-benar dalam keadaan tidak tahu?
16:44 PJ: You see...

K: Just a minute. I'd like to expand that a little bit. You understand what I'm saying?

PJ: Yes.
PJ: Anda lihat...

K: Sebentar. Saya ingin mengembangkannya sedikit. Anda paham apa yang saya katakan?

PJ: Ya.
16:57 K: When the brain says, realises, 'I don't know a thing', except technological - leave that. Do we ever come to that point? K: Ketika otak berkata, mewaspadai, 'Saya tidak tahu apa-apa', kecuali teknologi - tinggalkan itu. Apakah kita pernah sampai pada titik itu?
17:13 P: You see, sir. It does not say, 'I don't know a thing...' P: Anda lihat, Tuan. Itu tidak meng- atakan, 'Saya tidak tahu apa-apa...'
17:18 K: I don't know. K: Saya tidak tahu.
17:19 PJ:...but the brain ceases to function. You see, I... PJ:...tapi otak berhenti berfungsi. Anda lihat, saya...
17:23 K: Ah, ah, ah... K: Ah, ah, ah...
17:24 PJ: No, you must get this, you must understand. It is not that it says, 'I do not know', because any movement of saying, 'I do not know...' PJ: Tidak, Anda harus paham ini Anda harus mengerti. Itu bukannya berkata, 'Saya tidak tahu', karena gerakan apa pun yang mengatakan, 'Saya tidak tahu...'
17:33 K: No, you are missing my point.

PJ: No, I am not missing.
K:Tidak, Anda salah paham maksud saya.

PJ:Tidak, saya tidak salah.
17:42 K: I'm afraid I am not making my point clear. K: Saya khawatir saya tidak membuat jelas maksud saya.
17:45 S. Rinpoche: Please repeat it. S. Rinpoche: Mohon diulangi.
17:48 K: You want something changed, sir? K: Anda ingin sesuatu berubah, Tuan?
17:50 Q: Can we move this? T: Bisakah kita lanjutkan ini?
17:53 K: Poor chap, you - Achyutji, you move over there, or come over here, Achyutji, come over here. Achyutji, come over here, sir. Sir, sir, Achyutji, look, there is plenty of room, sir, come on, be polite. Concede a little. That's better, isn't it? I am just asking this question, Pupulji: a state of not knowing: I think that is one of the first things that's demanded. Not in the sense - I'm just exploring, sir - in the sense, we are always seeking an answer - right? We are always searching, arguing, we never come to a point of utter emptiness of not knowing anything, not knowing. I don't know if I'm conveying something. Do we ever come to that? So the brain is really at a standstill. Because the brain is always active, searching, asking, arguing, occupied. That's the word - occupied. K: Kasihan, Anda - Achyutji, Anda pindah ke sana, atau datang ke sini, Achyutji, kemarilah. Achyutji, kemarilah, Tuan. Tuan, Tuan, Achyutji, lihat, ada banyak ruang, Tuan, marilah, bersikaplah sopan. Mengalah sedikit. Itu lebih baik, bukan? Saya sekadar menanyakan pertanyaan ini, Pupulji: keadaan tidak tahu: Saya pikir itu adalah salah satu hal pertama yang diperlukan. Tidak dalam arti - saya hanya menyelidiki, Tuan - dalam arti, kita selalu mencari jawaban - benar? Kita selalu mencari, berdebat, kita tidak pernah sampai pada titik dari kekosongan total karena tidak mengetahui apapun, tidak tahu. Saya tidak tahu apakah saya sedang menyampaikan sesuatu. Apakah kita pernah sampai pada hal itu? Jadi otak benar-benar terhenti. Karena otak selalu aktif, mencari, bertanya, berdebat, sibuk. Kata yang tepat - ditempati, disibuki.
19:56 PJ: You see... PJ: Anda lihat...
19:57 K: No, just a minute, just a minute. Occupied. I am asking, is there a state of the brain when it is not at all occupied with anything, with itself, with... all the rest of it. Is that the blockage? I am just asking, I am not saying it is. What do you say, Achyutji? K: Tidak, sebentar, sebentar. Disibuki. Saya bertanya, apakah ada suatu keadaan otak, ketika sama sekali tidak sibuk dengan apa pun, dengan dirinya sendiri, dengan...semuanya itu. Apakah itu penyumbatannya? Saya hanya bertanya, saya tidak mengatakan demikian. Apa menurut Anda, Achyutji?
20:35 MZ: Sir, would you say that in that emptiness there is as part of that, a tremendous openness where nothing is being sought, there isn't any movement, but the state of openness of that brain is at its highest? MZ: Tuan, apakah Anda mengatakan bahwa dalam kehampaan itu, ada sesuatu sebagai bagian dari itu, suatu keterbukaan yang luar biasa di mana tidak ada yang dicari, tidak ada gerakan apapun, tetapi keadaan keterbukaan otak itu berada pada titik tertinggi?
20:57 K: No, I wouldn't introduce all those words for the moment. I am just saying, is there a moment when the brain is totally unoccupied. K: Tidak, saya tidak akan mengajukan semua kata-kata itu untuk saat ini. Saya hanya berkata, apakah ada momen ketika otak benar-benar kosong.
21:14 Sunanda Patwardhan: There are moments when the brain is unoccupied. Sunanda Patwardhan: Ada saat-saat ketika otak sedang kosong.
21:17 K: That may be mere day-dreaming. K: Itu mungkin hanya lamunan.
21:19 SP: What do you mean by totally unoccupied? SP: Apakah yang Anda maksud dengan benar-benar kosong?
21:21 K: No, don't you know what it means, unoccupied? K: Tidak, apakah Anda tidak tahu apa artinya, kosong?
21:26 SP: One knows. SP: Orang tahu.
21:27 BK: It does not think at that moment. BK: Saat itu tidak berpikir.
21:29 K: Ah, ah, ah... K: Ah, ah, ah...
21:31 BK: It's blank.

K: Ah, ah...
BK: Kosong.

K: Ah, ah...
21:33 MZ: That's why I asked... MZ: Itu sebabnya saya bertanya...
21:34 K: This is a dangerous thing to... because we're already translating it. K:Ini sesuatu yang berbahaya untuk... karena kita sudah sedang menafsirkannya.
21:42 SR: Yes, that's right. SR: Ya, itu benar.
21:45 Jagannath Upadhyaya: May I? Jagannath Upadhyaya: Bolehkah saya?
21:47 K: Please, sir, of course. K: Silahkan, Tuan, tentu saja.
21:58 JU: (In Hindi). JU: (Dalam bahasa Hindi).
24:09 PJ: He says all action - please correct me if I'm wrong - all action is bound within a time-space framework. Is it - I won't go into all the details of what he said - the ultimate question is: is it that you are trying to bring us to the point, is it that all action as we know it, it is bound by time and space, is really illusion... PJ: Dia mengatakan semua tindakan - tolong koreksi saya jika saya salah - semua tindakan terikat dalam kerangka waktu-ruang. Apakah-saya tidak akan membahas semua detail dari apa yang dia katakan - pertanyaan utamanya adalah: apakah Anda mencoba membawa kami ke titik, apakah semua tindakan yang kita kenal, terikat oleh ruang dan waktu, benar-benar ilusi...
24:54 RB: Or negated.

PJ:...or negated.
RB: Atau dinegasikan.

PJ:...atau dinegasikan.
24:57 K: Is negated. Is that a theory or actuality? K: Dinegasikan. Apakah itu teori atau aktualitas?
25:02 PJ: I am just positing his question. And that you are speaking of that state... PJ: Saya hanya sekadar mengetengahkan pertanyaan dia. Dan bahwa Anda sedang berbicara tentang keadaan itu...
25:12 RB: No movement. RB: Tidak ada gerak.
25:13 PJ:...which lies between two actions. PJ:...yang berlangsung di antara dua tindakan.
25:28 JU: (In Hindi). JU: (Dalam bahasa Hindi).
25:38 PJ: In between two actions. PJ: Di antara dua tindakan.
25:45 K: What is it, sir? K: Apa itu, Tuan?
25:46 GN: Talking about the space between two actions? GN: Berbicara tentang ruang antara dua tindakan?
25:48 PJ: The space between two actions. PJ:Ruang di antara dua tindakan.
25:51 K: No. Should we begin by enquiring what is action, and come to that? Shall we? What do you say, Pupulji? What is action? K: Tidak. Akankah kita mulai dengan menyelidiki apakah tindakan itu, dan tiba pada itu? Akankah kita? Apa menurut Anda, Pupulji? Apakah tindakan itu?
26:10 JU: (In Hindi). JU: (Dalam bahasa Hindi).
26:21 BK: In reality there is no action. BK: Sebenarnya tindakan tidak ada.
26:23 K: No, sir, what... Look, sir, you are all theorising. You are all theorising. I want to know what action is, not according to some theory of action - the doing. K: Tidak, Tuan, apa... Dengar, Tuan, Anda semua berteori. Anda semua berteori. Saya ingin tahu apakah tindakan itu, tidak menurut teori tertentu tentang tindakan - melakukannya.
26:40 BK: Tell us what is action. (Translated) BK: Beritahu kami tindakan itu apa. (Diterjemahkan)
26:43 RB: He is saying action is merely the movement of thought from one point in space to another or one moment of time to another. That's what he is saying. RB: Dia mengatakan tindakan hanyalah gerakan pikiran dari satu titik di ruang ke titik lain, atau dari suatu titik waktu ke titik waktu lain. Itu yang dia katakan.
26:57 GN: He is implying action is time-bound. GN: Dia menyiratkan bahwa tindakan itu terikat waktu.
27:00 RB: He says action... there is no actual action, it is only the thought which moves from... RB: Dia bilang tindakan... tidak ada tindakan nyata, hanya pikiran yang bergerak dari...
27:11 K: I am not talking about thought moving from one point to another point but acting, the doing. K: Saya tidak berbicara tentang pikiran berpindah dari satu titik ke titik lain tapi tindakan, melakukannya..
27:20 RB: Then you are speaking of physical action? RB: Lalu Anda berbicara tentang tindakan fisik?
27:23 K: Both physical and psychological - action. To go from here to there is action.

RB: Yes.
K: Baik fisik maupun psikologis - tindakan. Untuk pergi dari sini ke sana ada tindakan.

RB: Ya.
27:31 K: What do we mean by that word? K: Apa yang kita maksudkan dengan kata itu?
27:34 PJ: Isn't it movement? PJ: Bukankah itu gerakan?
27:37 K: Look, Pupul, I go to the office every day, that is action. K: Begini Pupul, saya ke kantor setiap hari, itu adalah tindakan.
27:41 PJ: It is also movement.

K: Yes, keep it, don't move...
PJ: Itu juga gerakan.

K: Ya, simpan, jangan bergerak...
27:45 PJ: No, but because you are saying what is action, I must put another word in. PJ: Tidak, tetapi karena Anda mengatakan tindakan itu apa, saya harus memasukkan kata lain.
27:51 K: Movement. K: Gerakan.
27:53 RB: What is meant by 'it is reaching somewhere'? RB: Apa yang dimaksud dengan 'itu mencapai suatu tempat'?
27:58 PJ: Reaching somewhere. PJ: Mencapai suatu tempat.
28:01 K: Physically?

RB: Physically, mentally...
K: Secara fisik?

