Krishnamurti Subtitles home


OJ82CNM3 - Kebutuhan akan keamanan
Diskusi ke-3 dengan Drs.Bohm, Hidley & Sheldrake
Ojai, USA
17 April 1982



0:05 The Nature of the Mind Hakekat dari Batin
0:16 Part Three Bagian ketiga
0:19 The Need for Security Kebutuhan akan Keamanan
0:29 This is one of a series of dialogues between J Krishnamurti, David Bohm, Rupert Sheldrake, and John Hidley. The purpose of these discussions is to explore essential questions about the mind, what is psychological disorder, and what is required for fundamental psychological change. Ini adalah satu dari seri dialog- dialog antara J Krishnamurti,... David Bohm, Rupert Sheldrake, dan John Hidley. Tujuan dari diskusi-diskusi ini... adalah untuk menyelidiki persoalan-persoalan esensiil... perihal batin, apakah kekacauan psikologis itu,... dan apakah yang diperlukan bagi pe- rubahan psikologis yang fundamental?
0:49 J Krishnamurti is a religious philosopher, author, and educator, who has written and given lectures on these subjects for many years. He has founded elementary and secondary schools in the United States, England, and India. J Krishnamurti adalah seorang filsuf, pengarang, dan pendidik religius... yang telah menulis dan memberikan ceramah-ceramah... mengenai subyek-subyek ini selama banyak tahun. Ia telah mendirikan sekolah-sekolah dasar dan menengah... di Amerika Serikat, Inggris, dan India.
1:02 David Bohm is professor of theoretical physics at Birkbeck College, London University in England. He has written numerous books concerning theoretical physics and the nature of consciousness. Professor Bohm and Mr. Krishnamurti have held previous dialogues on many subjects. David Bohm adalah seorang profesor fisika teoritis... di Birkbeck College, London University di Inggris. Ia telah menulis banyak buku perihal fisika teoritis... dan hakekat dari kesadaran. Profesor Bohm dan Tuan Krishnamurti... telah mengadakan dialog-dialog sebe- lumnya mengenai banyak subyek-subyek.
1:20 Rupert Sheldrake is a biologist, whose recently published book proposes that learning in some members of a species affects the species as a whole. Dr. Sheldrake is presently consulting plant physiologist to the International Crops Research Institute in Hyderabad, India. Rupert Sheldrake adalah seorang ahli biologi,... bukunya yang baru saja diterbitkan... mengemukakan bahwa proses belajar dalam... anggota-anggota tertentu dari suatu spesies... mempengaruhi spesies itu secara keseluruhan. Dr. Sheldrake saat ini adalah seorang konsultan ahli fisiologi tanaman... pada International Crops Research Institute... di Hyderabad, India.
1:38 John Hidley is a psychiatrist in private practice, who has been associated with the Krishnamurti school in Ojai, California for the past six years. John Hidley adalah seorang psikiater dengan praktek pribadi,... yang telah berasosiasi dengan sekolah Krishnamurti... di Ojai, California, selama enam tahun yang lalu.
1:47 In the first two dialogues consideration has been given to the process of self identification. A range of subjects has been related to this process including the problem of suffering, the role of thinking and memory, images, and the uniqueness or commonality of consciousness. Can these processes be observed, and what is the relationship of observation to order, responsibility and change? Today's discussion focuses on the question: is there such a thing as absolute psychological security? Di dalam dua dialog pertama, perhatian telah diberikan... - pada proses dari identifikasi diri. Serangkaian pokok persoalan telah dihubungkan pada proses ini,... termasuk masalah penderitaan,... peran dari berpikir dan memori,... citra-citra, dan keunikan atau kesamaan dari kesadaran. Dapatkah proses-proses ini diamati, dan apakah hubungan... dari pengamatan dengan ketertiban, tanggung-jawab dan perubahan? Diskusi hari ini difokuskan pada pertanyaan:... apakah ada sesuatu seperti rasa aman psikologis yang absolut?
2:21 H: We would like to talk about the question of whether there is a deep security, whether the self can be dissolved. You have suggested that if that's possible, then the problems that the individual brings to the office, the problems... H:Kita ingin berbicara tentang pertanyaan apakah ada... suatu rasa aman yang dalam, apakah si diri dapat dilarutkan. Anda telah mengisyaratkan bahwa,... jika itu memungkinkan, maka masalah-masalah... yang dibawa si individu ke kantor, masalah-masalah...
2:41 K: Sir, why do we seek security, apart from physical? Apart from terrestrial security, why do we want security? K:Tuan, mengapa kita mencari rasa aman, terlepas dari rasa aman fisik? Terlepas dari rasa aman duniawi,... mengapa kita menginginkan rasa aman?
2:55 H: Well, we know moments of peace and happiness, and we want to stabilise that and hold that. H:Yah, kita mengenal saat-saat damai dan bahagia,... dan kita ingin menstabilkan itu dan menggenggamnya.
3:02 K: Then that becomes a memory. K:Kemudian itu menjadi sebuah memori.
3:05 H: Yes.

K: Not actual security. A memory that one day you were happy, and I wish one could go back to it. Or you project an idea and a hope someday to achieve it. But why is it that human beings, probably throughout the world, seek security? What is the raison d'être, if I may put it, the demand for security? What makes people ask for security, psychologically?
H:Ya.

K:Bukan rasa aman yang nyata. Sebuah memori ketika suatu hari Anda berbahagia,... dan saya berharap seseorang dapat kembali pada keadaan itu. Atau Anda memproyeksikan sebuah ide dan... suatu harapan pada suatu hari nanti mencapainya. Tetapi mengapa manusia, barangkali di seluruh dunia,... mencari keamanan? Apakah alasannya,... jika boleh saya bilang, tuntutan akan rasa aman? Apa yang membuat orang meminta rasa aman, secara psikologis?
3:44 H: Well, they're occupied, they're filled with their problems. There's the feeling that if I can solve the problem, if I can find out what the right answer is, if... H:Yah, mereka sibuk, mereka dipenuhi dengan masalah-masalah mereka. Ada perasaan, bahwa jika saya dapat memecahkan masalah,... jika saya dapat menemukan apa jawaban yang benar, jika...
3:58 K: That's not security, surely. There is great uncertainty, great sense of emptiness in oneself, loneliness. Really, loneliness - let's take that for an example. K:Itu bukan rasa aman, sudah pasti. Ada suatu ketidak-pastian yang besar,... perasaan kosong yang sangat besar dalam diri, kesepian. Sungguh, kesepian - mari kita ambil itu sebagai sebuah contoh.
4:21 H: OK. H:Baiklah.
4:23 K: I may be married, I may have children, and all the rest of it, but I still feel isolated, lonely. And it's frightening, depressing, and I realise it is isolating. After all, loneliness is the essence of isolation, in which I have no relationship with anybody. Is that one of the reasons why human beings seek security, this desire for security?

H: Yes, to fill that up.
K:Saya boleh jadi menikah, boleh jadi mempunyai anak-anak,... dan semuanya itu,... tapi saya masih merasa terasing, kesepian. Dan itu menakutkan, membuat tertekan,... dan saya menyadari, itu pengasingan diri. Bagaimanapun juga, kesepian adalah intisari dari keterasingan. dalam mana saya tidak mempunyai hubungan dengan seorang pun. Apakah itu salah satu alasan mengapa manusia mencari rasa aman,... hasrat untuk rasa aman ini?

H:Ya, untuk mengisinya.
5:01 K: Or much deeper than that. To be secure in my fulfilment, to be free of fear, free of my agony. I want to be free of all those, so that I can be completely secure, in peace and happiness. Is that what we want? K:Atau jauh lebih dalam dari pada itu. Untuk merasa aman dalam keberhasilan saya,... untuk bebas dari rasa takut, bebas dari ketersiksaan saya. Saya ingin bebas dari semua itu,... dengan demikian saya dapat aman sepenuhnya,... dalam kedamaian dan kebahagiaan, apakah itu yang kita inginkan?
5:30 H: Yes.

K: Is that the reason why we seek?
H:Ya.

K:Apakah itu alasannya mengapa kita mencari?
5:33 H: And we want that to be stable over time. H:Dan kita menginginkan itu untuk tidak berubah seterusnya.
5:37 K: Stable, permanent - if there is anything permanent. Is that the reason why we crave this, demand, crave for security? K:Tidak berubah, kekal - jika ada apa pun yang kekal.

K:Apakah itu alasannya mengapa kita sangat menginginkan ini,... menuntut, sangat menginginkan untuk merasa aman?
5:50 H: Yes. H:Ya.
5:56 K: That means to be free from fear, and then I am totally secure. K:Itu berarti untuk bebas dari rasa takut,... dan kemudian saya aman secara total.
6:04 H: It feels like I have to be that way in order to function adequately. H:Rasanya seperti saya harus begitu agar supaya berfungsi dengan memadai.
6:11 K: Function adequately comes later. K:Fungsi secara memadai datang kemudian.
6:14 H: What do you mean? H:Apa maksud Anda?
6:16 K: If I am secure, I'll function.

H: Yes.
K:Jika saya aman, saya akan berfungsi.

H:Ya.
6:20 K: If I am very anchored in something which I think is false or true, I'll act according to those two principles. But is it that human beings are incapable of solving this deep-rooted fear - for example, I am taking fear - and they have not been able to solve it. K:Jika saya sangat tertambat pada sesuatu,... yang saya pikir adalah palsu atau benar... saya akan bertindak menurut dua prinsip itu. Tetapi apakah karena manusia tidak mampu... memecahkan rasa takut yang berakar dalam ini... - sebagai contoh, saya mengambil rasa takut -... dan mereka tidak mampu memecahkannya.
6:46 H: Yes, that's right.

K: Psychological fears.
H:Ya, itu benar.

