Krishnamurti Subtitles home


MA83S2 - Apakah kecerdasan itu?
Pertemuan Seminar ke-2
Madras (Chennai), India
4 Januari 1983



0:19 K: Kita pagi hari ini akan mendiskusikan, apakah 'intelligence', kecerdasan itu. Arti dasar dari kata itu, intelligence, secara etimologis, adalah untuk mengumpulkan informasi, untuk mengumpulkan berbagai bentuk kesimpulan, dan juga, itu berarti 'interlegere', untuk membaca yang tersirat, tidak hanya apa yang tercetak di dalam buku, tetapi juga membaca yang tersirat... atau antara dua orang... yang mencoba mengekspresikan diri dengan cara tertentu. Jadi, sejauh yang bisa dipahami, kata itu artinya adalah untuk mengumpulkan informasi, untuk mengumpulkan berbagai bentuk data, untuk menafsirkan, untuk menyam- paikan signifikansi subjek apa pun, dan juga, untuk membaca antara... dua orang yang berbicara tidak cukup terbuka, tidak cukup dalam komunikasi total. Jadi, kata 'intelligence' (kecerdasan ) menyiratkan semua itu, menurut kamus yang bagus. Jadi, mungkin, kita akan membahas apa kecerdasan itu, di mana tempatnya dalam kehidupan sehari-hari dan di mana ia berada? Apa tempat tinggalnya, di dalam hati manusia, di dalam pikiran manusia, atau di tempat lain? Benar, Tuan?
2:39 Achyut Patwardhan: Saya menyarankan kita harus mulai dari intelek. Karena ada kesalahpahaman yang umum, bahwa ada semacam hubungan kekera- batan antara intelek dan kecerdasan, bahwa kecerdasan hanyalah bentuk intelek yang halus. Padahal, intelek dapat mencegah Anda menjadi cerdas, dari memiliki kecerdasan.
3:10 K: Menurut kamus arti dari 'intelek' adalah kapasitas untuk membedakan, kapasitas untuk bernalar, kapasitas untuk menyelidiki, kapasitas untuk menganalisis, menarik kesimpulan dari analisis, memilih, memahami. Semua kata itu tersirat dalam 'intelek'.
3:42 AP: Intelek adalah alat yang sangat berharga, karena dengan intelek kita telah melawan takhayul, mudah tertipu, tradisi, kepercayaan. Jadi, intelek adalah kemampuan yang sangat bergengsi, karena asosiasi rasional tersebut... dan semua orang yang percaya... bahwa kemampuan berpikir itu sangat aman dan bantuan yang diperlukan... untuk mencegah manusia jatuh ke dalam perangkap takhayul, mereka tetap berpegang pada intelek. Tapi suatu hal datang, seperti kausalitas, bahwa Anda tidak bisa begitu saja mengizinkan diri sendiri... untuk dipenjara di sirkuit kemampuan berpikir itu. Saya ingin Anda menjelaskan tentang batas intelek.
4:43 K: Intelek?
4:50 AP: 'Apa' yang sebenarnya ada hari ini, di antara para intelektual, di antara apa yang disebut para intelektual... di semua universitas, di mana pun, Saya mengambil penampang dari masya- rakat yang hidup dengan intelek, yang hidup dengan 'learning' (pendidikan) nya.
5:09 K: Saat Anda menggunakan 'pendidikan', sekali lagi kita sampai pada per- tanyaan yang sama sekali berbeda. Mungkin Dr. Sudarshan yang merupakan seorang ilmuwan, dia mungkin akan menjelaskan intelek itu apa.
5:24 George Sudarshan: Tidak, saya tidak akan menjelaskan, tapi saya melihat Prof. Weber tersenyum. Dia juga mencari nafkah dengan menggunakan intelek. Saya ingin dia mengatakan sesuatu.

K: Kalau begitu ada kalian semua.
5:41 Renée Weber: Apa pertanyaannya?
5:44 GS: Achyutji ingin tahu apa peran intelek, peran intelektual, dan batasan menjadi intelektual?
5:55 AP: Saya pribadi merasa bahwa kita tidak bisa memasuki topik ini, sampai kita memiliki pemahaman yang jelas tentang batas-batas intelek, bahwa itu hanya sampai pada titik ini, tidak melampaui titik itu, ini membantu kita untuk itu, karena intelek terkait dengan pikiran.
6:15 RW: Baiklah. Ini menjadi lebih jelas, tentunya bagi orang-orang di bidang filsafat, bahwa intelek, per definisi, terbatas. Itu diterima oleh para filsuf modern, dan itu adalah kekuatannya yang khas.
6:48 K: Untuk membedakan. RW: Ya. Itu mengklasifikasikan. Ia mencoba untuk menjadi jelas, logis, tahu ia beroperasi dalam ruang dan waktu, sejak Kant dan filsuf semacam itu, yang diakui, dan tidak diasumsikan bahwa intelek dapat melakukan lebih dari itu. Saya pikir intelek telah... dengan tepat diklasifikasikan sebagai instrumen terbatas, yang tidak bisa mengetahui yang sebenarnya, yang asli. Itu demikian dalam filsafat selama 300 tahun.
7:20 AP: Akankah Bertrand Russell menganut pandangan itu?
7:23 RW: Ya. Bagi mereka, tidak ada yang perlu diketahui di luar itu, dan bagaimanapun, kita tidak punya instrumen untuk mengetahui realitas.
7:33 GS: Ini sangat mirip dengan kasus seorang pembebas, seseorang yang mencoba untuk mengeluarkan Anda dari tirani, datang dan mengambil alih suatu revolusi populer, kemudian menjadi diktatornya sendiri. Intelek, dalam arti tertentu, telah membebaskan kita dari banyak hal, telah memberlakukan kediktatoran jinaknya sendiri.
7:56 Pupul Jayakar: Bolehkah saya menyela, dan mengatakan satu hal?
8:01 K: Pupulji, dapatkah Anda menunggu? Wanita ini yang memulai.
8:06 T: Sepertinya, dalam profesi saya yang juga mengajar di universitas, bahwa ada bahaya-kerja dari kata-kata dan pikiran, seperti penyakit paru-paru hitam adalah bahaya kerja para penambang. Dan sepertinya, juga, bahwa meskipun kita menyatakan bahwa kita memiliki batas ini, bukan itu yang kita jalani dalam praktik, bahwa ada perbedaan... bahkan antara pemahaman intelektual kita tentang apa yang kita katakan... dan apa yang sebenarnya kita jalani dalam hidup kita.
8:46 GS: Bahkan kaum intelektual kadang- kadang melampaui batasan intelek.
8:52 RW: Tidak. Sebaliknya. Saya pikir, bahkan ketika kita mengatakan kita melampaui batas, dan kita bergerak ke arah itu secara lisan, bahwa cukup sering kita benar- benar menipu diri sendiri, dan itu tidak melampaui. Itu adalah khayalan baru.
9:16 K: Pupulji sedang berbicara.
9:21 PJ: Tepat sebelum diskusi ini dimulai, saya menanyakan baik kepada Dr. Sudarshan... dan menantu laki-laki saya, Hans Herzberger, suatu pertanyaan tentang apa yang sebenarnya Gödel katakan? Gödel yang merupakan salah satu ilmuwan hebat. Dan mereka mengatakan kepada saya - perbaiki saya jika saya salah - bahwa pengetahuan itu tidak pernah lengkap. Tidak ada pengetahuan yang pernah lengkap.
9:55 GS: Dalil-dalil yang dapat dihitung atau dalil-dalil deduktif... tidak pernah menguras habis sistem.

PJ: Jadi tidak pernah lengkap.
10:03 K: Apakah Anda mau menjelaskannya untuk orang awam?
10:07 GS: Gödel membuktikan sebuah teorema, bahwa jika Anda memiliki suatu logika matematika apa pun, yang bisa dihitung, di mana hal-hal dapat didaftarkan dan suatu kategori dapat dibuat, maka Anda selalu dapat menunjukkan bahwa ada dalil-dalil tertentu, yang dapat dinyatakan dalam skema itu, yang tidak dapat dibuktikan atau ditolak dalam sistem itu. Tidak mungkin ada bukti yang lebih jelas... dari fakta bahwa sistem tersebut terbuka, karena pikiran manusia mampu membangun sebuah sistem, adalah cukup jelas bahwa pikiran manusia tidak perlu terbatasi... dengan batasan yang sama seperti suatu perhitungan proposisional.
10:44 K: Anda menciptakan suatu sistem dan sistem itu terbuka, oleh karena itu penemunya juga memi- liki kapasitas untuk menjadi terbuka.
10:55 GS: Dan Dr. Herzberger lebih lanjut menunjukkan, bahwa apa yang dimaksud dalam filsafat hanyalah untuk mengakui, bahwa oleh karena itu pikiran manusia tidak dapat dihitung, dan karena itu tidak bisa bersifat mekanis, seperti sistem mekanikal biasa.
11:15 PJ:Dia di sini. Hans, kenapa Anda ti- dak datang untuk selama setengah jam? Dia harus pergi pada jam 11, tetapi Anda bisa datang sampai waktu itu. Dia harus pergi untuk mata putrinya. Tapi sampai waktu itu, datanglah.
11:49 K: Gödel.
11:51 GS: Kata-kata telah dimasukkan ke dalam mulut Anda. Anda bisa menyangkalnya. Anda mendengar apa yang dikatakan Pupulji?

PJ: Tidak, Anda menjelaskan apa yang dia katakan.
12:06 GS: Anda mengatakan apa yang disiratkan oleh teorema Gödel... untuk filsafat kontemporer dan umumnya, adalah bahwa pikiran mungkin tidak mekanis, karena pikiran dapat menyusun suatu sistem, yang melampaui dalil tertentu itu.
12:22 Hans Herzberger: Ya, ini adalah poin yang diperdebatkan, tapi ini adalah satu interpretasi, bahwa pikiran tidak bisa menjadi suatu sistem tertutup, atau suatu sistem mekanis atau suatu sistem formal atau suatu komputer.
12:37 K: Apakah ini sekedar teori atau faktual dalam kehidupan sehari-hari?
12:41 Sunanda Patwardhan: Bagaimana mereka bisa sampai ke ini, bahwa ada kemungkinan pikiran bukanlah suatu sistem yang tertutup?
12:47 HH: Itu hanya teorema. Ada fakta matematis, tetapi interpretasi itu hanyalah teori, hipotesis, dan sangat diperdebatkan.