RB: Secara jasmani, rohani...
28:04 K: Psychologically. Is that what you call action? K: Secara psikologis. Apakah itu yang Anda sebut tindakan?
28:10 RB: It is what is normally action. RB: Itu yang biasanya adalah tindakan.
28:12 K: Ah, ah, I question it. You are not meeting... I act according to my belief - right? I act according to my experience, I act according to my ambition, greed, envy - that's action: according to my desire, ambition, greed, envy and so on. It is in that realm is action, our life. Right? Right? Now, you see... K: Ah, ah, saya mempertanyakannya. Anda tidak bertemu... Saya bertindak sesuai dengan keyakinan saya - benar? Saya bertindak sesuai dengan pengalaman saya, Saya bertindak sesuai dengan ambisi saya, keserakahan, iri hati saya - itulah tindakan - sesuai dengan hasrat, ambisi, kesera- kahan, iri hati dan sebagainya. Di alam itulah tindakan, hidup kita. Benar? Benar? Sekarang, Anda lihat...
28:52 PJ: What is the fundamental question? PJ: Apakah pertanyaan mendasarnya?
28:55 K: I don't know. I am trying to ask the fundamental question which you raised at the beginning, and which Narayan also carried on in a different terminology, K: Saya tidak tahu. Saya mencoba menanyakan pertanyaan mendasar yang Anda angkat di awal, dan yang juga dibawa oleh Narayan dalam terminologi yang berbeda,
29:08 is: what is making us not flower? I am using that word - with its beauty, in its aesthetic sense, with its perfume, delight, you know, the whole thing. What is it - that's what you are asking. Is it basically thought? I am enquiring, please, go with me a little while. Is it thought? Is it time, is it action, or I have not really, deeply read the book, which is myself. I have read certain chapters, - you follow what I mean? - certain pages of that chapter but I have not come to a point: I have read it and I totally finished with the book. You understand what I'm...? I wonder if I'm making myself... adalah: apa yang membuat kita tidak mekar? Saya menggunakan kata itu - dengan keindahannya, dalam arti estetika, dengan bau harumnya, kegairahan, semuanya. Apakah itu - itulah yang Anda tanyakan. Apakah pada dasarnya itu adalah pikiran? Saya sedang menyelidiki, tolong, ikuti saya sebentar. Apakah itu pikiran? Apakah waktu, apakah itu tindakan, atau saya belum benar-benar membaca buku itu secara mendalam, yang adalah diri saya sendiri. Saya telah membaca beberapa bab, -An- da mengikuti apa yang saya maksud?- halaman-halaman tertentu dari bab itu tapi saya belum sampai pada titik: saya telah membacanya dan saya benar-benar selesai dengan buku itu. Anda mengerti apa yang saya...? Saya berpikir, apakah saya membuat diri saya...
30:34 PJ: But, you see, at this point, I ask: I have read the book. There is no saying I have read the book completely because every day, every minute the book is adding a chapter. PJ: Tapi, lihat, saat ini saya ber- tanya: Saya sudah membaca buku itu. Tidak ada kepastian saya telah membaca buku itu sepenuhnya karena setiap hari, setiap menit, buku itu menambah satu bab.
30:55 K: No, no. Ah, there we are - at last. K: Tidak, tidak. Ah, ini dia - akhirnya.
31:04 PJ: You see this thing, this is really, really so. PJ: Anda melihat hal ini, ini benar-benar begitu.
31:07 K: Sir, does Panditji understand? K: Tuan, apakah Panditji paham?
31:08 AP: Yes, sir. He understands. AP: Ya, Tuan. Dia mengerti.
31:11 K: Sir, I am asking the question, whether we have ever read the book, not according to Vedantists or Buddhists or Islam, etc., etc., or these modern psychologists, Freud and so on. But have we - if we read the book, it includes all that. Right? I don't know - that's simple. K:Tuan, saya tanyakan apakah kita pernah membaca buku itu, tidak menurut Vedantist atau Buddha atau Islam, dll, dll., atau para psikolog modern ini, Freud dan sebagainya. Tapi apakah kita - jika kita membaca buku itu, itu termasuk semua itu. Benar? Saya tidak tahu - itu sederhana.
31:42 AP: (In Hindi). AP: (Dalam bahasa Hindi).
32:08 K: I think this is very important, Pupul. K: Saya pikir ini sangat penting, Pupul.
32:12 PJ: Can one ever ask: has one read the whole book of life? PJ: Pernahkah orang bertanya: apakah pernah orang membaca seluruh kitab kehidupan?
32:17 K: No, no, you will find if you read the book at all, there is nothing to read. K: Tidak, tidak, Anda akan tahu jika Anda memang membaca buku itu, tidak ada yang bisa dibaca.
32:26 JU: Yes, this is possible.

K: Ah, ah, ah...
JU: Ya, ini mungkin.

K: Ah, ah, ah...
32:35 AP: (In Hindi). AP: (Dalam bahasa Hindi).
32:42 JU: (In Hindi). JU: (Dalam bahasa Hindi).
32:45 Q: He says it's possible.

K: Is it possible?
T: Dia bilang itu mungkin.

K: Apakah mungkin?
32:48 AP: I say don't be so quick to answer because the depth at which you are asking this question... AP: Saya katakan jangan terlalu cepat menjawab karena kedalaman Anda menanyakan pertanyaan ini...
32:58 PJ: Then there is nothing to read?

SP: There is nothing to read?
PJ: Lalu tidak ada yang bisa dibaca?

SP: Tidak ada yang bisa dibaca?
33:01 GN: You said if you have read the book, there is nothing to read. GN: Anda berkata jika Anda telah membaca buku itu, tiada apa pun yang bisa dibaca.
33:04 PJ: No, no, no. PJ: Tidak, tidak, tidak.
33:06 K: No, no, for God's sake. I am still here! K: Tidak, tidak, demi Tuhan. Saya masih disini!
33:19 JU: (In Hindi). JU: (Dalam bahasa Hindi).
33:40 PJ: He says you have been saying that if there is a perception of the instant in its totality, then the whole is revealed. PJ: Dia bilang Anda tadi bilang, bahwa jika ada persepsi instan dalam totalitasnya, kemudian keseluruhannya terungkap.
34:01 K: Yes, but that's just a theory.

SP: You have said it.
K: Ya, tapi itu hanya teori.

SP: Tuan telah mengatakannya.
34:05 K: Who the hell cares who said what? K:Peduli amat, siapa yang mengatakan apa?
34:08 PJ: He says that is just a theory. PJ: Dia bilang itu hanya teori.
34:15 K: Forgive me, sir, I'm not criticising you or anything. Pupulji asked a question, sir, 'I have lived a long life, I have listened to lots of people, including you, including K, including Gandhi, including all the people, you know, I have listened to them all, and I have also gone to various gurus, I have also meditated - Zen, blah, all the rest of it, and at the end of it, there are just ashes in my hand. You understand?

AP: Yes, sir.
K: Maafkan saya, Tuan, saya tidak mengkritik Anda atau apa pun. Pupulji mengajukan suatu pertanyaan, Tuan, 'saya telah berumur panjang, saya telah mendengarkan banyak orang, termasuk Anda, termasuk K, termasuk Gandhi, termasuk semua orang, Anda tahu, Saya telah mendengarkan semuanya, dan saya juga telah pergi ke berbagai guru, Saya juga telah bermeditasi - Zen, bla, semuanya, dan pada akhirnya, hanya tersisa abu di tangan saya. Anda paham?

AP: Ya, Tuan.
35:00 K: You understand? K: Anda paham?
35:01 PJ: No, sir, that is not my position. That is not my position. PJ: Tidak Tuan, itu bukan posisi saya. Itu bukan posisi saya.
35:05 AP: She says I am in the midstream... AP: Dia bilang saya sedang di tengah arus...
35:07 PJ: I'm not, I won't say that there is... PJ: Tidak, saya tidak akan mengatakan bahwa ada...
35:10 K: Ah, ah, ah, I don't accept you are in midstream. K: Ah, ah, ah, saya tidak menerima Anda berada di tengah arus.
35:12 PJ: That's just it. You see, I won't say there are ashes in my hand. PJ: Itu saja. Soalnya, saya tidak akan mengatakan ada sisa abu dalam tangan saya.
35:18 K: No, we are missing, wasting time. K: Tidak, kita kehilangan, membuang-buang waktu.
35:20 PJ: No, sir, I'm asking this. No, sir. PJ: Tidak Tuan, saya menanyakan ini. Tidak, Tuan.
35:23 K: What is it you want to say? K:Apa yang ingin Anda katakan?
35:26 PJ: If I say there are ashes in my hand, I have to walk out. PJ: Kalau saya bilang ada sisa- sisa abu dalam tangan saya, saya harus keluar.
35:31 K: No, no. What do you mean action is in your hand? Go slow. K:Tidak, tidak. Apa maksud Anda deng- an tindakan ada di tangan Anda?
35:35 PJ: I say there are ashes, ashes in my hand. PJ: Saya katakan ada sisa abu, abu di tangan saya.
35:39 K: What do you mean? K: Apa maksud Anda?
35:41 PJ: That all that I have done these years... PJ: Bahwa semua yang saya lakukan selama tahun-tahun ini...
35:44 K: Is futile. K: Sia-sia.
35:46 PJ:...meditated, gone into myself, is just nothing, then I have to walk out. PJ:...bermeditasi, masuk ke dalam diri sendiri, bukan apa-apa, lalu saya harus keluar.
35:52 K: Do you?

PJ: Maybe by...
K: Benarkah?

PJ: Mungkin dengan...
35:54 K: Ah, ah, no, do you?

PJ: I don't walk out.
K:Ah, ah, bukan, apakah Anda lakukan?

PJ: Saya tidak keluar.
35:57 K: No. Why? K: Tidak. Mengapa?
35:59 PJ: Because I don't see them as ashes. PJ: Karena saya tidak melihat mereka sebagai abu.
36:04 K: As ashes? K: Sebagai abu?
36:07 GN: She is implying it has been fruitful to some extent, it is not just ashes.

PJ: It is not ashes.
GN:Dia menyiratkan itu telah membuah- kan hasil sampai batas tertentu, itu bukan hanya sekadar abu.

PJ: Itu bukan abu.
36:13 BK: No, not only that, there is more to come. BK: Tidak hanya itu, masih ada lagi yang akan datang.
36:15 SP: No, no, there is no 'more to come'. SP: Tidak, tidak ada 'lagi yang akan datang'.
36:17 BK: I haven't arrived. BK: Saya belum sampai.
36:19 MZ: I have come a long way, I have come to a certain point that has covered all fields that have been explored... MZ: Saya telah menempuh perjalanan panjang, saya telah sampai pada titik tertentu yang telah mencakup semua bidang yang telah dieksplorasi...
36:28 K: All right, so what have you done? You have gone to a certain point, you have done all this. Let's admit it. You have done all this. You have come to a certain point, and you are stuck there. Is that it? K: Baiklah, jadi apa yang telah Anda lakukan? Anda telah mencapai titik tertentu, Anda telah melakukan semua ini. Mari kita akui. Anda telah melakukan semua ini. Anda telah sampai pada titik tertentu, dan Anda terjebak di situ. Apakah demikian?
36:43 PJ: I have come to a certain point, and then, not knowing what to do, where to move, how to turn... PJ: Saya sudah sampai pada titik tertentu, dan kemudian, tidak tahu apa yang harus dilakukan, ke mana harus bergerak, bagaimana untuk berbelok...
36:55 GN: She is saying she is stuck. GN: Dia mengatakan dia terjebak.
36:56 RB: You mean that the breakthrough doesn't come. RB: Maksud Anda terobosan itu tidak datang.
36:59 PJ: The breakthrough doesn't come. PJ: Terobosan itu tidak datang.
37:00 K: Why don't we be simple and stick to that? I have reached a point, that point is all that we said, and I am stuck there. K: Mengapa kita tidak menjadi sederhana dan tetap dengan itu? Saya telah mencapai suatu titik, hanya itu yang kita katakan, dan saya terjebak di situ.
37:13 PJ: You must understand one thing. There's a difference, Krishnaji. To come, to travel a journey and then say, be in despair, and say, what. PJ: Anda harus memahami satu hal. Ada perbedaan, Krishnaji. Untuk datang, untuk melakukan perjalanan dan kemudian berkata, berputus- asa lah, dan katakan, apa.
37:24 K: You are not like that.

PJ: I am not in despair.
K: Anda tidak seperti itu.

PJ: Saya tidak putus asa.
37:26 K: So you are not in despair.

PJ: No.
K: Jadi Anda tidak putus asa.

PJ: Tidak.
37:28 K: Then next what? K: Lalu apa selanjutnya?
37:30 PJ: But I am also awake enough to see that having travelled, the flower has not blossomed. PJ: Tapi saya juga cukup terjaga untuk melihat bahwa setelah bepergian, bunga itu belum mekar.
37:45 K: So you are saying why doesn't the flower blossom, the bud open, put it any way - right? K: Jadi Anda mengatakan mengapa bunga tidak mekar, kuncupnya terbuka, ungkapkan itu dengan cara apa pun - benar?
37:54 AP: May I put it in some other way, just to take it out of the person, because I feel it is very necessary to take this out of any personal... AP: Bolehkah saya mengutarakannya dengan cara lain, hanya sekadar untuk mengeluarkannya dari pribadi seseorang, sebab saya merasa amat perlu meng- eluarkan ini dari masalah pribadi...
38:03 K: Of course, that's what Pupul is talking... K: Tentu saja, itu yang Pupul bicarakan...
38:05 AP: I know, sir, but its language is very... AP: Saya tahu, Tuan, tapi bahasanya sangat...
38:07 K: Avanti, avanti. K: Teruskan, teruskan.
38:08 AP: So, what I want to say is that you speak to us, and there is something within us which responds and says this is the true note, this is the right note, that's it, but we are not able to get it. So we see that that is the right note and yet we don't seem to be able to... AP: Jadi, yang ingin saya katakan adalah Anda berbicara dengan kami, dan ada sesuatu di dalam diri kami yang merespons dan berkata ini adalah catatan yang benar, ini adalah catatan yang benar, itu dia, tapi kami tidak bisa mendapatkannya. Jadi kami melihat bahwa itu adalah nada yang benar namun kami tampaknya tidak dapat...
38:34 PJ: Achyutji, I want to tell you something. I have wept in my time, I have had despair in my time, I have been in darkness in my time... PJ: Achyutji, saya ingin menyampaikan sesuatu. Saya telah menangis dalam masa saya, Saya pernah memiliki keputusasaan dalam masa saya, Saya telah berada dalam kegelapan dalam masa saya...
38:42 AP: I am only saying...

PJ: But I...
AP: Saya hanya mengatakan...