K:Rasa takut psikologis.
6:50 K: And to be free from that is to be so marvellously secure. K:Dan untuk bebas dari itu... adalah untuk menjadi begitu aman secara menakjubkan.
6:59 H: You are saying that if we can solve these problems at a fundamental level. H:Anda berkata bahwa jika kita dapat memecahkan masalah-masalah ini... pada tingkat yang mendasar.
7:04 K: Otherwise what's the point, how can I be totally secure? K:Jika tidak, apa maksudnya, bagai- mana saya dapat aman secara total?
7:07 H: Yes. H:Ya.
7:12 K: So, is it the physical security, of bread, of shelter, food and clothes, spilling over to the psychological field? You understand what I mean? K:Jadi, apakah itu rasa aman fisik, akan roti, akan tempat tinggal,... makanan dan pakaian, tertumpah ke bidang psikologis? Anda mengerti apa yang saya maksud?
7:30 H: Do you mean, is that where the psychological feeling of the need for security comes from?

K: Yes, partly. One must have food, and clothes, and shelter. That's absolutely essential, otherwise you four wouldn't be sitting here.

H: Yes.
H:Apakah Anda bermaksud, apakah dari situ perasaan kebutuhan psikologis... akan rasa aman datangnya?

K:Ya, sebagian. Orang harus mempunyai makanan, dan pakaian, dan tempat tinggal. Itu mutlak diperlukan, jika tidak Anda berempat... tidak akan duduk di sini.

H:Ya.
7:48 K: In the search of that, psychologically also, I want to be equally secure. K:Dalam pencarian akan itu, juga secara psikologis,... saya ingin merasa aman yang setara.
8:00 H: They seem to be equated. H:Mereka kelihatannya seperti saling mengimbangi.
8:02 K: Yes, I'm questioning whether it is so. K:Ya, saya sedang mempertanyakan apakah itu demikian.
8:06 H: Yes. H:Ya.
8:07 K: Or the psychological desire to be secure prevents physical security. K:Atau hasrat psikologis... untuk menjadi aman, menghalangi keamanan secara fisik.
8:24 H: It seems like the psychological desire to be secure arises out of the necessity to function in reality. H:Sepertinya hasrat psikologis untuk merasa aman... timbul dari perlunya untuk berfungsi dalam kenyataan.
8:32 K: I want to be psychologically secure. K:Saya ingin menjadi aman secara psikologis
8:37 H: Yes. H:Ya.
8:39 K: So, I am attached to a group, a community, a nation. K:Jadi, saya melekat pada suatu kelom- pok, suatu masyarakat, suatu bangsa.
8:43 H: Yes. H:Ya
8:44 K: Which then prevents me from being secure. Security means long-lasting security. But if I identify myself, in my search for psychological security, and attach myself to a nation, that very isolation is going to destroy me.

H: Yes.
K:Yang kemudian menghalangi saya dari rasa aman. Keamanan berarti rasa aman yang abadi. Tetapi jika saya mengidentifiksi diri saya,... dalam penyelidikan saya terhadap rasa aman psikologis,... dan melekatkan diri saya pada suatu bangsa, pengasingan itu justru... akan merusak saya.

H: Ya.
9:13 K: So, why do we seek this? K: Jadi, mengapa kita mencari ini?
9:18 H: OK, then you're saying that there is a mistake, which is that we identify ourselves, attach ourselves to something and seek security in that, and that that's fundamentally wrong. H: Baiklah, kemudian anda berkata, bahwa ada suatu kesalahan,... yang adalah bahwa kita mengidentifikasi diri kita,... melekatkan diri kita pada sesuatu dan mencari rasa aman di dalamnya,... dan bahwa itu secara mendasar salah.
9:30 K: Yes. No, not fundamentally. I won't say right or wrong. K: Ya. Tidak, tidak secara mendasar. Saya tidak mau berkata benar atau salah.
9:34 H: OK.

K: I am asking why? Why do human beings do this? A fact which is right through the world, it's not just for certain communities - all human beings want to be so... unshakeable security.
H: Baiklah.

K: Saya sedang bertanya mengapa? Mengapa manusia melakukan ini? Suatu fakta di seluruh dunia, bukan hanya... terhadap masyarakat tertentu... - seluruh umat manusia begitu ingin... merasa aman yang tak tergoyahkan.
9:56 H: Yes.

K: Why?
H: ya.

K: Mengapa
10:03 B: Well, I think that people have some answers. You see, if you say, there's a young child, or a baby, now, he feels the need to be loved by his parents, and it seems that at a certain stage the infant has the need for a kind of psychological security, which he should grow out of, perhaps, but since he isn't properly taken care of by his parents very often, he begins to feel lost, as you say, alone, isolated, and there arises the demand that he become inwardly secure. B: Yah, saya pikir bahwa orang-orang mempunyai jawaban-jawaban tertentu. Anda lihat, jika anda berkata,,... ada seorang anak kecil, atau seorang bayi,... nah, ia merasa membutuhkan untuk dicintai oleh orang tuanya,... dan kelihatannya bahwa,... pada suatu tingkat tertentu, bayi mempunyai kebutuhan akan semacam... rasa aman psikologis, yang kelak seha- rusnya ia tanggalkan, barangkali,... tetapi karena ia tidak diasuh selayaknya... oleh orang tuanya, sering sekali... ia mulai merasa bingung, seperti yang anda katakan, sendirian, terasing, dan di situ timbul kebutuhan untuk ia menjadi aman secara batiniah.
10:39 K: A baby must be secure. K: Seorang bayi harus aman.
10:42 B: Yes, psychologically as well as physically, would you say? B: Ya, baik secara psikologis maupun secara fisik, demikian?
10:46 K: Yes, there must be. K: Ya, harus ada.
10:48 B: Now, at some stage you would say, that it would change. B: Nah, pada tingkat tertentu, mung- kin anda berkata, itu akan berubah.
10:51 K: Yes.

B: I don't know what age.
K: Ya.

B: Saya tidak tahu umur berapa.
10:53 K: Why… No, a certain age, a small baby, or a young child, it must be protected. K: Mengapa? Tidak, pada umur tertentu, seorang bayi,... atau seorang anak, harus dilindungi.
11:01 B: In every way, psychologically.

K: Yes, psychologically...
B: Dalam segala keadaan, secara psikologis.

K: Ya, secara psikologis …
11:03 B: It must not be shocked psychologically. B: Ia harus tidak terguncang secara psikologis.
11:05 K: You protect it with affection, taking it in your lap, cuddling him or her, and holding his hand, you make him feel that he is loved, that he is cared for. That gives him a feeling - here is somebody, who is looking after me, and there is security here. K: Anda melindunginya dengan kasih sayang,... menaruh ia dalam pangkuan Anda,... memeluknya, dan memegang tangannya,... anda membuatnya merasa bahwa ia dicintai, bahwa ia dihargai. Itu memberinya suatu perasaan - di sini ada seseorang,... yang menjaga dirinya, dan ada keamanan di sini.
11:22 B: Yes, and then I suppose, he will grow up not requiring that security. B: Ya, dan lalu saya anggap, ia akan tumbuh tidak memerlukan keamanan itu.
11:26 K: That's it. I am questioning, as he grows up, and as he faces the world, why does he crave for security? K: Itulah. Saya sedang mempertanyakan, ketika ia tumbuh,... dan ketika ia menghadapi dunia, mengapa ia mendambakan rasa aman?
11:36 B: Well, I think very few children ever have that love to begin with. B: Yah, saya pikir, sangat sedikit anak... pernah memiliki cinta itu untuk mengawalinya.
11:40 K: Oh, that's it. So is that the problem? K: Oh, itulah. Jadi, itukah masalahnya?
11:46 B: Well, I don't know, but that's one factor in there. B: Yah, saya tidak tahu, tetapi itu adalah salah satu faktor di situ.
11:49 K: That we really don't love? And if one loves, there is no need for security. You don't even think about security. If I love you, not intellectually, not because you give me comfort, sex, or this, or that, if I really have this deep sense of love for another, what is the need for security? It's my responsibility to see that you are secure. But you don't demand it.

H: Yes.
K: Bahwa kita sebenarnya tidak mencintai? Dan jika seseorang mencintai,... tidak ada kebutuhan akan keamanan. Anda bahkan tidak berpikir tentang keamanan. Jika saya mencintai anda, bukan secara intelek, bukan... sebab anda memberi saya kenyamanan, seks, atau ini, atau itu,... jika saya benar-benar memiliki... perasaan mendalam akan cinta ini untuk orang lain... apa perlunya keamanan? Adalah tanggung jawab saya untuk memastikan bahwa anda aman. Tetapi anda tidak memintanya.