K: Jadi, apa yang kita bicarakan?
13:01 PJ: Lihat implikasinya. Jika secara ilmiah demikian, dan diterima, maka pikiran manusia terbuka. Kita membicarakannya sebagai suatu sirkuit tertutup.
13:27 K: Apa yang Anda maksud dengan batin?
13:29 Asit Chandmal:Dapatkah saya memperta- nyakan ini sedikit lebih banyak lagi? Seperti yang saya pahami, apa yang dikatakan Gödel, secara sangat sederhana, adalah jika Anda memiliki sejumlah dalil, lalu jika Anda dapat membuktikan semuanya dalam sistem itu, maka dalil-dalil tersebut saling bertentangan... dan jika Anda tidak memiliki kontradiksi dalam dalil itu, maka ada hal-hal yang tidak dapat dibuktikan oleh sistem itu. Sistemnya tidak bisa lengkap dan sekaligus tanpa kontradiksi. Itu, pada dasarnya, adalah yang dia katakan. Anda memiliki dalil-dalil. Anda menemukan tidak dapat membuktikan sesuatu, jadi Anda menambahkan lebih banyak dalil-dalil, dan dalil-dalil berikutnya mulai ber- lawanan dengan dalil sebelumnya.
14:18 AP: Filsafat India kontemporer, sejauh yang saya pahami, belum melampaui Bertrand Russell. Profesor, tolong, perbaiki saya.
14:28 PJ: Apakah Anda menerima apa yang dia katakan?
14:33 HH: Pastinya saya terima apa yang dia katakan. Cara lain untuk mengutarakannya... adalah kebenaran-kebenaran aritmatika yang bisa kita pahami dan raih, tidak bisa ditangkap dalam sistem formal.
14:46 K: Itu saja.
14:47 Radha Burnier: Saya rasa ini benar dan itulah alasannya mengapa setiap sistem filosofis... mampu tanpa henti untuk mengorek lubang-lubang di sistem-sistem lain, karena mereka masing-masing memiliki kontradiksi-kontradiksi tertentu, dan masing-masing adalah sistem yang sudah dipikirkan dengan baik.
15:06 PJ: Tapi begitu Anda bilang bahwa itu tidak pernah bisa lengkap, maka ketidaklengkapan itu membuatnya terbuka, oleh karena itu ini bukan sirkuit tertutup. Itu mungkin bisa dimasukkan ke dalam bahasa yang lebih ilmiah. Fakta yang Anda katakan bahwa pengetahuan itu terbatas, merupakan suatu sirkuit tertutup. Begitu Anda mengatakan bahwa pengetahuan... selalu terbatas, tidak pernah lengkap... - tidak 'terbatas', tidak pernah lengkap.

K:Tidak, gunakan kata itu.
15:53 PJ:Lalu keadaan sangat tidak leng- kapnya itu menyisakan pintu terbuka.
15:59 K: Ya, ya, ya.

PJ: Membiarkan pintu terbuka.
16:02 AC: Saya tidak akan menyimpulkan itu dari Gödel. Selama tidak ada kontradiksi dalam asumsi pengetahuan Anda, ada beberapa hal yang Anda ketahui, yang tidak dapat Anda buktikan. Hanya itu yang dikatakan.
16:17 PJ: Saya hanya ingin yang khusus ini. Jika sesuatu tidak lengkap, kemudian ketidaklengkapannya menyisakan pintu terbuka.
16:28 AC: Pintu terbuka ke apa?

PJ:Pintu terbuka ke yang tidak diketahui.
16:33 AC: Bukan ke yang tidak diketahui, ke yang tidak dapat dibuktikan.
16:37 GS: Itu adalah perbedaan yang sangat penting. Masalahnya adalah, sistem aritmatika tidaklah tertutup, bahwa dalam dalil mereka yang Anda ketahui adalah benar, Anda tidak dapat membuktikannya dalam sistem itu. Anda dapat memperluas sistem untuk mencakup yang satu ini, tapi kemudian hal-hal baru adalah benar, yang tidak dapat dibuktikan di dalam sistem. Tetapi selalu yang diketahui, yang dikenal, yang tidak dapat dibuktikan.
17:04 PJ: Yang dikenal itu yang tidak bisa dibuktikan?
17:07 GS: Jadi, itu diketahui... tapi tidak sedemikian rupa bahwa Anda bisa meyakinkan... kepada orang yang tidak ingin mengetahuinya.
17:18 AP: Saya ingin membawa diskusi ke tingkat orang biasa. Pengajaran filsafat dari universitas tingkat orang biasa, di universitas-universitas India kita. Mereka tidak memulai untuk memper- tanyakan batas-batas dari intelek. Pendekatan apa pun ke intelijensi tidaklah mungkin, kecuali ia menjalankan fungsi tertinggi yang mampu dilakukannya, yaitu, untuk melihat keterbatasannya. Saya ingin Anda membantu kami untuk melihat batas intelek. Intelek harus terlebih dulu melihat, bahwa ini tidak dapat diperoleh melalui intelek. Jika Anda mengatakan semuanya bisa didapat oleh intelek ...
18:08 K: Apakah Anda akan mengakui, bagaimanapun dipikirkannya, pemikiran selalu ada batasnya. Apakah Anda akan mengakuinya?
18:20 AP: Ya, saya terima.

K: Benar? Maka Anda telah mempertunjukkannya, tetapi itu bisa terus berkembang.
18:27 AP: Tidak, intelek itu sendiri harus menyadari keterbatasannya sendiri. Ini adalah disiplin dari batin, yang tidak dianjurkan oleh universitas.
18:40 K: Tuan, sebelum kita terlalu terbuntu, Saya ingin bertanya, apa perbedaan antara batin dan otak? Bagaimanakah kualitas dari batin... dan apakah fungsi dari otak? Anda paham pertanyaan saya? Jika kita bisa agak jernih tentang masalah itu. Apa batin itu? Kita telah sering menggunakan kata 'mind' ('batin'). Arti kata itu, menurut kamus, sekali lagi, batin adalah apa yang mampu bernalar dan sebagainya. Betul? Saya ingin membahas ini. Anda mungkin ingin mendiskusikan hal lain, seseorang bebas mendiskusikan apa yang diinginkannya. Saat Anda menggunakan kata batin, batin, batin, intelek, apa perbedaan antara batin, intelek dan otak?
19:58 GS: Yang terakhir sangat mudah untuk diungkapkan. Otak adalah sepotong jaringan. Jaringan yang sangat ter- spesialisasi, dan sangat terampil, tetapi agak tidak dapat beradaptasi.
20:10 GS:Yang kita, dengan persetujuan ber- sama, kaitkan dengan proses tertentu.
20:16 K: Respons-respons sensorik.

GS: Dan pemrosesan informasi.
20:20 GS: Jadi, mungkin seperti suatu komputer. Kata bahasa Inggris 'mind' ( batin )... sebenarnya adalah kata yang sangat tidak berbentuk, itu kata yang mengandung berbagai makna.
20:31 K: Saya tahu, itulah mengapa saya ingin agak memantapkannya.
20:35 GS: Kita gunakan bagian komputer, yang deduktif, yang saksama, bagian yang sesuai dengan fungsinya, kita menyebutnya 'batin'. Kita berbicara tentang bagian diskriminasi nya, yang menghargai apa yang telah dibuktikan, apa yang belum terbukti, apakah metodenya cepat atau lambat, apakah itu dapat diterima atau tidak, apa yang akan disebut diskriminasi, membeda-bedakan, juga, dalam batin. Kemudian proses intuisi, atau transisi antara yang dikenal dan pengungkapkannya, dan rasa yang tak terekspresikan, yang dikenal yang tak terekspresikan. Hubungan itu juga disebut 'batin'. Dalam penggunaan bahasa Inggris normal, segala sesuatu yang tidak ber- hubungan dengan persepsi sensorik, disebut 'batin'.
21:26 K: Lalu apa hubungan antara pikiran, otak, batin? Apakah kita sedang tidak hadir? Anda terlihat agak khawatir dan tidak senang.
21:45 PJ: Kita telah membahas begini...

K: Saya tidak sedang berdiskusi, hanya bertanya.
21:52 PJ: Dia mengangkat satu masalah lagi yang menurut saya sangat penting. Karena dia telah menggambarkan bagian itu dari otak, yang terkurung dalam batas-batas.
22:10 K: Tanggapan-tanggapan sensorik.
22:12 PJ: Apakah ada di otak atau batin... yang tidak terbatasi, terkurung, di dalam ini? Tapi saya tetap berpikir bahwa pertanyaan... yang ingin saya ajukan dan hayati... memiliki suatu implikasi sangat pen- ting pada apa yang Anda katakan.
22:37 GS: Implikasi-implikasi dari apa yang Anda katakan.
22:40 K: Apa yang saya katakan?

PJ: Asit, mau dijelaskan?
22:48 AC: Teorema ini yang disebut Teorema Gödel, dalam abad ini, dianggap argumen terbesar dari batin manusia, setidaknya, dalam logika matematika... - ini adalah hal yang sangat, sangat kompleks, diperdebatkan dengan sangat ketat, yang membuktikan bahwa suatu sistem bisa lengkap, tetapi dengan kontradiksi, atau ia tidak mempunyai kontradiksi, tetapi tidak lengkap. Tafsir Pupul dari itu patut ditindaklanjuti Tuan, karena dengan cermat, secara matematis membuktikan... apa yang Anda katakan. Anda mengatakan, bahwa batin yang bebas dari kontradiksi adalah tidak terbatas. Ia juga mengetahui banyak hal, namun tidak bisa mengkomunikasikannya kepada kita, atau buktikannya kepada kita.
23:36 K: Ya, ya.
23:40 AC: Secara matematis, apa yang Anda katakan... telah dibuktikan di abad ini.
23:44 SP: Tapi apakah hal mengetahui ini?