PJ: Tapi saya...
38:44 AP: I am paraphrasing you... AP: Saya memperjelas Anda...
38:45 PJ:...but I have also had the resources to move out, and having moved out of this, I have come to a point when I say, 'Tell me, I have done all this'. PJ:...tapi saya juga punya sumber daya untuk ke luar, dan setelah keluar dari ini, saya sampai pada suatu titik ketika saya berkata, 'Katakan pada saya, saya telah melakukan semua ini'.
39:05 K: Pupul, I come to you, and I ask you this question, this very question which you are putting now, I come to you and put that question. What would be your answer? You understand my question? You understand my question, Radhaji? I come to you... K: Pupul, saya datang kepada Anda, dan saya mengajukan pertanyaan ini, pertanyaan ini yang Anda ajukan sekarang, Saya datang kepada Anda dan mengaju- kan pertanyaan itu. Apa jawaban Anda? Anda paham pertanyaan saya? Anda paham pertanyaan saya, Radhaji? Saya datang kepada Anda...
39:29 RB: And ask why... RB: Dan tanya kenapa...
39:30 K:...all that Pupul has said to me just now, I come and say that to you, what would you answer? What would you answer, sir, or you? What would you answer? Instead of asking me - you understand what I'm saying? What would you answer, what would you tell me? K:...semua yang Pupul katakan pada saya barusan, saya datang dan mengatakan itu kepada Anda, apa yang akan Anda jawab? Apa yang akan Anda jawab, Tuan, atau Anda? Apa yang akan Anda jawab? Alih-alih bertanya kepada saya - Anda paham apa yang saya katakan? Apa yang akan Anda jawab, apa yang akan Anda katakan kepada saya?
39:59 MZ: But, sir, if one could answer, one would not be in that state. MZ: Tetapi, Tuan, jika ada yang bisa menjawab, dia tidak akan berada dalam keadaan itu.
40:03 K: No, no, you're missing... K: Tidak, tidak, Anda salah tangkap...
40:05 PJ: You see, the strange thing is, sir, I know my own answer. PJ: Soalnya, anehnya Tuan, saya tahu jawaban saya sendiri.
40:10 K: Do you?

PJ: Yes.
K: Benarkah?

PJ: Ya.
40:12 K: What is that? K: Apa itu?
40:15 PJ: I'll use a word again, you will... Go and do tapas again.

K: What is tapas?
PJ: Saya akan menggunakan suatu kata lagi, Anda akan... Pergi dan lakukan tapas lagi.

K: Tapas itu apa?
40:23 SP: Do penance.

K: She's dead.
SP: Lakukan penebusan dosa.

K: Dia sudah mati.
40:25 AP: No, no, sir.

Q: Meditation.
AP: Tidak Tuan.

T: Meditasi.
40:29 Q: No.

K: Tapas is dead.
T: Tidak.

K: Tapas sudah mati.
40:31 AP: You see, sir, tapas means...

PJ: Burn yourself on that fire.
AP: Soalnya Tuan, tapas artinya...

PJ: Bakar diri Anda di api itu.
40:34 AP: No, that you have to still...

PJ: Still there are impurities.
AP: Tidak, Anda masih harus tetap...

PJ: Masih ada kotoran.
40:39 AP:...keep on, which involves time. AP:...teruskan, yang melibatkan waktu.
40:43 PJ: No, no... PJ: Tidak, tidak...
40:44 K: What are you all talking about! K: Apa yang kalian bicarakan!
40:47 PJ: I say, burn the impurities. PJ: Saya bilang, bakar kotorannya.
40:51 K: Ah, ah. Burn impurity. K: Ah, ah. Bakar kekotoran.
41:02 PJ: Burn the impurities which are clouding your sight. PJ: Bakar kekotoran yang mengaburkan pandangan Anda.
41:09 K: Suppose I tell you - suppose, I'm not saying - there is no impurity, to burn. You understand my question? What do you say, Pupulji? Thought is impure. Right? Right, sir? I don't know if you will go into... K: Misalkan saya beritahu Anda - seandainya, saya tidak mengatakan bahwa tidak ada kekotoran, untuk dibakar. Anda paham pertanyaan saya? Apa menurut Anda , Pupulji? Pikiran tidak murni. Betul? Benar, Tuan? Saya tidak tahu apakah Anda akan mendalami...
41:56 AP: I see very clearly, sir, that you have lifted this whole process of perception out of a personal sadhana. It has nothing to do with the person. AP: Saya melihat dengan sangat jelas, Tuan, bahwa Anda telah mengangkat seluruh proses persepsi ini keluar dari sadhana, kemelekatan, pribadi. Ini tidak ada hubungannya dengan pribadi orang.
42:08 K: I agree, sir. She is not... K: Saya setuju, Tuan. Dia tidak...
42:12 PJ: The fact is it has not flowered. So? PJ: Faktanya, itu belum mekar. Jadi?
42:17 AP: That is the barrier of perception. AP: Itu adalah penghalang persepsi.
42:19 RB: No, this is very interesting: Thought is impure. RB: Tidak, ini sangat menarik: Pikiran tidak murni.
42:31 Q: It's a reaction. T: Ini adalah reaksi.
42:33 K: Ah, ah, ah...

RB: Ah, ah, no. But there is no impurity.
K: Ah, ah, ah...

RB: Ah, ah, tidak. Tapi tidak ada ketidakmurnian.
42:48 K: When you admit thought is impure, impure in the sense it is not whole. K: Ketika Anda mengakui bahwa pikiran itu tidak murni, tidak murni dalam arti tidak utuh.
42:58 RB: Yes, that it corrupts. RB: Ya, itu korup.
43:00 K: No, no. Thought is not whole.

RB: Yes.
K: Tidak, tidak. Pikiran tidak utuh.

RB: Ya.
43:04 K: Therefore it is fragmented, therefore it is corrupt, therefore it is impure, whatever word you like to use. That which is whole is beyond impure and pure, shame and fear and all that, that which is whole. Right? When Pupulji says, burn, do, what is it? - tapas... K: Karenanya itu terfragmentasi, oleh karenanya itu korup, oleh karenanya itu tidak murni, apapun kata yang ingin Anda gunakan. Apa yang utuh adalah di luar tidak murni dan murni, rasa malu dan ketakutan dan semua itu. Benar? Kalau Pupulji bilang bakar, lakukan, apa itu? - tapas...
43:34 RB: Burn impurity. RB: Membakar kekotoran.
43:35 K: Impurity, it isn't that way. Why is the brain - we're coming slowly to it - why is the brain incapable of perception of the whole, and therefore from that wholeness act? You follow what I'm saying? Is the block, the inhibition, the not flowering - is that the root of it, that thought is incapable of perceiving the whole? Right? And thought is doing all this, going round and round in circles. Right? And I am asking myself, I am in that position - suppose I am in that position - I recognise, see, observe my actions are incomplete, therefore thought can never be complete, therefore whatever thought does is impure, corrupt, etc., etc., not beautiful - let's put all that - aesthetically, morally, it's never, it never is. So why is the brain incapable of perceiving the whole? If you can answer that question, perhaps we'd be able to answer your other question. You understand my...? You have understood, Pupulji?

PJ: I understand.
K: Ketidakmurnian, bukan seperti itu. Mengapa otak - kita perlahan-lahan mendekatinya - mengapa otak tidak mampu mempersepsi keseluruhan, dan karena itu, dari keutuhan itu bertindak? Anda mengikuti apa yang saya katakan? Apakah penyumbatan, hambatan, ketidak-mekaran, apakah itu akarnya, bahwa pikiran itu tidak mampu mempersepsi keseluruhan? Benar? Dan pikiran melakukan semua ini, berputar-putar. Benar? Dan saya bertanya pada diri sendiri, saya dalam posisi itu - misalkan saya dalam posisi itu - saya mengenali, melihat, mengamati tindakan saya tidak lengkap, oleh karena itu pikiran tidak pernah bisa lengkap, karenanya, apapun yang dilakukan pikiran adalah tidak murni, korup, dll, dll. tidak elok - mari kita sebut semua itu - secara estetis, moral, itu tidak pernah, tidak pernah. Jadi mengapa otak tidak mampu mempersepsikan keseluruhan? Jika Anda bisa menjawab pertanyaan itu, mungkin kita bisa menjawab pertanyaan Anda yang lain. Anda paham saya...? Anda sudah paham, Pupulji?

PJ: Saya mengerti.
45:18 SR: You correctly reinterpreted our question. SR: Anda telah mengartikan ulang pertanyaan kami dengan benar.
45:28 K: So could we move from there? Or is it not possible to move from there? That is, we have exercised thought all our life - right? - thought has become the most important thing in our life, and I say that is the very reason there is corruption. Right, Pupul? I don't know if you agree to...

PJ: No, that's the...
K: Jadi bisakah kita bergerak dari situ? Atau tidak mungkin bergerak dari situ? Artinya, kita telah menggunakan pi- kiran sepanjang hidup kita - benar? - pikiran telah menjadi hal terpenting dalam hidup kita, dan saya katakan itulah sebab utama terjadinya korupsi. Benar, Pupul? Saya tidak tahu apakah Anda setuju untuk...

PJ: Tidak, itu...
46:03 K: No, wait, wait, wait. So, is that the block? Is that the factor that prevents this marvellous flowering of human being? If that is the factor, then is there a possibility of a perception which has nothing to do with time, thought? What do you say, Panditji? You have understood what I'm saying? I realise, not only realise intellectually but actually as a fact, that thought is the source of all the ugliness - call it what you like - immorality, sense of degeneration, all that. Do I actually see that, feel it in my blood? Right? If I do, then my next question is: as thought is a broken-up, limited thing, is there a perception which is whole? Right? Right, Pupul? Is that the block? Would you kindly... Panditji, what do you say? K: Tidak, tunggu, tunggu, tunggu. Jadi, apakah itu penghambatnya? Apakah itu faktornya yang mencegah pemekaran yang luar biasa dari manusia? Jika itu faktornya, lalu apakah ada kemungkinan dari suatu persepsi yang tidak ada hubungannya dengan waktu, pikiran? Bagaimana menurut Anda, Panditji? Anda telah paham apa yang saya katakan? Saya menyadari, tidak hanya menyadari secara intelektual tapi secara aktual sebagai suatu fakta, bahwa pikiran adalah sumber dari semua keburukan - sebut saja apa yang Anda suka - amoralitas, rasa degenerasi, semua itu. Apakah saya benar-benar melihatnya, merasakannya mendalam sekali? Benar? Jika saya demikian merasakannya, maka pertanyaan saya selanjutnya adalah: karena pikiran adalah hal yang terputus-putus, terbatas, apakah ada persepsi yang utuh? Benar? Benar, Pupul? Apa itu penghambatnya? Maukah Anda... Panditji, apa yang Anda katakan?
48:00 JU: (In Hindi). JU: (Dalam bahasa Hindi).
48:54 AP: He says my mind has been trained in the discipline of sequences. So... AP: Dia bilang pikiran saya sudah terlatih dalam disiplin berangkai. Jadi...
49:07 K: That's mechanical. K: Itu mekanis.
49:09 AP: No, so there is no possibility of saying, can this be? Either it is so or it is not so.

K: What is so? I have been trained in the sequence of time, in the sequence of thought, thought with its logic...
AP: Tidak, jadi tidak ada kemungkinan untuk mengatakan, apakah ini bisa? Bisa jadi demikian atau tidak bisa demikian.

K: Apa itu? Saya telah dilatih dalam urutan waktu, dalam urutan pemikiran, pikiran dengan logikanya...
49:33 AP: That is cause-effect, cause-effect... AP: Itu sebab-akibat, sebab-akibat...
49:35 K: Cause-effect, and the whole thing, and my brain is conditioned to that... K: Sebab-akibat, dan semuanya itu, dan otak saya dikondisikan pada itu...
49:42 AP: To cause-effect.

K:...the chain.
AP: Pada sebab-akibat.

K:...mata-rantai.
49:45 AP: And if there is no effect... AP: Dan jika tidak ada akibat...
49:48 RB: No. He says my brain is accustomed to two plus two making four, not to two plus two making five, or three and a half. RB: Tidak. Dia bilang otak saya sudah terbiasa pada dua tambah dua menjadi empat, bukan dua tambah dua menjadi lima, atau tiga setengah.
50:00 K: Yes. K: Ya.
50:01 RB: So what you say doesn't fit into... RB: Jadi apa yang Anda katakan tidak cocok dengan...
50:06 K: Wait, wait, no, it does, it does. I question it. If Panditji says that thought is complete, then the sequence is right. K: Tunggu, tunggu, tidak, itu cocok. Saya mempertanyakannya. Jika Panditji mengatakan bahwa pikiran itu lengkap, maka urutannya benar.
50:27 PJ: Thought is complete?

JU: No.
PJ: Pikiran sudah lengkap?

JU: Tidak.
50:32 RB: He agrees that thought is not complete. RB: Dia setuju bahwa pikiran itu tidak lengkap.
50:35 K: Moment he agrees to that, he's had...! When you agree that thought is incomplete, whatever thought does is incomplete, and whatever thought does must create sorrow, mischief, agony, conflict. If he admits that - you follow, sir? - I don't know... K: Saat dia setuju dengan itu, dia telah...! Ketika Anda setuju bahwa pikiran itu tidak lengkap, apa pun yang dilakukan pikiran tidak lengkap, dan apa pun yang dilakukan pikiran harus menciptakan kesedihan, kerusakan, penderitaan, konflik. Jika dia mengakui itu - Anda ikuti, Tuan? - Saya tidak tahu...
51:10 AP: I think... AP: Saya pikir...
51:14 K: My question, Achyutji... K: Pertanyaan saya, Achyutji...
51:17 PJ: Sir, may I ask a question? PJ: Tuan, boleh saya ajukan pertanyaan?
51:19 AP: (In Hindi). AP: (Dalam bahasa Hindi).
51:42 JU: (In Hindi). JU: (Dalam bahasa Hindi).
54:36 AP: The whole process of thought is discrimination. It leaves a thing the moment it discovers that it is the false. So the false is a thought. That which perceives it as false is also a thought. AP: Seluruh proses pemikiran adalah diskriminasi. Ia meninggalkan sesuatu begitu ia menemukan bahwa itu adalah palsu. Jadi yang palsu adalah suatu pikiran. Apa yang menganggapnya salah, juga merupakan pikiran.
54:58 K: Of course. K: Tentu saja.
54:59 AP: Therefore the process of perception is still riding the instrumentality of thought. AP: Oleh karena itu proses persepsi masih menunggangi perantaraan pikiran.
55:06 K: Ah, now, I understand this question. K: Ah, sekarang, saya mengerti pertanyaan ini.
55:07 GN: The process of perception is still...? GN: Proses persepsi masih...?
55:09 AP: Riding the instrumentality of thought. AP: Menunggangi perantaraan pikiran.
55:12 K: You are saying perception is still thought. We are saying something different, if I may point out - I may be wrong, subject to correction, all the rest of it - that there is a perception which is not of time, which is not of thought. Right? K: Anda mengatakan bahwa persepsi masih berupa pikiran. Kita mengatakan sesuatu yang berbeda, jika boleh saya tunjukkan - Saya mungkin salah, terbuka untuk dikoreksi, semua itu - bahwa ada persepsi yang bukan dari waktu, yang bukan dari pikiran. Baik?
55:34 AP: Which is not of time, which is not of thought. AP: Yang bukan dari waktu, yang bukan dari pikiran.
55:39 K: It is not Vedantist and all that kind of stuff. K: Ini bukan Vedantis dan semua sejenisnya.
55:48 SR: So we wanted to know that position more clearly. We wanted to know that position more clearly and more elaborately. SR:Jadi kami ingin tahu sudut pandang itu dengan lebih jelas. Kami ingin mengetahui posisi itu dengan lebih jelas dan lebih rinci.
55:57 K: Yes, yes. K: Ya, ya.
55:59 SR: What is that?