H: Ya.
12:42 K: But human beings do. And does that mean we don't love another? K: Tetapi manusia menuntutnya. Dan apakah itu berarti... kita tidak mencintai orang lain?
12:53 H: Yes, it means that what we love is the... H: Ya, itu berarti bahwa apa yang kita cintai adalah …
13:00 K: I love you because you give me something. K: Saya mencintai anda karena anda memberi saya sesuatu.
13:02 H: Yes. You make me feel like I'm going to get that security which I crave. H: Ya. Anda membuat saya merasa, sepertinya... saya akan mendapatkan keamanan yang saya dambakan itu.
13:07 K: Yes. So, no, we are skirting around this. Why? Why do I want security, so that I feel completely content, without fear, without anxiety, without agony, and so on? Is fear the root of all this? K: Ya. Jadi, tidak, kita sedang berputar- putar mengenai ini. Mengapa? Mengapa saya menginginkan keamanan, agar saya merasa sepenuhnya puas,... tanpa rasa takut, tanpa rasa cemas, tanpa rasa tersiksa, dan seterusnya? Apakah rasa takut akar dari semua ini?
13:37 H: Oh, we seem to have mentioned already several things that are the root of it. As the baby grows up and isn't loved, he feels the need for that, he remembers that, he tries to return to that, or get that as an adult, he's afraid because he's not protected, and as an adult he tries to get that protection. H: Oh, kelihatannya kita telah menyebutkan beberapa hal... yang merupakan akar darinya. Selagi bayi tumbuh dan tidak dicintai,... ia merasa kebutuhan akan itu, ia mengingatnya,... ia mencoba untuk kembali kepadanya, atau mendapatkannya saat ia dewasa,... ia merasa takut sebab ia tidak terlindungi,... dan sebagai seorang dewasa ia mencoba mendapatkan perlindungan itu.
13:56 K: Or, sir, is it unconsciously we know that the self, the me, the ego is really totally unstable. K: Atau, tuan, apakah secara tidak sadar... kita tahu bahwa si diri pribadi, si aku, si ego... secara total benar-benar tidak stabil.
14:14 H: You are saying that in its nature it's totally unstable? H: Anda berkata, bahwa secara alami ia sama sekali tidak stabil?
14:16 K: In its nature, unstable. And therefore, there is this anxiety for security, outside or inside. K: Secara alami, tidak stabil. Dan karena itu, ada rasa cemas akan keamanan, di luar atau di dalam.
14:28 H: Why do you say it's totally unstable? H: Mengapa anda berkata ia sama sekali tidak stabil?
14:30 K: Isn't it? Isn't our consciousness unstable? K: Bukankah demikian? Bukankah kesadaran kita tidak stabil?
14:38 H: It seems to have two sides to it. One side says that if I could just get such and such, I would be stable. H: Kelihatannya memiliki dua sisi. Satu sisi berkata bahwa... jika saja saya dapat memperoleh ini dan itu, saya akan menjadi stabil.
14:46 K: Yes. And there is a contradiction to that. I may not be. K: Ya. Dan ada suatu kontradiksi terhadap itu. Saya mungkin tidak.
14:52 H: I may not be.

K: Yes, of course.
H: Saya mungkin tidak.

K: Ya, tentu saja.
14:54 H: I'm not yet, but I will be.

K: Will be.
H: Saya belum, tetapi saya akan.

K: Akan.
14:56 H: Yes. H: Ya.
14:58 K: No, much more fundamentally, is not this... the self itself in a state of movement, uncertainty, attached, fear in attachment - all that? That's a state of lack of stability. Therefore, I am asking, is that the reason that human beings unconsciously, knowing the instability of the self, want security - God, the saviour? K: Tidak, jauh lebih fundamental, bukankah ini … diri itu sendiri dalam suatu keadaan gerak, ketidak-pastian,... melekat, rasa takut dalam kelekatan - itu semua? Itu adalah suatu keadaan tiadanya stabilitas. Oleh karena itu, saya bertanya, apakah itu alasan... bahwa mahluk manusia secara tidak sadar,... mengetahui ketidak-stabilan dari diri,... menginginkan keamanan - Tuhan, juru selamat?
15:43 H: Wanting something absolute. H: Menginginkan sesuatu yang mutlak.
15:45 K: Yes, completely... that'll give complete contentment. Because our consciousness is its content. Right?

H: Yes.
K: Ya, sepenuhnya … itu akan memberikan kepuasan sepenuhnya. Sebab kesadaran kita adalah kandungannya. Benar?

H: Ya.
16:09 K: And the content is always in contradiction. I believe...

H: That's right.
K: Dan isinya selalu dalam kontradiksi. Saya percaya…

H: Itu benar.
16:14 K: ...and yet I'm frightened of not believing. K:…namun saya takut tidak percaya.
16:19 H: That's why you're saying it's in essence unstable. H: Itulah mengapa anda berkata dalam intinya ia tidak stabil.
16:21 K: Obviously, it is unstable. So clearly unstable. I want this thing, and some other desire comes along and says, 'Don't have that, for god's sake'. There is this contradiction, there is duality, all that exists in our consciousness: fear, pleasure, fear of death, you know all the content of our consciousness - all that. So that is unstable. K: Jelas, itu tidak stabil. Begitu jelas tidak stabil. Saya menginginkan benda ini, dan hasrat tertentu lainnya... mengikuti dan berkata,... 'Jangan dapatkan itu, demi Tuhan'. Ada kontradiksi ini,... ada dualitas, semua itu ada dalam kesadaran kita:... rasa takut, kesenangan, takut akan mati,... anda tahu semua isi dari kesadaran kita - semua itu. Jadi itu tidak stabil.
16:54 H: Now, sensing all of that, people generally say, 'This problem is too deep, or too complex, there's no way to solve it, we can maybe just make some adjustments'. H: Sekarang, merasakan semua itu, orang umumnya berkata,... 'Masalah ini terlalu dalam atau terlalu rumit,... tidak ada cara untuk memecahkannya, kita barangkali hanya dapat membuat beberapa penyesuaian'.
17:06 K: Yes, yes. And in that adjustment also there is lack of stability. So, unconsciously there must be craving for security. So, we invent God. K: Ya,ya. Dan di dalam penyesuaian itu juga terdapat ketiadaan stabilitas. Jadi, secara tidak sadar, pasti ada dambaan akan rasa aman. Jadi, kita menciptakan Tuhan.
17:22 H: We keep inventing lots of different things we hope will give us that security. H: Kita terus menciptakan banyak hal-hal yang lain... yang kita harap akan memberi kita keamanan itu.
17:26 K: We create God, he's our creation. We are not the creation of God, I wish we were. We would be totally different. So, there is this illusory desire for security. H: Kita menciptakan Tuhan, ia adalah ciptaan kita. Kita bukan ciptaan Tuhan, saya berharap kita demikian. Kita akan menjadi secara total berbeda. Jadi, ada hasrat yang khayali akan keamanan.
17:46 H: Wait a minute, why do you say that it's illusory? H: Tunggu sebentar, mengapa anda berkata bahwa itu bersifat khayalan?
17:48 K: Because they invent something, in which they hope they'll be secure. K: Sebab mereka menciptakan sesuatu,... di dalam mana mereka berharap akan aman.
17:51 H: Oh, I see. Yes. H: Oh, saya mengerti. Ya.
17:57 K: So, if the content of our consciousness can be changed - quotes, changed - would there be need for security? K: Jadi, jika isi dari kesadaran kita dapat dirubah... - tanda kutip, berubah - akankah ada kebutuhan akan keamanan?
18:11 H: If we could eliminate all these contradictions? H: Jika kita dapat menghapuskan semua kontradiksi ini?
18:13 K: Yes, contradictions. K: Ya, kontradiksi.
18:15 H: Then maybe we would have the security, because our consciousness would be stable. H: Kemudian barangkali kita akan mendapatkan keamanan,... sebab kesadaran kita akan stabil.
18:18 K: So that maybe… We may not call it security. To be secure, which is a really disgusting desire, sorry. To be secure in what? About what? Personally, I never thought about security. You might say, well, 'You are looked after, you are cared for by others', and all the rest of it, therefore there is no need for you to think about security, but I never - I don't want security. I need, of course, I need food, clothes and shelter, that's understood, somebody to... K: Jadi itu barangkali... Kita tidak dapat menyebutnya keamanan. Untuk menjadi aman, yang benar-benar adalah hasrat yang memuakkan, maaf. Untuk menjadi aman dalam apa? Tentang apa? Secara pribadi, saya tidak pernah berpikir tentang keamanan. Anda boleh jadi berkata, yah,... 'Anda diurus, anda dilayani oleh orang-orang lain',... dan semuanya itu, oleh karena itu tidak perlu bagi anda... untuk berpikir tentang keamanan, tetapi saya tidak pernah... - saya tidak menginginkan keamanan. Saya membutuhkan, tentu saja, saya membutuhkan makanan,... pakaian dan tempat tinggal... itu sudah dimengerti, seseorang untuk…
19:07 H: But we're talking about psychological security. H: Tetapi kita sedang membicarakan tentang keamanan psikologis.
19:09 K: Yes, I'm talking of much deeper issue. K: Ya, saya sedang membicarakan masalah yang jauh lebih dalam.
19:13 H: And you're saying that that occurs because the contents of consciousness are no longer contradictory. H: Dan anda berkata bahwa itu terjadi disebabkan... isi dari kesadaran tidak lagi bersifat berkontradiksi.
19:19 K: Is there a consciousness... It may not be what we know as consciousness, it may be something totally different. All that we know is fear, reward and pleasure, and death, and constant conflict in relationship - I love you, but... K: Adakah suatu kesadaran… Yang mungkin bukan apa yang kita tahu sebagai kesadaran,... yang mungkin sesuatu yang secara total berbeda. Semua yang kita tahu adalah rasa takut, imbalan dan kesenangan,... dan kematian,... dan konflik terus-menerus dalam hubungan - saya cinta Anda, tetapi…
19:46 H: Within limits.

K: Within limits. I don't know if that's called love. So, the content of consciousness is all that, which is me. My consciousness is me. In this complex, contradictory, dualistic existence, that very fact creates the demand for security.
H: Dalam batas-batas.