AC: Tepat. Tunggu tunggu. Jadi, satu-satunya hal yang dapat dilakukan orang... adalah menjadi bebas dari kontradiksi. Jika orang bebas dari kontradiksi, maka sistemnya terbuka. Anda tahu banyak hal, jadi Anda tidak akan pernah bisa mem- buktikan atau mengkomunikasikannya. Apa yang terjadi pada kami adalah juga apa yang Anda katakan. Kami beroperasi dalam sistem yang terbatas, lengkap, penuh kontradiksi, yang berada di luar teorema Gödel, bahwa Anda dapat membuat sistem yang lengkap, yang membuktikan segala sesuatu di dalam sistemnya sendiri, tetapi ia bertentangan dengan dirinya sendiri. Jadi, kita semua hidup dalam sistem yang lengkap, terbatas, penuh dengan kontradiksi. Dan Anda hidup dalam keadaan tidak terbatas, tanpa suatu kontradiksi.
24:34 K: Apa yang ingin Anda diskusikan?
24:36 AC: Kalau demikian adanya, satu-satunya hal yang penting adalah bebas dari kontradiksi.
24:41 K: Apakah kontradiksi itu? Mari kita mulai...
24:45 PJ: Kemudian ini juga menerobos salah satu pernyataan Krishnaji, bahwa otak hanya dapat bergerak dalam suatu sirkuit tertentu. Karena ia tidak lengkap, justru keadaan yang tidak lengkap itulah merupakan pintunya.
25:12 AC: Asalkan itu bebas dari kontradiksi.
25:16 K: Sekianlah. Anda setuju dengan semua itu, Tuan? Saya orang awam.
25:20 GS: Saya setuju dengan semua itu. Namun dalam proses itu, kita telah tuntas dan terbatas. Marilah kita menjadi tidak lengkap tetapi tidak terbatas. Sebelumnya Anda mengatakan kecerdasan - bukan intelek - kecerdasan... -intelligence-berarti membaca yang tersirat.
25:38 K: Itu arti kamus - 'interlegere' - dalam bahasa Latin.
25:44 GS: Jadi, semua pernyataan tentang pembuktian ini ada di dalam sistem. Premis utama Anda, premis minor Anda, kesimpulan Anda, atau jika Anda sedikit lebih lengkap, suatu premis utama, suatu ilustrasi, suatu premis minor, suatu kesimpulan, suatu verifikasi dari kesimpulan. Tapi ini masih dalam hal-hal yang didefinisikan dengan baik. Hari-hari ini, seseorang akan merancangkan... sebuah komputer untuk melakukan pekerjaan untuk Anda. Atau Anda mempekerjakan mahasiswa pascasarjana atau... asisten peneliti untuk melakukan pekerjaan itu, dan mereka bisa diandalkan. Tapi tujuan sebenarnya dari batin manusia, otak, tubuh, jiwa... adalah untuk mampu melampaui apa yang diungkapkan. Untuk dapat memahami - lagi, 'mema- hami' entah bagaimana berarti batas. Tetapi menjadi bagian dari, atau melanjutkan, bukan untuk memahami... apa yang tidak diungkapkan tetapi apa yang diketahui. 'Dikenal' dalam arti Adam mengenal Hawa. Entah bagaimana, menjadi, tumbuh dengan bersamanya. Sebelumnya Pupulji telah menyinggung tentang kausalitas dalam konteks itu. Sekali lagi, jika Anda melihat tujuan dari kausalitas, dalam filsafat alam, dalam sains, tidak pernah seperti yang diiklankan secara publik, untuk menghubungkan bersama semuanya. Ini hanyalah awal untuk dapat meng- anggap mereka sebagai satu kesatuan, dan kemudian cari tahu apa yang tidak berhubungan dengannya. Sela antara hal-hal yang selalu merupakan yang penting, celah yang bisa dilampaui, tetapi tidak dengan pikiran. Anda harus masuk ke dalam yang tersirat dari baris kata-kata. Jika Anda berkonsentrasi pada baris-baris, Anda tidak akan pernah melihat gambarnya. Jika Anda dapat melihat bukan baris-barisnya, tetapi gambarnya, maka Anda telah melihatnya. Ada apa, Tuan, di dalam diri kita, yang membuat kita melihatnya? Anda tidak melihat garis-garisnya, dan kami bertanya, garis mana yang akan menampilkan gambar itu?
27:59 K: Bisakah kita berdiskusi, Tuan, apakah kontradiksi dalam batin manusia, otak, tubuh, kata apapun yang suka digunakan, dapatkah kita membahas apakah ada akhir dari kontradiksi... dalam hubungan manusia? Mulailah dari sana. Dalam usaha manusia, dalam perjuangan manusia. Apakah Anda setuju?
28:31 PJ: Itu, ya setuju. Karena kontradiksi, itu ada di dalam diri saya. Tapi saat Anda mulai dengan suatu pernyataan, bahwa semua pengetahuan terbatas dan saya terus bergerak dalam batas, Batin saya ini tidak akan pernah bisa melihat itu.
28:55 K: Apa?
28:57 PJ: Tidak pernah secara aktual - ia mungkin membuktikannya - tetapi melihatnya, dalam kenyataannya, tidak mungkin. Ia bisa melihat kontradiksi.
29:14 AC: Ia adalah kontradiksi.
29:18 K:Bisakah kita membahas mengapa kita, manusia, hidup dalam kontradiksi? Bukan teori Gödel, dan bahas semua itu. Sekadar untuk mencari tahu apakah manusia bisa hidup tanpa kontradiksi. Kemudian, mungkin, kita bisa melangkah lebih jauh. Benar, Tuan? Apakah itu mungkin? Apakah kontradiksi itu?
29:54 PJ: Dalam bahasa yang sangat sederhana, proses menjadi.
29:59 K: Kontradiksi. Lihat arti kata tersebut.
30:07 GS: Jelas, Anda akan menggunakan etimologi.
30:09 K: Lanjutkan, Tuan. Saya tidak harus melakukannya. Anda tahu itu.
30:13 GS: Kontradiksi artinya pernyataan... dan keadaan tidak sejalan.
30:20 K: Menyanggah, dicere (Latin) - untuk mengatakan, kontra itu.
30:26 GS: Oleh karena itu, masalahnya bukan pada keadaan-keadaan, tetapi dalam pernyataan dari keadaan.
30:33 K: Tolong, jangan merumitkan saya.
30:37 AC: Mengatakan satu hal dan melakukan hal lain.

K: Itulah. Bertentangan. Mengatakan sesuatu dan melakukan sesuatu yang lain. Memikirkan sesuatu dan bertindak sangat berbeda.
30:54 SP: Mau dan tidak mau pada saat bersamaan.
30:57 K: Bukan, silakan dalami secara perlahan.
31:05 PJ: Saya pikir kontradiksi terbesar... adalah gerakan dari yang sebenarnya ke ilusi. Untuk berpindah dari apa yang ada, ke apa yang saya inginkan untuk ada. Itu adalah kontradiksi terbesar dalam batin manusia, bagi saya.
31:33 K: Pupulji, kita semua tahu suatu kontradiksi itu apa. Kita tidak harus - Saya mau, saya tidak mau. Saya ingin, saya tidak menginginkan. Ada dalam satu, seluruh kehidupan adalah suatu proses kontradiksi. Kontradiksi artinya melakukan sesuatu dan memikirkan sesuatu yang lain. Saya begini, tapi saya ingin menjadi sesuatu yang lain, jadi, ada kontradiksi. Padanya, banyak filsafat yang mendasarinya. Benar? Beralaskan dualitas. Advaita, Dvaita, saya tidak tahu apa pun itu. Saya mempertanyakan apakah dualitas benar ada.
32:28 GS: Tapi kami selalu bertanya pada Anda.

K: Sayang, tunggu! Benar, Tuan? saya tahu ada kegelapan dan terang, pria dan wanita, tinggi dan pendek dan sebagainya. Apakah dualitas itu? Sesuatu yang berlawanan dengan yang ada. Saya menyusunnya dalam bahasa saya yang sederhana. 'Apa adanya' tidak bisa dipahami, tidak bisa diselesaikan, jadi pikiran menciptakan lawannya. Lalu konflik muncul, ada kontradiksi. Jika saya bisa mengakhiri masalah dari sesuatu, tanpa lawannya, kontradiksi tiada. Apakah saya membuat diri saya jelas? Saya keras. Saya telah menemukan non-kekerasan. Jika tidak ada yang ideal atau yang berlawanan, yang ada hanya apa adanya. Saya tidak bahagia. Saya tidak bahagia dan saya ingin bahagia. Ada kontradiksi, dengan seketika. Tetapi jika saya memahami hakikat dari ketidakbahagiaan, melihatnya, hidup dengan itu, membiarkannya bergerak, melihat apa itu - kisahnya, maka saya dapat menerima keseluruhan kisah... dan hidup dengan ketidakbahagiaan, atau, dengan pemahaman tentang penyebabnya, saya berada di luar itu. Tidak ada - bagi saya - lawan psikologisnya. Tunduk pada kontradiksi dan penyelidikannya.
34:47 PJ: Tidak ada lawan psikologisnya.
34:50 K: Sama sekali.
35:01 Ravi Ravindra: Saya ingin mencari klarifikasi tentang ini. Bukan hanya suatu permainan linguistik, tapi menurut saya, Anda sudah mengambil kesimpulan.

K: Saya tidak mengasumsikan itu.
35:23 RR: Izinkan saya mengatakan bagaimana saya melihatnya. Seandainya orang berkata bahwa realitas adalah, apa adalah, adalah. Mengapa orang mengatakan 'apa adanya'? Saat mengatakan apa adanya, lalu orang langsung mengatakan adanya kesatuan.... dan perubahan darinya adalah dualitas dan kontradiksi.
35:47 K: Tidak, Tuan. Saya tidak berpikir...
35:51 RR: Mungkin saya belum mengerti apa yang Anda katakan.
35:54 K: Saya tidak menentang Anda. Mungkin menjelaskan. Saya sirik. Betul? Sirik adalah pembandingan, pengukuran. Betul? Saya sirik. Lalu, saya telah diberitahu sejak kecil... atau karena saya membaca buku agama tertentu yang bodoh, yang mengatakan, 'Jangan sirik'. Jadi, buku saya terima, syarat dan sebagainya saya terima, dan lalu saya bertempur, berjuang, berusaha... antara iri hati dan 'Saya seharusnya tidak iri'. Saya berkata, saya mungkin salah, tunduk pada semua koreksi Anda, bahwa 'seharusnya tidak' hanyalah suatu non-realitas. Benar? 'seharusnya tidak', 'tidak boleh'.
37:06 RR: Itu sepertinya suatu kenyataan etis.

