Krishnamurti Subtitles home


OJ82CNM2 - Penderitaan psikologis
Diskusi ke-2 dengan Drs.Bohm, Hidley & Sheldrake
Ojai, USA
17 April 1982



0:05 The Nature of the Mind Hakekat dari Batin
0:13 Part Two Bagian Kedua
0:15 Psychological Suffering Penderitaan Psikologis
0:23 This is one of a series of dialogues between J Krishnamurti, David Bohm, Rupert Sheldrake, and John Hidley. The purpose of these discussions is to explore essential questions about the mind, what is psychological disorder, and what is required for fundamental psychological change. Ini adalah satu dari seri dialog- dialog antara J Krishnamurti,... David Bohm, Rupert Sheldrake, dan John Hidley. Tujuan dari diskusi-diskusi ini adalah untuk menyelidiki... persoalan-persoalan esensiil perihal batin... apakah kekacauan psikologis itu,... dan apakah yang diperlukan bagi pe- rubahan psikologis yang fundamental?
0:43 J Krishnamurti is a religious philosopher, author, and educator, who has written and given lectures on these subjects for many years. He has founded elementary and secondary schools in the United States, England, and India. J Krishnamurti adalah seorang filsuf, pengarang, dan pendidik religius... yang telah menulis dan memberikan ceramah-ceramah... mengenai subyek-subyek ini selama banyak tahun. Ia telah mendirikan sekolah-sekolah dasar dan menengah... di Amerika Serikat, Inggris, dan India.
0:57 David Bohm is professor of theoretical physics at Birkbeck College, London University in England. He has written numerous books concerning theoretical physics and the nature of consciousness. Professor Bohm and Mr. Krishnamurti have held previous dialogues on many subjects. David Bohm adalah seorang profesor fisika teoritis... di Birkbeck College, London University di Inggris. Ia telah menulis banyak buku perihal fisika teoritis... dan hakekat dari kesadaran. Profesor Bohm dan Tuan Krishnamurti... telah mengadakan dialog-dialog sebe- lumnya mengenai banyak subyek-subyek.
1:14 Rupert Sheldrake is a biologist, whose recently published book proposes that learning in some members of a species affects the species as a whole. Dr. Sheldrake is presently consulting plant physiologist to the International Crops Research Institute in Hyderabad, India. Rupert Sheldrake adalah seorang ahli biologi,... bukunya yang baru saja diterbitkan... mengemukakan bahwa proses belajar dalam... anggota-anggota tertentu dari suatu spesies... mempengaruhi spesies itu secara keseluruhan. Dr. Sheldrake saat ini adalah seorang konsultan ahli fisiologi tanaman... pada International Crops Research Institute... di Hyderabad, India.
1:32 John Hidley is a psychiatrist in private practice, who has been associated with the Krishnamurti school in Ojai, California for the past six years. John Hidley adalah seorang psikiater dengan praktek pribadi,... yang telah berasosiasi dengan sekolah Krishnamurti... di Ojai, California, selama enam tahun yang lalu.
1:41 In the first dialogue the nature of the self was discussed, its relationship to suffering, to society, and to religion. Questions raised were, can one discover or learn about these relationships, and is the need for psychological security the root of the problem? Today's discussion continues with these questions. Di dalam dialog pertama, hakekat dari diri telah didiskusikan,... hubungannya dengan penderitaan, dengan masyarakat, dan dengan agama. Masalah-masalah yang diangkat adalah,... dapatkah orang menemukan atau belajar... perihal hubungan-hubungan ini,... dan apakah kebutuhan akan keamanan psikologis adalah akar dari masalah? Diskusi hari ini melanjutkan dengan masalah-masalah ini.
2:04 H: We talked yesterday, we started with the question of the origin and nature of psychological disorder, and we suggested that it has its roots in self-centred activity, which is divisive and conflictual in nature, and that biologically such factors as instinctual aggression and dominance drives, the facts of illness and death, all contribute. I wondered if we could start this morning, David, by having you comment on relationship between these biological factors and psychological security. H:Kita bicarakan kemarin, kita mulai dengan pertanyaan perihal... asal-mula dan hakekat dari kekacauan psikologis,... dan kita mengisyaratkan bahwa... itu mempunyai akar-akarnya dalam aktivitas egosentris,... yang bersifat terpecah-belah dan berkonflik... dan bahwa secara biologis unsur-unsur ini sebagai agresi naluriah... dan dorongan-dorongan dominan, fakta-fakta dari... penyakit dan kematian, semuanya menyumbang. Saya berpikir jika dapat kita mulai pagi ini, David,... dengan Anda memberikan pandangan tentang hubungan... antara faktor-faktor biologis ini dan keamanan psikologis.
2:43 B: Yes, well, biologically, if you begin with the animal, you have all sorts of things like fear, and anger, and aggression, and they're fairly simple. They exist for a short period while the fact is there, and then they generally disappear, leaving little trace. There may be a few cases in the higher animals where there's some memory, but it's in man that the memory becomes very significant, remembering all these experiences and anticipating the future, you get a very different sort of behaviour. For example, with an animal, he might have a bad experience with another animal, and shortly afterward he'll be in fairly good state of equilibrium, but, say, we have a quarrel between two groups, as in Northern and Southern Ireland, this has been going on for 350 years, and there is a specific effort to remember it which you can see going on. And I think this is the biggest difference. B:Ya, baik, secara biologis, jika Anda memulainya dengan hewan,... Anda menemukan segala macam per- soalan seperti takut, dan amarah,... dan agresi, dan mereka adalah cukup sederhana. Mereka ada untuk jangka waktu singkat sewaktu faktanya ada di situ,... dan kemudian mereka pada umumnya meng- hilang, meninggalkan sedikit bekas. Boleh jadi ada beberapa kasus dalam hewan bertingkat lebih tinggi... di mana ada sedikit memori,... namun di dalam manusialah yang memorinya menjadi amat berarti,... mengingat-ingat semua pengalaman- pengalaman ini... dan berjaga-jaga untuk masa depan,... Anda mendapatkan jenis tingkah laku yang amat berbeda. Sebagai contoh, dengan suatu hewan,... dia boleh jadi mempunyai pengalaman yang buruk... dengan hewan lain, dan tidak lama kemudian... dia akan berada dalam keadaan keseimbangan yang cukup baik,... namun, umpamakan, kita menjumpai suatu... pertengkaran di antara dua kelompok,... seperti Irlandia Utara dan Irlandia Selatan,... ini telah berlangsung selama 350 tahun,... dan ada suatu usaha khas untuk mengingatnya... yang Anda dapat lihat sedang berlangsung. Dan saya kira, ini adalah perbedaan yang paling besar.
3:48 H: Memory being the... H:Memori yang adalah...
3:50 B: Yes, the effect of memory, the consequences of memory. You see, memory by itself would obviously not cause any trouble, because it's only a fact, right? But memory has consequences: it may produce fear, it may produce anger; it may produce all sorts of disturbances, to remember what did happen and to anticipate what may happen. B:Ya, pengaruh dari memori, akibat dari memori. Anda lihat, memori sendiri tidak akan menyebabkan kesulitan apapun,... karena ia hanyalah suatu fakta, benar? Tapi memori mempunyai akibat-akibat:... ia boleh jadi menghasilkan rasa takut,... ia boleh jadi menghasilkan amarah;... ia boleh jadi menghasilkan segala macam gangguan-gangguan... untuk mengingat apa yang terjadi... dan untuk mengantisipasi apa yang mungkin terjadi.
4:13 S: You mean thinking about it?

B: Yes. Based on memory, right?
S:Anda maksudkan memikirkan tentang itu?

B:Ya. Berdasarkan memori, benar?
4:18 S: I mean, obviously the animal that's been attacked by another animal remembers in the sense that when it sees the other animal again, it's afraid. It probably doesn't think about it in between. S:Maksud saya, hewan yang telah di- serang oleh hewan lain, jelas... ingat, dalam arti bahwa ketika ia melihat hewan lainnya itu lagi,... dia takut. Dia barangkali tidak memikirkannya di antar-waktu.
4:28 B: Yes, it can't form an image, I don't believe that most animals can form images of the other animals, and I can base that on experience, that I have seen dogs fighting very hard, and as soon as they turn the corner, the dog sort of forgets what happened. He is disturbed but he doesn't know why he is disturbed. Now, if he could remember the other dog after he turned the corner, he could continue the struggle over territory indefinitely. So, the point about territory is, the animal maintains it in a certain limited context. But man remembers it, and he maintains this territory indefinitely and wants to extend it, and so on, because of his thinking about it. B:Ya, ia tidak dapat membentuk suatu citra, saya tidak percaya... bahwa sebagian besar hewan dapat membentuk citra dari hewan lain,... dan saya dapat melandasi itu pada pengalaman,... yang pernah saya lihat, anjing-anjing... sedang sengit berkelahi, dan begitu mereka berbelok di pojokan,... si anjing sepertinya lupa apa yang sudah terjadi. Dia terganggu, tapi ia tidak tahu karena apa ia terganggu. Nah, kalau ia dapat mengingat si anjing lainnya... sesudah ia berbelok di pojokan,... ia dapat melanjutkan perjuangan pe- rebutan wilayah secara terus-menerus. Jadi, titik persoalan mengenai wilayah adalah, si hewan mempertahankanya... dalam konteks terbatas tertentu. Namun manusia mengingatnya,... dan dia mempertahankan wilayah ini tanpa batas waktu... dan ingin memperluasnya, dan seterus- nya, karena pikirannya mengenai ini.
5:13 S: So, are you suggesting that the basis of the specifically human kind of pain and suffering, over and above the kind of suffering we see in the animal kingdom, is this ability to remember, to brood over it, think about this? S:Jadi apakah Anda sedang menyatakan bahwa dasar kekhasan... dari bentuk kesakitan dan penderitaan manusiawi,... melebihi bentuk penderitaan... yang kita lihat di dalam dunia hewan,... adalah kemampuan ini untuk mengingat, untuk merenungkan, memikir tentang ini?
5:27 B: Yes, the animal may have some of that. I've seen examples on television of a deer who lost its doe, and it was pining away in the wild, but I think it's limited, that is, there is some suffering of that kind in the animal world, but with man it's enormously expanded, it seems limitless. Yes, I think the major point is that with man the thing can build up like a tremendous explosion that fills his whole mind, and it can become the major motive in life, to remember the insult and to revenge the vendetta, in families over many generations. To remember the bad experience you had with somebody and to be frightened of what's coming like the examination that the child may be frightened of, or something like that. B:Ya, hewan boleh jadi memiliki sebagian dari itu. Saya pernah melihat contoh-contoh di televisi... mengenai seekor rusa yang kehilangan betinanya,... dan ia merana di alam liar, tapi saya pikir itu terbatas,... yakni, ada penderitaan tertentu dari jenis itu di dunia hewan,... tapi dengan manusia, itu amat sangat diperluas, sepertinya tidak terbatas. Ya, saya pikir titik masalah utama adalah, bahwa dengan manusia... hal itu bisa berkembang seperti ledakan yang amat besar... yang memenuhi seluruh batinnya, dan itu dapat menjadi... motif utama dalam kehidupan, untuk mengingat penghinaan... dan untuk membalas dendam yang turun-temurun,... di dalam keluarga meliputi banyak generasi. Untuk mengingat pengalaman yang jelek yang Anda alami dengan seseorang... dan untuk menjadi takut pada apa yang akan datang seperti ujian... yang mungkin si anak takut ter- hadapnya, atau sesuatu seperti itu.
6:20 K: But have you answered his question, sir? K: Tapi apakah Anda telah menjawab pertanyaanya, Tuan?
6:22 B: Which is?

K: Which was...
B:Yang adalah?