K: Dalam batas-batas. Saya tidak tahu, apakah itu yang dinamakan cinta. Jadi, isi dari kesadaran adalah semua itu,... yang adalah saya. Kesadaran saya adalah saya. Dalam eksistensi yang kompleks, kontradiktif, dualistik ini,... fakta itu juga yang menciptakan kebutuhan akan rasa aman.
20:19 H: Yes. H: Ya.
20:22 K: So, can we eliminate the self? K: Jadi, dapatkah kita menghapuskan si diri?
20:28 H: But we haven't - have we got into the self? It seems like there's somebody in there, in here, who's going to juggle all these things and get rid of the contradictions. H: Tetapi kita belum... - sudahkah kita menyelami si diri? Kelihatannya seperti ada seseorang di sana, di sini, yang akan... menyulap semua hal-hal ini dan membuang kontradiksi-kontradiksi.
20:37 K: But that means you are different from this, from consciousness. K: Tetapi itu berarti anda berbeda dari ini, dari kesadaran.
20:44 H: Right. H: Benar.
20:46 K: But you are that! You are pleasure, you are fear, you are all belief - all that you are. I think we… don't please agree with what we are talking about, what I'm saying. It may be all tommyrot. K: Tetapi anda adalah itu! Anda adalah kesenangan, anda adalah rasa takut,... Anda adalah seluruh kepercayaan - semua itu adalah anda. Saya pikir kita ... mohon jangan setuju dengan... dengan apa yang sedang kita bicarakan, apa yang saya katakan. Itu semua mungkin omong kosong.
21:09 H: I think there are a lot of people who wouldn't agree with that. I think that they would say that... H: Saya pikir ada banyak orang yang tidak akan setuju dengan itu. Saya pikir, bahwa mereka akan berkata bahwa …
21:13 K: I know there're a lot of people who wouldn't agree, because they haven't gone into it. They just want to brush all this aside. K: Saya tahu ada banyak orang yang tidak akan setuju,... disebabkan mereka belum menyelaminya. Mereka hanya ingin mengesampingkan semua ini.
21:18 H: Let's look at this. Is there a self that's separate, that's going to be able to somehow iron out these contradictions? H: Marilah kita lihat ini. Apakah ada suatu diri yang terpisah, yang akan dapat,entah bagaimana, meluruskan semua kontradiksi ini?
21:24 K: No! K: Tidak!
21:26 S: But how do you know? I mean, it seems to me that there is a... at least, it may be illusory, but it's very easy to think that one is separate from some of these problems, and that there's something inside one which can make decisions. S: Tetapi bagaimana anda tahu? Saya maksudkan, kelihatannya bagi saya, bahwa ada suatu,... setidaknya, mungkin ini khayalan, tetapi sangat mudah untuk berpikir... bahwa seseorang terpisah dari beberapa masalah-masalah ini,... dan bahwa ada sesuatu di dalam diri,... yang dapat membuat keputusan- keputusan.
21:42 K: Doctor, am I separate from my fear? Am I separate from the agony I go through? The depression? K: Doktor, apakah saya terpisah dari rasa takut saya? Apakah saya terpisah dari siksaan yang saya lalui? Depresi?
21:53 S: Well, I think that there's something within one, which can examine these things, and that's why it indicates there is some kind of separation. S: Yah, saya pikir bahwa ada sesuatu di dalam diri,... yang dapat memeriksa hal-hal ini, dan itulah mengapa itu menunjukkan... adanya semacam keterpisahan.
22:00 K: Because there is the observer separate from the observed. K: Sebab ada si pengamat yang terpisah dari yang diamati.
22:07 S: Yes.

K: Is that so?
S: Ya.

K: Apakah demikian?
22:10 S: Well, it seems to be so.

K: It seems to be so!
S: Yah, kelihatannya memang demikian.

K: Kelihatannya memang demikian!
22:12 S: Now, this seems to be the problem, that it does seem to be so. I mean, in my own experience, of course, and many other people's, it does indeed seem that there is an observer observing things like fear and one's own reactions. And it comes out most clearly, I find, in insomnia, if one's trying to sleep, there's one part of one which, say, is just going on with silly worries and ridiculous thoughts, round and round', there's another part of one that says, 'I really want to sleep, I wish I could stop all these silly thoughts'. And there one has this actual experience of an apparent separation.

K: Yes. Of course, of course.
S: Sekarang, ini tampaknya adalah masalahnya,... bahwa ini kelihatannya adalah demikian. Saya maksudkan, dalam pengalaman saya sendiri, tentu saja,... dan banyak pengalaman orang-orang lain,... sesungguhnya kelihatannya bahwa ada pengamat yang mengamati hal-hal... seperti rasa takut dan reaksi- reaksi milik diri sendiri. Dan itu keluar sangat jelas... Saya temukan, dalam keadaan insomnia, jika orang mencoba untuk tidur,... ada satu bagian dari seseorang yang, katakanlah, sedang berlangsung... dengan kecemasan- kecemasan yang bodoh dan... pikiran-pikiran yang menggelikan, berputar-putar,... ada bagian lain dari orang yang ber- kata, 'Saya benar-benar ingin tidur,... saya harap saya dapat menghentikan semua pikiran-pikiran dungu ini'. Dan di situ orang mempunyai pengalaman yang nyata ini... dari suatu pemisahan yang nyata.

K: Ya. Tentu saja, tentu saja.
22:48 S: So, this isn't just a theory, it's an actual fact of experience that there is this kind of separation. S: Jadi, ini bukan hanya sebuah teori, itu adalah fakta yang nyata dari pengalaman... bahwa ada semacam pemisahan ini.
22:54 K: I agree, I agree. But why does that division exist? K: Saya setuju, saya setuju. Tetapi mengapa pembagian itu ada?
23:05 S: Well, this is a good...

K: Who created the division?
S: Yah, ini sesuatu yang baik …

K: Siapa yang menciptakan pembagian?
23:11 S: It may just be a fact. S: Itu mungkin hanya sebuah fakta.
23:14 K: What may? K: Apakah...?
23:16 S: It may just be a fact.

K: Is that so? I want to examine it.
S: Itu mungkin hanya sebuah fakta.

K:Apakah memang demikian? Saya ingin memeriksanya.
23:19 S: Yes, so do I. I mean, is it indeed a fact that consciousness, as it were, has levels, some of which can examine others, one at a time? S: Ya, saya juga. Maksud saya,... apakah itu memang suatu fakta, bahwa kesadaran... seolah-olah, mempunyai tingkatan-tingkatan,... beberapa di antaranya dapat memeriksa yang lainnya,... satu per satu?
23:29 K: No. Would you kindly consider, is fear different from me? I may act upon fear, I may say, 'I must suppress it, I may rationalise it, I might transcend it', but the fear is me. K:Tidak. Maukah anda mempertimbangkan, apakah rasa takut berbeda dari saya? Saya dapat bertindak berdasarkan rasa takut,... Saya dapat mengatakan, 'Saya harus menindasnya,... saya dapat merasionalisasikannya, saya mungkin mengatasinya',... tapi rasa takut adalah saya.
23:46 S: Well, we often...

K: I only invent the separation where I want to act upon it. But otherwise I am fear.
S: Yah, kita seringkali…

K:Saya hanya menciptakan pemisahan... di mana saya ingin bertindak padanya. Tetapi jika tidak, saya adalah rasa takut.
24:01 S: The common and ordinary way of analysing it would be to say 'I feel afraid' as if the afraidness was separate from the I. I want to get out of this state of feeling afraid, so I want to escape from it, leaving the fear behind, and the I will pass beyond it and somehow escape it. This is the normal way we think.

K: I know.
S: Cara yang umum dan biasa... dari menganalisanya, akan dengan mengatakan... 'Saya merasa takut' seolah-olah ketakutan terpisah dari saya. Saya ingin keluar dari keadaan merasa takut ini,... jadi saya ingin melarikan diri darinya,... meninggalkan rasa takut di belakang,... dan si aku akan melewatinya dan entah bagaimana lolos darinya. Ini cara berpikir kita yang normal.

K: Saya tahu.
24:20 S: So, what's wrong with that? S:Jadi, apa yang salah dengan itu?
24:23 K: You keep up this conflict. K:Anda mempertahankan konflik ini.
24:26 B: But I think, he is saying it may be inevitable. B: Tetapi saya pikir, ia mengatakan, itu mungkin tidak terelakkan.
24:29 S: It may be inevitable, you see.

K: I question it.
S: Itu mungkin tidak terelakkan.

K: Saya mempertanyakannya.
24:32 B: Well... How do you propose to show it's not inevitable? B:Yah…Bagaimana anda bermaksud untuk menunjukkan itu dapat dielakkan?
24:38 K: First of all, when there is anger, at the moment of anger there is no separation. Right? K:Pertama-tama, ketika ada rasa marah, pada saat marah... tidak ada pemisahan. Benar?
24:50 S: When you're very angry...

K: Of course.
S:Ketika anda sangat marah…

K: Tentu saja.
24:53 S: ...what we normally say is you lose control of yourself, and the separation disappears, you become the anger, yes. S:…apa yang biasa kita katakan adalah anda kehilangan kendali diri anda,... dan pemisahan menghilang, anda menjadi rasa marah, ya.
24:59 K: At the moment when you are really angry, there is no separation. The separation only takes place after. 'I have been angry'. Right? Now, why? Why does this separation take place? K: Pada saat ketika anda benar-benar marah, di situ tidak ada pemisahan. Pemisahan hanya terjadi sesudahnya. 'Saya telah marah' Benar? Sekarang, mengapa? Mengapa pemisahan ini terjadi?
25:19 S: Through memory. S:Melalui memori.
25:21 K: Through memory, right. Because I have been angry before. So, the past is evaluating, the past is recognising it. So, the past is the observer. K:Melalui memori, benar. Sebab saya telah marah sebelumnya. Jadi, masa lalu sedang mengevaluasi,... masa lalu sedang mengenalinya. Jadi, masa lalu adalah si pengamat.
25:40 B: That may not be obvious. For example, I may have physical reactions that go out of control, like sometimes the hand or the body, and I say, 'I am observing those physical reactions going out of control and I'd like to bring them back in'. I think somebody might feel the same way, that his mental reactions are going out of control, and that they have momentarily escaped his control, and he's trying to bring them back in. Now, that's the way it may look or feel to many people. B: Itu mungkin tidak jelas. Misalnya,... Saya mungkin mempunyai reaksi-reaksi fisik yang ke luar dari kendali,... seperti kadang-kadang tangan atau tubuh,... dan saya berkata, 'Saya sedang mengamati reaksi-reaksi fisik itu... sedang ke luar dari kendali dan saya ingin membawanya masuk kembali'. Saya pikir seseorang mungkin merasakan hal yang sama,... bahwa reaksi-reaksi mentalnya sedang ke luar dari kendali,... dan bahwa mereka untuk sementara telah melepaskan kendalinya,... dan ia sedang mencoba untuk membawanya masuk kembali. Nah, itu adalah hal yang mungkin dili- hat atau dirasakan oleh banyak orang.
26:14 K: So what? K: Jadi apa?
26:17 B: Well, then it is not clear. Have we made it clear that that is not the case? B: Yah, maka itu tidak jelas. Apakah kita telah membuatnya jelas bahwa itu bukan demikian halnya?
26:23 K: Sir, I am trying to point out, and I don't know if I made myself clear: when one is frightened, actually, there's no me separate from fear. K:Tuan, saya sedang mencoba untuk menunjukkan,... dan saya tidak tahu apakah saya membuat diri saya jelas:... ketika seseorang takut, secara aktual,... tidak ada si aku yang terpisah dari rasa takut.
26:43 K: When there is a time interval, there is the division. And time interval, time is thought. And when thought comes in, then begins the division. Because thought is memory, the past. K:Ketika ada waktu jeda, di situ ada pemisahan. Dan waktu jeda, waktu adalah pikiran. Dan ketika pikiran masuk,... maka mulailah pemisahan. Sebab pikiran adalah memori,... masa lalu.
27:13 S: Thought involves memory - yes. S: Pikiran melibatkan memori - ya.
27:15 K: Yes, involves memory, and so on. So, thought, memory, knowledge, is the past. So, the past is the observer who says, 'I am different from fear, I must control it'. K: Ya, melibatkan memori, dan seterusnya. Jadi, pikiran, memori, pengetahuan, adalah masa lalu. Jadi, masa lalu adalah si pengamat... yang berkata, 'Saya berbeda dari rasa takut, saya harus mengendalikannya'.
27:39 H: Let's go through this very slowly, because it's seems like the experience is that the observer is the present. It seems like he's saying, 'I'm here now, and what am I going to do about this the next time it comes up'. H: Mari kita periksa ini secara amat perlahan-lahan,... sebab tampaknya, sepertinya... pengalaman menyatakan, bahwa si pengamat adalah saat kini. Tampaknya seperti ia sedang berkata, 'saya di sini sekarang,... dan apa saya akan lakukan tentang ini lain kali itu muncul'.
27:52 K: Yes. But the 'what am I going to do about it' is the response of the past, because you have already had that kind of experience. Sir, haven't you had fear?