K: Tidak, tidak. Realitas etis hanyalah 'Saya sirik'. Agar etis, harus ada kebebasan dari kesirikan. Benar? Saya tidak bisa bebas jika saya mengejar yang sebaliknya. Saya tidak tahu, saya mungkin salah.
37:34 RR: Jika saya boleh sekadar tetap dengan ini, karena akan membantu saya mengerti. Saya melihat saya sirik.
37:46 K: Tetaplah berada di situ! Tetap di situ.
37:54 Radha Burnier: Tuan, kedengarannya ada 'saya' dan lawan-lawannya. Tapi lawan-lawannya adalah 'saya'.
38:05 K: Karena itu, hanya ada - jika satu lawannya... Apakah lawannya itu lahir dari lawannya sendiri? Tunggu, tunggu, tunggu. Benar, Tuan? Apakah Anda setuju?
38:22 GS: Saya ingin mendengar kalimat berikutnya.
38:25 K: Kalian semua sangat pintar, itulah masalahnya. Apakah Anda akan mengakui bahwa setiap lawan dari apa pun- mari kita ambil baik dan jahat. Jika kejahatan berlawanan dengan kebaikan, maka kebaikan masih mengandung kejahatan. Seseorang setuju dengan saya? Demi Tuhan.
39:01 GS: Saya setuju sepenuhnya dengan Anda.

K: Anda serius?
39:05 GS: Ya, saya setuju sepenuhnya.

K: Jika Anda sungguh-sungguh, maka hanya ada rasa sirik, tidak ada yang lain. Benar? Kemudian masalahnya muncul, apakah mungkin untuk bebas.
39:27 K: Tetapi untuk bebas darinya, yang sama sekali berbeda dari menjadi...
39:33 GS: Saya berbicara untuk diri saya sendiri dan Ravindra, mengatakan bahwa kami prihatin, bahwa pada saat itu kami bahkan tidak peduli dengan rasa sirik kami. Anda berkata, 'Beradalah di situ. Beradalah dengan sirik. Karena itu, Anda bebas dari rasa sirik '.
39:48 K: Tidak, tidak, tidak. Tidak! Lalu seluruh masalah muncul, dapat- kah Anda memandang sirik tanpa ide, pengulangan terus-menerus dari orangtua - 'Jangan iri'? Dapatkah saya bebas untuk melihat sirik, yang adalah sebuah kata, terkait dengan masa lalu, agar masa lalu tidak mengganggu pengamatan saya? Semua itu tersirat! Bukan hanya, 'Tetaplah dengan itu'. Itu tidak ada artinya.
40:27 RR: Itu poin yang krusial. Jika kita bisa tetap dengan ini, saya akan merasa semua ini berharga. Jika tidak, kita hanya berbicara dengan kata-kata. Sepertinya tidak pernah ada klarifikasi. Bisakah kita tetap berada dengan menetap ini?
40:45 K: Tanya mereka, Tuan. Saya bersedia menjalani semua bisnis ini.
40:50 RR: Bisakah kita tetap dengan menetap ini? Tolong, setujui. George setuju.

GS: Saya setuju dengan Anda.
40:56 PJ: Apa yang dimaksud dengan tetap dengan menetap ini?
41:00 K: Saya katakan itu.
41:01 PJ: Ketika dia bilang, dapatkah kita tetap dengan menetap ini.
41:06 K: Saya mengatakan itu. Dia mengulang apa yang saya katakan.
41:10 PJ: Tapi saya tanya pada dia apa yang dimaksud dengan itu.
41:13 RR: Apa sifat dari menetap ini? Karena sepertinya semuanya sudah diselesaikan dalam menetap ini. Wawasan ada di dalam menetap ini, pemahaman ada di dalam menetap ini, kecerdasan ada dalam menetap ini, sejauh yang saya bisa pahami.
41:31 PJ: Jika saya boleh bertanya pada Krishnaji. Dalam batin saya, ada kebangkitan kecemburuan. Bangkitnya kecemburuan. Anda sepertinya menyiratkan, bahwa ada waktu jeda setelah itu, ketika Anda mengatakan 'menetap dengan cemburu', bisakah saya tetap dengan cemburu, tidak menggeser dari cemburu?
42:11 K: Maukah Anda, karena Anda begitu besar menaruh perhatian pada Gödel, juga, menaruh sedikit perhatian pada apa yang saya katakan? Saya bukan Tuan Gödel. Saya hanya orang awam biasa.
42:27 PJ: Anda memang katakan, Krishnaji.

K: Tunggu, tunggu. Berikan perhatian yang sama, pemikiran yang sama, diskusi yang sama seperti yang Anda lakukan dengan Gödel, dengan pria malang dari Madanapalle ini.
42:47 PJ: Tentu, Tuan.
42:51 K: Atau Timbuktu akan sama baiknya. Saya benci kata-kata, 'Saya berkata', tetapi Anda akan mengerti, Saya mengatakan bahwa tidak ada lawan psikologisnya. Lawan psikologis adalah ilusi, ia tidak memiliki realitas.
43:17 PJ: Saya akan menjawab ya.

K: Anda setuju?
43:22 PJ: Ya.

K: Ya. Maka hanya ada timbulnya... sensasi yang kita sebut 'iri'. Reaksi pengukuran itu... - Anda hidup di Delhi dan saya hidup di Madanapalle. Jadi, ada ukuran yang merupakan perbandingan. Sekarang, mungkinkah saya bebas dari pengukuran, yang mana adalah hakikat dari iri hati? Bantu saya, teruskan, Tuan.

GS: Saya akan mengatakan, masalah yang Pupul miliki adalah masalah yang kita semua miliki. Tidak jelas dari pernyataan Anda kepada kami. Apakah ini suatu pernyataan tentang apa yang telah terjadi, kepada mereka yang hal ini telah terjadi, atau itu suatu instruksi bagi mereka... yang hal itu tidak terjadi, untuk membantu mereka?
44:30 K: Tidak, hal itu sudah terjadi... dan hal itu terjadi pada kita semua, pengukuran.
44:36 K: Saya melihat Anda... sebagai ilmuwan hebat atau orang hebat, dan saya iri pada Anda. Itu terjadi sepanjang hidup.

GS: Tapi Anda tidak bermaksud demikian.
44:56 K: Saya tidak iri pada Anda, Tuan. Anda dapat memiliki semua kemuliaan di dunia. Saya orang miskin dari desa itu. Atau lebih tepat, hanya tanda peng- hubung antara filsuf dan orang bijak. Benar, Tuan? Serius, saya membandingkan. Seluruh hidup saya adalah pembandingan. Itu dimulai di sekolah. Lebih banyak berciri daripada - dll., di perguruan tinggi, di universitas. Nyatanya, semua kehidupan sudah menjadi suatu ukuran, yang artinya, iri hati. Kita setuju dengan definisi itu. Kemudian kita menemukan ide untuk tidak iri, menjadi, tidak memiliki ukuran. Kemudian kita berjuang dengan tidak memiliki pengukuran. Tapi pembicara mengatakan, tidak ada lawan-psikologisnya, hanya iri hati, dan saya berkata, 'Tetaplah dengan itu'. Sekarang, apa yang dimaksud dengan 'tetap bersamanya'? 'Tetap bersamanya' berarti, kata 'iri hati' memiliki arti yang sangat besar. Benar? Saya selalu membandingkan. Untuk tetap bersamanya berarti memahami hakikat pengukuran, hakikat dari menjadi sesuatu, dari siapa Anda, ke sesuatu yang lain. Benar? Jadi, bisakah seseorang terbebas dari kata 'iri'? Begitu Anda menggunakan kata 'iri', Anda telah membawanya ke masa lalu. Oleh karena itu, Anda masih berkontradiksi. Itu dia. Paham! Ya, Tuan. Tunggu sebentar. Jika Anda mengerti, tangkap itu dengan sangat cepat. Anda mempunyai otak yang cepat. Saat saya menggunakan kata 'iri', Saya sudah menerjemahkan perasaan itu dari masa lalu, yang merupakan kontradiksi.
48:15 GS:Kontradiksi itu sebenarnya adalah dalam mempertahankan masa lalu.
48:24 K: Jadi, dapatkah saya melihat reaksi itu tanpa kata? Anda bertanya kepada saya apa artinya menetap. Tanpa kata, tanpa melarikan diri, tanpa menekannya, semua itu. Anda paham? Hanya untuk sekadar mewaspadai sepenuhnya, tanpa pilihan apa pun. Itulah yang saya maksud dengan 'tetap bersamanya', di mana tidak ada pilihan. Suatu kewaspadaan bahwa... ketika Anda menerjemahkan perasaan itu, yang adalah 'baru', dan mengembalikannya ke latar belakang masa lalu, Anda telah menciptakan dualitas dan karenanya kontradiksi. Jadi, bisakah Anda melakukan itu? Tuan, saya memiliki berlian yang berharga, sesuatu yang berkilau, luar biasa indah. Saya lihat padanya. Saya tidak mengatakan, 'Saya harus memilikinya, betapa indahnya', Saya lihat padanya. Itu merupakan sesuatu yang luar biasa, tanpa mengatakan, 'Saya harus memili- kinya, saya tidak boleh', semua itu. Pandangan Anda bagaimana, Tuan?
50:17 GS: Sebelumnya, ketika Anda berbicara tentang pengukuran, kami pikir Anda sedang berbicara tentang masa depan, 'Saya iri sekarang, Saya ingin membuat imaji tentang diri saya yang tidak iri '. Tapi Anda sekarang mengatakan bahwa bukan masa depan yang berbahaya, tapi masa lalu.

K: Ya.
50:35 GS: Saat Anda berkata, 'Saya iri, atau saya pernah iri', dengan menamainya, dengan memisahkannya dari diri saya, saya telah menciptakan sebuah objek, dan saya tinggal di sana alih-alih pergi ke mana pun saya harus pergi.
50:50 K: Itu kontradiksinya.

GS: Itu kontradiksinya.
50:57 PJ: Bolehkah saya bertanya?
50:59 RR: Bisakah kita meneruskan ini?

K: Oh, teruskan.
51:10 K: Tidak merubah.