K:Yang adalah...
6:24 H: How does the biological fact of illness, or death, or instinctual drive result in a psychological problem or disorder? H:Bagaimanakah fakta biologis dari penyakit, atau kematian,... atau dorongan naluriah menghasilkan... suatu masalah psikologis atau kekacauan?
6:35 B: By thinking about it. I say that the biological fact is not a serious problem, in the long run, but as soon as you begin to think about it, and not merely think about it, but make images about it along with that thought, and to revive the memory and anticipate the feeling of the future, and while you are thinking, then it becomes a very serious problem, because you can't stop it, you see. You will never attain security by thinking about it, but you are constantly seeking security. You see, the purpose of thinking is to give you security in practical affairs, technical affairs. Now, therefore you are doing a similar sort of thinking saying how can I be secure against the possibility of suffering again? And there is no way to do that. You may take technical steps to make it unlikely, but as you think about it, you begin to stir up the whole system and distort the whole mental process. B:Dengan memikirkan perihal itu. Saya bilang bahwa fakta biologis... bukanlah suatu masalah berat, dalam jangka waktu panjang,... namun, begitu Anda memulai memikirkan perihal itu,... dan tidak hanya sekedar memikirkannya,... tapi membuat citra-citra mengenai itu... bersama-sama dengan pikiran itu, dan untuk membangunkan kembali memori... dan mengantipasi perasaan dari masa yang akan datang,... dan pada waktu Anda sedang berpikir,... lalu ia menjadi suatu masalah yang amat serius,... karena Anda tidak dapat menghentikannya. Anda tidak pernah akan mencapai keamanan dengan memikirkannya,... namun Anda terus-menerus mencari keamanan. Anda lihat, tujuan dari memikir adalah untuk memberi Anda keamanan... dalam urusan-urusan praktis, urusan-urusan teknis. Nah, karenanya Anda melakukan suatu bentuk pemikiran yang serupa... sambil berkata, bagaimanakah saya bisa aman terhadap... kemungkinan menderita lagi? Dan tidak ada jalan untuk melakukan itu. Anda dapat mengambil langkah-langkah teknis untuk mencegahnya,... namun ketika Anda memikirkannya, Anda mulai memggugah seluruh sistemnya... dan mengacaukan seluruh proses mental.
7:48 H: Well, it seems clear that by thinking about it we stir up the emotions and the associations that are those thoughts, but we're not suggesting we shouldn't think about it, are we? H:Yah, kelihatan jelas bahwa dengan berpikir mengenainya... kita membangunkan emosi-emosi dan kaitan-kaitannya... yang adalah pikiran-pikiran itu, tapi kita tidak menyarankan... kita tidak boleh berpikir mengenainya, bukankah?
8:03 B: Well, it depends on how you think about it. This thinking gets to be directed toward giving you a sense of security, you see, an image of security. B:Yah, itu tergantung pada bagaimana Anda berpikir mengenainya. Pikiran ini akan diarahkan pada memberikan Anda... suatu rasa aman, Anda lihat, suatu gambaran dari keamanan.
8:15 H: Right. I get hurt when I'm little, or some time along the line, and it creates a fear in me, and I anticipate that kind of situation. I may not even remember the incident, but I want to avoid it in the future. H:Benar. Saya tersakiti... ketika saya kecil, atau sepanjang waktu tertentu... dan itu menciptakan suatu rasa takut dalam diri saya,... dan saya mengantisipasi situasi sejenis itu. Saya malahan boleh jadi tidak ingat kejadian itu,... tapi saya ingin menghindari itu di masa yang akan datang.
8:29 B: Yes, and now, the point is this: the mind is always searching for how to avoid it, and searching out thoughts, images, saying, that fellow is the one who did it, I must keep away from him; coming to conclusions, and if any conclusion gives you an image of security, then the mind holds on to it, right? Without actually any basis. B:Ya, dan sekarang, titik pokoknya adalah: batin selalu mencari... untuk bagaimana menghindarinya... dan menyelusuri pikiran-pikiran, citra-citra,... sambil berkata, orang itu adalah orang yang melakukannya,... saya harus menjauh darinya; tiba pada kesimpulan-kesimpulan,... dan jika kesimpulan apa saja memberi Anda suatu gambaran keamanan,... kemudian batin berpegang pada itu, benar? Tanpa sebenarnya ada suatu dasar pun.
8:53 H: Could you elaborate on that a little? H:Dapatkah Anda menguraikan hal itu sedikit?
8:56 B: Well, if you have had a bad experience with somebody, you may conclude that you should never trust him again, for example. Although that might be quite wrong. But the mind is so anxious to have security that it will jump to the conclusion that it's not safe to trust him. Right?

H: Yes.
B:Yah, jika Anda pernah mendapat... suatu pengalaman yang buruk dengan seseorang,... Anda boleh jadi menyimpulkan bahwa Anda selamanya tidak akan... mempercayai dia lagi, sebagai contoh. Meskipun itu boleh jadi amat keliru. Tapi batin begitu cemas untuk mem- punyai keamanan, sehingga ia akan... terjun pada kesimpulan bahwa adalah tidak aman untuk mempercayai dia. Benar?

H:Ya.
9:19 B: Now, if you find somebody else who seems to treat you well, and reassures you, and flatters you, then you may jump to the conclusion you can completely trust him. Now, the mind is now looking for thoughts that will give it good feelings, because the feelings of the memory are so disturbing to the whole system that its first function is to make the mind feel better, rather than find out what is the fact. B:Nah, jika Anda menemukan... seseorang lain yang kelihatan memperlakukan Anda dengan baik,... dan meyakinkan Anda, dan menyanjung Anda, maka boleh jadi Anda... terburu-buru menyimpulkan bahwa Anda sepenuhnya dapat mempercayainya. Nah, batin sekarang sedang mencari pikiran-pikiran... yang akan memberinya perasaan-perasaan menyenangkan,... karena rasa dari memori demikian mengganggunya... terhadap seluruh sistem yang fungsi pertamanya adalah membuat batin... merasa lebih baik, daripada mencari tahu apa faktanya.
9:45 H: Okay, so you're saying that at this point the mind isn't interested in what's true, it's interested in getting secure. H:OK, jadi Anda bilang, bahwa pada titik ini,... batin tidak tertarik... pada apa yang benar, ia tertarik dalam mendapatkan keamanan.
9:51 B: Yes, it's so disturbed that it wants to come to order first, and it's adopting a wrong way, as I see it. B:Ya, ia demikian terganggunya sehingga ia menginginkan... untuk pertama-tama mencapai ketertiban,... dan ia memakai suatu jalan yang salah, demikianlah saya melihatnya.
9:58 H: The wrong way being? H:Jalan yang salah berupa?
10:00 B: To think about it and try to find thoughts that will make it feel better. B:Memikirkan perihal itu dan mencoba menemukan pikiran-pikiran... yang akan membuatnya berasa lebih baik.
10:04 H: So you're saying that thoughts themselves in some sense are taking the place of reality, that the person is trying to get certain thoughts in his head that make him feel better. H:Jadi Anda bilang, bahwa pikiran-pikiran itu sendiri,... dalam arti tertentu,... mengambil kedudukan dari kenyataan, bahwa orang itu sedang mencoba... untuk mendapatkan pikiran-pikiran tertentu dalam kepalanya... yang membuat ia berasa lebih baik.
10:16 B: Yes. And that's self-deception. B:Ya. Dan itu adalah penipuan-diri.
10:24 S: What makes you think that the primary drive is for security? S:Apa yang membuat Anda berpikir bahwa dorongan primer... adalah untuk keamanan?
10:28 B: Oh, we discussed that yesterday, of course, but I wouldn't be sure that's the only primary drive, but it's obvious, for the animal it's a very important drive to want security, right? We also want pleasure, I think that's another drive, which are closely related. B:Oh, kita telah perbincangkan itu kemarin, tentunya,... tapi saya tidaklah yakin... bahwa itu adalah satu-satunya dorongan primer,... namun adalah jelas, bagi hewan... itu adalah suatu dorongan yang amat penting... untuk menginginkan keamanan, benar? Kita pun menghendaki kesenangan, saya kira itu adalah dorongan lainnya,... yang berkaitan amat dekat.
10:47 S: But to come back to this question of security, in its limited forms security is clearly one goal that we have. People like to have houses and have them secure, and cars, and possessions, and bank balances, and that kind of thing. But there's this factor that comes in, when you've got that, there are two things, actually, that come in, one is maybe the fear that you'll lose it, but the other is boredom with the whole thing and the craving for excitement and thrill. And this doesn't seem to fit within this model of this primary and central craving for security. S:Namun untuk kembali lagi ke persoalan... keamanan, dalam bentuk-bentuknya yang terbatas... keamanan adalah jelas satu tujuan yang kita punyai. Orang-orang ingin mempunyai rumah-rumah dan,... memilikinya dengan aman, dan mobil-mobil,... dan barang-barang miliknya, dan uang di Bank, serta barang serupa itu. Namun ada unsur ini yang masuk ke dalam, ketika Anda memiliki itu,... sebenarnya ada dua hal yang masuk, satunya adalah barangkali... rasa takut akan kehilangan, tapi yang lainnya adalah rasa bosan... dengan semuanya itu dan keinginan besar akan kegairahan dan sensasi. Dan ini kelihatannya tidak pas di dalam model dari sifat primer... dan keinginan besar untuk keamanan.
11:19 B: Well, that's why I said it's only one of the drives, right? That there's also the drive toward pleasure, as an example, much of what you said is included in the drive toward pleasure, right? B:Yah, itulah sebabnya karena apa saya berkata... itu hanya salah satu dari pendorong-pendorong, benar? Bahwa juga ada dorongan terhadap kesenangan, sebagai sebuah contoh,... banyak dari apa yang Anda katakan sudah termasuk... dalam dorongan ke arah kesenangan, bukan?
11:29 S: I'm not so sure. S:Saya tidak begitu yakin.
11:30 B: Excitement is pleasurable, and people hope for pleasure and excitement rather than pain, as a rule. B:Kegairahan adalah menyenangkan, dan orang berharap... pada kesenangan dan kegairahan dari- pada rasa sakit, sebagai suatu kaidah.
11:37 S: But don't you think there's a pleasure in itself in curiosity, and there's a sense of freedom in discovery that you can get from certain kinds of exploration, which is neither just straightforward pleasure, it's not a repetitive kind of pleasure, nor is it security. S:Tapi apakah Anda tidak berpikir ada suatu kesenangan yang melekat... dalam keinginan tahu itu sendiri,... dan ada suatu rasa kebebasan yang dapat Anda peroleh dalam penemuan... dari bentuk-bentuk tertentu dari eksplorasi,... yang bukan sekedar kesenangan langsung,... ia bukan suatu jenis kesenangan yang terulang kembali, juga bukan keamanan.
11:50 B: Yes, well, I didn't want to say that all our drives are caught in this thing, I said that if you think about them and base them on memory, then they are going to get caught in this problem. Now, there may be a natural, free interest in things which could be enjoyable, and that need not be a problem, right? But if you were to become dependent on it, and think about it, and say, 'If I don't have it I become very unhappy,' then it would be a similar problem. B:Ya, baik, saya tidak ingin mengatakan... bahwa semua dorongan kita terperangkap... dalam hal ini, saya bilang bahwa jika Anda memikir mengenai mereka... dan mendasarkan mereka pada memori, maka mereka akan... terperangkap dalam masalah ini. Nah, boleh jadi ada suatu... minat dalam berbagai hal yang bersifat alamiah, bebas... yang boleh jadi menyenangkan,... dan itu tidak perlu menjadi suatu masalah, benar? Namun jika Anda menjadi tergantung padanya... dan memikirkannya, dan berkata,... 'Jika saya tidak memilikinya, saya menjadi amat tidak bahagia,'... maka ia menjadi masalah yang serupa.
12:17 K: But could we go into the question, what is security? What does that word convey? Apart from physical security. K:Tapi, dapatkah kita menyimak persoalan, apakah keamanan? Apakah yang disampaikan oleh kata itu? Terlepas dari keamanan badaniah.
12:34 S: I would have said invulnerability. S:Saya akan mengatakan kekebalan.
12:38 K: Not to be hurt. K:Tidak akan disakiti.
12:40 S: Not to be hurt at all, not to be able to be hurt. S:Sama sekali tidak disakiti, tidak dapat disakiti.
12:43 K: Not to be able to be hurt and not to hurt. Physically we are all hurt one way or another - operations, illness, and so on, so on. When you talk about being hurt are you talking about psychological hurts? K:Tidak dapat disakiti dan tidak menyakiti. Secara badaniah, kita semua disakiti melalui suatu cara atau lainnya... - operasi, penyakit, dan seterusnya, seterusnya. Ketika Anda berbicara perihal tersakiti... apakah Anda sedang berbicara perihal luka-luka psikologis?
13:05 H: Yes, I'm wondering how it is that when a person comes into my office, his complaint is his psychological hurts. H:Ya, saya sedang berpikir-pikir karena apakah... ketika seseorang datang ke dalam kantor saya,... keluhannya adalah luka-luka psikologis dia.
13:18 K: How do you deal with it?

H: I try and...
K:Bagaimana Anda menanganinya?

H:Saya coba dan...
13:21 K: Suppose, I come to you. I am hurt from childhood. K:Andaikata, saya datang ke Anda. Saya tersakiti sejak usia kanak-kanak.
13:24 H: Yes.

K: I am hurt by the parents, school, college, university.
H:Ya.