H: Surely.
K: Ya. Tetapi 'apa yang saya akan lakukan terhadapnya' adalah tanggapan... dari masa lalu, sebab anda telah memiliki pengalaman seperti itu. Tuan, tidak pernahkah Anda merasa takut?

H: Tentu saja.
28:12 K: Deep, you know, something, a fear that has really shaken… K: Mendalam, anda tahu, sesuatu, rasa takut yang benar-benar mengguncang...
28:17 H: Yes.

K: ...devastating one.
H: Ya.

K:…sebuah rasa takut yang mengguncang.
28:20 H: Yes. H: Ya.
28:21 K: And at that second there is no division, you are entirely consumed by that. K: Dan pada detik itu tidak ada pemisahan,... anda sepenuhnya dibenam olehnya.
28:30 H: Yes. H: Ya.
28:33 K: Right?

H: Right.
K: Benar?

H: Benar.
28:35 K: Now, then thought comes along and says, 'I've been afraid because of this and because of that, now I must defend myself, rationalise fear' and so on, so on, so on. It's so obvious. What are we discussing?

H: OK.
K:Nah, kemudian pikiran mengikuti dan berkata, 'Saya telah takut... karena ini dan karena itu, sekarang saya harus membela diri saya,... merasionalisasikan rasa takut' dan seterusnya,... seterusnya, seterusnya. itu begitu jelasnya. Apakah yang kita sedang diskusikan?

H: OK.
28:54 B: I think, coming back again to the physical reaction, which can also consume you, and at the next moment you say, 'I didn't notice it at the time' thought comes in and says, 'That's a physical reaction'. B:Saya pikir, kembali lagi kepada reaksi fisik,... yang juga dapat memusnahkan anda,... dan pada saat berikutnya Anda berkata,... 'Saya tidak menyadarinya pada saat' pikiran masuk dan berkata,... 'Itu adalah suatu reaksi fisik'.
29:06 K: Yes.

B: Now I know it, what is the difference of these two cases, that in the second case it would make sense to say, 'I know that I have reacted this way before', right? I can take such and such an action.
K: Ya.

B: Sekarang saya mengetahuinya,... apa perbedaannya dari dua kasus ini,... bahwa dalam kasus kedua, adalah masuk akal untuk mengatakan,... 'Saya tahu bahwa saya telah bereaksi dengan cara ini sebelumnya', benar? saya dapat mengambil tindakan seperti ini dan itu.
29:22 K: I don't quite follow this. K: Saya tidak cukup mengikuti ini.
29:24 B: Somebody can feel that it's true, I get overwhelmed by a reaction, and thought comes in. But in many areas that's the normal procedure for thought to come in. If something shattering happens, and then a moment later you think, what was it? Right?

K: Yes. In some cases that would be correct, right?
B: Seseorang dapat merasakan bahwa itu benar, saya diterpa oleh suatu reaksi,... bahwa itu benar, saya diterpa oleh suatu reaksi,... dan pikiran masuk. Tetapi dalam banyak bidang... itu adalah prosedur biasa bagi pikiran untuk masuk. Jika sesuatu yang menghancurkan terjadi, dan lalu sesaat kemudian... anda berpikir, apakah itu? Benar?

K: Ya. Dalam beberapa kasus itu adalah tepat, benar?
29:45 K: Quite right. K: Benar sekali.
29:47 B: Now, why is it in this case it is not? B: Sekarang, mengapa dalam kasus ini, itu tidak benar?
29:49 K: Ah, I see what you mean. Answer it, sir, you are… Answer it. You meet a rattler on a walk.

B: Yes.
K: Ah, saya tahu apa yang anda maksud. Jawablah itu, tuan, Anda... Jawablah itu. Anda bertemu seekor ular berbisa pada waktu jalan-jalan.

B:Ya.
30:08 K: Which I have done very often. You meet a rattler, it rattles, and you jump. That is physical, self-protective intelligent response. That's not fear. K:Yang telah saya lakukan amat sering, Anda bertemu seekor ular berbisa,... ia berderik, dan anda melompat. Itu adalah fisikal, perlindungan diri... tanggapan yang cerdas. Itu bukan rasa takut.
30:35 B: Right. Not psychological fear.

K: What?
B: Benar. Bukan rasa takut psikologis.

K: Apa?
30:39 B: It has been called a kind of fear. B: Itu telah dinamakan semacam rasa takut.
30:41 K: I know, I don't call that psychological fear. K: Saya tahu, saya tidak menamakan itu rasa takut psikologis.
30:43 B: No, it's not psychological fear, it's a simple physical reaction... B: Tidak, itu bukan rasa takut psikologis,... itu adalah suatu reaksi fisik yang sederhana...
30:47 K: Physical reaction...

B: ...of danger.
K: Reaksi fisik …

B: … dari bahaya.
30:49 K: ...which is an intelligent reaction not to be bitten by the rattler. K:…yang adalah suatu reaksi cerdas agar tidak digigit oleh ular berbisa.
30:55 B: Yes, but a moment later I can say, 'I know that's rattler' or it's not a rattler, I may discover it's not a rattler, it's another snake which is not so dangerous. B:Ya, tetapi sesaat kemudian saya dapat berkata,... 'Saya tahu itu adalah ular berbisa'... atau itu bukan seekor ular berbisa,... saya mungkin menemukan itu bukan seekor ular berbisa,... itu ular yang lain, yang tidak begitu berbahaya.
31:03 K: No, not so dangerous, then I pass it by. K:Tidak, tidak begitu berbahaya, lalu saya melaluinya.
31:07 B: But then thought comes in and it's perfectly all right. B:Tetapi kemudian pikiran masuk dan itu sempurna baik-baik saja.
31:10 K: Yes.

B: Right?
K: Ya.

B: Benar?
31:12 K: Yes. K:Ya.
31:14 B: But here, when I am angry or frightened... B: Tetapi di sini, ketika saya marah atau takut…
31:17 K: Then thought comes in.

B: And it's not all right.
K: Kemudian pikiran masuk.

B:Dan itu tidak benar.
31:20 K: It's not all right.

B: Yes.
K:Itu tidak benar.

B:Ya.
31:22 K: Oh, I see what you are trying to get at. Why do I say it is not all right? Because fear is devastating, it blocks one's mind, thought, and all the rest of it, one shrinks in that fear. K: Oh, saya tahu apa yang anda sedang coba tuju. Mengapa saya berkata itu tidak benar? Sebab rasa takut adalah menghancurkan,... ia memblokir batin, pikiran orang, dan lain sebagainya,... orang menyusut dalam rasa takut itu.
31:44 B: Yes, I think I see that. You mean that possibly that when thought comes in, it cannot possibly come in rationally in the midst of fear, right?

K: Yes.
B:Ya, saya kira saya melihat itu. Anda maksudkan bahwa boleh jadi, bahwa... ketika pikiran masuk, itu tidak mungkin masuk secara rasional... di tengah rasa takut, benar?

K:Ya.
31:53 B: Is that what you mean?

K: That's what I'm trying to say.
B:Apakah itu yang anda maksud?

K:Itulah apa yang saya coba katakan.
31:55 B: So, in the case of physical danger, it could still come in rationally. B:Jadi, dalam kasus bahaya fisik, ia masih dapat masuk secara rasional.
31:58 K: Yes. Here it becomes irrational.

B: Yes.
K:Ya. Di sini ia menjadi irasional.