K: I am coming to that, sir. First of all, we know the ordinary perception of thought, discrimination, weighing and balancing, thought constructing and destruction, thought moving in all the human activities - of choice, freedom, obedience, authority - the whole of that. That is the movement of thought which perceives. Right, sir? Now we are asking, is there a perception which is not that. We are asking, we are not saying there is.
SR: Apa itu?

K:Saya sedang menuju ke itu, Tuan. Pertama-tama, kita tahu persepsi pikiran biasa, diskriminasi, menimbang dan menyeimbangkan, pikiran membangun dan menghancuran, pikiran bergerak dalam semua aktivitas manusia - pemilihan, kebebasan, kepatuhan, otoritas - seluruhnya itu. Itulah gerak pikiran yang mempersepsikan. Benar, Tuan? Sekarang kita bertanya, apakah ada persepsi yang bukan itu. Kita bertanya, kita tidak mengatakan itu ada.
56:46 AP: (In Hindi). AP: (Dalam bahasa Hindi).
56:51 PJ: I have often wondered what is the value of a question like that. You see, you pose a question. PJ: Saya sering bertanya-tanya, apa nilai pertanyaan seperti itu. Anda lihat, Anda mengajukan pertanyaan.
57:07 K: You say what's the value of it. K: Anda mengatakan apa nilainya.
57:09 PJ: No, you pose a question, you say no answer is possible. PJ: Tidak, Anda mengajukan pertanyaan, Anda katakan, tidak mungkin ada jawaban.
57:15 K: I'm - No! K: Saya - Tidak!
57:16 PJ: Is an answer possible?

K: Yes. Listen carefully. We know the perception of thought. Thought, as he pointed out, discern, distinguish, choose - right? - thought that creates the structure, the thought that puts in the structure, etc., etc. That is the movement of thought in perception, to distinguish between the right and the wrong, the false and the true, hate and good, all the rest of it. Right, sir? We know that, and as we said, that's time-binding. Right? Right, sir? Now, do we remain there? Which means, do we remain in conflict, perpetual conflict? Right?

SR: Right. That's right.
PJ:Apakah mungkin ada jawaban?

K: Ya. Dengarkan baik-baik. Kita tahu persepsi dari pikiran. Pikiran, seperti dia tunjukkan, meng- enali, membedakan, memilih - benar? - pikiran yang menciptakan struktur, pikiran yang memasukkan struktur, dll., dll. Itulah gerak pikiran dalam persepsi, untuk membedakan antara yang benar dan yang salah, yang palsu dan yang benar, kebencian dan kebaikan, semuanya. Benar, Tuan? Kita tahu itu, dan seperti yang kita katakan, itu terikat waktu. Benar? Benar, Tuan? Sekarang, apakah kita tetap di situ? Artinya, apakah kita tetap berada da- lam konflik, konflik berkepanjangan? Benar?

SR: Benar. Itu betul.
58:37 K: Right, sir? So you ask naturally, is there an enquiry which will lead us to a state of non-conflict. K: Benar, Tuan? Jadi Anda bertanya secara alami, apakah ada penyelidikan yang akan membawa kita ke keadaan non-konflik.
58:51 AP: Non-conflict.

SR: Non-conflict, yes. That's right.
AP: Tiada konflik.

SR: Tiada konflik, ya. Itu tepat.
58:55 K: That's all. Right? K: Itu saja. Benar?
58:58 PJ: Yes. PJ: Ya.
59:00 K: Which is what? Is there a way of perceiving which is not time-binding? Is there a perception which is not born out of knowledge? K: Yang artinya? Adakah cara mempersepsi yang tidak mengikat waktu? Adakah persepsi yang tidak lahir dari pengetahuan?
59:17 AP: Out of knowledge.

SR: Out of knowledge.
AP: Dari pengetahuan.

SR: Dari pengetahuan.
59:19 K: Knowledge being experience, knowledge, memory, thought, action. What? Am I proceeding all right? Right, sir? Now, I am asking, is there an action which is not based on remembrance, perception which is not based on remembrance, remembrance being time. K: Pengetahuan yang adalah pengalaman, pengetahuan, memori, pikiran, tindakan. Apa? Apakah saya melanjutkan dengan baik? Benar, Tuan? Sekarang, saya tanya, adakah tindakan yang tidak didasarkan pada memori, persepsi yang tidak didasarkan pada memori, memori yang adalah waktu.
59:49 AP: The past. AP: Masa lalu.
59:50 K: Past. Put it very simply, as he put it: is there a perception which is totally denuded of the past. Right? Right, sir? We are asking. I am not saying there is. Right, sir? Would you enquire with me that way? K: Dahulu. Sederhananya, seperti yang dia katakan: apakah ada persepsi yang sama sekali tidak mengandung masa lampau. Benar? Benar, Tuan? Kita bertanya. Saya tidak mengatakan ada. Benar, Tuan? Maukah Anda bertanya bersama dengan saya seperti itu?
1:00:15 AP: There is no question of possibility. AP: Tidak ada tempat bagi kemungkinan.
1:00:17 K: Ah, don't argue for a moment, just... K: Ah, sementara jangan berdebat, cukup...
1:00:19 AP: No, I just said...

K: Yes, tell him...
AP: Tidak, saya hanya mengatakan...

K: Ya, katakan padanya...
1:00:21 AP:...it is not a hypothesis.

K: We are enquiring.
AP:...ini bukan hipotesis.

K: Kita sedang bertanya.
1:00:25 AP: We are enquiring, it's an enquiry. AP: Kita sedang bertanya, ini suatu penyelidikan.
1:00:27 K: I know this, and I realise this implies everlasting conflict. Right, sir? Right? No, I won't... K: Saya tahu ini, dan saya menyadari, ini menyiratkan konflik abadi. Benar, Tuan? Benar? Tidak, saya tidak akan...
1:00:43 AP: Yes, sir, etc. (In Hindi). AP: Ya Tuan, dll. (Dalam bahasa hindi).
1:01:34 K: It's a rational question to ask: can this end? It's a rational question, not an illogical question. K:Adalah suatu pertanyaan rasional untuk diajukan: bisakah ini berakhir? Ini suatu pertanyaan rasional, bukan pertanyaan yang tidak logis.
1:01:44 AP: (In Hindi). AP: (Dalam bahasa Hindi).
1:02:08 K: Right. And if you say life is conflict, then you remain here. K: Benar. Dan jika Anda mengatakan hidup adalah konflik, maka Anda tetap di tempat.
1:02:20 SR: That we are enquiring... SR: Itulah yang sedang kita selidiki...
1:02:23 K: Yes, I'm coming to that. K: Ya, saya menuju ke situ.
1:02:25 JU: (In Hindi). JU: (Dalam bahasa Hindi).
1:03:23 AP and

JU: (Discussion in Hindi).
AP dan

JU: (Diskusi dalam bahasa Hindi).
1:04:00 K: Would you like to put on fighting gloves? K: Apakah Anda ingin mengenakan sarung tangan tinju?
1:04:05 AP and

JU: (Discussion in Hindi continues).
AP dan

JU: (Diskusi dalam bahasa Hindi berlanjut).
1:04:40 PJ: No, sir, the metaphor he uses is: he understands the whole movement of conflict in time... PJ: Tidak Tuan, metafora yang dia pakai adalah: dia memahami seluruh pergerakan konflik dalam waktu...
1:04:53 K: And thought.

PJ:...and thought.
K: Dan pikiran.

PJ:...dan pikiran.
1:04:55 AP: And negates it. AP: Dan meniadakannya.
1:04:56 PJ: And sees the inadequacy of it. I won't say... PJ: Dan melihat kekurangannya. Saya tidak akan mengatakan...
1:05:01 K: Ah, ah, ah... K: Ah, ah, ah...
1:05:02 PJ: Please, sir, listen to me. He says the ill man, the man who is suffering from disease, wants to be cured. PJ:Tuan, tolong dengarkan saya. Dia mengatakan orang sakit, orang yang menderita penyakit, ingin disembuhkan.
1:05:13 K: Of course. K: Tentu saja.
1:05:14 PJ: But he cannot kill himself before he is cured. What you are asking is: kill yourself. PJ: Tapi dia tidak bisa bunuh diri sebelum dia disembuhkan. Apa yang Anda minta adalah: bunuh diri Anda.
1:05:21 K: Ah, ah, no, I am not. You've made a case which is untenable. K: Ah, ah, tidak, tidak begitu. Anda telah membuat kasus yang tidak dapat dipertahankan.
1:05:25 GN: The analogy doesn't hold. GN: Analoginya tidak berlaku.
1:05:26 AP: Analogy doesn't hold because I see... AP: Analogi tidak berlaku karena saya melihat...
1:05:28 K: Ah, ah...

AP: (In Hindi).
K: Ah, ah...

AP: (Dalam bahasa Hindi).
1:05:33 PJ: No, it is possibly, Achyutji, it is possibly the real disease. PJ: Tidak, itu mungkin, Achyutji, itu mungkin penyakit yang sebenarnya.
1:05:41 GN: Real...? GN: Nyata...?
1:05:43 PJ: You see, he may put it in a different way. All that you call thought held in mind... PJ: Anda lihat, dia mungkin meng- atakannya dengan cara yang berbeda. Semua yang Anda sebut pikiran ada dalam batin...
1:05:53 K: Let's call it conflict for the moment. K: Sebut saja itu konflik untuk saat ini.
1:05:55 PJ: Conflict. Don't also forget that conflict is Pupul. PJ: Konflik. Jangan lupa konflik itu juga Pupul.
1:06:00 K: What? K: Apa?
1:06:01 PJ: Conflict is Pupul, conflict is the 'I'. PJ: Konflik adalah Pupul, konflik adalah si 'Aku'.
1:06:05 K: Yes, yes, from conflict, society, Pupul, me... K: Ya, ya, dari konflik, masyarakat, Pupul, saya...
1:06:07 PJ: No, sir.

K: What are you trying to tell me?
PJ: Tidak Tuan.

K: Apa yang ingin Anda katakan kepada saya?
1:06:10 PJ: No, sir, please listen, sir.

K: I will listen.
PJ: Tidak, Tuan, tolong dengarkan, Tuan.

K: Saya akan mendengarkan.
1:06:13 PJ: Ultimately society and all can go down the drain. Ultimately it is 'I'. All these experiences, all these happenings, centres round that. PJ: Pada akhirnya masyarakat dan semuanya bisa sia-sia. Pada akhirnya itu adalah si 'Aku'. Semua pengalaman ini, semua kejadian ini, berpusat di sekelilingnya.
1:06:28 K: Which is? K: Yang adalah?
1:06:29 PJ: Which is thought...

K: Conflict.
PJ: Yang adalah pikiran…

K: Konflik.
1:06:31 PJ:...caught in time as conflict. PJ:...terjebak dalam waktu sebagai konflik.
1:06:34 K: So 'I' is conflict. K: Jadi 'Saya' adalah konflik.
1:06:35 PJ: 'I' is conflict.

K: Wait a minute.
PJ: 'Saya' adalah konflik.

K: Tunggu sebentar.
1:06:38 PJ: I see it in an abstract way. PJ: Saya melihatnya secara abstrak.
1:06:42 K: I mean, no, not an abstract way. It is so. K: Maksud saya, tidak, bukan cara yang abstrak. Memang begitu.
1:06:46 PJ: Sir, listen to what he is saying, I'm just putting it. PJ:Tuan, dengarkan apa yang dia kata- kan, saya sekedar menyampaikan saja.
1:06:49 K: I mean, all right. K: Maksud saya, baiklah.
1:06:50 PJ: You say the 'I' is diseased, is ill. To cure it, you say chop off its head. PJ: Anda bilang 'aku' berpenyakit, sakit. Untuk menyembuhkannya, Anda katakan potong kepalanya.
1:07:03 K: I'm not saying anything. K:Saya tidak mengatakan apa-apa.
1:07:05 PJ: It is that, and we are never... PJ: Memang begitu, dan kami tidak pernah...
1:07:08 K: No, I object. You are translating what I am saying to suit your... K: Tidak, saya keberatan. Anda menerjemahkan apa yang saya katakan agar menyesuaikan dengan...
1:07:13 PJ: Please, sir, maybe this is what is really the ultimate thing which is stopping us from the final... PJ:Mohon, Tuan , mungkin ini yang benar-benar paling utama, yang menghentikan kami dari yang final...
1:07:20 K: No, I am not chopping. I recognise, please, Pupulji, let's be very simple. I recognise conflict is my life - right? - conflict is 'me', is my life - right? K: Tidak, saya tidak memotong. Saya tahu, tolong, Pupulji, mari kita menjadi sangat sederhana. Saya menyadari konflik adalah hidup saya - benar? - konflik adalah 'saya', hidup saya - benar?
1:07:34 AP: (In Hindi). AP: (Dalam bahasa Hindi).
1:08:00 PJ: He is saying, ultimately this is the thing which is holding all of us back.