K:Saya tersakiti... oleh orang-tua, sekolah, kolese, universitas.
13:34 H: Yes. H:Ya.
13:36 K: When I get married she says something, I am hurt. So, this whole living process seems to be a series of hurts. K:Ketika saya menikah, ia mengatakan sesuatu, saya tersakiti. Jadi, seluruh proses kehidupan ini ru- panya adalah satu seri dari luka-luka.
13:44 H: It seems to build up a structure of self that is hurt, and a perception of reality that is inflicting hurt. H:Kelihatannya ia membangun suatu struktur dari diri yang terluka. dan suatu persepsi dari realitas yang menimbulkan luka.
13:52 K: Yes. Now, how do you deal with it? K:Ya. Sekarang, bagaimanakah Anda menanganinya?
14:03 H: I try to help you see how you're doing it. H:Saya mencoba untuk membantu Anda melihat, bagaimana Anda melakukannya.
14:07 K: What do you mean, how I'm doing it? K:Apakah yang Anda maksudkan, bagaimana saya melakukannya?
14:09 H: Well, for example, if you have built up in you the notion that you're one down, or that you're the victim, then you perceive yourself to be victimised, and you perceive the world to be a victimiser. And I help you realise that that's what you're doing. H:Yah, sebagai contoh, jika Anda telah membangun ide dalam diri Anda... bahwa Anda sedang terdesak,... atau Anda menjadi korban,... maka Anda merasa diri Anda menjadi korban,... dan Anda merasa dunia adalah si pelakunya. Dan saya membantu Anda untuk menyadari bahwa... itu adalah apa yang Anda sedang lakukan.
14:35 K: But by showing me that, will I get rid of my hurt? My hurts, very deep unconscious hurts that I have make me do all kinds of peculiar actions, neurotic, isolating myself. K:Tapi, dengan menunjukkan itu pada saya,... akankah saya terlepas dari luka saya? Luka-luka saya, luka-luka tak disadari yang sangat dalam yang saya miliki... membuat saya melakukan segala macam tindakan-tindakan yang aneh,... neurotis, mengisolasikan diri sendiri.
14:58 H: Yes. It appears that people get better, that they realise that they are doing it. And in some local area it seems to help. H:Ya. Kelihatannya, bahwa orang menjadi lebih baik,... bahwa mereka menyadari bahwa mereka yang melakukannya. Dan dalam area lokal tertentu, itu terlihat membantu.
15:11 K: No, but aren't you concerned, if I may ask, with not being able to hurt at all? K:Bukan, tapi apakah Anda tidak pri- hatin, kalau saya boleh bertanya,... dengan keadaan sama sekali tiadanya kemampuan untuk menyakiti?
15:23 H: Yes. H:ya.
15:24 B: What do you mean by that, not hurting somebody else or not hurting... not bing hurt inside of you. B:Apakah yang Anda maksudkan dengan itu, tidak menyakiti orang lain? atau tidak menyakiti... tidak terluka dalam diri Anda.
15:29 K: I may hurt others unconsciously, unwillingly, but I wouldn't hurt voluntarily somebody. K:Saya boleh jadi menyakiti orang lain... secara tidak sadar, tidak dikehendaki,... tapi saya tidak akan menyakiti seseorang dengan sengaja.
15:37 B: Yes, you really don't intend to hurt anybody. B:Ya, Anda sungguh tidak berniat untuk menyakiti siapa pun.
15:39 K: Yes. I wouldn't. K:Ya, saya tidak akan.
15:42 S: Well, maybe not, but I don't see the connection between not hurting other people and not being hurt oneself. At least I'm sure there must be one, but it's not obvious. And most people's view of the best way not to be hurt would be to be in such a position that you can hurt others so much they'd never dare. This is the principle of nuclear retaliation, and this is a very common principle. S:Yah, barangkali tidak, tapi saya tidak melihat hubungan antara... tidak menyakiti orang lain dan diri sendiri tidak tersakiti. Setidaknya saya yakin mestinya ada, tapi tidak jelas. Dan sebagian besar orang berpandangan,... cara terbaik agar tidak tersakiti adalah... agar berada dalam posisi sedemikian rupa sehingga... Anda dapat menyakiti orang lain demikian dalamnya,... sehingga mereka tidak pernah akan berani. Ini adalah... prinsip dari pembalasan nuklir, dan ini adalah suatu prinsip yang amat umum.
16:04 K: Yes, of course. K:Ya, tentu.
16:06 S: So it's not obvious that not hurting others is related to not being hurt oneself. In fact, usually it's taken to be the reverse. It's usually assumed that if you're in a position to hurt others very much you'll be very secure. S:Jadi, tidaklah jelas bahwa tidak menyakiti orang lain... berhubungan dengan tidak tersakitinya diri sendiri. Dalam kenyataannya, biasanya kebalikannya yang diambil. Biasanya dianggap bahwa jika Anda berada dalam suatu posisi... untuk menyakiti orang sangat dalam, Anda akan sangat aman.
16:18 K: Of course, I mean if you're a king, or a sannyasi, or one of those people who have built a wall round themselves... K:Tentu, saya maksudkan,... jika Anda adalah seorang raja, atau seorang sannyasi... atau salah seorang dari manusia yang telah... membangun suatu tembok di keliling mereka...
16:25 S: Yes. S:Ya,.
16:26 K: ...naturally you can never hurt them. K:...wajar sekali Anda tidak pernah dapat menyakiti mereka.
16:28 S: Yes. S:Ya.
16:30 K: But when they were children they were hurt. K:Namun, ketika mereka kanak-kanak, mereka tersakiti.
16:32 S: Yes. S:Ya.
16:34 K: That hurt remains. It may remain superficially or in the deep recesses of one's own mind. Now, how do you, as a psychologist, psychotherapist, help another, who is deeply hurt and is unaware of it, and to see if it is possible not to be hurt at all? K:Luka itu menetap. Boleh jadi ia tetap dangkal... atau di dalam relung-relung yang dalam dari batin seseorang. Nah, bagaimanakah Anda, sebagai seorang psikolog,... sebagai seoran psikoterapis, membantu orang lain,... yang amat dalam tersakiti dan tidak menyadarinya,... dan untuk melihat apakah mungkin untuk sama sekali tidak tersakiti?
16:59 H: I don't address the question about is it possible to not be hurt at all. That doesn't come up. H:Saya tidak menyampaikan pertanyaan perihal apakah... mungkin untuk sama sekali tidak tersakiti. Itu tidak muncul.
17:04 K: Why? Wouldn't that be a reasonable question? K:Karena apa? Bukankah itu menjadi suatu pertanyaan yang masuk akal?
17:12 H: Well, it seems to be what we are asking here. It is the essence of the question that we're asking. We ask it in terms of particulars only in therapy, and you're asking it more generally, is it possible to end this hurt, period. Not just a particular hurt that I happen to have. H:Yah, rupanya itu adalah apa yang kita pertanyakan di sini. Itu adalah esensi dari persoalan yang sedang kita tanyakan. Kita menanyakan ini dalam kaitan hanya dengan unsur-unsur dalam terapi,... dan Anda sedang menanyakannya secara lebih umum,... apakah mungkin untuk mengakhiri luka ini, titik. Bukan hanya suatu luka yang tertentu yang kebetulan saya miliki.
17:32 K: So, how should we proceed? K:Jadi, bagaimanakah kita harus melanjutkannya?
17:35 H: Well, it would seem that the structure that makes hurt possible is what we have to get at. What makes hurt possible in the first place, not this hurt or that hurt. H:Yah, kelihatannya bahwa struktur yang memungkinkan luka terjadi,... adalah yang harus kita pahami. Apakah yang memungkinkan luka terjadi... inilah yang pertama-tama harus dipa- hami. bukan luka ini atau luka itu.
17:46 K: I think that's fairly simple. Why am I hurt? Because you say something to me which is not pleasant. K:Saya kira itu adalah cukup sederhana. Karena apa saya tersakiti? Karena Anda mengatakan sesuatu pada saya yang tidak menyenangkan.
17:57 H: Well, why should that hurt you? H:Yah, mengapa itu harus menyakiti Anda?
18:00 K: Because I have an image about myself as being a great man. You come along and tell me, don't be an ass. And I get hurt. K:Karena saya mempunya citra mengenai diri saya... sebagai seorang yang besar. Anda datang dan bilang pada saya, jangan jadi orang bodoh. Dan saya tersakiti.
18:10 H: What is it that's being hurt there? H:Apakah yang sedang terluka itu?
18:13 K: There, the image which I have about myself. I am a great cook, a great scientist, a great carpenter, whatever you will. I have got that picture in myself, and you come along and put a pin into it. And that gets hurt. The image gets hurt. The image is me. K:Itu, citra yang saya miliki perihal diri saya. Saya adalah koki yang besar,... seorang ilmuwan yang besar, seorang tukang kayu yang besar,... apa pun yang Anda kehendaki. Saya mempunyai gambar itu dalam diri saya,... dan Anda datang dan menggembosinya. Dan itu menjadi sakit. Citra itu terluka. Citra itu adalah saya.
18:37 B: I feel that that will not be terribly clear to many people. How can I be an image, many people will ask. How can an image get hurt, because if an image is nothing at all, why does it hurt? B:Saya rasa bahwa itu tidak akan teramat jelas bagi banyak orang. Bagaimana saya dapat menjadi suatu citra, banyak orang akan tanya. Bagaimana suatu citra dapat tersakiti,... sebab jika suatu citra sama sekali bukan apa-apa, karena apa ia terluka?
18:49 K: Because I have invested into that image a lot of feeling. K:Karena saya telah menanam banyak perasaan ke dalam citra itu.
18:53 B: Yes. B:Ya.
18:55 K: A lot of ideas, emotions, reactions - all that is me, that is my image. K:Banyak ide, emosi, reaksi. - semua itu adalah aku, itu adalah citra saya.
19:03 H: It doesn't look like an image to me though, it looks like something real. H:Meskipun demikian, bagi saya itu ti- dak nampak sebagai suatu citra,... itu terlihat sebagai sesuatu yang nyata.
19:08 K: Ah, of course, for most people it's very real. K:Ah, tentu, bagi kebanyakan orang, itu adalah amat nyata.
19:12 H: Yes. H:Ya.
19:13 K: But that is me, the reality of that image is me. K:Tapi itu adalah aku, realitas dari citra itu adalah aku.
19:17 H: Yes. Well, can we get clear that it's an image and not real? H:Ya. Yah, dapatkah kita mendapatkan kejelasan bahwa itu... suatu citra dan tidak nyata?
19:24 K: Image is never real; symbol is never real. K:Citra tidak pernah nyata; simbol tidak pernah nyata.
19:28 H: You're saying that I'm just a symbol. H:Anda sedang berkata bahwa saya hanyalah suatu simbol.
19:31 K: Perhaps.

H: That's a big step.
K:Barangkali.

H:Itu adalah suatu langkah yang besar.
19:43 K: From that arises the question whether it's possible not to have images at all. K:Dari situ timbul pertanyaan,... apakah memungkinkan untuk sama sekali tidak mempunyai citra.
19:54 S: Well, wait a minute. I don't think we've clearly established that I am an image. S:Yah, tunggu sebentar, saya tidak berpikir... kita telah dengan jelas menentukan,... bahwa saya adalah suatu citra.
20:00 K: Ah, let's go into it. K:Ah, marilah kita menyelidikinya.
20:03 S: I mean, it's not entirely clear. I mean, it's obvious that to some extent one is an image, that when I have a feeling about myself, and so on. It's not entirely clear that this is entirely unjustified. You see, certain aspects of it may be exaggerated, certain aspects may be unrealistic, but, one approach would be, we've got to remove, shave off these unrealistic aspects, pare it down to sort of reasonable size. And then that which remains would be the real thing. S:Saya maksudkan, itu tidak seluruhnya jelas. Saya maksudkan, adalah jelas,... bahwa sampai batas tertentu seseorang adalah suatu citra,... bahwa ketika saya mempunyai suatu perasaan... mengenai diri saya, dan seterusnya. Adalah tidak seluruhnya jelas bahwa ini seluruhnya tidak dapat dibenarkan. Anda lihat, aspek-aspek tertentu da- rinya boleh jadi dibesar-besarkan,... aspek-aspek tertentu boleh jadi tidak realistik, namun,... satu pendekatan bisa berupa, kita harus menyingkirkan, memangkas... aspek-aspek tidak realistis ini, mengupasnya... menjadi besaran yang masuk akal. Dan kemudian apa yang tertinggal adalah hal yang nyata.
20:33 K: So, sir, are you raising the question, what am I? K:Jadi, Tuan, apakah Anda sedang mengangkat pertanyaan, saya ini apa?
20:37 S: Well, I suppose so, yes. S:Yah, saya kira begitu, ya.
20:39 K: Yes, basically. What are you? What is each one of us? What is a human being? That's the question that's involved. K:Ya, secara mendasar. Anda itu apa? Setiap dari kita ini apa? Seorang manusia itu apa? Itulah pertanyaan yang bersangkutan dengannya.
20:51 S: Yes, that seems unavoidable. S:Ya, itu tampaknya tidak dapat dihindarkan.
20:53 K: Yes. What am I? I am the form, the physical form, the name, the result of all education.

H: Your experience.
K:Ya. Saya ini apa? Saya adalah bentuk, bentuk badaniah, nama... hasil dari semua pendidikan.

H:Pengalaman Anda.
21:09 K: My experiences, my beliefs, my ideals, principles, the incidents that have marked me. K:Pengalaman-pengalaman saya, kepercayaan-kepercayaan saya,... ideal-ideal, prinsip-prinsip saya kejadian-kejadian yang telah menandai saya.
21:22 H: The structures you've built up that are how you function. H:Struktur-struktur yang Anda telah bangun,... yang adalah pola bagaimana Anda berfungsi.
21:24 K: Yes.