B: Ya.
32:01 K: Why, I am asking, why? Why doesn't one clear up all this awful mess? K: Mengapa, saya bertanya, mengapa? Mengapa orang tidak membereskan kekacauan yang mengerikan ini?
32:17 H: Well, it isn't clear. H: Yah, itu tidak jelas.
32:19 K: Look, sir, it is a messy consciousness. K: Lihatlah, tuan, itu adalah suatu kesadaran yang kacau.
32:24 H: Yes, it's a messy consciousness. H: Ya, itu adalah suatu kesadaran yang kacau...
32:25 K: Messy consciousness, contradicting... K: Kesadaran yang kacau, kontraditif…
32:28 H: Yes. H: ya.
32:29 K: …frightened, so many fears, and so on, it's a messy consciousness. Now, why can't we clear it up? K: rasa takut, begitu banyak rasa takut, dan seterusnya,... itu adalah suatu kesadaran yang kacau. Sekarang, mengapa kita tidak dapat membereskannya?
32:39 H: Well, it seems we are always trying to clear it up after the fact. H:Yah, kelihatannya kita selalu men- coba membersihkannya sesudah fakta.
32:42 K: No, I think the difficulty lies, we don't recognise deeply this messy consciousness is me. And if it is me, I can't do anything! I don't know if you get the point. K:Tidak, saya pikir kesulitannya terletak pada,... kita tidak mengenali secara mendalam... akan kesadaran yang kacau ini adalah saya. Dan jika itu adalah saya, saya tidak dapat berbuat apapun! Saya tidak tahu apakah Anda mengerti maksudnya.
33:05 S: You mean we think that there's a me separate from this messy consciousness. S:Anda maksudkan, kita berpikir bahwa ada si aku... yang terpisah dari kesadaran yang kacau ini.
33:10 K: We think we are separate. And therefore we are accustomed, it is our conditioning, to act upon it. But I can't very well do that with all this messy consciousness which is me. So, the problem then arises, what is action? We are accustomed to act upon the messy consciousness. When there is realisation of the fact that I can't act, because I am that. K: Kita pikir kita terpisah. Dan oleh karena itu kita terbiasakan,... itu adalah keterkondisian kita, untuk bertindak atas itu. Tetapi saya tidak dapat dengan baik melakukannya... dengan semua kesadaran yang kacau ini, yang adalah saya. Jadi, masalah kemudian timbul, apakah tindakan? Kita terbiasa untuk bertindak atas kesadaran yang kacau. Ketika ada realisasi dari fakta... bahwa saya tidak dapat bertindak, sebab saya adalah itu.
33:53 H: Then what is action?

K: That is non-action.
H:Kemudian apakah tindakan?

K:Itu adalah bukan-tindakan.
33:58 H: OK. H: OK.
34:00 K: Ah, that's not OK, that is the total difference. K: Ah, itu bukan OK, itu adalah perbedaan yang total.
34:04 H: Yes, I think I understand. On the one hand there's the action of consciousness on itself which just perpetuates things. And seeing that, then it ceases to act. H: Ya, saya pikir saya mengerti. Pada satu sisi ada... tindakan dari kesadaran pada dirinya sendiri,... yang hanya mengabadikan yang sudah ada. Dan melihat itu, maka ia berhenti bertindak.
34:19 K: It's not non-violence. Sorry. K:Itu bukan non-kekerasan. Maaf.
34:22 S: Sorry, sir, you're saying that normally we have the idea that there's a self which is somehow separate from some of the contents of our messy consciousness. S:Maaf, tuan, Anda berkata bahwa biasanya kita memiliki ide... bahwa ada suatu diri yang entah bagaimana terpisah... dari beberapa isi dari kesadaran kita yang kacau.
34:31 K: That's right, that's right, sir. K: Itu benar, itu benar, Tuan.
34:32 S: If someone tells us we're wonderful, we don't want to be separate from that, but if we feel afraid and if somebody tells we're awful, we do want to be separate from that. S:Jika seseorang memberitahu kita bahwa kita hebat, kita tidak ingin... terpisah dari itu, tetapi jika kita merasa takut... dan jika seseorang memberitahu bahwa kita mengerikan,... kita ingin untuk terpisah dari itu.
34:40 K: Quite. K: Benar.
34:41 S: So, it's rather selective. But nevertheless we do feel there's something in us which is separate from the contents of this messy consciousness. We normally act in such a way as to change either the contents of the consciousness, or our relation to them, or our relation to the world, and so on. But we don't normally examine this apparent separation between the self, the me, and the contents of the messy consciousness. That's something we don't challenge. Now, you're suggesting that in fact, this separation, which we can actually experience and do, most of us do experience, is in fact something we ought to challenge and look at, and we ought to face the idea that we actually are the messy consciousness and nothing other.

K: Of course. It's so obvious.
S: Jadi, hal itu agak selektif. Tetapi meskipun demikian kita merasa... ada sesuatu dalam diri kita yang terpisah dari isi... kesadaran yang kacau ini. Kita biasanya bertindak sedemikian rupa... dengan maksud merubah baik isi dari kesadaran,... atau hubungan kita dengannya,... atau hubungan kita dengan dunia, dan seterusnya. Tetapi kita biasanya tidak memeriksa pemisahan yang nyata ini... antara si diri, si aku, dan isi kesadaran yang kacau. Itu adalah sesuatu yang tidak kita tantang. Sekarang, anda menyarankan... bahwa sesungguhnya, pemisahan ini, yang sebenarnya dapat kita alami... dan mengalaminya, sebagian besar dari kita mengalaminya,... sesungguhnya adalah sesuatu yang seha- rusnya kita tantang dan perhatikan,... dan kita seharusnya menghadapi ide... bahwa kita sebenarnya adalah kesadaran yang kacau... dan bukan yang lain.

K: Tentu saja. Itu begitu jelas.
35:32 S: Well, it isn't obvious, it's very non-obvious, and it's a very difficult thing to realise, because one's very much in the habit of thinking one is separate from it. S: Yah, itu tidak jelas, itu sangat tak-jelas,... dan itu adalah sesuatu yang amat sukar untuk disadari, sebab... orang sangat terikat dalam kebiasaan berpikir, bahwa ia terpisah dari itu.
35:39 K: So, it's our conditioning, can we move away from our conditioning? Our conditioning is me. And then I act upon that conditioning, separating myself. But if I am that... no action, which is the most positive action. K: Jadi, itu adalah keterkondisian kita,... dapatkah kita menyingkir dari keterkondisian kita? Keterkondisian kita adalah saya. Dan kemudian saya bertindak atas keterkondisian itu,... memisahkan diri saya. Tetapi jika saya adalah itu… tidak bertindak, yang adalah tindakan yang paling positif.
36:07 H: The way that that would be heard, I'm afraid, is that if I don't act on it it's just going to stay the way it is. H:Cara seperti itu yang kalau didengar, saya kuatir, adalah bahwa... jika saya tidak bertindak terhadapnya, itu hanya akan tetap seperti begitu.
36:13 K: Ah! K:Ah!
36:16 S: You're suggesting that by recognising this, there's a sort of the process of recognising it, facing up to... S: Anda mengisyaratkan bahwa dengan mengenali ini, ada semacam... proses mengenalinya, berani menghadapi …
36:23 K: It's not facing up. Who is to face up? Not recognise. Who is to recognise it? You see, we are always thinking in those terms. I am that, full stop. We never come to that realisation, totally. There is some part of me which is clear, and that clarity is going to act upon that which is not clear. Always this goes on. K:Itu bukan berani menghadapi. Siapa yang akan dihadapi? Bukan mengenali. Siapa yang harus mengenalinya? Anda lihat. kita selalu berpikir dalam pola-pola itu. Saya adalah itu, titik. Kita tidak pernah sampai pada realisasi itu,... secara total. Ada beberapa bagian dari saya yang jelas, dan kejelasan itu akan... bertindak pada yang itu, yang tidak jelas. Selalu ini terjadi.
37:02 S: Yes.

K: I am saying, the whole content of one's consciousness is unclear, messy. There is no part of it that's clear. We think there is a part, which is the observer, separating himself from the mess. So, the observer is the observed. Gurus, and all that.
S:Ya.

K:Saya berkata,... seluruh isi dari kesadaran orang tidak jernih, kacau. Tidak ada bagian darinya yang jelas. Kita pikir ada suatu bagian,... yang adalah si pengamat, memisahkan dirinya dari kekacauan. Jadi, si pengamat adalah yang diamati. Guru-guru spiritual, dan semua itu.
37:38 B: You were raising the question of action. If that is the case, how is action to take place? B:Anda sedang mengangkat masalah tindakan. Jika itu adalah masalahnya, bagaimanakah tindakan agar terjadi?
37:53 K: When there is perception of that which is true, that very truth is sufficient, it is finished. K:Ketika ada persepsi dari itu yang adalah benar,... justru kebenaran itu adalah cukup, sudah selesai.
38:00 B: Yes. You have said also, for example, that that mess itself realises its own messiness, right?

K: Yes. Messiness, it's finished.
B:Ya. Anda juga telah berkata, misalnya, bahwa... kekacauan itu sendiri mewaspadai kekacauannya sendiri,... benar?

K:Ya. Kekacauan, itu sudah selesai.
38:13 S: Sir, are you suggesting, the realisation of the messiness itself in some way dissolves the messiness? S: Tuan, apakah anda mengisyaratkan, realisasi dari kekacauan... itu sendiri, dalam cara tertentu, melarutkan kekacauan?
38:19 K: Yes. Not a separative realisation that I am messy. The fact is consciousness is messy, full stop. And I can't act upon it. Because previously acting upon it was a wastage of energy. Because I never solved it. I have struggled, I have taken vows, I have done all kinds of things to resolve this messy stuff. And it has never been cleared. It may partially, occasionally... K:Ya. Bukan suatu realisasi-separatis bahwa saya kacau. Faktanya adalah kesadaran adalah kacau, titik. Dan saya tidak dapat bertindak terhadapnya. Sebab sebelumnya bertindak terhadap- nya adalah suatu pemborosan energi. Karena saya tidak pernah memecahkannya. Saya telah berjuang, saya telah bersumpah,... Saya telah melakukan berbagai cara untuk memecahkan masalah kacau ini. Dan itu tidak pernah dicerahkan. Itu mungkin secara parsial, kadang-kadang…
39:04 H: Well, I think that's another aspect of this. In therapy, or in our own lives, we seem to have insights that are partial, that we clear up a particular problem and gain some clarity and order for a time. And then the thing returns in some other form or...