K: What is that?
PJ: Dia bilang, akhirnya, ini adalah masalahnya, yang menahan kita semua.

K: Apa itu?
1:08:08 PJ: That is, that you may talk of it as conflict, you can talk of it... PJ: Artinya, Anda boleh mengutarakannya sebagai konflik, Anda bisa mengatakannya...
1:08:12 K: I am just saying stick to conflict. K: Saya hanya mengatakan, tetaplah pada konflik.
1:08:15 PJ: No, but you cannot think of the thing... PJ: Tidak, tapi Anda tidak bisa memikirkan hal itu...
1:08:17 K: All right, I reduce all that to the word 'conflict'. Don't beat around, introduce more words. Look, Pupul, all this, thought... K:Baiklah, saya mereduksi semua itu menjadi kata 'konflik'. Jangan berputar-putar dengan mem- perkenalkan lebih banyak kata-kata. Lihat, Pupul, semua ini, pikiran...
1:08:28 RB: She is saying that if conflict ends, the 'me' ends, there is the block. RB: Dia mengatakan bahwa jika konflik berakhir, 'saya' berakhir, di situlah letak penghalangnya.
1:08:34 K: I don't say that.

PJ: I know it!
K: Saya tidak mengatakan itu.

PJ: Saya tahu itu!
1:08:38 K: You don't know it.

PJ: I know it.
K: Anda tidak tahu itu.

PJ: Saya tahu itu.
1:08:42 K: You cannot know it. K: Anda tidak bisa mengetahuinya.
1:08:44 PJ: Sir, how can you say that?

K: That's just a theory.
PJ: Tuan, bagaimana Anda bisa meng- atakan begitu?

K: Itu hanya teori.
1:08:47 PJ: No, sir.

K: Ah, ah, I'll show it to you.
PJ: Tidak, Tuan.

K: Ah, ah, saya akan menunjukkannya kepada Anda.
1:08:50 PJ: No, sir. PJ: Tidak, Tuan.
1:08:54 K: Do you actually realise that you are conflict? Nobody is chopping anybody's head off. I am saying, do I realise, in my blood, in my heart, in the depth of me, I am conflict, or it's just an idea which I am trying to fit into this? Vous avez compris? K: Apakah Anda benar-benar mewaspadai bahwa Anda adalah konflik? Tidak ada yang memenggal kepala siapa pun. Saya berkata, apakah saya mewaspadai, dalam darah saya, di hati saya, di kedalaman diri saya, Saya adalah konflik, atau itu hanya ide yang saya coba untuk dicocok-cocokkan dengan ini? Anda paham?
1:09:27 JU: (In Hindi). JU: (Dalam bahasa Hindi).
1:10:56 AP: (In Hindi). AP: (Dalam bahasa Hindi).
1:11:05 JU: (In Hindi). JU: (Dalam bahasa Hindi).
1:11:08 SR: I think Krishnaji is coming to that point. SR: Saya pikir Krishnaji datang pada titik itu.
1:11:11 AP: No, but the word 'silsila', as you know, means continuity. AP: Tidak, tapi kata 'silsila', seperti Anda ketahui, berarti kontinuitas.
1:11:17 JU: (Translated from Hindi) So what is that? It is not a permanent thing. JU: (Diterjemahkan dari bahasa Hindi) Jadi apa itu? Itu bukanlah hal yang permanen.
1:11:22 SR: Listen to Krishnaji. He is coming to a very important point... SR: Dengarkan Krishnaji. Dia tiba pada poin yang sangat penting...
1:11:25 K: What, sir? K: Apa, Tuan?
1:11:26 SR: You are coming to that point, sir. SR: Anda tiba pada titik itu, Tuan.
1:11:29 K: Sir, I only know my life is a series of conflicts... K:Tuan, saya hanya tahu hidup saya adalah serangkaian konflik...
1:11:35 AP: Right.

K: 'Till I die. Right? I mean, any man admits this. For God's sake, move!
AP: Benar.

K: Sampai saya mati. Benar? Maksud saya, siapa pun meng- akui ini. Demi Tuhan, bergeraklah!
1:11:43 AP: Yes, this is our life.

K: This is our life, and you come along and say to me, must you go on doing this? Find out if there is a different way of looking and acting which doesn't contain this. That's all my point. You understand?

AP: Yes, sir.
AP: Ya, inilah hidup kami.

K: Inilah hidup kita, dan Anda datang dan berkata kepada saya, haruskah Anda terus melakukan ini? Cari tahu apakah ada cara berbeda dalam penglihatan dan tindakan, yang tidak mengandung ini. Itu adalah semua maksud saya. Anda paham?

AP: Ya, Tuan.
1:12:08 K: Please, just translate what I said. K: Tolong, terjemahkan saja apa yang saya katakan.
1:12:14 AP: (In Hindi). AP: (Dalam bahasa Hindi).
1:12:30 K: Ah, ah, ah... Oh, for God's...! K: Ah, ah, ah...Oh, demi Tuhan...!
1:12:34 SP: You are denying continuity. SP: Anda menyangkal kontinuitas.
1:12:37 AP: No, he has asked me...

SP: Krishnaji didn't say that.
AP:Tidak, dia bertanya kepada saya...

SP: Krishnaji tidak mengatakan itu.
1:12:40 AP: No, no, but I am telling he is asking that question. AP: Tidak, tidak, tapi saya katakan dia mengajukan pertanyaan itu.
1:12:43 RB: Krishnaji asked you to translate him, you are saying something else. RB: Krishnaji meminta Anda untuk menerjemahkannya, Anda mengatakan sesuatu yang lain.
1:12:47 K: Sir, sir, I am using very simple language. My life is conflict, and that's all I know. From the moment I am born - they are discovering new things about babies - from the moment I am born till I die, it's a series of incident, conflict, - follow? All that. That is the continuity, that's all I'm saying. Right? Right, sir? Now, next, I am a reasonable man, thinking man, and say, must I go on this way? - right? You come along and tell me there is a different way which is not this, and he says I'll show it to you. That's all - right? K: Tuan, Tuan, saya menggunakan bahasa yang sangat sederhana. Hidup saya adalah konflik, dan itu yang semuanya saya tahu. Sejak saat saya lahir, - mereka menemukan hal-hal baru tentang bayi - dari saat saya lahir sampai saya meninggal, itu adalah serangkaian insiden, konflik, - Anda ikuti? Semua itu. Itulah kesinambungan, itu saja yang saya katakan. Benar? Benar, Tuan? Sekarang, selanjutnya, saya adalah orang yang berakal sehat, orang yang berpikir, dan berkata, haruskah saya terus seperti ini? - Benar? Anda datang dan memberi tahu saya, ada cara lain yang bukan ini, dan dia bilang saya akan menunjukkannya pada Anda. Itu adalah semuanya - benar?
1:13:48 JU: (In Hindi). JU: (Dalam bahasa Hindi).
1:14:11 K: What is that, sir? K: Apa itu, Tuan?
1:14:13 AP: He says that I accept that this circle in which I am moving... AP: Dia mengatakan bahwa saya menerima lingkaran ini, dalam mana saya bergerak...
1:14:19 SP: Is continuity. SP: Adalah kontinuitas.
1:14:21 AP:...is not taking us anywhere. AP:...tidak membawa kita kemana-mana.
1:14:24 K: Now, I come along, I come... K: Sekarang, saya ikut, saya datang...
1:14:27 AP: You have come there; he has come with you up to there. AP: Anda datang ke sana; dia datang dengan Anda di sana.
1:14:30 K: Yes... K: Ya...
1:14:31 JU: (In Hindi). JU: (Dalam bahasa Hindi).
1:15:37 K: What is that? K: Apa itu?
1:15:40 AP: When you have snapped all anchorage of the past... AP: Ketika Anda telah memutuskan semua penambatan di masa lalu...
1:15:53 K: Who is saying that? K: Siapa yang mengatakan itu?
1:15:54 AP: You have said that this is tying you to your past. Now, when you say negate this... AP: Anda yang mengatakannya, ini mengikatkan Anda pada masa lalu Anda. Sekarang, ketika Anda mengatakan negasikan ini...
1:16:05 K: I don't say any damn thing. Just... K: Saya tidak mengatakan yang sialan begitu. Hanya...
1:16:10 JU: (Translated) That happens anyway. JU: (Diterjemahkan) Bagaimanapun itu terjadi.
1:16:14 RB: No, what he is saying is: Life is conflict, time, thought. That is... RB: Tidak, yang dia katakan adalah: Hidup adalah konflik, waktu, pikiran. Yang adalah...
1:16:21 K: Understood. K: Dimengerti.
1:16:22 RB: Yes, he accepts that that has to go. RB: Ya, dia menerima bahwa itu harus pergi.
1:16:25 K: No. I am not saying anything to go or... K: Tidak. Saya tidak mengatakan apa pun untuk pergi atau...
1:16:28 RB: No, he is saying that. If that goes then what is the connection with what is to be? RB: Tidak, dia mengatakan itu. Jika itu pergi, lalu apa hubungannya dengan apa yang akan terjadi?
1:16:33 K: I am not talking any connection, anything else. I am a man who is suffering, in conflict, in despair, and I say I have lived this for sixty years, please show me a different way of living. That's all he's asking. He doesn't go about continuity and this and that, chopping somebody's head off. He's talking, please help me to find a way of living without conflict. Right? Right? K: Saya tidak berbicara tentang koneksi apa pun, apa pun. Saya adalah orang yang menderita, dalam konflik, putus asa, dan saya katakan, saya telah men- jalani ini selama enam puluh tahun, tolong tunjukkan cara hidup yang berbeda. Hanya itu yang dia minta. Dia tidak menanyakan tentang kontinuitas dan ini dan itu, memenggal kepala seseorang. Dia berbicara, tolong bantu saya menemukan cara hidup tanpa konflik. Benar? Benar?
1:17:03 RB: Very simple.

PJ: Yes.
RB: Sangat sederhana.

PJ: Ya.
1:17:05 K: That's all. Would he accept that very simple fact? K: Itu saja. Akankah dia menerima fakta yang sangat sederhana itu?
1:17:08 PJ: Yes, he would accept this.

SR: Yes.
PJ: Ya dia menerima itu.

SR: Ya.
1:17:11 K: Right, sir?

SR: I think, yes.
K: Benar, Tuan?

SR: Saya kira ya.
1:17:13 K: Now, if you accept that, then the next question: is there a way of looking or observing life without bringing in all the past? That's all my next question. K: Sekarang, jika Anda menerima itu, maka pertanyaan berikutnya: apakah ada cara melihat atau mengamati kehidupan tanpa membawa masa lalu? Itulah seluruh pertanyaan saya selanjutnya.
1:17:31 SR: Yes, that is the question. So we must stick on that question. SR: Ya itu pertanyaannya. Jadi kita harus tetap pada pertanyaan itu.
1:17:35 K: Wait, I'm going to, I'm going to stick to that, I've got the platform now. Right? Has he understood this?

AP: Yes.
K: Tunggu, saya akan, saya akan tetap pada itu, Saya sekarng mempunyai mimbar. Benar? Apakah dia memahami ini?

AP: Ya.
1:17:50 K: No, I must be quite clear. K: Tidak, saya harus cukup jelas.
1:17:52 AP: It is not necessary to translate this. AP: Tidak perlu menerjemahkan ini.
1:17:54 AP: (to JU) You have understood the question? (To K) He has understood. AP:(pada JU) Anda paham persoalannya? (Pada K) Dia telah paham.
1:17:59 K: I have asked myself, is there a way of looking, acting without the operation of thought which is remembrance? Right? K: Saya bertanya pada diri sendiri, adakah cara untuk melihat, bertindak tanpa kerja pikiran, yang adalah pikiran? Benar?
1:18:13 AP: Yes, sir.

K: Right, sir? That's my question. We understand each other? Right. I am going to find out. What is perception? I have perceived life as conflict. That's all I know. And you, I come along - somebody, he comes along and tells me let's find out what is true perception. Right? Right, sir? Right? I don't know it, but I am listening to him. Ah, this is important. I am listening to him, I haven't brought my beastly mind, action, my logic, I am listening to him. Is that happening now?
AP: Ya, Tuan.

K: Benar, Tuan? Itu pertanyaan saya. Kita saling mengerti? Baik. Saya akan mencari tahu. Apakah persepsi itu? Saya mempersepsikan hidup sebagai konflik. Hanya itu yang saya tahu. Dan Anda, saya datang - seseorang, dia datang dan memberi tahu saya mari kita cari tahu apa persepsi yang benar itu. Benar? Benar, Tuan? Benar? Saya tidak tahu itu, tapi saya mendengarkan dia. Ah, ini penting. Saya mendengarkan dia, Saya belum membawa pikiran, tindakan, logika curang saya, Saya mendengarkan dia. Apa itu terjadi sekarang?
1:19:40 AP: I think so.