H: Your skills.
K:Ya.

H:Keahlian-keahlian Anda.
21:26 K: My fears, my activities, whether they are limited or my so-called affection, my gods, my country, my language, fears, pleasures, suffering - all that is me. K:Rasa-rasa takut saya, aktivitas- akitivas saya,... apakah mereka terbatas... atau apa yang disebut kasih- sayang saya, tuhan-tuhan saya,... negara saya, bahasa saya,... ketakutan-ketakutan, kesenangan- kesenangan,... penderitaan - semua itu adalah saya.
21:43 H: Yes. H:Ya.
21:45 K: That's my consciousness. K:Itu adalah kesadaran saya.
21:48 H: And your unconscious.

K: That's my whole content of me.
H:Dan bawah-sadar Anda.

K:Itu adalah seluruh isi dari saya.
21:53 H: Okay. H:OK.
21:56 B: But there's still that feeling of actuality that me is there. I mean, you may say, you could reasonably argue that that's all there is to me, but when something happens there's the feeling of its actual presence, at that moment. B:Tapi di sana masih ada rasa dari aktualitas bahwa saya ada di sana. Saya maksudkan, Anda boleh berkata, Anda dapat berargumen dengan layak... bahwa itu adalah semuanya yang ada di saya, tapi ketika sesuatu terjadi... ada perasaan dari kehadirannya yang aktual, pada saat itu.
22:11 K: I don't quite follow you there. K:Saya tidak begitu bisa mengikuti Anda di sana.
22:15 B: If somebody reacts to being hurt or angry, he feels at that moment that there's more than that, that there is something deep inside which has been hurt, right? B:Jika seseorang bereaksi pada saat disakiti atau marah,... ia berasa pada saat itu bahwa ada sesuatu yang lebih dari pada itu,... bahwa ada sesuatu jauh di dalam yang telah tersakiti, benar?
22:29 K: I don't quite see. My image can be such a deep... That's my image, at all levels. K:Saya tidak begitu jelas melihatnya. Citra saya dapat begitu dalamnya... Itu adalah citra saya, pada semua tingkatan.
22:45 B: Yes, but how... B:Ya, tapi bagaimana...
22:47 K: Wait, sir, I have an image of myself, suppose, that I am a great poet, or a great painter, or a great writer. Apart from that image as a writer, I have other images about myself. I have an image about my wife, and she has an image about me, and there are so many images I've built around myself; and the image about myself also. So, I may gather a bundle of images.

B: Yes, I understand.
K:Tunggu, Tuan, saya mempunyai suatu citra dari diri saya, misalkan,... bahwa saya adalah seorang penyair yang besar,... atau seorang pelukis yang besar,... atau seorang penulis yang besar. Terpisah dari citra sebagai seorang penulis,... saya mempunyai citra-citra lain perihal diri saya. Saya mempunyai gambaran perihal istri saya,... dan dia mempunyai suatu gambaran mengenai saya,... dan ada begitu banyak gambaran- gambaran... yang telah saya bangun sekitar diri saya;... dan citra perihal diri saya juga. Jadi, saya dapat mengumpulkan... suatu bundel dari gambaran-gambaran.

B: Ya, saya paham.
23:25 K: Partial.

B: Yes, you are saying that there is nothing but this bundle of images.
K:Sebagian.

B:Ya, Anda sedang berkata bahwa... tiada apapun selain bundel dari citra-citra ini.
23:30 K: Of course!

B: But the question is how are we to see this as an actual fact?
K:Tentu!

B:Namun pertanyaannya adalah... bagaimana kita dapat melihat ini se- bagai suatu fakta yang sesungguhnya?
23:34 K: Ah.

S: But wait a minute, there is something but this bundle of images. I mean, I'm sitting right here, now, seeing you, and all the rest of it. Now, I have the feeling there's a centre of action or centre of consciousness, which is within my body and associated with it, which has a centre, and it's not you, and it's not you, and it's not David, it's me. And associated with this centre of action, my body, sitting here, is a whole lot of memories and experiences, and without those memories I wouldn't be able to speak, to talk, to recognise anything.

K: Of course, of course.
K:Ah.

S:Tapi tunggu sebentar,... ada sesuatu selain bundel dari citra-citra ini. Saya maksudkan, saya sedang duduk tepat di sini... sedang melihat Anda, dan semuanya itu. Nah, saya mempunyai perasaan... adanya suatu pusat dari tindakan atau pusat dari kesadaran,... yang adalah di dalam badan saya dan terkait dengannya,... yang mempunyai pusat, dan itu bukan Anda, dan itu bukan Anda,... dan bukan David, itu adalah saya. Dan terkait dengan pusat dari tindakan ini,... badan saya, sedang duduk di sini,... adalah seluruh set dari memori-memori dan pengalaman-pengalaman,... dan tanpa memori itu, saya tidak akan dapat berbicara,... bercakap, mengenal apa pun.

K:Tentu, tentu.
24:09 S: So, there seems to be some substance to this image of myself. There may be false images associated with it, but there seems to be a reality which I feel as I sit here. So it's not entirely illusory. S:Jadi, rupanya ada suatu isi ter- tentu pada citra dari diri saya. Boleh jadi ada citra-citra palsu yang terkait dengannya,... namun rupanya ada suatu realitas... yang saya rasakan selagi saya duduk di sini. Jadi ia bukanlah seluruhnya bersifat ilusi.
24:21 K: Sir, are you saying that you are totally, basically different from the three of us? K;Tuan, apakah Anda sedang mengatakan bahwa Anda secara total,... secara mendasar berbeda dari kami bertiga ini?
24:27 S: Well, I'm in a different place and I have a different body. S:Yah, saya berada di tempat yang berbeda... dan saya memiliki badan yang berbeda.
24:30 K: Of course.

S: And in that sense I'm different.
K:Tentu.

S:Dan dalam arti itu saya berbeda.
24:32 K: Of course, I admit that, I mean, you're tall, I'm short, I'm brown, you're...

S: Yes.
K:Tentu, saya terima itu, saya maksud- kan, Anda jangkung, saya pendek,... Saya coklat, Anda...

S:Ya.
24:36 K: ...black, or you're white, or you're pink, or whatever it is. K:...hitam, atau Anda putih, atau Anda ungu, atau apapun adanya.
24:39 S: Now, at another level I'm not basically different in the sense that we can all speak the same language and communicate, so there's something in common. And at a purely physical level all of us have a lot in common with each other, the same kinds of enzymes, chemicals, and so on. And those indeed - hydrogen atoms, oxygen atoms - we have in common with everything else. S:Nah, pada tingkatan yang lain,... saya secara mendasar tidak berbeda dalam arti,... bahwa kita semua dapat berbicara bahasa yang sama dan berkomunikasi... jadi ada sesuatu yang sama di situ. Dan pada tingkatan badaniah semata,... kita semua mempunyai banyak persamaan satu dengan lainnya,... enzim-enzim, unsur-unsur kimia yang sama jenisnya, dan seterusnya. Dan tentunya - atom-atom hidrogen, atom-atom oksigen - kita bersama memilikinya dengan semua lainnya.
24:58 K: Yes. Now, is your consciousness different from the rest? Consciousness, not bodily responses, bodily reactions, bodily conditioning, is your consciousness, that is your beliefs, your fears, your anxieties, depressions, faith - all that? K:Ya. Sekarang, apakah kesadaran Anda berbeda dari orang lainnya? Kesadaran, bukan tanggapan-tanggapan badaniah, reaksi-reaksi badan,... keterkondisian badan,... apakah kesadaran Anda, yang adalah kepercayaan-kepercayaan Anda,... rasa-rasa takut Anda, kegelisahan-kegelisahaan Anda,... depresi-depresi, keimanan - semua itu?
25:26 S: Well, I would say that many of the contents of my consciousness or many of the beliefs, desires, etc. I have, other people also have. But I would say the particular combination of experiences, memories, desires, etc. I have, are unique, because I've had a particular set of experiences, as you have and as everyone has, which makes a unique combination of these different elements. S:Yah, saya bisa katakan bahwa banyak dari isi kesadaran saya,... atau banyak dari kepercayaan, nafsu, dsb. yang saya miliki,... orang lain juga punya. Namun saya mau bilang,... kombinasi tertentu dari pengalaman-pengalaman,... memori-memori, nafsu-nafsu, dsb. yang saya punya,... adalah unik, sebab saya telah mempunyai... suatu set pengalaman tertentu,... seperti Anda mempunyainya dan seperti semua orang mempunyainya,... yang membuat suatu kombinasi yang unik dari unsur-unsur yang berbeda ini.
25:46 K: So, is mine unique?

S: Yes.
K:Jadi, apakah yang saya punya unik?

S:Ya.
25:48 K: So is his?

S: Exactly.
K:Demikian juga apa yang dia punya?

S:Tepat sekali.
25:50 K: The uniqueness makes it all common. It's no longer unique. K:Keunikan itu membuat semuanya itu umum. Ia tidak lagi unik.
25:56 S: That's a paradox. It's not immediately clear. S:Itu adalah suatu paradoks. Ia tidaklah seketika jelas.
26:01 B: Why isn't it clear? Everybody's unique, right? B:Karena apa ia tidak jelas? Semua orang adalah unik, benar?
26:04 S: Yes, we're all unique.

K: I question that.
S:Ya, kita semua unik.

K:Saya mempertanyakan itu.
26:06 S: We're not unique in the same way. Otherwise the word 'unique' becomes meaningless. If we're unique, each of us is unique, we have a unique set of experiences, environmental factors, memories, etc. S:Kita tidak unik dalam cara yang sama. kalau tidak, istilah 'unik' menjadi tidak ada artinya. Jika kita unik, setiap dari kita unik, kita mempunyai... suatu set pengalaman-pengalaman yang unik,... unsur-unsur lingkungan, memori-memori, dsb.
26:22 K: That's what you just now said, that's common lot to all of us. K:Itu adalah apa yang baru saja Anda katakan,... itu adalah suatu set yang sama bagi kita semua...
26:24 S: Yes, we all have it, but what we have is different. S:Ya, kita semua memilikinya, tapi apa yang kita miliki berbeda.
26:28 K: Yes, you brought up in England, and perhaps another brought up in America, another brought up in Chile, we all have different experiences, different country, different views, different mountains, and so on. K:Ya, Anda dibesarkan di Inggris,... dan orang lain barangkali dibesarkan di Amerika, orang lain di Cili,... kita semua mempunyai pengalaman- pengalaman berbeda, negara berbeda,... pandangan-pandangan berbeda, gunung- gunung berbeda, dan seterusnya.
26:44 S: Yes. S:Ya.
26:47 K: But apart from the physical environment, linguistic differences, and accidents of experience, basically, fundamentally, deep down, we suffer, we are frightened to death, we are anxious, we have agony about something or other, and conflict - that's the ground on which we all stand. K:Tapi selain dari lingkungan fisikal,... perbedaan-perbedaan bahasa,... dan kejadian-kejadian pengalaman,... secara mendasar, secara fundamental, jauh di dalam,... kita menderita, kita amat ketakutan, kita cemas,... kita mempunyai kesengsaraan perihal sesuatu atau lainnya, dan konflik... - itu adalah landasan di atas mana kita semua berdiri.
27:17 S: But that doesn't seem a very startling conclusion. S:Tapi itu bukan merupakan suatu kesimpulan yang amat mengejutkan.
27:20 K: No, it is not. K:Tidak, ia bukan.
27:22 B: But I think, what you are saying really implies that what we have in common is essential and fundamental rather than just superficial. And now, I've talked with people about this, and they say, everybody agrees, we all have these things in common, but sorrow, suffering, and so on, are not so important; the really important point are the higher achievements of culture and things like that, as an example. B:Namun saya pikir,... apa yang Anda sedang katakan sungguh mengimplikasikan bahwa,... apa yang kita miliki bersama adalah esensial dan fundamental... daripada hanya sekedar dangkal adanya. Dan sekarang, saya telah berbicara dengan... orang-orang perihal ini, dan mereka berkata,... semua orang sepakat, kita semua mempunyai bersama hal-hal ini,... tapi duka, penderitaan, dan se- terusnya, tidaklah begitu penting;... hal yang sungguh penting adalah... pencapaian-pencapaian yang lebih tinggi dari kebudayaan... dan yang semacam itu, sebagai contoh.
27:48 H: Maybe the distinction is between the form and the content. Our contents are all different, and they have similarities and differences, but maybe the form is the same, the structure. H:Barangkali perbedaannya adalah di antara bentuk dan kandungannya. Semua kandungan-kandungan kita berbeda,... dan mereka mempunyai kesamaan-kesamaan... dan perbedaan-perbedaan, tapi barangkali bentuknya adalah sama,... strukturnya.
27:59 K: I would say contents are the same for all human beings. K:Saya ingin mengatakan, kandungan- kandungannya adalah sama... bagi semua orang.
28:03 S: But you see, I can recognise that there is such a thing as common humanity, but I would regard that quite possibly as an abstraction or a projection rather than a reality. How do I know that is not an abstraction? S:Tapi Anda lihat, saya dapat menge- nal bahwa ada sesuatu... seperti kemanusiaan umum, tapi saya mau... menganggap itu adalah mungkin sekali... sebagai suatu abstraksi atau suatu proyeksi, dari pada suatu realitas. Bagaimana saya tahu bahwa itu bukan suatu abstraksi?
28:17 K: Because you go around the world, you see people suffer, you see human beings in agony, despair, depression, loneliness, lack of affection, lack of care, attention, that's the basic human reactions, that is part of our consciousness. K:Karena jika Anda pergi keliling du- nia, Anda melihat orang menderita,... Anda melihat umat manusia... dalam kesengsaraan, keputusasaan, depresi,... kesepian, kekurangan kasih sayang, kekurangan kepedulian, perhatian,... itu adalah reaksi-reaksi manusia yang mendasar,... itu adalah bagian dari kesadaran kita.
28:47 S: Yes. S:Ya.
28:49 K: So, you are not basically different from me. You may be tall, you may be born in England, I may be born in Africa, I have a dark skin, but deep down the river the content of the river is the water. The river is not Asiatic river, or European river, it is a river. K:Jadi, Anda tidaklah berbeda secara mendasar dari saya. Anda boleh saja jangkung, boleh saja... lahir di Inggris, saya boleh saja lahir di Afrika,... saya mempunyai kulit yang gelap, namun jauh di dalam sungai,... kandungan dari sungai itu adalah air. Sungai itu bukan sungai Asia, atau sungai Eropa, ia adalah sungai.
29:21 S: Yes, well that is clearly true at some level. But I am not quite sure at what level, you see. S:Ya, baik, itu adalah jelas benar pada tingkat tertentu. Tapi saya tidak begitu yakin pada tingkat mana,...
29:26 K: I am talking basically, deeply. K:Saya sedang berbicara secara mendasar, sangat dalam.
29:31 S: But you see, it seems to me, why stop there? I can see something in common with all other human beings, but I can also by looking at animals see something in common with them. We have a great deal in common with the animals. S:Tapi Anda lihat, tampak bagi saya, mengapa berhenti di situ? Saya dapat melihat suatu kesamaan dengan semua manusia lainnya,... tapi saya juga dapat, dengan memandang pada hewan-hewan,... melihat suatu kesamaan dengan mereka. Kita banyak mempunyai kesamaan dengan hewan-hewan.
29:45 K: Surely, surely.