K: Yes, yes.
H:Yah, saya pikir itu adalah aspek yang lain dari ini. Dalam terapi,... atau dalam hidup kita sendiri,... kelihatannya kita mempunyai pencerahan yang parsial,... bahwa kita menjernihkan suatu masalah tertentu... dan mendapatkan kejernihan tertentu... dan ketertiban untuk sementara waktu. Dan kemudian kekacauan kembali... dalam suatu bentuk yang lain atau …

K:Ya, ya...
39:26 H: ...the same form. You're suggesting that the thing needs to be done across the board in some way.

K: You see, sir, before, the observer acted upon it, upon the messy consciousness. Right?

H: Yes.
H: … bentuk yang sama. Anda mengisyaratkan bahwa hal itu perlu dilakukan... secara menyeluruh dalam cara tertentu.

K: Anda lihat, tuan,... sebelumnya, si pengamat bertindak atasnya,... atas kesadaran yang kacau. Benar?

H: Ya.
39:44 K: Saying, 'I'll clear this up, give me time', all the rest of it. And that's a wastage of energy.

H: Right.
K:Dengan berkata, 'Saya akan mem- bereskannya, beri saya waktu',... semuanya itu. Dan itu adalah suatu pemborosan energi.

H: Benar.
39:55 K: When the fact that you are that - you are not wasting energy. Which is attention. I don't know if you want to go into this. K:Bila faktanya bahwa anda adalah itu - anda tidak memboroskan energi. Yang adalah perhatian. Saya tidak tahu apakah anda ingin menyelaminya.
40:09 S: No, this is very interesting. Please do. S:Tidak, ini sangat menarik. Silahkan lakukan.
40:16 K: Would we agree that acting upon it is a wastage of energy? K:Akankah kita setuju bahwa... bertindak terhadapnya adalah suatu pemborosan energi?
40:25 H: Yes. This creates more disorder. H:Ya. Ini menciptakan lebih banyak kekacauan.
40:29 K: No. It creates more disorder, and there is this constant conflict between me and the not me. The me who is the observer, and I battle with it, control it, suppress it, anxious, worry, you follow? Which is all essentially wastage of energy. Whereas, this messy consciousness is me. I have come to realise that through attention. Not 'I have come to realise', sorry.

B: Would you say that the consciousness itself has come to realise it?
K:Bukan. Itu menciptakan lebih banyak kekacauan,... dan ada konflik konstan ini, antara si aku dan yang bukan si aku. Si Aku yang adalah si pengamat,... dan saya bertempur dengannya, mengendalikannya,... menindasnya, merasa cemas, kuatir,... anda mengikuti? Yang semuanya adalah pada intinya pemborosan energi. Padahal, kesadaran yang kacau ini adalah saya. Saya telah menyadari hal itu melalui perhatian. Bukan 'Saya telah menyadari', maaf.

B:Akankah Anda berkata bahwa... kesadaran itu sendiri telah menyadarinya?
41:17 K: Yes.

B: I mean, it's not me, right?
K: Ya.

B:Saya maksudkan, itu bukan saya, benar?
41:19 K: Yes. Which is total attention I am giving to this consciousness, not 'I am' - there is attention and inattention. Inattention is wastage of energy. Attention is energy. When there is observation that consciousness is messy, that fact can only exist when there is total attention. And when there is total attention, it doesn't exist any more confusion. It's only inattention that creates the problems. Refute it! K: Ya. Yang adalah perhatian total yang saya berikan pada kesadaran ini,... bukan 'Saya adalah' - ada perhatian dan tiada-perhatian. Tiada-perhatian adalah pemborosan energi. Perhatian adalah energi. Ketika ada pengamatan bahwa kesadaran adalah kacau,... fakta itu hanya dapat ada ketika ada perhatian total. Dan ketika ada perhatian total, tidak ada kebingungan lagi. Itu hanya tiada-perhatian yang menciptakan masalah-masalah. Sangkal itu!
42:15 S: But, sir, I didn't understand entirely... This total attention that you're talking about would only be able to have this effect if it somehow was something completely in the present and devoid of memory. S:Tetapi, tuan, saya tidak memahami sepenuhnya… Perhatian total ini yang anda bicarakan... hanya dapat mempunyai efek ini... jika ia entah bagaimana adalah sesuatu... sepenuhnya di dalam saat ini dan tanpa memori.
42:27 K: Of course, of course, attention is that. If I attend to what you have said just now, - devoid of memory, which is attention - I listen to you not only with the sensual ear, but with the other ear, which is: I am giving my whole attention to find out what you are saying, which is actually in the present. In attention there is no centre. K: Tentu saja, tentu saja. perhatian adalah itu. Jika saya mengikuti apa yang telah anda baru saja katakan,... - tanpa memori, yang adalah perhatian - saya menyimak anda, tidak hanya dengan telinga yang sensual,... tetapi dengan telinga yang lain, yang adalah:... Saya memberikan seluruh perhatian... untuk menangkap apa yang Anda sedang katakan,... yang sesungguhnya adalah dalam saat ini. Dalam perhatian tidak ada pusat.
43:14 S: Because the attention and the thing attended to become one, you mean. You mean there's no centre in the attention, because the attention is all there is, the thing attended to and the attention is all there is. S:Sebab perhatian dan sesuatu yang diperhatikan... menjadi satu, yang anda maksudkan. Anda maksudkan tidak ada pusat dalam perhatian, sebab... perhatian adalah keseluruhannya, sesuatu yang diperhatikan... dan perhatian adalah seluruhnya.
43:27 K: Ah, no, no. There is messiness, because I have been inattentive. Right?

S: Yes.
K: Ah, bukan, bukan. Ada kekacauan, sebab saya telah tiada-perhatian. Benar?

S: Ya.
43:38 K: When there is the observation of the fact that the observer is the observed, and that state of observation, in which there is no observer as the past, that is attention. Sir, I don't know if you have gone into the question of meditation here. That's another subject. K:Ketika ada pengamatan pada fakta bahwa... si pengamat adalah yang diamati,... dan keadaan pengamatan itu,... di mana tidak ada si pengamat sebagai masa lalu, itu adalah perhatian. Tuan, saya tidak tahu apakah anda telah menyelami masalah... meditasi di sini. Itu adalah persoalan lain.
44:08 H: That may be a relevant subject. It seems that what you're talking about may happen partially. H:Itu barangkali suatu persoalan yang terkait. Kelihatannya bahwa yang anda bicara- kan mungkin terjadi secara parsial.
44:16 K: Ah! It can't happen, then you keep partial mess and partial not mess. We're back again to the same position. K:Ah! Itu tidak mungkin terjadi,... lalu Anda menyimpan kekacauan sebagian dan sebagian bukan kekacauan. Kita kembali lagi ke posisi yang sama.
44:26 H: Yes. H:Ya.
44:28 S: But do you think this kind of attention you're talking about is the sort of thing that many people experience occasionally in moments of great beauty, or occasionally a piece of music they're really enjoying, they lose themselves, and so on? Do you think that many of us have glimpses of this in these kinds of experiences? S:Tetapi apakah anda pikir, perhatian semacam ini yang anda bicarakan... adalah semacam hal yang banyak orang mengalaminya... kadang-kadang pada saat-saat keindahan besar,... atau kadang-kadang sepotong... musik yang benar-benar mereka nikmati, mereka terhanyut, dan seterusnya? Apakah anda berpikir bahwa,... banyak di antara kita mempunyai pandangan sekilas dari hal ini... dalam pengalaman-pengalaman semacam ini?
44:46 K: That's it. That's it. When I see a mountain, the majesty, the dignity and the depth of it drives away myself. A child with a toy, the toy absorbs him. The mountain has absorbed me, toy has absorbed the child. I say, that means there is something outside, which will absorb me, which will make me peaceful. Which means an outside agency that'll keep me quiet - God, prayer, looking up to something or other. If I reject an outside agency completely, nothing can absorb me. Let's say, if you absorb me, when you are gone I am back to myself. K: Itulah. Itulah. Ketika saya melihat sebuah gunung,... kemegahannya, martabatnya dan kedalamannya menghanyutkan diri saya. Seorang anak dengan sebuah mainan, mainan itu menghanyutkannya. Gunung itu telah menghanyutkan saya,... mainan menghanyutkan si anak. Saya berkata, itu berarti ada sesuatu di luar,... yang akan menghanyutkan saya, yang akan membuat saya merasa damai. Yang berarti suatu perantara dari luar yang akan membuat saya tenang... - Tuhan, doa, mengagumi sesuatu atau lainnya. Jika saya menolak suatu perantara-luar sepenuhnya, tidak ada apapun yang dapat menghanyutkan saya. Katakanlah, jika anda menghanyutkan saya,... ketika Anda sudah pergi, saya kembali pada diri saya.
45:50 H: Yes. H: Ya.
45:52 K: So, I discard any sense of external agency which will absorb me. So I am left with myself, that's my point. K: Jadi, saya membuang rasa apapun dari perantara-luar... yang akan menghanyutkan saya. Jadi saya telah ditinggal dengan diri saya sendiri, itu maksud saya.
46:02 H: I see. So you're suggesting that when this happens partially it's because we're depending on something. H:Saya paham. Jadi Anda mengisyaratkan bahwa ketika ini terjadi, sebagian... hal itu disebabkan kita tergantung pada sesuatu.
46:08 K: Yes, of course.

H: I see.
K: Ya, tentu saja.

H: Saya paham.
46:11 K: It's like my depending on my wife.

H: Or my therapist, or my problem.
K:Itu seperti ketergantungan saya pada istri saya.

H:Atau terapis saya, atau masalah saya.
46:16 K: Something or other.

H: Yes.
K:Sesuatu atau lainnya.