RR:Saya tidak memikir untuk merubah. Saya hanya sedikit prihatin bahwa ada kata-kata tertentu... yang tidak diperbolehkan di sini, jadi saya coba gunakan kata-kata yang lain. Suatu kualitas perhatian, dalam mana waktu tidak berperan.
51:35 K: Masa lalu adalah waktu.

RR: Baik masa lalu atau masa depan. Benar atau salah, secara praktis semua disiplin klasik berkata, bahwa kualitas perhatian ini dapat dikembangkan.
51:54 K: Ah! Saat... Anda paham?
51:59 GS:Saya menangkapnya tetapi itu ada- lah masalah yang kita semua miliki. Anda tidak ingin saya mengutip, tetapi di Patanjali - saya tidak akan mengutip. 'Sutra' yang paling pertama membuat pernyataan tertentu.... tentang apa itu yoga. Pertanyaannya adalah, bisakah Anda sampai di sana? Atau apakah Anda sudah di sana? Jika Anda sudah berada di sana, Anda tidak membutuhkan bukunya. Jika Anda tidak bisa ke sana, maka Anda membutuhkan bukunya, tetapi Anda tidak sampai di sana, Anda hanya memiliki bukunya. Dalam pengertian yang sama, di sini, pernyataan itu sepertinya, 'Tidak punya masa lalu'. Jika Anda memiliki masa lalu, maka Anda terus akan melihatnya, dan alih-alih pergi, Anda tinggal di sana, 'Saya masih jauh dari tujuan, saya ingin pergi ke suatu tempat, saya di sini.' Tapi pertanyaan kami adalah, banyak orang baik di sini, kami semua, kita sepertinya tidak ingin iri, dan saat kita iri, kita tidak bahagia. Kami pikir itu tidak benar. Kami tidak selalu keluar dari situ. Terkadang kami melakukannya, sebagian besar tidak. Apakah kami selamanya ditakdirkan untuk berada di sini?
53:14 K: Tidak, saya pikir kita kendur.

GS: Kami lamban.
53:18 RR: Tepat sekali. Sekarang kita pergi ke suatu tempat. Dia mengulangi hal yang sama.
53:46 K: Tidak, Tuan. Tidak Tuan. Tunggu sebentar, Tuan. Dr. Sudarshan membuat pernyataan, 'Tetaplah bersamanya'. Dia menjelaskan apa artinya. Benar? Apakah Anda benar-benar mendengarkan dia?
54:07 RR: Saya kira begitu. Ini selalu masalahnya.
54:11 K: Dia membuat pernyataan, 'Tetaplah dengannya'. Dia menjelaskan apa artinya. Apakah saya mendengarkan dia, sehingga apa yang dia katakan... - bukan kata-katanya - realitas dari apa yang dikatakannya. Anda paham? Apakah saya lihat kebenarannya, atau kata apa pun yang Anda suka pakai, ataukah saya berdiskusi dalam batin saya, 'Saya bertanya-tanya apakah dia benar, Apakah Anda mendengarkan?
54:59 RR: Krishnaji, tampaknya kesu- litannya, apapun yang Anda katakan, Saya kadang-kadang mendengarkan.

K: Tidak, tidak. Sekarang! Saya bertanya kepada Anda, Tuan, apakah Anda sudah mendengarkan apa yang dikatakan Dr. Sudarshan? Dia mengatakan sesuatu. Apakah ada kepekaan Anda di dalamnya? Ataukah hanya batin yang mendengarkan, idenya, mendengarkan membentuk ide. Dan idenya bukanlah apa yang dia katakan!
55:42 AC: Tuan, menurut saya itu pertanyaan yang sangat tidak adil.
55:46 K: Apa yang tidak adil?

AC: Pertanyaan Anda, karena jawaban apa pun pasti salah. Setiap jawaban atas pertanyaan itu salah.
55:55 K: Mengapa?

AC: Ini didasarkan pada memori.
55:57 K: Tidak. Asit, tunggu sebentar.

AC: Ya. Ya Tuan! Apakah mendengarkan berdasarkan me- mori? Itu saja yang saya katakan. Anda mengatakan semua mendengarkan didasarkan pada memori.
56:13 AC: Tidak, saya berkata ketika Anda mengajukan pertanyaan kepadanya, 'Apakah Anda mendengarkan?' jawaban apapun yang dia berikan pasti salah, Tuan.
56:20 K: Tidak! Dia membuat pernyataan - 'X', dan dia menjelaskannya dengan sangat hati-hati. Baginya itu adalah kenyataan, yang berarti saya harus berada di level yang sama, pada saat yang sama, dengan intensitas yang sama. Kalau tidak, itu hanya kata-kata. Lalu kata itu hanyalah sebuah gagasan. Sekarang, bisakah saya bertemu dengannya? Itu pertanyaan saya.
57:02 AC: Tidak Tuan, pertanyaan Anda ada- lah, apakah Anda bertemu dengan dia?
57:06 K: Benar, saya lakukan.

AC: Bagaimana Anda tahu?
57:10 K: Apa yang dia katakan itu benar. Oleh karenanya, itu bukan milik saya atau milik dia.
57:14 AC:Tidak, ketika Anda mengajukan per- tanyaan itu, itu sudah di waktu lalu.
57:19 K: Jangan berdalih, Asit.

AC: Tidak, ini penting Tuan. Karena dengan begitu Anda langsung keluar dari itu, lagi.
57:27 K: Tidak. Maukah Anda - Anda baru saja membuat pernyataan. Bisakah manusia hidup tanpa kontradiksi? Benar? Bagaimana saya menerima pertanyaan itu? Bagaimana saya mendekati pertanyaan itu? Benar, Tuan? Saya tidak ingin berbicara sepanjang waktu, seseorang masuk, bantu saya. Itulah pertanyaan saya, yang pada dasarnya adalah pertanyaan dia, bagaimana cara saya mendekati suatu pertanyaan?
58:21 PJ: Bolehkah saya mengatakan sesuatu Tuan? Kontradiksi dasar, lalu, bukanlah keserakahan atau keinginan menjadi sesuatu, tetapi cara batin mendengarkan atau melihat. Itulah kontradiksinya. Ada kontradiksi disana, karena ketika Anda membawa kese- rakahan atau iri hati atau apapun, perhatian bergerak ke keserakahan atau iri hati, dan tidak ke keadaan ini.
58:58 K: Maafkan saya, Pupulji. Sudahkah Anda menjawab pertanyaan saya? Dia membuat pernyataan, Gödel dan Anda semua membuat pernyataan, 'Manusia hidup dalam kontradiksi'. Benar? Batin kita dan semua itu, hidup dalam kontradiksi. Kontradiksi terjadi jika ada pembagian. Benar? Di mana ada pembagian, waktu ada. Hakikat waktu adalah untuk membelah dan membubarkan serta semua lainnya. Benar, Tuan? Sekarang, saya mendengarkan itu, dan saya berkata, apakah ada kontradiksi dalam diri saya? Tunggu sebentar, ikuti. Dan saya melihat ada. Benar? Dan dia selanjutnya memberi tahu saya apa sifat kontradiksi... dan saya mengamati dalam diri saya gerak kontradiksi. Apakah Anda mengikuti apa yang saya katakan? Saya harap demikian. Saya sedang mengamatinya. Saya tidak menyangkalnya, tidak menerimanya, Saya mengamati sifat kontradiksi. Saya memahami kontradiksi hanya ada jika ada suatu oposisi. Oposisi itu diciptakan, seperti yang kami katakan, oleh masa lalu, membagi waktu sebagai masa lalu, sekarang dan masa depan, membagi waktu sebagai fakta dan kontradiksi terhadap fakta tersebut. Saya melihat semua itu, secara instan. Seketika, saya melihat betapa luar biasanya hal itu. Benar, Tuan? Saya mungkin salah, saya mungkin dalam keadaan ilusi. Jika boleh saya sebutkan, Napoleon, ketika dia melawan Austria... -saya, selagi anak muda, biasa memba- ca untuk kesenangan - pertempurannya, dia beritahu perintahnya kepada Jedralnya, dan Jenderal harus bersamanya sampai kata terakhir. Benar? Jika tidak - Jenderal harus bertemu Napoleon pada level yang sama, pada saat yang sama, dengan gairah yang sama. Maka pesan itu bukan milik Napoleon - itu adalah pesan.
1:01:53 PJ: Tuan, ini saya mengerti.

K: Ah, ah, ah. Tidak!
1:01:59 PJ: Tidak, tolong dengarkan, Tuan. Ini saya mengerti. Ketika Anda berkata, 'Bisakah Anda melihat cemburu tanpa kata?' Tolong dengarkan apa yang saya katakan.

K: Semua itu penjelasan.
1:02:14 AC: Tuan, jika saya bertanya, 'Apakah Anda mendengarkan?', maukah Anda menjawab pertanyaan itu?

K: Ya.
1:02:27 RR: Tuan, kalau begitu saya mau ambil dari sini.
1:02:33 K: Termasuk saya sendiri.
1:02:35 RR: ...telah berbicara dengan Anda, berdebat dengan Anda dan dalam kasus saya, saya katakan, bahkan berkelahi dengan Anda, selama bertahun-tahun.

K: Mengapa?
1:02:52 RR: Akan saya beritahu Anda dengan jujur? Saya pikir saya sayang Anda.
1:02:56 K: Apa?

RR: Saya sayang pada Anda. Dan Anda membuat saya frustrasi sampai tingkat ke-n. Tapi saya tidak bisa kabur. Inilah kenapa saya mendengarkan Anda.

K: Cintalah orang lain.
1:03:24 RR: Tapi saya masih sangat ingin sampai pada pertanyaan ini. Setiap kali saya bersama Anda, seseorang, termasuk saya, mengajukan pertanyaan yang kurang lebih sama. Anda mengatakan Anda mendengarkan kami, dan saya menerimanya. Tapi saya tidak benar-benar mendapat kesan, bahwa Anda memahami kesulitan saya.
1:03:50 K: Oh, ya, Tuan. Apa kesulitannya? Saya bertanya dengan sangat serius, Tuan, saya tidak mencoba berdalih tentang itu. Apa kesulitan saya? Anda berkata kepada saya, 'Tetaplah dengan itu'. Saya tidak begitu paham artinya, atau implikasinya, jadi Anda telah menjelaskan ke saya. Jangan kabur, jangan disimpan, dll. Dan saya merasa sangat sulit untuk melakukan itu. Benar? Dan saya katakan, mengapa? Kenapa sulit? Teruskan, Tuan.