S: So why stop at human beings?
K:Pasti, pasti.

S:Jadi mengapa berhenti pada manusia?
29:47 K: I don't.

S: Why not say...
K:Saya tidak.

S:Mengapa tidak berkata...
29:49 K: Because I say if I feel... I don't like the word 'common.' One feels that is the ground on which all human beings stand. Their relationship with nature, animals, and so on, and the content of our consciousness is, again, the ground of humanity. Love is not English, American, or Indian. Hate is not, agony is not yours or mine, it is agony. But we identify ourselves with agony, it is my agony, which is not yours. K:Karena saya berkata jika saya merasa... saya tidak menyukai kata 'bersama.' Seseorang merasa bahwa itu adalah landasan di atas... mana semua manusia berdiri. Hubungan mereka dengan alam, hewan, dan seterusnya,... dan kandungan dari kesadaran kita, adalah, lagi-lagi,... landasan dari kemanusiaan. Kasih tidak bersifat Inggris, Amerika, atau India. Kebencian bukan,... kesengsaraan bukan milik Anda atau milik saya, itu adalah kesengsaraan. Tapi kita mengidentifikasikan diri dengan kesengsaraan,... ini adalah kesengsaraan saya, yang bukanlah milik Anda.
30:46 S: We might go through it in very different ways though. S:Tapi kita dapat meneliti hal ini dengan cara-cara yang amat berbeda.
30:50 K: Different expressions, different reactions, but basically it is agony. Not German agony and Asiatic agony. It's not what is happening - British and Argentine, it is human conflict. Why do we separate ourselves from all this? The British, the Argentine, the Jew, the Arab, the Hindu, the Muslim. You follow? Which all seems so nonsensical, tribal. The worship of a nation is tribalism. So, why can't we wipe out all that? K:Ungkapan-ungkapan berbeda, reaksi-reaksi berbeda,... tapi secara mendasar itu adalah kesengsaraan. Bukan kesengsaraan Jerman dan kesengsaraan Asia. Itu tidak seperti apa yang sedang terjadi - Inggris dan Argentina,... itu adalah konflik manusia. Mengapa kita memisahkan diri kita dari semua ini? Itu adalah Inggris, itu adalah Argentina, itu adalah Yahudi,... itu adalah Arab, adalah Hindu, adalah Muslim,... Anda mengikuti? Yang semuanya terlihat begitu omong kosong, kekelompokan. Pemujaan dari suatu negara adalah paham kekelompokan. Jadi, kenapa kita tidak bisa menghapus semuanya itu?
31:37 S: I don't know. You tell me, why can't we? S:Saya tidak tahu. Anda ceritakan saya, kenapa kita tidak bisa?
31:40 K: Because, again, we have come back to the question: I identify with my nation, because that gives me a certain strength, certain standard, certain status, certain security. When I say, 'I am British'... So, this division is one of the reasons of war, not only economic, social, and all the rest of it. Nationalism, which is really glorified tribalism, is the cause of war. Why can't we wipe that out? It seems so reasonable. K:Karena, lagi-lagi, kita telah kembali lagi ke pada pertanyaan:... saya mengidentifikasikan diri dengan negara,... karena itu memberi saya kekuatan tertentu,... standar tertentu, status tertentu, keamanan tertentu. Ketika saya berkata, 'Saya adalah orang Inggris'... Jadi, pembagian ini adalah salah satu dari sebab peperangan,... bukan hanya sebab ekonomi, sosial, dan semuanya itu. Nasionalisme, yang sungguh adalah... kekelompokan yang dimuliakan, adalah penyebab dari peperangan. Mengapa kita tidak dapat menghapus itu? Kelihatannya begitu masuk akal.
32:28 H: It seems reasonable on a level like nationalism; people don't think they are England. H:Itu terlihat masuk akal pada tingkatan seperti nasionalisme;... orang tidak berpikir mereka adalah Inggris.
32:35 K: Start from there.

H: Okay. But then I have a patient, and he does think that he is married and that it is his wife.

K: Yes. Of course, it is his wife.
K:Awali dari situ.

H:OK. Namun kemudian, saya mempunyai seorang pasien... dan ia berpikir bahwa ia telah menikah... dan bahwa itu adalah istrinya.

K:Ya. Tentu, itu adalah istrinya.
32:50 H: Well, isn't that the same action that you are talking about? H:Yah, apakah itu bukan tindakan yang serupa... dengan yang Anda sedang bicarakan?
32:53 K: No, no. Sir, just let's go into it slowly. K:Tidak, tidak. Tuan, marilah kita menyimaknya dengan pelahan.
32:59 H: Okay. H:OK.
33:02 K: Why do I want to identify myself with something greater? Like nationalism, like god. K:Mengapa saya ingin mengidentifikasikan diri sendiri... dengan sesuatu yang lebih besar? Seperti nasionalisme, seperti tuhan.
33:14 H: Because I don't feel sufficient.

K: Which means what?
H:Karena saya tidak berasa cukup.

K:Yang berarti apa?
33:18 H: Insecure. H:Tidak aman.
33:19 K: Insecure, insufficient, lonely, isolated. I have built a wall round myself.

H: Yes.
K:Tidak aman, tidak cukup, kesepian, terisolasi. Saya telah membangun tembok sekeliling saya.

H:Ya.
33:31 K: So, all this is making me desperately lonely. And out of that conscious or unconscious loneliness I identify with god, with the nation, with Mussolini - it doesn't matter - Hitler, or any religious teacher. K:Jadi, ini semua membuat saya teramat kesepian. Dan keluar dari kesepian yang disadari atau tidak disadari... saya mengidentifikasikan diri dengan tuhan,... dengan negara, dengan Mussolini... - tidak penting - Hitler, atau guru religius yang manapun.
33:52 H: Okay. Or I get married, I have a job, I make a place for myself. H:OK. Atau saya menikah, saya mempunyai pekerjaan,... saya membuat tempat bagiku sendiri.
33:56 K: Yes.

H: And that's all also identification.
K:Ya.

H:Dan semua itu adalah identifikasi juga.
33:59 K: Yes. Why do we want to identify with something? No, the basic question is too, why do we want roots? K:Ya. Mengapa kita ingin untuk mengidentifikasi dengan sesuatu? Bukan, soal mendasar juga adalah, mengapa kita menghendaki akar-akar?
34:10 H: To belong.

K: To belong, which is also implied to become.

H: Yes.
H:Untuk bergabung.

K:Untuk bergabung,... yang juga berarti untuk menjadi.

H:Ya.
34:21 K: So, this whole process of becoming, from childhood, I am asked to become, become, become. From the priest to the bishop, the bishop to the cardinal, the cardinal to the pope. And in the business world it is the same. In the spiritual world it is the same. I am this, but I must become that. K:Jadi, seluruh proses untuk menjadi,... dari masa kanak-kanak,... saya diminta untuk menjadi, menjadi, menjadi. dari pastor ke uskup, uskup ke kardinal,... kardinal ke paus. Dan di dunia perdagangan, kejadiannya serupa. Di dalam dunia spiritual, kejadiannya serupa. Saya adalah begini, tapi saya harus menjadi itu.
34:48 H: Okay, what I am is not sufficient. H:OK, apa yang saya sekarang, tidak memadai.
34:50 K: Why do we want to become? What is it that is becoming? K:Mengapa kita ingin menjadi? Apakah yang berproses untuk menjadi?
35:01 S: Any obvious reason for wanting to become is a feeling of insufficiency, inadequacy, in the state that we are. And one of the reasons for this is that we live in an imperfect world, our relations with other people are imperfect. We are not content for a variety of reasons with the way we are. So the way out of that seems to become something else. S:Segala alasan yang nyata untuk menginginkan agar menjadi,... adalah suatu perasaan dari ketidakcukupan,... ketidak-memadai, di dalam keadaan di mana kita berada. Dan salah satu sebab untuk ini adalah bahwa... kita hidup dalam dunia yang tidak sempurna,... hubungan-hubungan kita dengan orang lain tidak sempurna. Kita tidak puas dengan diri kita dengan berbagai alasan. Jadi jalan keluar dari itu agaknya adalah agar menjadi sesuatu yang lain.
35:24 K: Yes. That means escaping from 'what is.' K:Ya. Itu berarti melarikan diri dari 'apa adanya.'
35:30 S: Yes. But it may seem 'what is' is something we have a need to escape from, because there is something wrong with it. S:Ya. Namun boleh jadi nampaknya 'apa adanya' adalah sesuatu,... yang perlu untuk kita hindari darinya,... karena ada sesuatu yang salah dengannya.
35:36 K: All right. Take the usual experience. I am violent, and I have invented non-violence. Right? And I am trying to become that. I'll take years to become that. In the meantime I am violent. So, I have never escaped from violence. It is just an invention. K:Baik. Ambillah pengalaman yang lazim. Saya keras,... dan saya telah menciptakan ketidak-kekerasan. Benar? Dan saya berusaha untuk menjadi itu. Memakan waktu banyak tahun untuk menjadi itu. Sementara itu saya keras. Jadi, saya tidak pernah lepas dari kekerasan. Itu hanyalah suatu rekaan.
36:00 S: Well, you are trying to escape from it. You may escape in the end. S:Yah, Anda sedang mencoba untuk melepaskan diri darinya. Anda boleh jadi lepas pada akhirnya.
36:06 K: No, I don't want to escape. I want to understand the nature of violence, what is implied in it, whether it is possible to live a life without any sense of violence. K:Tidak, saya tidak ingin untuk me- lepaskan diri. Saya ingin memahami... hakekat dari kekerasan, apa yang tersirat di dalamnya, apakah memungkinkan untuk menjalani suatu kehidupan... tanpa suatu rasa kekerasan apapun.
36:19 S: But what you are suggesting is a more effective method of escaping. You are not suggesting an abandoning the idea of escaping. You are suggesting that the normal way of escaping, trying to become nonviolent, is one way of doing it which doesn't work. Whereas if you do another method, where you actually look at the violence in a different way, you can become non-violent.

K: I am not escaping.
S:Tapi apa yang Anda sarankan adalah suatu... cara pelarian yang lebih mujarab. Anda tidak menyarankan suatu penanggalan ide dari pelarian. Anda sedang menyarankan bahwa cara normal dari pelarian,... mencoba untuk menjadi tidak-keras,... adalah satu cara untuk melakukannya, yang tidak jalan. Sedangkan jika Anda menggunakan cara lain,... di mana Anda secara aktual memandang kekerasan dalam cara berbeda,... Anda dapat menjadi tidak-keras.