K: Ah, ah, I question that. You understand what I'm saying? Are you listening afresh to what is being said, that is... that the speaker is saying that there is a perception without remembrance - right? - that there is. Are you listening to it or saying no, there is not, there is a contradiction, all the rest of it, which is, you are not listening at all. That's my point. Got it, sir? I don't know if I'm making myself clear. Right? I tell Achyutji, sir, that there is a way of living without conflict. Now, will he listen to me there? Listen, not translate it immediately into a reaction.
AP: Saya kira begitu.

K: Ah, ah, saya mempertanyakan itu. Anda paham apa yang saya katakan? Apakah Anda mendengarkan dengan segar apa yang dikatakan, yaitu... yang dikatakan pembicara, bahwa ada persepsi tanpa ingatan - benar? - bahwa itu ada. Apakah Anda mendengarkannya atau mengatakan tidak, tidak ada, ada kontradiksi, semuanya itu, artinya, Anda sama sekali tidak mendengarkan. Itu maksud saya. Anda menangkapnya, Tuan? Saya tidak tahu apakah saya menjelaskan dengan baik. Benar? Saya beri tahu Achyutji, Tuan, bahwa ada cara hidup tanpa konflik. Sekarang, apakah dia akan mendengarkan saya? Mendengar, tidak langsung menerjemahkannya menjadi reaksi.
1:20:44 AP: Translating nothing. AP: Tidak menerjemahkan apa-apa.
1:20:46 K: Right? Are you doing that? Ask him, sir, this is important. K: Benar? Apakah Anda melakukan itu? Tanya dia, Tuan, ini penting.
1:20:53 AP: (In Hindi). AP: (Dalam bahasa Hindi).
1:21:11 JU: Yes. JU: Ya.
1:21:13 K: He is listening, therefore there is no reaction, which means what? Oh God, sir, come on, sir. You are already seeing. You get it? K: Dia mendengarkan, oleh karena itu tidak ada reaksi, artinya apa? Ya Tuhan, Tuan, ayolah, Tuan. Anda sudah melihat. Anda menangkapnya?
1:21:50 JU: (In Hindi). JU: (Dalam bahasa Hindi).
1:22:44 K: What's that? K: Apa itu?
1:22:47 AP: Are you suggesting, he asks, in order to make sure that everyone has understood his question, that the perception that all that one has lived... AP: Apakah Anda menyarankan, dia bertanya, untuk memastikan bahwa setiap orang telah memahami pertanyaannya, bahwa semua persepsi dari seseorang selama ini,
1:23:01 AP:...tied to the past...

K:...is conflict.
AP:...terikat dengan masa lalu...

K:...adalah konflik.
1:23:03 AP:...is conflict.

K: Yes.
AP:...adalah konflik.

K: Ya.
1:23:07 AP: Then the perception of the falseness of this itself... AP: Kemudian persepsi tentang kepalsuan ini sendiri...
1:23:12 PJ: No, no, no... PJ: Tidak, tidak, tidak...
1:23:14 RB: No, no, he didn't say all that. RB: Tidak, tidak, dia tidak mengatakan semua itu.
1:23:16 JU: (Translated) It has to be just seen. JU: (Diterjemahkan) Itu harus dilihat saja.
1:23:18 AP: The perception of this... AP: Persepsi dari ini...
1:23:20 K: I only know, sir, that I'm in conflict... K: Saya hanya tahu, Tuan, bahwa saya dalam konflik...
1:23:23 AP: Can you please translate? AP: Bisakah Anda menerjemahkan?
1:23:25 PJ: May I say something? If I can translate what I have understood. PJ: Bolehkah saya mengatakan sesuatu? Jika saya bisa menerjemahkan apa yang saya pahami.
1:23:30 JU: (In Hindi). JU: (Dalam bahasa Hindi).
1:23:34 PJ: (In Hindi). PJ: (Dalam bahasa Hindi).
1:24:36 JU: (In Hindi). JU: (Dalam bahasa Hindi).
1:24:58 AP: There is the transformation of that moment of perception itself. AP: Ada transformasi momen persepsi itu sendiri.
1:25:04 JU: (In Hindi). JU: (Dalam bahasa Hindi).
1:26:10 PJ: The seeing, the perception which was caught in the past, that same seeing, it is seeing.

K: No.
PJ: Penglihatan, persepsi yang tertangkap dalam masa lalu, penglihatan yang sama, itu adalah penglihatan.

K: Tidak.
1:26:25 PJ: Sir, this is what he has to say. It is an ocular seeing if I may put it that way. That same seeing in an instant cleanses itself and sees without the past. He asks, is that seeing? PJ: Tuan, inilah yang dia sampaikan. Ini adalah penglihatan okuler, jika saya bisa berkata seperti itu. Penglihatan yang sama itu, seketika membersihkan dirinya sendiri dan melihat tanpa masa lalu. Dia bertanya, apakah itu penglihatan?
1:26:43 K: Is that...?

PJ: Seeing.
K: Apakah itu...?

PJ: Penglihatan.
1:26:45 K: Seeing. K: Melihat.
1:26:48 PJ: That instrument, that instrument now. Both corrupted by the past and also free of the past. PJ: Instrumen itu, instrumen itu sekarang. Keduanya dirusak oleh masa lalu dan juga bebas dari masa lalu.
1:27:01 K: No, no. Sir, sir, you are a great Buddhist scholar. Right? Right, sir? K: Bukan, Bukan. Tuan, Tuan, Anda adalah seorang sarjana Buddhis yang hebat. Benar? Benar, Tuan?
1:27:13 SR: (In Hindi). SR: (Dalam Bahasa Hindi).
1:27:17 K: You are a great Buddhist scholar. Yes, sir, you are a great Buddhist scholar, well known, you have read a great deal of Buddhism, you know what Buddha has said, all the intricacies of Buddhist analysis, exploration, the extraordinary structure. Right, sir? Right? You know it. Now, if Buddha came to you now and said, 'Listen', would you listen to him? No. That's all. K: Anda adalah seorang sarjana Buddhis yang hebat. Ya, Tuan, Anda adalah seorang sarjana Buddhis yang hebat, terkenal, Anda telah membaca banyak ajaran Buddha, Anda tahu apa yang Buddha katakan, semua seluk-beluk analisis Buddhis, eksplorasi, struktur luar biasa. Benar, Tuan? Benar? Anda tahu itu. Nah, jika Buddha mendatangi Anda sekarang dan berkata, 'Dengarkan', maukah Anda mendengarkan dia? Tidak. Itu saja.
1:27:55 Q: I don't catch it, sir. T: Saya tidak mengerti, Tuan.
1:27:57 K: No, no, please don't laugh, it's not... K: Tidak, tidak, tolong jangan tertawa, ini bukan...
1:27:59 AP: (To audience) Don't talk, please don't speak. AP: (Kepada hadirin) Jangan bicara, mohon jangan bicara.
1:28:02 K: This is much too serious, please, there is not a laughter. Sir, please answer my question. If the Buddha came to you, today now sitting there in front of you and says please, sir, listen. Would you listen? K: Ini terlalu serius, tolong, tidak ada tawa. Tuan, tolong jawab pertanyaan saya. Jika Buddha mendatangi Anda, hari ini duduk di sana di depan Anda dan berkata tolong, Tuan, dengarkan. Maukah Anda mendengarkan?
1:28:27 AP: (In Hindi). AP: (Dalam bahasa Hindi).
1:29:06 K: And he says to you, 'If you listen, that is the transformation'. He says to you, 'If you listen to me, that is your transformation. Just listen'. Right, sir? That's all I'm.. What? The listening is the listening to the truth, therefore everything goes. Oh, come on! K: Dan dia berkata kepada Anda, 'Jika Anda mendengarkan, itulah transformasinya'. Dia berkata kepada Anda, 'Jika Anda mendengarkan saya, itu adalah transformasi Anda. Dengarkan saja'. Benar, Tuan? Itu saja saya... Apa? Mendengarkan adalah mendengarkan kebenaran, karena itu semuanya pergi. Oh, ayolah!
1:29:55 JU: (In Hindi). JU: (Dalam bahasa Hindi).
1:30:01 K: You can't argue with the Buddha. You can't argue with the Buddha. K: Anda tidak bisa berdebat dengan Buddha. Anda tidak dapat berdebat dengan Buddha.
1:30:06 JU: (In Hindi). JU: (Dalam bahasa Hindi).
1:31:08 RB: He is saying, sir, that attention... RB: Dia bilang, Tuan, perhatian itu...
1:31:12 K: Ah, no...

RB: No, listening...
K: Ah, tidak...

RB: Tidak, mendengarkan...
1:31:14 K: I am not concerned. K: Saya tidak prihatin.
1:31:15 RB: No, he is saying that listening itself is Buddha. RB: Tidak, dia mengatakan bahwa men- dengarkan itu sendiri adalah Buddha.
1:31:20 K: Yes, sir. K: Ya, Tuan.
1:31:21 RB: And..

K: That, stop!
RB: Dan ..

K: Itu, hentikan!
1:31:27 K: But we don't! That's all my point. K: Tapi kita tidak! Itu maksud saya.
1:31:31 AP and

JU: (In Hindi).
AP dan

JU: (Dalam Bahasa Hindi).
1:31:55 K: No, sir, would you listen to me? If Buddha talked to me now... I am sitting, you are the Buddha. You talk to me. I say, sir, I listen to you because I love you. Do you understand, sir? I have no argument, I have no, I don't want to get anywhere because I see what you say is truth, and I love you, and that's all. That has transformed everything. K: Tidak, Tuan, maukah Anda mendengarkan saya? Jika Buddha berbicara dengan saya sekarang... Saya sedang duduk, Anda adalah Buddha. Anda berbicara dengan saya. Saya berkata, Tuan, saya mendengarkan Anda karena saya mencintai Anda. Apakah Anda paham, Tuan? Saya tidak punya argumen, saya tidak punya, Saya tidak ingin kemana-mana karena saya melihat apa yang Anda katakan adalah kebenaran, dan saya mencintai Anda, dan itu saja. Itu telah mengubah segalanya.
1:32:42 AP: (In Hindi). AP: (Dalam bahasa Hindi).
1:33:07 K: Sir, nobody listened to him, that's why there is Buddhism. K: Tuan, tidak ada yang mendengarkan dia, makanya ada Buddhisme.
1:33:12 JU:(In Hindi). JU: (Dalam bahasa Hindi).
1:33:13 K: No, tell him that, for God's sake! K: Bukan, katakan itu padanya, demi Tuhan!
1:33:16 JU: (In Hindi). JU: (Dalam bahasa Hindi).
1:34:14 K: What is that, sir? K: Apa itu Tuan?
1:34:17 AP: He says there is no Buddha.

K: No, sir...
AP: Dia bilang tidak ada Buddha.

K: Tidak, Tuan...
1:34:20 AP: Just listen. There is no Buddha... AP: Hanya dengarkan saja. Tidak ada Buddha...
1:34:22 K: Of course.

AP:...there is no speaking of... There is only listening...
K: Tentu saja.

AP:...tidak ada berbicara tentang.. Yang ada hanya mendengarkan...
1:34:28 K: Yes. K: Ya.
1:34:29 AP: ...and in the right listening... AP:...dan dalam mendengarkan dengan benar...
1:34:31 K: That's all I've said. K: Itu saja yang saya katakan.
1:34:32 AP: That's what he has understood.

K: That's all.
AP: Itu yang dia mengerti.