RR: Dalam kasus saya, pikiran itu seperti monyet, ia berlarian.
1:04:42 GS:Saya rasa saya bisa mengatakan se- suatu yang baru saja saya pahami. Saya juga punya masalah yang sama, tentang hubungan cinta yang ber- kelanjutan dan membuat frustasi... dengan Krishnaji.
1:04:53 K: Demi Tuhan!
1:04:58 GS: Apa yang dia katakan sepertinya... suatu jawaban yang sangat aneh yang tersirat di antara garis-garis... berkenaan dengan pertanyaan, 'Bagaimana kita sampai di sana?'. Juga, untuk pertama kalinya, saya rasa saya paham apa yang dia maksud, 'Jangan dengarkan siapa pun', dan kemudian terus berbicara. Saya selalu khawatir tentang itu - mengapa dia terus berkata, 'Dengarkan saya. Jangan dengarkan siapa pun '. Intinya adalah, mendengarkan haruslah sebuah proses yang dimulai dengan mendengarkan... tetapi berakhir dengan tidak mendengarkan. Anda harus berada di situ. Dalam arti tertentu, itu adalah in- struksi, meski dia suka mengatakan, 'Asit, tidak ada proses'. Prosesnya tidak bisa dilukiskan. Kedua, ketika didengarkan dengan perhatian total itu, tidak ada orang yang berbicara. Ini adalah kebenaran. Benar, dan Anda berada di dalamnya, Anda sedang melakukannya, Anda bersamanya, itu ada di sekitar Anda, itu mengelilingi Anda, dan oleh karena itu, tidak ada seo- rang pun yang Anda dengarkan. Oleh karena itu, Anda tidak akan melakukan sesuatu, 'Ya, saya mengerti sekarang, oleh karena itu, saya akan...' Itu tidak 'akan melakukan sesuatu', Anda telah melihatnya. Sekarang, Anda mungkin berkata 'Tidak, saya belum melihatnya'. Tetapi perhatian adalah satu-satunya proses yang dapat Anda lakukan. Dan ini bukan proses, karena ini bukan hal selangkah demi selangkah. Dan itu seharusnya tidak menjadi bagian dari pengetahuan seseorang, ini bukanlah sesuatu yang dikatakan oleh Krishnaji kepada kita, atau sesuatu yang telah kita tanyakan padanya, atau yang telah kita pahami. Itu adalah sesuatu. Sekarang, tentu saja, momen kejelasan dengan cepat memudar, tetapi intinya adalah bahwa ini bukanlah proses dalam arti biasa. Oleh karena itu, seseorang harus membaca yang tersirat. Dan itu adalah suaranya, kata- katanya - bahkan bukan idenya. Izinkan saya mengatakan 'shabda', dia tidak suka kata-kata Sansekerta, tapi suaranya, suara yang bergema. Itu melingkupi Anda. Itu menjadi demikian lengkapnya... sehingga tiada pandangan hal itu berbeda dari Anda, tidak mungkin itu merupakan hal selangkah demi selangkah. Tetapi itu adalah sesuatu yang baru pada saat itu.
1:07:29 RR: George, Anda tahu dan saya tahu, Anda dapat menggunakan semua kata yang tepat. Saya bisa menggunakan semua kata yang tepat. Saya bisa memberi ceramah tentang Krishnamurti. Itu tidak membantu. Faktanya adalah, jika Anda tidak mengetahui hal ini, - biarkan saya berbicara tentang diri saya - Saya tidak merasa memiliki wawasan radikal, atau persepsi ini. Saya terkadang boleh jadi merasakan sesuatu, tapi kemudian tidak ada. Kata-katanya sangat bagus, saya bisa membaca banyak buku. Tapi hanya ada - pada para hadirin ini di sini, dagingnya hanya ada pada satu kucing. Maaf, ini adalah metafora yang salah dalam suatu kumpulan para vegetarian.
1:08:23 GS: Anda bisa menjadikannya kucing dengan krim.
1:08:30 RR: Tapi, dia menyangkal kalau dirinya berbeda. Krishnaji, saya minta maaf karena sa- ya demikian bersemangat tentang ini.
1:08:39 K: Tuan, pertanyaan sebenarnya, kalau boleh saya ulangi, apakah kita pernah bertemu pada level yang sama, pada saat yang sama, dengan intensitas yang sama--- - pernah? Benar, Tuan? Itu saja pertanyaan saya. Jika saya bertemu Anda di - maka tidak ada masalah.
1:09:01 GS: Tolong jangan pergi dari sana. Begitu kita bertemu, tolong jangan pergi dari sana, kata saya.
1:09:15 K: Tuan, apa yang Anda bicarakan! Apa keadaan itu ketika -Anda menerima kata-kata, pada level yang sama, pada saat yang sama, dengan intensitas yang sama? Jangan gunakan kata 'perhatian'. Jangan gunakan kata-kata yang usang, tetapi cari tahu apa keadaan itu. Apakah Anda setuju bahwa keadaan itu adalah - Saya benci kata-kata ini! - adalah cinta? Benar, Tuan? Maka kata-kata tidak perlu. Pesan Napoleon kepada Jenderal, Jenderal adalah pesannya, dia menjalankan perintah- perintah Napoleon. Saya ingin tahu apakah Anda paham. Apa yang membuat Anda tersenyum?

AC: Untuk melanjutkan analisis Anda, setelah dia menerima pesan Napoleon dan melaksanakannya, dia tetap seorang Jenderal dan Napoleon tetap Napoleon, dan dia harus terus kembali ke Napoleon untuk menerima pesan-pesan.
1:11:04 K: Tidak, tidak, tidak.

AC: Itu bedanya.
1:11:07 K: Tidak. Saya mengerti. Tentu saja, dia adalah Jenderalnya, tapi dalam hubungan itu, saat kita bertemu di level yang sama, tidak ada Jenderal dan Napoleon.
1:11:24 AC: Ya saat itu.

K: Ah, ah! Sekarang tunggu, Mengapa Anda mengatakan pada saat itu? Karena Jenderal harus memberi hormat, tapi itu semua adalah fungsi.
1:11:38 AC: Ada tingkat intensitas itu, bertemu di tingkat yang sama, pada waktu yang sama. Dan kemudian, ada menjauh menjauh darinya.
1:11:49 K: Baiklah. Mengapa gerak menjauh ini terjadi? Katakan padaku. Mengapa?

AC: Saya benar-benar tidak tahu. Tidak, Tuan, saya benar-benar tidak tahu. Saya banyak memikirkannya.
1:12:04 K: Mengapa saya menjauh dari sesuatu, yang saya luar biasa indahnya? Mengapa saya pindah? Apakah itu ketertarikan, godaan? - Saya menggunakan kata-kata profesional - daya tarik, godaan, dan saya tidak bisa mempertahankannya. Saya menjauh. Saya telah membuat kontradiksi, seketika.
1:12:44 AC: Tidak, Tuan, masalahnya tidak begitu rumit. Untuk mengetahui mengapa Anda menjauh, Anda juga harus mencari tahu bagaimana Anda sampai pada titik itu.
1:12:52 K: Anda tidak datang ke itu.

AC: Anda datang ke itu, Tuan.
1:12:54 K: Sayang, Anda tidak datang ke itu.

AC: Tolong dengarkan. Anda benar-benar datang ke itu, Tuan. Tolong dengarkan.
1:13:01 K: Anda tidak menumbuhkan cinta.

AC: Tidak menumbuhkan, Tuan.
1:13:06 K: Bergerak ke itu.

AC: Tidak, Tuan. Saat saya bicara dengan Anda, saya tidak pada level yang sama, dll. Tetapi dalam diskusi dengan Anda, ada saatnya... -saya boleh jadi dalam keadaan ilusi-

K: Tidak masalah.
1:13:22 AC: Saya berada di level yang sama, pada saat yang sama, dengan intensitas yang sama. Kemudian, secara fisik saya menjauh dan ini rontok.
1:13:29 K: Mengapa?
1:13:31 AC: Karena Anda telah membawanya ke level itu.
1:13:36 K: Atau, Anda, diri Anda sendiri, telah menca- pai tingkat itu. Bukan 'diri Anda'. Tuan, sekarang, tunggu sebentar. Mari kita dalami ini sedikit. Bisakah Anda memupuk cinta?

AC: Tidak. Anda bisa menumbuhkan amal. Anda bisa memupuk kebaikan. Anda dapat mengembangkan setiap hal lainnya, kecuali itu. Jika Anda sekali pernah melihatnya, bahwa itu tidak dapat dikembangkan, dalam keadaan apapun, apa yang tersisa? Itulah yang kita alami tempo hari. Begitu saya melihat... bahwa masalah manusia tidak dapat di- selesaikan dalam bidang yang dikenal, tidak bisa diselesaikan. Jika Anda benar-benar memahami itu, Anda sudah keluar darinya. Anda tidak berkata, 'Bagaimana saya harus bertindak?' Anda telah keluar. Dengan jalan yang sama, cinta tidak bisa dikembangkan. Saat Anda melihatnya, Anda sudah pindah. Cinta bukanlah kesenangan, bukan keinginan, cinta bukanlah - semuanya. Benar, Tuan? Apa maksud Anda 'menjauh'?
1:15:34 AC: Menyingkirlah dari keadaan bertemu dengan Anda...
1:15:39 K: Saat Anda mengatakan, 'menyingkir'...
1:15:41 AC: Bukan 'menyingkir', keadaan itu berakhir.
1:15:44 K: Tidak! Saat Anda berkata, 'Keadaan itu berakhir', Anda telah membuat konflik.

AC: Ya tentu saja. Anda sudah lakukan, Tuan. Anda telah membuat konflik.
1:15:57 K: Jadi, Anda belum benar-benar memahami sifat konflik.
1:16:03 AC:Saya tidak akan bilang begitu, ka- rena dalam keadaan itu konflik tiada. Anda tidak harus memahaminya.