K:Saya tidak sedang melarikan diri.
36:40 S: Well, you are changing then. S:Yah, lalu Anda berubah.
36:42 K: No. I am violent.

S: Yes.
K:Tidak. Saya keras.

S:Ya.
36:45 K: I want to see what is the nature of violence, how it arises. K:Saya ingin melihat hakekat dari kekerasan, bagaimana ia muncul.
36:50 S: But for what purpose? S:Tapi buat tujuan apa?
36:51 K: To see whether it is possible to be free of it completely. K:Untuk melihat apakah mungkin untuk bebas sepenuhnya dari itu.
36:55 S: But isn't that a kind of escape from it? S:Tapi apakah itu bukan suatu bentuk pelarian darinya?
36:57 K: No.

S: Being free of something...
K:Tidak.

S:Menjadi bebas dari sesuatu...
36:59 K: ...is not an escape.

S: Why not?
K:...bukanlah suatu pelarian.

S:Mengapa tidak?
37:01 K: Avoidance, running away, fly away from 'what is' is an escape, but to say, look, this is what I am, let's look at it, let's observe what its content is. That is not escape! K:Penghindaran, melarikan diri,,... terbang menjauh dari 'apa adanya' adalah suatu pelarian,... tapi dengan berkata, lihat, ini adalah apa adanya saya,... mari kita lihat padanya,... mari kita amati apa kandungannya. Itu bukan pelarian!
37:16 S: Oh, I see, the distinction you are making is that if you run away, and escape in a normal sense is running away from something, like escaping from prison, or one's parents, or whatever, but they still remain there. What you are saying is that rather than escaping from violence, which leaves violence intact and still there, and you try and distance yourself from it, you try to dissolve violence, or abolish it. S:Oh, saya paham, perbedaan yang Anda sedang buat... adalah, jika Anda melarikan diri,... dan melarikan diri dalam suatu arti normal... adalah melarikan diri dari sesuatu,... seperti melarikan diri dari penjara, atau dari orang tua, atau apapun,... namun mereka tetap berada di situ. Apa yang Anda sedang katakan adalah... dari pada melarikan diri dari kekerasan,... yang membiarkan kekerasan utuh dan masih ada di situ,... dan Anda mencoba dan menjauhkan diri Anda dari itu,... Anda mencoba untuk melarutkan kekerasan, atau menghapuskannya.
37:39 K: Dissolve.

S: Yes.
K:Larut.

S:Ya.
37:41 K: Not abolish it, dissolve.

S: All right. So this is different from escape, because you are trying to dissolve the thing rather than run away from it.
K:Bukan menghapusnya, melarutkan.

S:Baik. Jadi ini adalah berbeda dari pelarian, karena Anda sedang mencoba... untuk melarutkan hal itu, bukan melarikan diri darinya.
37:51 K: Running away is... Everybody runs away. K:Melarikan diri adalah... Semua orang melarikan diri.
37:57 S: Well, it usually works, to a limited extent. S:Yah, biasanya itu berhasil, sampai suatu taraf yang terbatas.
37:59 K: No. It's like running away from my agony by going to football. I come back home, it is there! I don't want to go to watch football, but I want to see what violence is and see if it is possible to be completely free of it. K:Tidak. Itu seperti melarikan diri dari... kesengsaraan saya, dengan pergi menonton sepak bola. Saya kembali di rumah, ia ada di situ! Saya tidak ingin pergi menonton sepak bola,... tapi saya ingin melihat apa kekerasan itu... dan melihat apakah mungkin untuk secara lengkap bebas darinya.
38:24 S: If I am in a very unpleasant society and I can escape from it by defecting, or leaving it and going to another one. And this does in fact mean I escape to some extent. S:Jika saya berada dalam suatu masya- rakat yang amat tidak menyenangkan... dan saya dapat melarikan diri darinya... dengan membelot, atau meninggalkannya dan pergi ke masyarakat lainnya. Dan ini dalam kenyataan berarti saya melarikan diri dalam taraf tertentu.
38:34 K: Of course. K:Tentu.
38:36 S: So these are always partial answers and they are partially effective. S:Jadi ini selalu adalah jawaban- jawaban tidak lengkap,... dan mereka efektif secara tidak lengkap.
38:41 K: I don't want to be partially violent. Or partially free from it. I want to find out if it is possible to totally end it. That's not an escape, that's putting my teeth into it. K:Saya tidak ingin keras secara tidak lengkap. Atau secara tidak lengkap bebas darinya. Saya ingin mencari tahu apakah mung- kin untuk secara total mengakhirinya. Itu bukan suatu pelarian, itu adalah menempatkan geligi saya ke dalamnya.
38:56 S: Yes. But you have to believe it is possible in order to put your teeth into it. S:Ya. Tapi Anda harus percaya bahwa itu adalah memungkinkan,... agar Anda menempatkan geligi Anda ke dalamnya.
39:03 K: I don't know, I am going to investigate. I said, for me, I know one can live without violence. But that may be a freak, that may be a biological freak, and so on. But to discuss together, the four of us and see if we could be free of violence completely, means not escaping, not suppressing, not transcending it, and see what is violence. Violence is part of imitation, conformity. Right? Apart from physical hurts, I am not talking about that. So, psychologically there is this constant comparing, that is part of hurt, part of violence. So, can I live without comparison, when from childhood I have been trained to compare myself with somebody? I am talking comparison, not good cloth and bad cloth. K:Saya tidak tahu, saya akan menyelidikinya. Saya mengatakan, bagi saya, saya tahu orang dapat hidup tanpa kekerasan. Tapi itu boleh jadi suatu keanehan, itu boleh jadi... suatu keanehan biologis, dan seterusnya. Tapi untuk membicarakannya bersama- sama, kita berempat dan melihat... apakah kita dapat bebas dari kekerasan secara lengkap,... berarti tidak sedang melarikan diri,... tidak menindasnya, tidak melampauinya,... dan melihat apakah kekerasan itu. Kekerasan adalah bagian dari imitasi, penyesuaian. Benar? Selain sakit-sakit badaniah, saya tidak sedang berbicara tentang itu. Jadi, secara psikologis, terus- menerus ada pembandingan ini,... yang adalah bagian dari luka, bagian dari kekerasan. Jadi, dapatkah saya hidup tanpa pembandingan,... sedangkan saya sejak kanak-kanak sudah dilatih untuk membandingkan... diri saya dengan orang lain? Saya sedang berbicara tentang pembandingan,... bukan tentang kain yang baik dan kain yang jelek.
40:16 H: Right. Talking about comparing myself. H:Benar. Sedang membicarakan perihal membandingkan diri saya.
40:19 K: Myself with you who are bright, who are clever, who have got publicity. When you say a word the whole world listens. And I can shout, nobody cares. So, I want to be like you. So, I am comparing constantly myself with something I think is greater. K:Diri saya dengan Anda yang cerdas, yang pintar adanya,... yang mempunyai publisitas. Ketika Anda mengucapkan suatu kata, seluruh dunia mendengarkannya. Dan saya dapat berteriak, tak seorang pun peduli. Jadi, saya ingin seperti Anda. Jadi, saya terus-menerus membandingkan... diri saya dengan sesuatu yang saya pikir adalah lebih besar.
40:42 H: So, this is where becoming comes from, this comparison. H:Jadi, inilah dari mana proses untuk menjadi berasal, pembandingan ini
40:45 K: That's just it. So, can I live without comparison? K:Itulah adanya. Jadi, dapatkah saya hidup tanpa pembandingan?
40:50 H: Doesn't that leave me in an insufficient state? H:Bukankah itu menempatkan saya dalam suatu keadaan yang tidak memadai?
40:53 K: No. To live without comparison? No. K:Tidak. Untuk hidup tanpa pembandingan? Tidak.
40:57 H: Here I start off insufficient... H:Di sini saya memulai dengan tidak memadai...
41:00 K: You understand, sir? Am I dull because I compare myself with you, who are bright?

H: Yes. Yes, you are dull because you compare yourself.
K:Anda paham, Tuan? Apakah saya bodoh... karena saya membandingkan diri saya dengan Anda,... yang adalah cerdas?

H: Ya. Ya, Anda adalah bodoh karena Anda membandingkan diri Anda.
41:10 K: By comparing myself with you, who are bright, who are clever, I become dull. I think I am dull.

H: Yes.
K:Dengan membandingkan diri saya dengan Anda,... yang adalah cerdas, yang adalah pintar,... saya menjadi bodoh. Saya pikir saya tumpul.

H:Ya.
41:17 K: But if I don't compare I am what I am. K:Tapi kalau saya tidak membandingkan, saya adalah saya.
41:20 S: Well, you may not compare but I may compare. I may say, 'You are dull'. S:Yah, Anda boleh tidak membandingkan, tapi saya boleh membandingkan. Saya boleh berkata, 'Anda bodoh'.
41:25 K: All right. I say, 'All right'. You say I am dull. I say, 'Am I?' I want to know what does it mean. Does it mean he is comparing himself with me, who is... - you follow? the reverse of it! K:Baik. Saya berkata, 'Baik'. Anda berkata saya tumpul. Saya berkata, 'Apakah saya bodoh?' Saya ingin tahu apakah artinya itu. Apakah itu berarti ia sedang membandingkan dirinya dengan saya,... yang adalah... - Anda mengikuti? kebalikannya!
41:39 S: Very frustrating, that. Yes. I mean, if one compared oneself with somebody and said, 'You are dull', and then they said, 'What does dullness mean?' S:Itu sangat membingungkan. Ya. Saya maksudkan, jika seseorang membandingkan dirinya... dengan orang lain dan berkata, 'Anda bodoh',... dan kemudian mereka berkata, 'Apa arti kebodohan?'
41:53 K: The other day, after one of the talks in England a man came up to me and said, 'Sir, you are a beautiful old man, but you are stuck in a rut'. I said, 'Well, sir, perhaps, sir, I don't know, we'll go into it'. So I went up to my room and said, 'Am I?' Because I don't want to be stuck in a rut. I may be. So, I went into it very, very carefully, step by step, and found what does a rut mean - to stick in a groove along a particular line. Maybe, so I watch it. So, observation of a fact is entirely different from the escaping or the suppression of it. K:Tempo hari, sesudah salah satu ceramah di Inggris... seseorang datang pada saya dan berkata,... 'Tuan, Anda adalah seorang laki-laki tua yang elok,... tapi Anda terperangkap dalam suatu rutinitas yang membosankan'. Saya berkata, 'Baik, Tuan, barangkali, Tuan,... saya tidak tahu, kami akan selidiki itu'. Jadi saya pergi ke kamar saya dan ber- kata, 'Apakah saya demikian adanya?. Karena saya tidak ingin terperangkap dalam rutinitas. Saya boleh jadi. Jadi, saya masuk ke dalamnya dengan amat, amat hati-hati,... setapak, demi setapak, dan menemukan... apakah artinya orang yang terperangkap... - untuk menancapkan diri dalam suatu alur sepanjang suatu jalur tertentu. Barangkali, jadi saya mengamatinya. Jadi, mengamati suatu kenyataan adalah sama sekali berbeda... dari melarikan diri atau penindasan terhadapnya.
42:45 H: So, he says you are stuck in a rut, and you observe it, you don't compare. H:Jadi, ia berkata Anda terperangkap dalam suatu rutinitas,... dan Anda mengamatinya, Anda tidak membandingkan.
42:50 K: I don't. Am I in a rut? I look. I may be stuck in a rut, because I speak English. I speak Italian and French. All right. And that's not… Am I psychologically, inwardly, caught in a groove, like a tram car? K:Saya tidak. Apakah saya berada dalam suatu rutinitas? Saya mengamati. Saya boleh jadi ter- perangkap dalam suatu rutinitas,... karena saya berbicara Inggris. Saya berbicara Itali dan Perancis. Baik. Dan itu bukan suatu masalah; Apakah saya secara psikologis, batiniah... terperangkap dalam suatu alur, seperti suatu trem listrik?
43:16 H: Just motivated by something and not understanding it. H:Hanya termotivasi oleh sesuatu dan tidak memahaminya.
43:19 K: No, am I? I don't know, I am going to find out. I am going to watch. I am going to be terribly attentive, sensitive, alert. K:Bukan, apakah benar saya terperangkap? Saya tidak tahu,... saya akan mencari tahu. Saya akan mengamati. Saya akan sangat penuh perhatian, sensitif, waspada.
43:32 H: Now, this requires that you are not reacting in the first place by saying 'No, that's horrible, I couldn't possibly be stuck in a rut'. H:Nah, ini mensyaratkan bahwa Anda tidak bereaksi,... pertama-tama dengan mengatakan... 'Tidak, itu mengerikan, saya tidak mungkin... terperangkap dalam suatu rutinitas'.
43:39 K: I wouldn't. You may be telling the truth. K:Saya tidak akan. Anda boleh jadi mengatakan kebenaran.
43:50 H: To not have that reaction you can't have that self there that says, 'I am not the type of person that is stuck in ruts'. H:Agar tidak bereaksi demikian, Anda tidak mungkin mempunyai si diri... yang berkata, 'Saya bukan jenis manusia... yang terperangkap dalam rutinitas-rutinitas'.
43:56 K: I don't know. Sir, is there a learning about oneself, which is not... - this leads to something else, I mustn't go into it - which is not constant accumulation about myself? I don't know if I am making myself clear. K:Saya tidak tahu. Tuan, adakah suatu proses belajar... mengenai diri sendiri, yang bukan... - ini menuju ke sesuatu yang lain, saya tidak boleh masuk ke dalamnya - yang bukan terus-menerus ber- akumulasi perihal diri saya sendiri? Saya tidak tahu apakah saya sedang membuat diriku jelas.
44:25 H: Yes. H:Ya.
44:28 K: I observe myself.