K: Itu saja.
1:34:35 AP: That's what he has understood that in right listening is the quintessence of that wisdom which transforms... AP: Itu yang dia pahami bahwa dalam mendengarkan yang benar adalah inti dari kebijaksanaan yang mentransformasikan...
1:34:49 K: Yes. Not wisdom... You see, sir... Now, just listen to me. This is conflict. Right, sir? A man like me comes along - he may be cuckoo, he may be nutty, anything you like. He comes along and says there is a way of living without knowledge. Right? Don't argue, just listen - without knowledge, which means without the operation of thought. Right? He says there is, and he will explain to you, he'll explain very carefully how it is done. I don't know if he... K: Ya. Bukan kebijaksanaan... Anda lihat, Tuan... Sekarang, dengarkan saya. Ini adalah konflik. Benar, Tuan? Seorang seperti saya datang, - dia mungkin tolol, dia mungkin gila, sesuka Anda sebut apa. Dia datang dan mengatakan ada cara hidup tanpa pengetahuan. Benar? Jangan berdebat, dengarkan saja - tanpa pengetahuan, yang artinya tanpa bekerjanya pikiran. Benar? Dia bilang ada, dan dia akan menjelaskan kepada Anda, dia akan menjelaskan dengan sangat hati-hati bagaimana itu dilakukan. Saya tidak tahu apakah dia...
1:35:45 AP: (Translates in Hindi). AP: (Diterjemahkan dalam bahasa Hindi).
1:36:05 JU: (Translated) I would like to know... JU: (Diterjemahkan) Saya ingin tahu...
1:36:11 K: What, sir? K: Apa, Tuan?
1:36:13 AP: You proceed. AP: Anda lanjutkan.
1:36:17 K: I know my life is conflict, and I'm asking, is there a way of looking, listening, seeing which has no relationship to knowledge. Right? I say there is, and next question is, as the brain is full of knowledge - right? - it has learnt, learnt, learnt, how can such a brain understand this statement? You understand what I am saying? Hai capito? Explain it, sir. K: Saya tahu hidup saya adalah konflik, dan saya bertanya, apakah ada cara untuk memandang, mendengarkan, melihat yang tidak ada hubungannya dengan pengetahuan. Benar? Saya katakan ada, dan pertanyaan selanjutnya adalah, karena otak penuh dengan pengetahuan - benar? - ia telah belajar, belajar, belajar, bagaimana otak seperti itu bisa memahami pernyataan ini? Anda paham apa yang saya katakan? Apakah Anda pahami? Jelaskan hal ini, Tuan.
1:37:14 JU: (In Hindi). JU: (Dalam bahasa Hindi).
1:37:25 AP: He says that you have just placed the question that he has posed in his mind, you have given word to it. AP: Dia mengatakan bahwa Anda baru saja mengajukan pertanyaan itu, yang dia telah ajukan dalam batinnya, Anda telah mengutarakannya.
1:37:34 K: Yes. Right. I say that brain cannot answer this question. K: Ya. Benar. Saya berkata bahwa otak tidak dapat menjawab pertanyaan ini.
1:37:42 JU: (Translated) That is my question. JU: (Diterjemahkan) Itu pertanyaan saya.
1:37:44 K: So, wait, wait. This is conflict, this brain is used to this - right? Right, sir? I'm speaking slowly. This brain is used to it, habituated to it, and you are putting a new question to it, so the brain is in revolt, it can't answer it. Right? K: Jadi, tunggu, tunggu. Ini konflik, otak ini sudah terbiasa dengan ini - benar? Benar, Tuan? Saya berbicara perlahan. Otak ini terbiasa, terbiasa dengan ini, dan Anda mengajukan pertanyaan yang baru, jadi otak memberontak, ia tidak bisa menjawabnya. Benar?
1:38:12 JU: (Translated) It is being explained that it is in revolt. But it is possible. JU: (Diterjemahkan) Sudah dijelaskan bahwa otak ada dalam pemberontakan. Tapi itu mungkin.
1:38:25 K: And the speaker says, don't be in revolt, listen. Right? Translate it.

SP: He understands.
K: Dan pembicara berkata, jangan memberontak, dengarkan. Benar? Tolong terjemahkan.

SP: Dia mengerti.
1:38:41 AP: He understands. (Translates in Hindi). AP: Dia mengerti. (Diterjemahkan dalam bahasa Hindi).
1:39:07 JU: This will happen, this can happen. JU: Ini akan terjadi, ini bisa terjadi.
1:39:12 K: Right? So he said try to listen without the movement of thought. Right? That's simple. Which is, can you see something without naming it? Which is, the naming is the movement of thought. Do it. I don't know if I'm making myself...

AP: Yes, sir, perfect.
K: Benar? Jadi dia berkata, coba mendengarkan tanpa gerak pikiran. Benar? Itu sederhana. Artinya, dapatkah Anda melihat sesuatu tanpa menamainya? Artinya, penamaan adalah gerak pikiran. Lakukanlah. saya tidak tahu apakah saya mem- buat diri...

AP: Ya, Tuan, sempurna.
1:39:47 K: Then, find out what is the state of the brain when it has not used the word in seeing. K: Lalu, cari tahu bagaimana keadaan otak ketika belum menggunakan kata dalam melihat.
1:40:01 SR: Yes, this is very important. SR: Ya, ini penting sekali.
1:40:04 K: Ah? Wait, wait, I'm moving very slowly, please, I'm going on, I'm not stopping there. K: Ah? Tunggu, tunggu, saya bergerak sangat lambat, tolong, Saya lanjut, saya tidak berhenti di situ.
1:40:09 SR: Yes. SR: Ya.
1:40:10 AP: (Translates in Hindi). AP: (Diterjemahkan dalam bahasa Hindi).
1:40:17 K: Naam roopa (name, form), no, no...! K: Naam roopa (nama, rupa), tidak, tidak...!
1:40:20 SR: Word.

AP: Not roopa.
SR: Kata.

AP: Bukan roopa.
1:40:22 K: Naam roopa, I'm glad I caught you out. K: Naam roopa, saya senang saya menangkap Anda.
1:40:25 AP: I'm sorry. AP: Saya minta maaf.
1:40:34 PJ: Look, may I say one thing? He said can you see a thing (then in Hindi). PJ: Begini, bolehkah saya mengatakan satu hal? Dia berkata dapatkah Anda melihat sesuatu (lalu dalam bahasa Hindi).
1:41:01 K: Now, you tell me what you said to him. K: Sekarang, ceritakan apa yang Anda katakan padanya.
1:41:07 PJ: Can you see something without the word... PJ: Bisakah Anda melihat sesuatu tanpa kata...
1:41:11 K: Yes. K: Ya.
1:41:12 PJ:...and in that seeing can you observe the state of your brain which is observing without the word. PJ:..dan dalam penglihatan itu dapat- kah Anda mengamati keadaan otak Anda. yang mengamati tanpa kata.
1:41:22 K: That's right. That is, the brain. Which means what? The brain has been trained in words. Right? Now when the brain realises it's caught in the net of words, and you come along and say observe without the word, see what is happening in the brain. You follow my point? You understand what I'm saying? What is happening to the brain - now, now? K: Benar. Yakni, otak. Artinya apa? Otak telah dilatih dalam kata-kata. Benar? Sekarang, ketika otak mewaspadai bahwa ia terperangkap dalam jaring kata-kata, dan Anda datang dan berkata amati tanpa kata, lihat apa yang terjadi di otak. Anda mengikuti maksud saya? Anda paham apa yang saya katakan? Apa yang terjadi dengan otak - sekarang, sekarang?
1:41:59 PJ: The brain is still.

K: That's the point. That is, I realise my brain is full of knowledge, knowledge being partly words, experience, sensations - it is that. And you come along and say observe your wife, the tree, the cloud without the word. Is that possible? I am married to her for forty years and suddenly you say to me, observe her without the word, the symbol, the image. And the brain says, 'I can't do it'. Right? Then begin the arguments. I don't know if you follow what... Which is an escape from its incapacity to see its incapacity. I wonder if you get this point. Achyutji, translate, I don't know if you can...
PJ: Otaknya diam.

K: Itu intinya. Artinya, saya mewaspadai otak saya penuh dengan pengetahuan, pengetahuan yang sebagian berupa kata-kata, pengalaman, sensasi - demikianlah adanya. Dan Anda datang dan berkata. amati istri Anda, pohon, awan, tanpa kata-kata. Apakah itu mungkin? Saya menikah dengannya selama empat puluh tahun dan tiba-tiba Anda berkata kepada saya, amati dia tanpa kata, simbol, imaji. Dan otak berkata, 'Saya tidak bisa melakukannya'. Benar? Kemudian mulailah argumen. Saya tidak tahu apakah Anda mengikuti apa... Yang merupakan pelarian dari ketidakmampuannya untuk melihat ketidakmampuannya. Saya ingin tahu apakah Anda paham maksudnya. Achyutji, terjemahkanlah, saya tidak tahu apakah Anda bisa...
1:43:20 AP: Yes, sir, he has understood everything. AP: Ya Tuan, dia sudah paham semuanya.
1:43:24 K: All right. So what has happened to the brain when it realises its incapacity? I don't know if you get the point. It says, 'I can't do anything'. K: Baiklah. Jadi apa yang terjadi pada otak keti- ka ia mewaspadai ketidakmampuannya? Saya tidak tahu apakah Anda paham maksudnya. Dia mengatakan, 'Saya tidak bisa melakukan apapun'.
1:43:40 SP: I can't do anything. SP: Saya tidak bisa melakukan apapun.
1:43:43 K: Right? Have you come to that point? Which is actuality, not theory. Have I come to the point to observe without the word, realising my brain is moving, revolving, acting in a verbal net, and it suddenly realises what you are asking it, it cannot do. I don't know if you... So it becomes... says, 'I can't do it'. That means I've stopped doing anything. I don't know if you... When the brain is in such a state, there is a perception which is not born of records. I don't know if I made this clear. Would you see if he has understood this. K: Benar? Sudahkah Anda sampai pada titik itu? Yang mana adalah aktualitas, bukan teori. Apakah saya sudah sampai pada titik untuk mengamati tanpa kata, mewaspadai otak saya bergerak, ber- putar, bertindak dalam jaring verbal, dan dia tiba-tiba mewaspadai apa yang Anda tanyakan padanya, dia tidak bisa lakukan. Saya tidak tahu apakah Anda... Jadi itu menjadi...berkata, 'Saya tidak bisa melakukannya'. Itu berarti saya sudah berhenti melakukan apapun. Saya tidak tahu apakah Anda... Saat otak dalam keadaan seperti itu, ada persepsi yang tidak lahir dari catatan. Saya tidak tahu apakah saya telah membuat ini jelas. Tolong yakinkan, apakah dia telah memahami ini.
1:44:56 AP: (Translates in Hindi) then

JU: (in Hindi).
AP:(Diterjemahkan dalam bahasa Hindi) lalu

JU: (dalam bahasa Hindi).
1:45:51 K: Its very incapacity is the truth. K: Ketidakmampuannya itu adalah kebenaran.
1:45:54 JU:(In Hindi). JU: (Dalam bahasa Hindi).
1:46:14 PJ: Panditji, Krishnaji, just now has said something which I want to tell you. He said its very incapacity, the brain's very incapacity is the truth. PJ: Panditji, Krishnaji baru saja mengatakan sesuatu yang ingin saya sampaikan kepada Anda. Dia mengatakan ketidakmampuan itu sendiri, ketidakmampuan otak itu sendiri adalah kebenaran.
1:46:38 AP: This is not a matter of logic alone. This is what he is saying. AP: Ini bukan masalah logika saja. Ini yang dia katakan.
1:46:50 K: So my whole life has changed. I don't know if you see that. So, you follow what is happening? It realises its incapacity - right? - therefore there is a totally different learning process going on. I wonder if you capture that. Which is creation. You follow? Ah, ah. K: Jadi seluruh hidup saya telah berubah. Saya tidak tahu apakah Anda melihatnya. Jadi, Anda mengikuti apa yang terjadi? Ia mewaspadai ketidakmampuannya - benar? - oleh karena itu ada suatu proses belajar sedang berlangsung, yang sama sekali berbeda. Saya ingin tahu apakah Anda menangkap itu. Yang adalah penciptaan. Anda ikuti? Ah ah.
1:47:30 JU: (In Hindi). JU: (Dalam bahasa Hindi).
1:47:33 AP: (In Hindi). AP: (Dalam bahasa Hindi).
1:47:50 PJ: He has answered this. He says, this is itself the very learning process, and this is creativity. PJ: Dia sudah menjawab ini. Dia berkata, ini sendiri merupakan proses belajar, dan ini adalah kreativitas.
1:48:03 K: Come nearer, sir. Sir, I realise my life is struggle, nobody has to point that out to me. K: Mendekatlah, Tuan. Tuan, Saya mewaspadai hidup saya adalah perjuangan, tiada orang yang harus menunjukkan hal itu kepada saya.
1:48:20 AP: (Translates in Hindi). AP: (Diterjemahkan dalam bahasa Hindi).
1:48:25 K: Right? Right? It is so, that's a fact. And you come along, tell me you can end all that instantly. I don't believe it - it can never happen. I begin with that. You follow what I mean? You come and tell me this whole struggle, this monstrous way of living can be ended immediately. My brain says, sorry, you are a cuckoo, I don't believe you. Right? But you say, look, wait a minute, I'll show it to you. Right? I'll show it to you, step by step I'll show it to you. But you are all the time resisting, saying I don't believe you, old boy. You may be God, you may be the Buddha, you may be what you like but... Right? And you tell me look, listen to me, take time, in the sense, have patience. Patience is not time. K: Benar? Benar? Memang begitu, itulah fakta. Dan Anda datang, memberitahu saya bahwa Anda dapat mengakhiri semua itu secara instan. Saya tidak percaya itu - itu tidak akan pernah terjadi. Saya mulai dengan itu. Anda mengikuti apa yang saya maksud? Anda datang dan memberitahu saya seluruh perjuangan ini, cara hidup yang mengerikan ini dapat segera diakhiri. Otakku berkata, maaf, Anda adalah gila, saya tidak percaya Anda. Benar? Tapi Anda berkata, lihat, tunggu sebentar, saya akan tunjukkan kepada Anda. Benar? Saya akan tunjukkan kepada Anda, langkah demi langkah akan saya tunjukkan kepada Anda. Tapi Anda selalu menolak, sambil berkata, saya tidak percaya Anda. Anda boleh jadi Tuhan, Anda boleh jadi Buddha, Anda boleh jadi apa yang Anda sukai, tapi... Benar? Dan Anda memberitahu saya, lihat dengarkan saya, luangkan waktu, dalam artian, bersabarlah. Kesabaran bukanlah waktu.
1:49:53 AP and

JU: (Dialogue in Hindi).
AP dan

JU: (Dialog dalam bahasa Hindi).
1:50:19 Q: He asks if it's a quality. T: Dia bertanya apakah itu suatu kualitas.
1:50:21 AP: Not quality. Avastha is not quality. AP: Bukan kualitas. Avastha(keadaan) bukan kualitas.
1:50:24 K: No, impatience is time. Patience has no time. Come on, sir! K:Tidak, ketidaksabaran adalah waktu. Kesabaran tidak punya waktu. Mari, Tuan!
1:50:35 AP: (In Hindi). AP: (Dalam bahasa Hindi).
1:50:42 JU: (In Hindi). JU: (Dalam bahasa Hindi).
1:50:45 AP: (In Hindi). AP: (Dalam bahasa Hindi).
1:50:49 SP: He says what is that patience which is not...? SP: Dia bilang, apa kesabaran itu yang bukan...?
1:50:52 K: I said to you, life is conflict. I come along and tell him there is an ending to conflict, and the brain resists - right, sir? And I say let it resist, but listen to me, don't bring more and more resistance. Just listen, move. Don't remain with resistance. K: Saya katakan kepada Anda, hidup adalah konflik. Saya datang dan memberitahunya bahwa ada akhir dari konflik, dan otak menolak - benar, Tuan? Dan saya katakan biarkan itu menolak, tapi dengarkan saya, jangan membawa lebih banyak per- lawanan. Dengarkan saja, bergeraklah. Jangan bertahan dengan perlawanan.
1:51:26 AP: (In Hindi.) AP: (Dalam bahasa Hindi.)
1:51:33 K: Come on, sir! K: Ayo, Tuan!
1:51:34 AP: (In Hindi). AP: (Dalam bahasa Hindi).
1:51:48 K: That is, to watch your resistance and keep moving. That is patience. Ah, has he understood?