K: Tidak ada konflik.
1:16:10 AC: Saat Anda menyingkir, ada konflik. Dan Anda betul menyingkir. Dan kemudian seorang bertemu Anda setelah beberapa waktu, dan sesekali kembali ke titik itu, lalu menyingkir. Maukah Anda menerimanya?
1:16:47 RW: Ini membingungkan dan terdengar seperti kontradiksi bagi saya. Dalam contoh Napoleon dan Jenderal, Anda mengatakan ada pertemuan pada saat yang sama, pada level yang sama, dengan intensitas yang sama. Dan kemudian Anda berkata, itu cinta.
1:17:12 K: Tidak, tidak, tidak antara Jenderal dan... Kemudian, saya berkata, ketika Anda bertemu seseorang... pada level yang sama, pada saat yang sama, dengan intensitas yang sama, itulah cinta. Bukan Jenderal dan Napoleon.
1:17:35 RW: Alasan mengapa ini mengambil tempat penting tertentu... dalam pertanyaan saya...

K: Lihat, dia adalah Napoleon, saya adalah Jenderal-nya. Dia memberitahu saya sesuatu yang sangat serius, ribuan nyawa bergantung padanya. Dia mengatakan kepada saya bahwa saya harus melakukan sesuatu. Pesannya bukanlah kata-kata, perasaan. Pesannya adalah si diri yang akan bertindak. Anda paham? RW: Pertanyaan saya adalah, jika pesan yang dia sampaikan kepada Anda, di tempat Anda bertemu di tingkat ini...
1:18:33 RW: Jadi contoh itu tidak tepat.
1:18:36 T:Contoh itu diberikan berkaitan dengan mendengarkan, bukan cinta. Contoh yang Anda berikan adalah contoh cara mendengarkan.
1:18:44 K: Dengar, ya.

T: Itu bukanlah contoh cinta.
1:18:46 K: Tentu saja, bukan, berangkat dan membunuh satu juta orang? Tidak ada kontradiksi. Tidak!
1:18:55 RW: Jadi mendengarkan secara total antara Jenderal dan Napoleon, bukanlah yang Anda maksud dengan cinta.

K: Napoleon berkata, 'Dengar, Old Boy'. Dan Jenderal itu harus segera mendengarkan!
1:19:18 AC: Tuan, dapatkah Anda menerima itu dalam diskusi, Anda mengaktifkan dengan sangat otak dan pikiran kita, membawanya ke tingkat intensitas yang tinggi. Anda melakukannya, dan kemudian Anda mengkomunikasikan sesuatu. Maukah Anda menerima itu?
1:19:39 GS: Maksud Krishnaji tampaknya, setidaknya seperti yang saya pahami, bahwa ketika Jenderal dan Napoleon, ketika Krishnaji dan Anda... sedang berkomunikasi pada level ini, Krishnaji tidak sedang bicara dengan Anda, Anda tidak mendengarkan dia, tidak ada pembicara, tidak ada pendengar, hanya ada satu keberadaan. Oleh karena itu, kesan saya adalah bahwa dia tidak hanya menolak... untuk masuk ke dalam pertanyaan, apakah dia bertanggung jawab untuk mewujudkan ini.
1:20:15 AC: Tapi itu suatu pertanyaan kunci.

GS: Saya menyadarinya tapi...
1:20:18 AC: Jenderal itu tidak mencapai keadaan itu dengan Jenderal lain, hanya dengan Napoleon. Napoleon telah menciptakan keadaan itu. Apakah Anda menerima bahwa Anda melakukan hal yang sama?
1:20:31 K: Apakah Anda menerima itu? Hati-hati, di sini, hati-hati.
1:20:36 GS: Ini pertanyaan yang sangat berbahaya.

K: Saya tahu. Ah, tidak, jangan mengelak. Jangan mengelak.
1:20:44 GS: Saya tidak mau menjawab pertanyaan itu... dengan alasan, itu akan melibatkan saya. Biarkan saya bersiap untuk berbicara.

K:Amandemen Kelima (Fifth Amendment)?
1:20:57 RR: Tuan, kalau saya bisa menyela di sini, tetapi tidak menjauh dari pertanyaan, bagaimana Jenderal sendiri bisa dimahkotai?
1:21:08 K: Demi Tuhan. Lupakan Napoleon! Saya berkata, Tuan - tunggu sebentar, saya tidak tahu apakah Anda mendengarnya - Saya biasa membaca pertempuran Napoleon, - bagaimana dia menyusun tentaranya - saya masih anak-anak. Jadi, lupakan Napoleon.

RR: Jadi, lupakan Jenderal. Anda berbicara tentang sesuatu yang terkadang masuk akal bagi saya, tentang wawasan yang sangat radikal ini, perubahan radikal... yang, mungkin, secara kimiawi mengubah otak.
1:21:49 K: Ya Tuan. Ya Tuan.
1:21:51 RR: Sekarang, masalah saya, dan menurut saya ini adalah masalah Asit, di hadapan Anda tampaknya kami mengalami... sedikit dari intensitas ini, dan terkadang kami dapat bertemu dengan Anda di level yang sama. Tapi kemudian kami pergi. Perubahan kimiawi radikal itu belum terjadi, tidak terjadi.

K: Ya Tuan. Betul sekali. Dr. Sudarshan berkata, 'Saya tidak ingin berkomitmen', -amandemen ke-lima. Mengapa?
1:22:35 GS: Bisa saya katakan? Saya pikir saya akan mengatakannya. Perhatian total itu kadang-kadang terjadi tanpa Krishnaji. Faktanya, ketika itu datang - ter- dengar sangat tidak berterima kasih - Saya tidak berpikir dia telah melakukannya.

K: Tentu saja tidak.
1:22:54 GS: Namun demikian, saya lalu ber- kata, 'Saya harus dekat orang ini, Entah bagaimana saya harus berada di sekitarnya, karena itu mungkin bisa terjadi lagi'. Jadi, saya bisa katakan, dia tidak bertanggung jawab untuk itu. Sejujurnya, saya harus mengatakan, dia tidak bertanggung jawab, tapi saya curiga dia melakukannya.
1:23:24 K: Anda tidak menyakiti saya, Tuan.
1:23:27 RR: Bahkan dalam perubahan status mekanika kuantum, yang pada dirinya sendiri mungkin tanpa waktu, ada suatu persiapan dalam kondisi. Kondisinya disiapkan, agar peru- bahan tanpa-waktu ini bisa terjadi. Ini tidak begitu aneh dalam fisika. Menurut saya Anda adalah bagian dari kondisi itu, di mana entah bagaimana kita menjadi panas, bergairah. Keadaan kita menjadi siap. Mungkin Anda tidak sepenuhnya bertanggung jawab untuk ini.
1:24:00 GS: Saya pikir apa yang sepertinya diucapkan berulang kali olehnya... adalah, 'Tolong jangan lihat persiapannya. Lihat itu'. Jika Anda bisa melihatnya, Anda dapat mengatakan hampir semua hal tentang hal lainnya. Tetapi jika Anda hanya bicara tentang langkah-langkah menuju tempat suci, itu tidak baik. Jika Anda berada di tempat itu, dan Anda mengalaminya, dan Anda menerima bahwa itu yang penting, dan pada saat itu tidak ada pembicara, tidak ada pendengar, tidak ada proses, dll., dll. Kemudian, kita dapat mengatakan hampir semua tentang lain-lainnya . Tetapi jika Anda tidak mengatakan ini, tetapi memperhatikan semua langkahnya, saat itulah dia mengomel melawan para guru, dan tentang mendengarkan, dan tentang buku. Apakah benar, Krishnaji?

K: Ya, sempurna.
1:24:53 GS: Saya tidak pernah benar-benar paham cara... mengatakannya sampai sekarang. Dan, saya pikir dia juga akan setuju, bahwa pernyataan tradisional bahwa ketidaktahuan atau fragmentasi... tidak memiliki awal melainkan akhir. Akhir ada di persepsi. Pada akhirnya tidak ada urutan karena sampai diakhiri, itu akan berakhir, tetapi belum berakhir.
1:25:24 K: Tepat sekali, Tuan. Apakah Anda menerima semua ini?

GS: Saat ini, ya Tuan.
1:25:36 K: Tidak, tidak. Tidak tidak.
1:25:39 GS: Saat ini, saya terlalu tergerak untuk menjadi pandai.
1:25:43 K: Saya menanyakan Anda dengan serius. Apakah Anda benar-benar menerima semua ini?
1:25:54 GS: Saya menerima, dengan rintangan sedikit.
1:25:56 K: Tidak, tidak, tidak. Tidak. Seseorang datang dan menawarkan Anda sesuatu, Anda tidak mengambil sedikit pun. Dia berkata, 'Ambil seluruhnya'.