H: Yes.
K:Saya mengamati diri sendiri.

H:Ya.
44:31 K: And I have learnt from that observation something. And that something is being accumulated all the time by watching. I think that is not learning about yourself. K:Dan saya telah belajar sesuatu dari observasi itu. Dan sesuatu itu sedang diakumulasikan... sepanjang waktu melalui pengamatan. Saya pikir, itu bukanlah belajar perihal diri Anda.
44:44 H: Yes. It's being concerned with what you think about yourself. H:Ya. Itu adalah prihatin dengan apa yang Anda pikirkan perihal diri Anda.
44:48 K: Yes, what you think about yourself, what you have gathered about yourself. K:Ya, apa yang Anda pikirkan perihal diri Anda,... apa yang Anda telah himpun perihal diri Anda.
44:53 H: Yes. H:Ya.
44:57 K: Like a river that is flowing, you have to follow it. That leads somewhere else. Let's get back. K:Ibarat suatu sungai yang sedang mengalir, Anda harus mengikutinya. Itu menuju ke sesuatu yang lain. Mari kita kembali.
45:06 H: Maybe this is part of the question we are asking, because we start with how does this disorder occur.

K: Yes, sir, let's stick to that.
H:Mungkin ini adalah bagian dari per- soalan yang sedang kita tanyakan,... sebab kita memulai dengan... bagaimana kekacauan ini timbul/

K:Ya, Tuan, mari kita tetap di situ.
45:15 H: It occurs because I have the image of myself of someone who knows he is not stuck in a rut. I don't like to think that I am stuck in a rut, and somebody says, 'Yes, you are.' H:Itu muncul sebab saya mempunyai citra... dari diri saya akan seseorang yang tahu... dia tidak terperangkap dalam rutinitas. Saya tidak suka berpikir... bahwa saya terperangkap dalam rutinitas... dan seseorang berkata, 'Ya, Anda terperangkap.'
45:25 K: But you may be. K:Tapi Anda mungkin saja.
45:27 H: Yes. I have to be open to looking, to see. H:Ya. Saya harus terbuka pada pengamatan, untuk melihat.
45:30 K: Yes, to observe. K:Ya, untuk mengamati.
45:32 S: But then what about this approach: somebody says I am stuck in a rut, I look at myself and think, 'Yes, I am stuck in a rut' and then I can respond by thinking, what's wrong with that? Everyone is stuck in a rut.

K: Sir, that's just blind.
S:Tapi kemudian, bagaimana pendekatan ini:... seseorang berkata saya terperangkap dalam suatu rutinitas,... Saya melihat pada diri sendiri dan berpikir,... 'Ya, saya terperangkap dalam suatu rutinitas'... dan kemudian saya dapat menanggapi dengan berpikir, apa salahnya dengan itu? Semua orang terperangkap dalam rutin- itas.

K:Tuan, itu hanya buta adanya.
45:47 S: No, you accept the fact, but then you think, 'Why should I do anything about it?' What's wrong with that as an approach? S:Tidak, Anda terima kenyataannya, tapi kemudian Anda berpikir,... 'Mengapa saya harus berbuat sesuatu tentang itu?' Apa salahnya dengan itu sebagai suatu pendekatan?
45:55 K: Like a man stuck as a Hindu, he is stuck. He is then contributing to war. K:Seperti seseorang terperangkap se- bagai seorang Hindu, dia terperangkap. Dia kemudian berkontribusi pada perang.
46:03 S: I may say, well, I am stuck in a rut, but so is everybody, it is the nature of humanity to be stuck in ruts. S:Saya dapat berkata, baik, saya ter- perangkap dalam suatu rutinitas,... namun demikian juga semua orang,... itu adalah hakekat dari kemanusiaan... untuk terperangkap dalam rutinitas-rutinitas.
46:10 K: You see, that's it, you go off, that is the nature of humanity. But I question that. If you say that is the nature of humanity, let's change it, for god's sake! K:Anda lihat, itulah, Anda melenceng, yang adalah hakekat dari kemanusiaan. Tapi saya mempersoalkan itu. Jika Anda berkata, itu adalah hakekat dari kemanusiaan,... mari kita merubahnya, demi tuhan!
46:22 S: But you may believe it is unchangeable. What reason have I for believing that we can change it? I may think that I am stuck in a rut, so are you, so is everybody else. And anyone who thinks they are not is deceiving themselves. S:Tapi Anda boleh percaya, itu tidak dapat dirubah. Alasan apa yang saya miliki untuk percaya bahwa kita dapat merubahnya? Saya boleh percaya bahwa saya ter- perangkap dalam suatu rutinitas,... demikian pula Anda, demikian pun semua orang lainnya. Dan setiap orang yang berpikir mereka tidak, adalah menipu diri sendiri.
46:34 K: It's cheating themselves. I may cheat, so I begin to enquire - am I cheating myself? I want to be very honest about it. I don't want to cheat, I don't want to be a hypocrite. K:Adalah menipu diri mereka sendiri. Saya boleh jadi menipu, jadi saya mulai mencari tahu... - apakah saya menipu diri sendiri? Saya ingin amat jujur perihal ini. Saya tidak ingin menipu, saya tidak ingin menjadi seorang munafik.
46:46 S: You may not be a hypocrite, you may think, 'I am stuck in a rut', and you may be a pessimist. The alternative to being a hypocrite is a pessimist. S:Anda boleh jadi bukan seorang munafik, Anda boleh berpikir,... 'Saya terperangkap dalam suatu rutinitas',... dan Anda boleh jadi seorang pesimis. Alternatif dari menjadi seorang munafik adalah seorang pesimis.
46:54 K: No, I am neither a pessimist nor an optimist. I say, 'Look, am I stuck in a rut?' I watch all day. K:Tidak, saya bukan seorang pesimis maupun seorang optimis. Saya berkata, 'Lihat, apakah saya terperangkap dalam suatu rutinitas?' Saya mengamatinya sepanjang hari.
47:04 S: And you perhaps conclude, 'Yes'. But then you can take the pessimistic cause and say, 'Yes, I am, but so what?' S:Dan Anda barangkali menyimpulkan, 'Ya'. Namun kemudian Anda dapat mengambil... sikap pesimistis dan berkata, 'Ya, saya terperangkap, memangnya kenapa?
47:14 K: If you prefer that way of living, go ahead. But I don't want to live that way. K:Jika Anda memilih cara hidup itu, ya silahkan. Tapi saya tidak ingin hidup cara itu.
47:22 H: Well, the person who comes into therapy usually comes with both sides going on at the same time. He says that I have this problem which I want to be free of, I don't want to be stuck in a rut; on the other hand, when it gets down to really looking at that, he doesn't want to look at it either, because it becomes uncomfortable. H:Yah, orang yang datang untuk terapi... biasanya datang dengan kedua sisi berlangsung pada saat sama. Dia berkata bahwa,... saya mempunyai masalah ini yang saya ingin terbebas darinya,... saya tidak ingin terperangkap dalam suatu rutinitas; di balik itu,... ketika tiba untuk benar-benar mengamati hal itu, dia tidak mau... juga untuk melihatnya, sebab itu menjadi tidak nyaman.
47:43 K: Of course. So, to come back to your original question, the world is in disorder, human beings are in disorder, and we described what is disorder. And is there a possibility to live free from disorder? That is the real basic question. We said as long as there is this divisive process of life - I am a Hindu, you are an Arab, I am a Buddhist, you are a Muslim, I am British, you are an Argentine - there must be conflict, war. My son is going to be killed, for what? K:Tentu. Jadi untuk kembali kepada pertanyaan asal Anda,... dunia dalam kekacauan, umat manusia dalam kekacauan,... dan kita telah menguraikan kekacauan itu apa. Dan apakah ada kemungkinan untuk hidup bebas dari kekacauan? Itu adalah pertanyaan mendasar yang hakiki. Kita telah berkata, selama proses pemisahan dari hidup ini ada,... - Saya seorang Hindu, Anda seorang Arab,... saya seorang Buddhis, Anda seorang Muslim,... saya seorang Inggris, Anda seorang Argentina -, pasti ada konflik, peperangan. Putra saya akan terbunuh, untuk apa?
48:39 H: For as long as I identify on a personal level with my job, or with my family, and so on, there will be pain. H:Karena selama saya mengidentifikasi... pada tingkatan pribadi dengan pekerjaan saya,... atau dengan keluarga saya, dan seterusnya, akan ada rasa sakit.
48:46 K: Of course.

H: It is the same process.
K:Tentu.

H:Itu adalah proses yang sama.
48:48 K: So, is it possible to have, without identification, responsibility? K:Jadi, apakah mungkin untuk mempunyai,... tanpa identifikasi, tanggung-jawab?
48:56 H: If I am not identified will I even go to work? H:Jika saya tidak teridentifasi, apakah saya bahkan pergi bekerja?
48:59 K: But I am responsible for the lady whom I am married. Responsible in the sense that I have to look after her, care for her, and she has to care for me. Responsibility means order. But we have become totally irresponsible by isolating ourselves - British, French. K:Tapi saya bertanggung jawab pada wanita yang saya nikahi. Tanggung jawab dalam arti bahwa saya harus menjaga dia, peduli pada dia,... dan dia harus peduli pada saya. Tanggung jawab berarti ketertiban. Tapi kita telah menjadi tidak bertanggung jawab secara total... dengan mengisolasikan diri kita - Inggris, Perancis.
49:27 H: We handle the problem of responsibility by developing a rut that we can work in.

K: Yes. That's it.
H:Kita menangani masalah tanggung jawab... dengan mengembangkan suatu rutinitas... yang di dalam mana kita bisa bekerja.