AP: Yes, sir.
K: Artinya, waspadai perlawanan Anda dan terus bergerak. Itulah kesabaran. Ah, apakah dia paham?

AP: Ya, Tuan.
1:51:59 K: To know the resistance and to move along - that is patience. K: Untuk mengetahui perlawanan dan bergerak - itu adalah kesabaran.
1:52:05 AP: (In Hindi.) AP: (Dalam bahasa Hindi.)
1:52:15 K: Right, sir? Right? So he says, now, don't react but listen to the fact that your brain is a network of words and you cannot see anything new if you are all the time using words, words, words. K: Benar, Tuan? Benar? Jadi dia berkata, sekarang, jangan bereaksi, tapi dengarkan faktanya bahwa otak Anda adalah jaringan kata-kata dan Anda tidak dapat melihat sesuatu yang baru jika Anda sepanjang waktu menggunakan kata-kata, kata-kata, kata-kata.
1:52:42 AP: (To JU, translated) Have you understood? AP: (Ke JU, diterjemahkan) Apakah Anda paham?
1:52:43 JU: Yes. JU: Ya.
1:52:44 K: So can you look at something - your wife, your tree, your sky, the cloud - without a single word. Don't say it's a cloud, just look. Right? When you so look what has happened to the brain? K: Jadi, bisakah Anda melihat sesuatu, istri Anda, pohon Anda, langit, awan - tanpa sepatah kata pun. Jangan katakan itu awan, lihat saja. Benar? Ketika Anda melihat demikian, apa yang terjadi dengan otak?
1:53:09 AP: (In Hindi). AP: (Dalam bahasa Hindi).
1:53:40 K: What actually happens, not theory, actually happens when you are looking without a word? The word is the symbol, the thought, the memory, knowledge - all that. K: Apa yang sebenarnya terjadi, bukan teori, yang sebenarnya terjadi ketika Anda melihat tanpa sepatah kata pun? Kata adalah simbol, pikiran, memori, pengetahuan - semua itu.
1:53:57 AP: (In Hindi). AP: (Dalam bahasa Hindi).
1:54:10 K: No, what happens? Watch it, watch it in yourself. What happens? It is in a state of shock, it is in a state of staggering. Right? Right? So have patience, watch the staggering. That is patience. Do you understand? Has he...? K: Tidak, apa yang terjadi? Perhatikan, perhatikan itu dalam Anda sendiri. Apa yang terjadi? Itu dalam keadaan syok, itu dalam keadaan terhuyung-huyung. Benar? Benar? Jadi bersabarlah, perhatikan keter- goncangan itu. Itulah kesabaran. Apakah Anda paham? Apakah dia...?
1:54:32 AP: Yes, sir, I think so. (then in Hindi.) AP: Ya, Tuan, saya kira begitu. (lalu dalam bahasa Hindi.)
1:54:54 K: To watch, to see the brain is in a staggering state and be with it. K: Melihat, melihat otak berada dalam suatu keadaan terhuyung- huyung dan berada bersamanya.
1:55:01 AP: (In Hindi). AP: (Dalam bahasa Hindi).
1:55:06 K: So, as you are watching it, the brain quiets down. Then look with that quiet brain at things, observe. That is learning. Hai capito (Do you understand)? K: Jadi, saat Anda mengamatinya, otak menjadi tenang. Kemudian lihat dengan otak yang tenang itu pada berbagai hal, amati. Itu adalah belajar. Hai capito (Apakah Anda paham)?
1:55:28 AP and

JU: (In Hindi).
AP dan

JU: (Dalam Bahasa Hindi).
1:55:53 K: Has it happened? Ah, ah...! The bond is broken. I don't know if you see it. The chain is broken. Has it happened? That is the test. So, sir, let's proceed, shall we? Shall we proceed? I have listened - right? - I have seen... not 'I' - there is a listening, there is a seeing and there is a learning, without knowledge. I don't know if you see that. Right? Do you see? So, then what happens? What is learning? Is there anything to learn at all? You follow, Pupulji? Would you explain, sir? K: Apakah itu terjadi? Ah ah...! Ikatannya terputus. Saya tidak tahu apakah Anda melihatnya. Rantainya putus. Apakah itu terjadi? Itulah ujiannya. Jadi, Tuan, mari kita lanjutkan? Apakah kita akan melanjutkan? Saya telah mendengarkan - benar? - Saya sudah melihat... bukan 'saya' - ada yang mendengarkan, ada yang melihat dan ada pembelajaran, tanpa pengetahuan. Saya tidak tahu apakah Anda melihatnya. Benar? Apakah Anda lihat? Lalu apa yang terjadi? Apa belajar itu? Apakah ada sesuatu yang perlu dipelajari? Anda mengikuti, Pupulji? Bisakah Anda menjelaskan, Tuan?
1:57:22 AP: (In Hindi). AP: (Dalam bahasa Hindi).
1:58:02 K: Ah, ah, there is something introduced which I feel is not right. SP, AP, JU, and PJ (In Hindi). (Translated: It's a state). K: Ah, ah, ada sesuatu yang diperkenalkan yang menurut saya tidak benar. AP, JU, dan PJ (Hindi). (Diterjemah- kan: Ini adalah suatu keadaan).
1:58:23 PJ: Seeing, listening and learning. (In Hindi) What is there to learn? PJ: Melihat, mendengarkan dan belajar. (Dalam bahasa Hindi) Apa yang bisa dipelajari?
1:58:36 SP: In that state what is there to learn. SP: Dalam keadaan itu apa yang bisa dipelajari.
1:58:41 K: Which means what? You've wiped away the whole self. K: Artinya apa? Anda telah menghapus seluruh diri.
1:58:46 PJ: You've wiped away the whole self. PJ: Anda telah menghapus seluruh diri.
1:58:48 K: I wonder if you see this. Because the self is knowledge. Got it? Self is made up of experience, knowledge, thought, memory, and memory, thought, action - that is the self. Right? Now, sir, just a minute. Has this happened? If it hasn't happened, let's begin again. That is patience. I have got infinite patience. I wonder if you understand this. That patience has no time. You get it? Impatience has time. I wonder - right? K: Saya ingin tahu apakah Anda melihat ini. Karena diri adalah pengetahuan. Menangkapnya? Si diri terdiri dari pengalaman, pengetahuan, pemikiran, memori, dan memori, pikiran, tindakan - itulah adalah si diri. Benar? Sekarang, Tuan, tunggu sebentar. Apakah ini terjadi? Jika belum terjadi, mari kita mulai lagi. Itulah kesabaran. Saya memiliki kesabaran yang tak terbatas. Saya ingin tahu apakah Anda memahami ini. Kesabaran itu tidak punya waktu. Anda paham? Ketidaksabaran mempunyai waktu. Saya bertanya-tanya - benar?
2:00:00 AP: Yes, sir. AP: Ya, Tuan.
2:00:03 K: What, sir? K: Apa, Tuan?
2:00:04 AP: That is... AP: Yaitu...
2:00:05 K: Basta (enough)? You are asking me to stop? K: Basta (cukup)? Anda meminta saya untuk berhenti?
2:00:08 AP: I think that we have come to a point. AP: Saya pikir kita telah sampai pada suatu titik.
2:00:13 K: All right, sirs. No, I have come to a point where you have to say yes or no. K: Baiklah, Tuan-tuan. Tidak, saya telah sampai pada suatu titik di mana Anda harus mengatakan ya atau tidak.
2:00:21 SR: That's right. SR: Benar.
2:00:23 K: It's not just you have come to a point. K: Bukan sekadar hanya Anda sampai pada suatu titik.
2:00:27 JU and

AP: (In Hindi).
JU dan

AP: (Dalam Bahasa Hindi).
2:03:27 K: What? What's happening? K: Apa? Apa yang terjadi?
2:03:31 RB: He is asking what will come out of this observing, listening? Is this state to go on or will something come out of it which will transform the world? RB: Dia tanya apa yang akan dihasil- kan dari mengamati, mendengarkan ini? Apakah keadaan ini akan berlanjut, atau akankah sesuatu keluar darinya yang akan mengubah dunia?
2:03:45 K: Ah, wait a minute. K: Ah, tunggu sebentar.
2:03:47 AP: I said this is too early a question... AP: Saya bilang ini pertanyaan yang terlalu dini...
2:03:49 K: No... K: Tidak...
2:03:50 AP: Because you have to stay with it first. AP: Karena Anda harus bertahan dengannya dulu.
2:03:52 K: The world is me, the world is not separate. K: Dunia adalah saya, dunia tidak terpisah.
2:03:58 SR: Nothing is left. SR: Tidak ada yang tersisa.
2:04:00 K: The world is me. K: Dunia adalah saya.
2:04:03 SR: Then what is that? SR: Lalu itu apa?
2:04:05 K: World is self, different selves.

SR: Right, sir.
K: Dunia adalah diri, diri yang berbeda.

SR: Benar, Tuan.
2:04:10 K: That self is me.

SR: Right.
K: Diri itu adalah saya.

SR: Benar.
2:04:14 K: Now, what happens when this takes place - actually, not theoretically - what happens? First of all, there is tremendous energy, boundless energy, not energy created by thought. You understand the difference? The energy that's born out of this, knowledge and all, and there is a totally different kind of energy, which then acts. That is, that energy is compassion, love. Then that love and compassion is intelligence, and that intelligence acts. K: Sekarang, apa yang terjadi saat ini terjadi - secara aktual, tidak secara teoritis - apa yang terjadi? Pertama-tama, ada energi yang luar biasa, energi tak terbatas, bukan energi yang diciptakan oleh pikiran. Anda paham perbedaannya? Energi yang lahir dari ini, pengetahuan dan semuanya, dan ada jenis energi yang secara total berbeda, yang kemudian bertindak. Artinya, energi itu adalah welas asih, cinta. Maka cinta dan kasih sayang itu adalah kecerdasan, dan kecerdasan itu bertindak.
2:05:10 AP: That action has no root in the 'I'. AP: Tindakan itu tidak memiliki akar di si 'Aku'.
2:05:16 K: Ah, no, ah, no. Sir, darling, just listen, sir. His question was, if this really takes place, what is the next step? What happens? K: Ah, tidak, ah, tidak. Tuan, sayang, dengarkan saja, Tuan. Pertanyaan dia adalah, jika ini benar terjadi, apa langkah selanjutnya? Apa yang terjadi?
2:05:37 AP: Yes. AP: Ya.
2:05:38 K: What actually happens is, you have got this energy which is compassion and love, and intelligence. That intelligence acts in life. K: Yang sebenarnya terjadi adalah, Anda mendapatkan energi ini yaitu kasih sayang dan cinta, dan kecerdasan. Kecerdasan itu bertindak dalam hidup.
2:05:49 AP: To which intelligence I put the acid test... AP:Pada kecerdasan mana saya uji...
2:05:55 K: Intelligence is this, is...

AP: Is that.
K: Kecerdasan adalah ini, adalah...

AP: Adalah itu.
2:05:58 K: No, no, darling. When the self is not, the other is. The other is compassion, love and this enormous boundless energy. That intelligence acts, it's not just intelligence. Now, translate that. K: Bukan, bukan, sayang. Ketika diri tiada, yang lain ada. Yang lain adalah welas asih, cinta dan energi luar biasa tidak terbatas ini. Kecerdasan itu bertindak, bukan hanya sekadar kecerdasan. Sekarang, terjemahkan itu.
2:06:25 SP: He understands. SP: Dia paham.
2:06:29 K: And that intelligence naturally is not yours and mine. That's too damn silly.

AP: That's all that I was saying. I wanted to apply a test to it that unless - if it is yours and mine then it is not intelligence.
K: Dan kecerdasan itu secara alami bukanlah milik Anda dan milik saya. Itu terlalu teramat bodoh.

AP: Itu saja yang saya katakan. Saya ingin menerapkan tes untuk itu kecuali - jika itu milik Anda dan milik saya, maka itu bukan kecerdasan.
2:06:45 K: Of course.

AP: That's all I said.
K: Tentu saja.

AP: Itu saja yang saya katakan.
2:06:52 K: Right, sir. Is it time? Oh, yes. Two hours. K: Benar, Tuan. Apakah sudah waktunya? Oh ya. Dua jam.