GS: Saya menerimanya. Saya akan mengambilnya.
1:26:13 K: Dan Anda berkata, 'Tidak'. Di situlah Anda berada... Anda paham apa yang saya katakan? Seseorang menawari Anda sebuah rumah... dan ada sebuah ruangan yang indah di dalamnya. Dan Anda berkata, 'Tolong, saya akan mengambil kamarnya, bukan rumahnya'. Itulah yang Anda lakukan!
1:26:44 GS: Masalah sebenarnya adalah karena sudah berada di sana, seseorang tidak tahan untuk tidak hadir. Dan tampaknya itu terjadi. Itulah yang kita semua katakan. Perubahan kimiawi, transisi fisik yang total, dahsyat, yang mengakhiri semuanya, tampaknya tidak ada di waktu-waktu tertentu. Kami memiliki memori saat-saat itu tiada.
1:27:14 K: Ah, itu memori, itu sudah mati. Buang. Tuan, apakah Anda ingin mengatakan, - Saya menanyakan ini dengan serius, bukan sebagai lelucon - apakah Anda akan mengatakan bahwa ki- ta tidak pernah mencintai siapa pun? Jadi, tidak ada dua individu, Anda paham?
1:28:13 GS: Anda mengajukan pertanyaan seperti yang kami ajukan, 'tidak pernah mencintai' ini adalah tentang masa lalu. Tapi jika Anda pernah mencintai, bagaimana Anda bisa mengatakan bahwa Anda 'pernah mencintai'?
1:28:27 K: Baiklah, saya menanyakan Anda. Jangan ambil amandemen kelima. Apakah Anda pernah mencintai, apakah Anda mencintai? Anda paham, Tuan? Artinya apa? Tuan Sudarshan tidak eksis. Benar? Angka lawannya tidak ada. Ada kualitas itu. Parfum itu ada, tidak ada yang lain. Bisakah Anda menjauh darinya, - pernah?
1:29:28 GS: Saat Anda berada dalam parfum itu, Anda tidak bisa menyingkir.
1:29:31 K: Tidak! Anda lihat, Anda mencoba untuk menjadi cerdik dengan saya.
1:29:39 GS: Ketika Anda mengajukan pertanyaan itu, jawabannya adalah, 'Tidak, Anda tidak bisa'.
1:29:43 K: Saya katakan, maka Anda tidak tahu apa cinta itu. Anda mungkin menangkap aroma melati yang jauh. Tapi menjauh selangkah, parfumnya sudah hilang. Benar? Jika ada cinta...ketika ada cinta, apakah pernah ada gerak menjauh dari itu? Tidak. Anda bisa menjauh dari kesenangan. Ketidaksenangan, ketidakbahagiaan.
1:30:48 GS: Saya berada dalam dilema karena saya... Saya merasakan apa yang Anda katakan, saya paham apa yang Anda katakan. Kenyataannya... Dalam konteks itu, menjadi tidak mungkin untuk berpikir... bagaimana Anda bisa menjauh darinya, karena tidak ada tempat untuk pergi, tidak ada yang pergi.
1:31:07 K: Tidak, Tuan. Jika saya mengerti - Anda berkata ke- pada saya, cinta bukanlah keinginan, cinta bukanlah kesenangan, tidak ada kemelekatan, dominasi, semua yang lainnya. Di mana ada cinta, tidak ada yang lain. Anda katakan itu pada saya. Dan Anda bertanya pada saya, apakah saya mencintai seseorang, seperti itu. Dengan pertanyaan demikian itu, Anda telah membangkitkan sesuatu... yang tidak pernah bisa padam. Anda paham? Tidak pernah padam. Dengan bertanya pada saya, memberitahu saya bahwa cinta bukanlah ini, ini, ini, Anda telah membantu saya untuk menyalakan cahaya. Saya yang menyalakannya, bukan Anda. Bagaimana api itu pernah bisa padam? Itu akan padam jika saya katakan itu adalah kesenangan, cinta, keinginan, kenyamanan, kemelekatan, lalu, tentu saja, saya tersesat. Jika tidak ada yang termasuk dalam ini, maka saya tidak akan pernah bisa keluar darinya. Bukan 'saya'. Anda paham?
1:33:07 RB: Anda memulai dengan kecerdasan. Apakah itu sama dengan kecerdasan?
1:33:12 K: Apa, cinta? Ya. Cinta, kasih sayang, adalah inti dari kecerdasan. Itu hanya kata-kata - Saya berkata begitu, tapi - Tuan, pertanyaan muncul dari ini, - cinta tidak memiliki usaha dan lain-lainnya - pertanyaannya adalah, kenapa saya tidak paham akan hal yang disebut cinta... seketika? Anda paham? Mengapa? Anda memberi tahu saya sesuatu yang luar biasa, dan saya tidak menangkapnya. Mengapa? Saya bisa memberikan berbagai alasan - semua itu - persoalan dasarnya, mengapa saya menyingkir, semuanya itu. Mengapa? Saya bisa memberikan selusin penjelasan - kemalasan, dll, tetapi bukan itu - Jadi, apakah itu kecerdasan saya... sudah tumbuh terlalu besar -jika saya bisa pakai kata itu - telah menjadi sangat luar biasa kolosal, begitu kuatnya, bingga hal lain yang jauh lebih kuat dari itu... - tidak mempunyai tempat. Anda paham apa yang saya katakan? Bukan berarti kita menyingkir.
1:35:42 GS: Tapi perhatian total, pemahaman, cinta, bukankah seharusnya itu melarutkan kecerdasan juga? Intelek berfungsi dengan suatu tujuan.
1:35:54 K: Tapi jika Anda mengerti, bahwa intelek telah dikembangkan sengaja untuk semua - pendidikan. Saat ia melihat itu, yang lain ber- bunga, mekar, bukan dalam waktu.
1:36:09 GS: Lalu, bagaimana intelek bisa kembali?
1:36:12 K: Itu mempunyai tempatnya.
1:36:18 GS:Bagaimana ia bergerak untuk melayani suatu tempat... yang bukan miliknya?
1:36:22 K: Karena - Anda tahu. Kita tidak tahu cinta itu apa. Itulah kesulitannya. Saya mencintai Anda, saya melekat pada Anda, saya me- miliki Anda, saya berhubungan seks, Anda tahu, semuanya berlangsung. Dan saya menyebutnya 'cinta' - bertengkar, cekcok, ribut.

GS: Pagi ini saya melihat bunga lili air bermekaran. Saya hanya berdiri sebentar, melihat mereka, dan saya sangat bahagia. Lalu saya bertanya pada diri sendiri, 'Apakah saya ingin membawa ini?' Saya berkata, 'Tidak, saya tidak ingin membawanya bersama saya'. Tapi momen kebersamaan total dengan bunga-bunga itu telah hilang. Sekarang, ketika saya ke AS, saya berharap akan ada kolam lili kecil, dimana ada bunga lili. Saat saya memilikinya, itu kembali. Kemudian perasaan lama tentang identifikasi total telah hilang. Tapi mengapa itu kembali? Sebenarnya, saya tidak ingin teratai!

K: Anda tahu jawabannya!
1:37:58 GS: Sejujurnya saya tidak tahu jawabannya.
1:38:09 K: Tuan, itu menimbulkan pertanyaan, kita selalu merekam. Merekam. Anda melihat bunga lili itu di kolam. Itu sudah direkam. Tidak untuk merekam. Tanpa usaha - tidak merekam.
1:38:39 GS: Dalam arti, kembali ke situasi yang sama.
1:38:42 K: Tidak, tidak!

GS: Dalam artian bahwa - beberapa waktu yang lalu saya ingat pernah mendengar Anda berkata, 'Bersedihlah, tapi jangan bawa kesan-kesan, jangan bawa luka itu. Tinggalkan kesan-kesannya. Jangan kembali pada mereka '. Nah, ketika itu terjadi, itu demikian bagusnya. Tapi itu tidak selalu terjadi.

K:Tidak, pertanyaan saya bukanlah - Apakah mungkin untuk tidak merekam? Tentu saja, Anda harus mencatat waktu pergi ke kantor dan yang lainnya. Tapi tidak merekam apapun secara psikologis, melihat bunga lili, keindahannya, warnanya, bentuknya, pantulannya di dalam air, wanginya. Anda hampir bisa merasakannya hidup dan itu direkam. Bukan untuk merekam, tapi hanya melihat. Begitu Anda merekam, seluruh masa lalu dimulai.
1:39:59 GS:Anda mengatakan tidak hanya tidak merekam hal-hal yang menyakitkan, tetapi jangan merekam bahkan yang menyenangkan. Tidak ada rekaman sama sekali. Bersamalah dengannya, pada saat itu.

K: Tidak, tidak ada rekaman. Saya perlu merekam bahasanya, profesi saya, keahlian saya, semua lainnya. Tetapi mengapa saya harus merekam aktivitas psikologis apa pun, persepsi sensorik apa pun dan sebagainya?
1:40:36 GS:Saya rasa saya paham. Biarkan saya coba untuk merumuskannya kembali. Intelek berurusan dengan kata-kata, dengan hal-hal yang dinyatakan. Intelijensi berfungsi antar-garis, yang tersirat. Jangan membuat yang tersirat dalam kata-kata menjadi kata-kata lain. Sehingga Anda kembali berkata, 'Nah, biarkan saya memutar ulang lagi'. Itu sulit.

K: Tidak!
1:41:04 GS: Tidak sulit?
1:41:05 K: Di sinilah letak kesukaran kita.
1:41:17 GS: Ravi, apakah itu masuk akal bagi Anda?

RR: Ya, menurut saya itu tidak terlalu sulit. Tapi itu tidak bertahan lama!
1:41:27 GS: Tiada-perekaman tidak bertahan?
1:41:31 RR: Saya terus-menerus - ini adalah bagian dari masalah saya. Perhatian berfluktuasi.
1:41:39 K: Tidak, Tuan. Tidak Tuan. Perhatian tidak berfluktuasi. Kekurangan-perhatian berfluktuasi. Ah, tidak, tidak. Ini serius.
1:41:59 RR: Tapi orang masih terpaku, Krishnaji, bagaimanapun juga.
1:42:05 K: Tidak, Tuan, tidak, Tuan. Lihat, Tuan, dia baru saja memberitahu saya, 'Jangan rekam'. Tidak perlu perekaman psikologis. Benar? Dia memberitahu saya itu. Dia juga memberi tahu saya, 'Anda ha- rus merekam hal-hal tertentu'. Benar? Saya tidak mendengarkan. Itulah kesulitan saya. Dia telah membuat pernyataan yang luar biasa, dan saya langsung membuat kesulitan. 'Bagaimana mungkin, apakah mungkin? Mengapa Anda mengatakan itu?' Saya tidak menerima keseluruhannya. Saya tidak tahu apakah saya cukup jelas. Saya tidak mengambil keseluruhannya. Saya tidak pernah mendekati dia, tidak secara fisik. Saya tidak pernah mendekat pada pernyataan itu. Jika saya lakukan itu, maka tiada ma- salah. Saya tidak tahu apakah saya... Saya tetap di tempat saya dan dia mengatakan sesuatu, dan saya berkata, 'Bagaimana saya bisa keluar dari ini?' Benar? Dan dia berkata, 'Mari, dekati saya. Mendekatlah, agar Anda dan saya melihat hal yang sama. Jika Anda tetap di sana dan saya tetap di sini, kita akan... Dan dia terus-menerus memberi tahu saya, 'Jangan lakukan itu, dengarkan saya, mari, lihat bersama '. Bergeraklah dari tempat Anda berada. Jangan ambil suatu posisi. Orang mengambil posisi, karena itulah hal yang paling aman dan paling aman. Benar? Dia berkata, 'Lihat, ini jauh lebih aman, Old Boy, dari apa yang Anda pikir'. Tapi Anda ingin dia menjaminnya. Benar? Saya pikir, Tuan, itulah kecerdasan. Apa yang dia katakan adalah kecerdasan. Ini adalah kecerdasan yang berbicara. Dan dia berkata, 'Dengarkan pada kecerdasan'. Sirkus sudah berakhir.