K:Ya. Itulah.
49:33 H: And staying inside that. H:Dan menetap di dalamnya.
49:40 K: If I see the fact that responsibility is order - I am responsible to keep this house clean - but as we all live on this earth, it is our earth, not British earth, and French earth, and German earth, it is our earth to live on. And we have divided ourselves, because in this division we think there is security. K:Jika saya melihat kenyataan bahwa tanggung jawab adalah ketertiban,... - Saya bertanggung jawab untuk mempertahankan rumah ini bersih - tetapi karena kita semua hidup di atas bumi ini,... ini adalah bumi kita, bukan bumi Inggris,... dan bumi Perancis, dan bumi Jerman,... ini adalah bumi kita untuk kita hidup di atasnya. Dan kita telah memisah- misahkan diri kita,... karena kita pikir dalam pemisahan ini ada keamanan.
50:14 H: There is stability and security. H:Ada stabilitas dan keamanan.
50:16 K: Security. Which is no security at all. K:Keamanan. Yang sama sekali bukan keamanan.
50:21 H: Well, it isn't clear, we have got to go slow, because I think that my job is security, I think that my family is security. H:Yah, ini tidak jelas, kita harus perlahan-lahan, karena... saya pikir bahwa pekerjaan saya adalah keamanan,... saya pikir bahwa keluarga saya adalah keamanan.
50:29 K: You may lose it. K:Anda bisa kehilangannya.
50:31 H: That problem keeps coming up. H:Masalah itu terus muncul.
50:32 K: There is great unemployment in America and in England, three million people unemployed in England. K:Ada pengangguran yang besar di Amerika dan di Inggris,... tiga juta orang tanpa pekerjaan di Inggris.
50:39 H: Or maybe I could get by without my job, but I need to think that I have some self respect. H:Atau mungkin saya bisa bertahan tanpa pekerjaan saya,... namun saya perlu untuk berpikir,... bahwa saya memilik harga diri.
50:45 K: What do you mean, self respect? K:Apa yang Anda maksudkan, harga diri?
50:47 H: What I am trying to say is that there is some place at which I put an identification. H:Apa yang saya coba katakan adalah bahwa ada suatu tempat,... pada mana saya menempatkan suatu identifikasi.
50:52 K: Why should I want to identify with anything, sir? That makes immediate isolation. K:Mengapa saya harus ingin menginden- tifikasi dengan apapun, Tuan? Itu akan mewujudkan isolasi yang serta merta.
51:04 H: For stability's sake. H:Demi stabilitas.
51:08 K: Does isolation bring about stability? K:Apakah isolasi mewujudkan stabilitas?
51:12 H: It gives one a sense of something hard and firm. H:Itu memberi seseorang sesuatu rasa keras dan mantap.
51:15 K: Does it? Has it? We have had for the last five thousand years nearly five thousands wars. Is that stability? K:Apakah itu diberikannya? Apakah itu dimilikinya? Kita telah memiliki selama lima ribu tahun terakhir... hampir lima ribu peperangan. Apakah itu stabilitas?
51:34 H: No. H:Tidak.
51:35 K: Why don't we accept... I won't go into all that. What is wrong with us? K:Mengapa kita tidak menerima,... saya tidak ingin memasuki semua itu. Apa yang salah dengan kita?
51:41 H: Well, why don't we see this thing? You are saying that the root of the problem is that I continue to identify with one thing after another, if one doesn't work I just find something else. I don't stop identifying. H:Yah, mengapa kita tidak melihatnya? Anda berkata bahwa... akar masalah adalah bahwa saya melan- jutkan untuk mengidentifikasi diri... dengan sesuatu hal ke hal yang lainnya,... jika sesuatu tidak berhasil, saya langsung menemukan... sesuatu lainnya. Saya tidak berhenti melakukan identifikasi.
51:52 K: Yes, sir, which breeds isolation. K:Ya, Tuan, itu yang membiakkan isolasi.
51:56 H: But in your example about the person that is stuck in a rut, you say, 'I don't have to identify, I can just step back and look at this thing, and see if it is true'. H:Tetapi di dalam contoh Anda perihal orang... yang terperangkap dalam suatu rutinitas,... Anda berkata, 'Saya tidak perlu mengidentifikasi,... saya dapat sekedar mengundurkan diri... dan memandang ke hal ini, dan melihat apakah itu benar'.
52:07 K: Yes. K:Ya.
52:08 H: So, you are suggesting that there is something that is not identified, something that is free to look. H:Jadi, Anda mengisyaratkan bahwa ada sesuatu... yang tidak diidentifikasi, sesuatu yang bebas untuk dipandang.
52:15 K: No. This leads to something else. Why do I want to identify myself? Probably, basically, the desire to be secure, to be safe, to be protected. And that sense gives me strength. K:Bukan. Ini menggiring ke sesuatu yang lain. Mengapa saya ingin untuk mengidentifikasi diri saya sendiri? Barangkali, secara mendasar, keinginan untuk aman,... untuk aman, untuk terlindungi. Dan rasa itu memberi saya kekuatan.
52:37 H: Strength, and purpose, direction. H:Kekuatan, dan tujuan, arah.
52:40 K: It gives me strength.

H: Yes.
K:Itu memberi saya kekuatan.

H:Ya.
52:43 S: But this is a biological fact. It is not merely an illusion. And if we again, to come back to the animal kingdom, we see it there - deer go round in flocks, birds have flocks, bees have hives and they are identified with the hive in which they work. S:Tapi ini suatu fakta biologis. Ini bukan sekedar ilusi. Dan jika kita kembali, kembali ke dunia hewan, kita melihat di sana... rusa bergerak dalam kelomplok-kelomplok,... burung mempunyai kelompok-kelompok, tawon mempunyai sarang-sarang... dan mereka teridentifikasi dengan sarang di dalam mana mereka bekerja.
52:58 K: But bees don't kill themselves, species don't kill themselves. K:Namun tawon-tawon tidak membunuh sesamanya,... spesies tidak membunuh sesamanya.
53:04 S: Well, they kill other, they kill other bees that invade their hive. They don't commit suicide. They kill others. S:Yah, mereka membunuh yang lain,... mereka membunuh tawon-tawon lain yang menyerbu sarang mereka. Mereka tidak melakukan bunuh diri. Mereka membunuh yang lain-lainnya.
53:10 K: But we are! K:Tapi kita melakukannya!
53:12 S: Yes and no, bees do fight other bees that come into the hive. S:Ya dan tidak,... tawon-tawon bertarung dengan tawon- tawon lain yang masuk ke dalam sarang.
53:16 K: Of course. Yes, I know, I've raised bees, I know. K:Tentu. Ya, saya tahu, saya pernah memelihara tawon, saya tahu.
53:19 S: So, we see even in the animal kingdom this identification with the group, in the social animals, and many social animals, and we are social animals. S:Jadi, kita melihat bahkan di dunia hewan, identifikasi ini... dengan kelompok, dalam hewan-hewan bermasyarakat,... dan banyak hewan- hewan bermasyarakat,... dan kita adalah hewan-hewan bermasyarakat.
53:29 K: Just a minute. Agree. Are we by identifying ourselves with India, or China, or Germany, is that giving us security? K:Sebentar. Setuju. Apakah kita dengan mengidentifi- kasikan diri kita dengan India,... atau Tiongkok, atau Jerman, apakah itu memberikan kita keamanan?
53:43 S: To a limited extent it is.

K: A limited extent.
S:Dalam batas tertentu, ya.

K:Suatu batas tertentu.
53:45 S: And by identifying ourselves with our families does, because this whole question of responsibility seems closely linked to it. If I identify myself with my family, feel duties towards them, protect - if my sister's insulted, I rush to her defence, and make a big fuss about it, and threaten, if not actually kill, the people who insulted her. S:Dan dengan mengidentifikasi diri kita... dengan keluarga kita, kita berasa aman,... karena seluruh masalah dari tanggung jawab,... rupanya terkait dekat sekali padanya. Jika saya mengidentify diriku dengan keluarga saya,... merasa bertanggung jawab terhadap mereka, melindungi - jika adik perempuan saya dihina,... melindungi - jika saudara perempuan saya dihina,... saya lari ke pembelaannya,... dan membuat keributan besar perihal ini, serta mengancam,... jika tidak benar-benar membunuh, orang-orang yang menghina dia.
54:07 K: We have no sisters.

S: Yes, fortunately not.
K:Kita tidak mempunyai saudara-saudara perempuan.

S:Ya, untungnya tidak.
54:13 S: So, if I protect members of my family and defend, rush to their defence, so an insult to them or an attack on them is an insult to me, so I rush to their defence. S:Jadi, jika saya melindungi anggota- anggota keluarga saya... dan membelanya,... lari ke pembelaan mereka, jadi suatu hinaan kepada mereka... atau suatu serangan pada mereka, meru- pakan suatu penghinaan pada saya,... jadi saya segera ke pembelaan mereka.
54:24 K: Of course. K:Tentu.
54:25 S: There is a reciprocal obligation on their part, if I fall ill or sick they'll feed me and look after me, if I get arrested by the police they will try and get me out of prison, and so on. So, it does give me a kind of security, it actually works. S:Ada suatu kewajiban timbal-balik di pihak mereka,... jika saya kurang sehat atau sakit, mereka akan memberi saya makan,... dan mengurus saya,... jika saya ditahan oleh polisi, mereka akan mencoba... dan mengeluarkan saya dari penjara, dan seterusnya. Jadi, hal itu memberi saya sejenis ke- amanan, secara nyata ini bermanfaat.
54:37 K: Of course. K:Tentu.
54:39 S: And that is a very good reason for doing it, for most people. S:Dan itu adalah alasan yang amat bagus untuk melakukannya,... bagi kebanyakan orang.
54:41 K: But stretch it further from the family, to the community, from the community to the nation, and so on, that is a vast process of isolating. You are English, I am German, and we are at each other's throat. And I say, for god's sake, this is so damn stupid! K:Tapi rentangkan itu lebih lanjut dari keluarga, ke masyarakat, dari masyarakat ke bangsa, dan seterusnya,... itu adalah suatu proses yang amat luas dari pengisolasian. Anda adalah Inggris, saya Jerman, dan kita saling bertengkar. Dan saya berkata, demi tuhan, ini amat bodohnya!
55:04 S: Well, it is not entirely stupid because it works to a certain extent.

K: This is most impractical. It may work, but it's impractical, it is killing each other.
S:Yah, ini tidak seluruhnya bodoh, karena ia bermanfaat... sampai batas tertentu.

K:Ini teramat tidak praktis. Itu boleh jadi memberikan hasil, tapi itu tidak praktis,... itu saling membunuh satu sama lainnya.
55:14 S: But we haven't killed each other yet, there are more human beings than there have ever been before. So the system so far has gone to the point where we are far from killing each other, we have actually got to the point where we have got a bigger population than the world has ever seen. So, the system works only too well, for some reason. S:Tapi belum saling membunuh, ada lebih banyak manusia... dari pada yang pernah ada sebelumnya. Jadi sistem ini sejauh ini... telah mencapai titik di mana kita jauh dari saling membunuh,... kita sebenarnya mencapai titik di mana kita mendapatkan... suatu jumlah penduduk yang lebih besar dari pada dunia pernah saksikan. Jadi, sistem ini justru memberikan hasil teramat baik, entah mengapa.
55:33 K: So, you propose war to kill them off? K:Jadi Anda mengusulkan perang untuk membunuh mereka?
55:37 S: No! But there is some aspect of it that does work, and some security that is genuine that these things confer. S:Tidak! Tapi ada beberapa segi darinya yang bekerja baik, dan keamanan tertentu... yang tulen, yang hal-hal ini anugerahkan.
55:46 K: Yes, sir. At a certain level, identification has a certain importance. Right? But at a higher level, if you can call it higher, it becomes dangerous. That's all we are saying. Of course, if you are my brother you look after me. K:Ya, Tuan. Pada tingkatan tertentu, identifikasi... mempunyai makna tertentu yang penting. Benar? Tapi pada tingkatan yang lebih tinggi,... jika Anda menyebutnya lebih tinggi, itu menjadi berbahaya. Itu adalah semuanya yang sedang kami katakan. Tentu, jika Anda adalah saudara saya, Anda mengurus saya.
56:08 B: It is very hard to draw the line, you see, that starts spreading out. B:Adalah amat sulit untuk menarik garis,... Anda lihat, itu mulai melebar.
56:13 K: That's right, spreading out.

B: You know, it slips.
K:Itu benar, melebar.

B:Anda tahu, ia menggelincir.
56:16 K: That's is what I am so objecting to. K:Itulah apa yang begitu saya tolak.
56:19 S: But you see, the question is where do you draw the line, because if you are my brother, then you have the tribal, the clan, or in India, the caste. Tetapi Anda lihat, pertanyaannya ada- lah, di mana Anda menarik garisnya,... karena jika Anda adalah saudara saya, maka Anda mempunyai kesukuan,... marga, atau di India, kasta.
56:26 K: That's it. Extend it. And then we say, 'I am Argentine, you are British, he's French', economically, socially, culturally, we are murdering each other. And I say, that is so insane! K:Itulah. Perluas itu. Dan kemudian kita berkata, 'Saya Argentina,... Anda Inggris, dia Perancis',... secara ekonomis, sosial, kebudayaan, kita saling membunuh. Dan saya berkata, itu begitu gila!
56:44 S: But where do you draw the line? If you say the nation state is wrong, then what is wrong with the tribe or the caste, then you have got conflict between those. We've got conflict between families.

K: I wouldn't draw the line. I say, I am responsible as a human being for what is happening in the world, because I am a human. And so what is happening in the world is this terrible division, and I won't be a Hindu, I won't be a Catholic, Protestant, Buddhist - nothing. If there were a hundred people or a thousand people like that they would begin to do something.
S:Tapi di mana Anda menarik garisnya? Jika Anda berkata, negara berbangsa adalah salah,... kemudian apa salahnya dengan suku... atau kasta, kemudian Anda mendapatkan konflik di antara itu. Kita mendapatkan konflik di antara keluarga-keluarga.

K:Saya tidak akan menarik garisnya. Saya berkata, saya bertanggung jawab sebagai seorang manusia... untuk apa yang terjadi di dunia,... sebab saya seorang manusia. Dan karenanya, apa yang terjadi di dunia... adalah pemisahan yang mengerikan ini,... dan saya tidak mau menjadi seorang Hindu,... saya tidak mau menjadi seorang Katolik, Protestan,... Budhis - tidak apa pun. Jika ada seratus orang atau seribu orang seperti itu... mereka akan memulai untuk berbuat sesuatu.
57:26 H: So you are saying that the problem comes up, because I mistake my local security, I think that it rests in some local identification. H:Jadi Anda sedang berkata bahwa masalah timbul,... karena saya keliru dalam keamanan lokal saya,... saya kira bahwa itu bersandar dalam identifikasi lokal tertentu.
57:35 K: Yes, sir, which is isolation. And therefore in isolation there is no security. And therefore there is no order. K:Ya, Tuan, yang adalah isolasi. Dan karenanya, dalam isolasi tidak ada keamanan. Dan karenanya di situ tidak ada ketertiban.