H: Ya.
46:17 K: Like a Hindu, Catholic, or anybody, they depend on something. Therefore dependence demands attachment. K:Seperti seorang Hindu, Katolik, atau siapapun,... mereka bergantung pada sesuatu. Oleh karena itu ketergantungan membutuhkan kemelekatan.
46:29 H: Now, it's possible to listen to you say this, and have the idea of what you are talking about, and try and do that. H:Sekarang, adalah mungkin untuk menyimak kepada anda mengatakan ini, dan mempunyai ide... dari apa yang anda bicarakan, dan mencoba dan melakukannya.
46:36 K: Ah, you can't do it! That means you are acting again. You want something out of it. In exchange, I'll give you this, you give me that. That's just a trade. Here it's not like that, you are enquiring into something which demands a great deal of thought, great deal of intelligence, and attention that says, 'Look, why is there this division, this mess in the world?' Because our consciousness is messy and so the world is messy. So, from that arises, is it possible to be free of the self? Consciousness, the messy consciousness, is the self. K:Ah, anda tidak dapat melakukannya! Itu artinya anda bertindak lagi. Anda menginginkan sesuatu darinya. Sebagai gantinya,... saya akan memberi anda ini, anda memberi saya itu. Itu hanyalah suatu perdagangan. Di sini tidaklah seperti itu, anda sedang menyelidiki sesuatu... yang meminta banyak sekali pemikiran,... banyak sekali kecerdasan,... dan perhatian yang berkata, 'Lihat, mengapa ada... pemisahan ini, kekacauan ini di dunia?' Sebab kesadaran kita kacau dan dengan demikian dunia kacau. Jadi, dari situ timbul, apakah mungkin bebas dari diri? Kesadaran, kesadaran yang kacau, adalah si diri.
47:38 S: It is not possible to be free from the contents of consciousness, different experiences, as long as my eyes are open, I'm looking, I see all sorts of different things. Now, what you were saying about the attention, when one's looking at a mountain, for example, are you suggesting that if I have that same kind of attention to everything I experience, that then this is the... S:Adalah tidak mungkin bebas dari isi kesadaran,... pengalaman-pengalaman yang berbeda, selama mata saya terbuka,... saya memandang, saya melihat berbagai macam hal-hal yang berbeda. Sekarang, apa yang anda katakan tentang perhatian,... ketika orang memandang sebuah gunung, misalnya, apakah anda mengisyaratkan... bahwa jika saya mempunyai jenis perhatian yang sama itu... pada segala sesuatu yang saya alami, bahwa kemudian ini adalah …
48:03 K: You see, again, you experience. K: Anda lihat, lagi-lagi, anda mengalami.
48:06 S: Yes, well, all right, but...

K: But you are the experience.
S:Ya, yah, baiklah, tetapi …

K: Tetapi anda adalah yang dialami.
48:11 S: Yes. S:Ya.
48:13 K: Right? That means, there is no experience. K:Benar? Itu berarti, tidak ada pengalaman.
48:21 S: There's just attention, you mean. S:Di situ hanyalah perhatian, yang anda maksudkan.
48:28 K: Experience involves remembrance, time, which is the past. Therefore the experiencer is the experienced. If I seek illumination, enlightenment, or whatever you might like to call it, I am then trying to do all kinds of things to achieve that. But I don't know what illumination is. I don't know. Not because you said it, or Buddha said it, or somebody else said it, I don't know. But I am going to find out. Which means the mind must be totally free - from prejudice, from fear, all the rest of that messy business. So, my concern is not illumination, but whether the content of my consciousness can be cleansed - whatever word you use. That's my concern - not concern, that's my enquiry. And as long as I am separate from my consciousness I can experience it, I can analyse it, I can tear it to pieces, act upon it, which means perpetual conflict between me and my consciousness. I wonder why we accept all this. Why do I accept that I am a Hindu? Why do I accept that I am a Catholic? You follow?

S: Yes.
K:Pengalaman melibatkan kenangan,... waktu, yang adalah masa lalu. Oleh karena itu yang mengalami adalah yang dialami. Jika saya mencari penerangan,... pencerahan, atau apapun yang anda ingin menamakannya,... Saya kemudian mencoba melakukan segala macam hal untuk mencapainya. Tetapi saya tidak tahu apakah penerangan itu. Saya tidak tahu. Bukan karena Anda mengatakannya, atau Buddha mengatakannya,... atau seseorang lain mengatakannya,... Saya tidak tahu. Tetapi saya akan menyelidikinya Yang artinya, batin harus bebas secara total - dari prasangka,... dari rasa takut, dan lain-lain dari masalah kekacauan itu. Jadi, perhatian saya bukan penerangan, tetapi apakah... isi dari kesadaran saya... dapat dibersihkan - apapun kata yang anda gunakan. Itu keprihatinan saya - bukan pri- hatin, itu adalah penyelidikan saya. Dan selama saya terpisah dari kesadaran saya... saya dapat mengalaminya, saya dapat menganalisanya,... saya dapat merobek-robeknya, bertindak terhadapnya,... yang artinya konflik terus-menerus antara saya dan kesadaran saya. Saya bertanya-tanya mengapa kita menerima semua ini. Mengapa saya menerima bahwa saya seorang Hindu? Mengapa saya menerima bahwa saya seorang Katolik? Anda mengikuti?

S:Ya.
50:26 K: Why do we accept what other people say? K:Mengapa kita menerima apa yang dikatakan orang lain?
50:30 H: We say it ourselves. H:Kita mengatakannya sendiri.
50:33 K: Yes. No, not only we say it ourselves, but it's encouraged, sustained, nourished by people outside. Why? Why do we accept? He is a professor and he is teaching me, I accept that. Because he knows biology much more than I do, I go to his class, and I am being informed by what he says. But he's not my guru, he's not my behaviour guide. He is giving me information about biology, and I am interested in it. I want to study it, I want to go out into the field and do all kinds of stuff. But why do we accept authority, psychological authority, spiritual - quote spiritual - authority? Again, we come back to security. I don't know what to do, but you know better than I do; you are my guru. I refuse that position. K:Ya. Tidak, bukan saja kita mengatakannya sendiri,... tetapi itu didorong, dipertahankan,... dipelihara oleh orang-orang dari luar. Mengapa? Mengapa kita menerima? Ia seorang professor dan ia mengajarkan saya, saya menerimanya. Sebab ia mengenal ilmu biologi jauh lebih banyak daripada saya,... saya masuk ke kelasnya,... dan saya diberikan informasi oleh apa yang dikatakannya. Tetapi ia bukan guru spiritual saya, ia bukan penuntun perilaku saya. Ia memberi saya informasi tentang biologi,... dan saya tertarik dalam hal itu. Saya ingin mempelajarinya, saya ingin pergi ke lapangan... dan melakukan segala macam hal. Tetapi mengapa kita menerima otoritas,... otoritas yang bersifat psikologis,... otoritas spiritual - spritual dalam tanda kutip-? Lagi-lagi, kita kembali pada rasa aman. Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan,... tetapi Anda tahu lebih banyak dari pada saya;... anda guru spiritual saya. Saya menolak posisi itu.
51:44 S: But don't we arrive at the same set of problems, if we start not from authority but from responsibility; say, I'm a father, I have this child, we've agreed some time ago... S:Tetapi tidakkah kita tiba pada set masalah yang sama,... jika kita mulai tidak dari otoritas tetapi dari tanggung-jawab;... katakanlah, saya seorang ayah, saya mempunyai anak ini,... kita telah sepakat beberapa waktu yang lalu…
51:57 K: You have to instruct it, of course. K:Anda harus mengajarinya, tentu saja.
51:59 S: You have to look after this baby.

K: Of course, of course.
S:Anda harus merawat anak ini.

K:Tentu saja, tentu saja.
52:01 S: Fine. But now, in order to feed the baby you become preoccupied with security, job, tenure, you know, house... S: Baik. Tetapi sekarang,... agar supaya memberi makan bayi itu, Anda menjadi asyik... dengan rasa aman, pekerjaan, masa jabatan, anda tahu, rumah …
52:08 K: Of course, of course.

S: ...protecting the house against marauders, and so on.

K: Of course, of course.
K:Tentu saja, tentu saja.

S:…melindungi rumah... terhadap perampok, dan seterusnya.

K: Tentu saja, tentu saja.
52:12 S: Then you get into the same lot of things about preoccupation with security, starting not from authority but from responsibility for others, for children, for example. S:Kemudian anda sampai pada banyak hal yang sama tentang keasyikan... dengan keamanan, yang dimulai tidak dari otoritas,... tetapi dari tanggung-jawab... terhadap orang-orang lain, terhadap anak-anak, misalnya.
52:21 K: Of course. K: Tentu saja.
52:23 S: So, then what is the answer to that? It's easy to say you should reject responsibility. S: Jadi, kemudian apa jawaban untuk itu? Mudah untuk berkata, anda seharusnya menolak tanggung jawab.
52:28 K: Of course, I have money, if I earn money, job, so on, I have to look after myself. If I have servants, I have to look after servants, my children, perhaps their children too. I am responsible for all that.

S: Yes.
K: Tentu saja, saya mempunyai uang,... jika saya menghasilkan uang, pekerjaan, dan seterusnya,... saya harus merawat diri saya. Jika saya memiliki pelayan-pelayan,... saya harus memerhatikan pelayan- pelayan, anak-anak saya,... barangkali anak-anak mereka juga. Saya bertanggung jawab untuk semua itu.

S:Ya.
52:44 K: Physically I am responsible. To give them food, to give them the right amount of money, allow their children go to a proper school, like my children - I am responsible for all that. K: Secara fisik saya bertanggung jawab. Memberi mereka makanan,... memberikan mereka sejumlah uang yang pantas,... membolehkan anak-anak mereka untuk pergi ke sekolah yang layak,... seperti anak-anak saya... - saya bertanggung jawab untuk semua itu.
52:59 S: But isn't that going to bring you back to the same position of insecurity, and so on, that you were trying to dissolve by this rejection of authority? S:Tetapi tidakkah itu akan membawa anda kembali pada posisi yang sama... dari ketidak-amanan, dan seterusnya, yang anda coba untuk... mencairkan dengan penolakan otoritas?
53:14 K: I don't see why I need spiritual or psychological authority. Because if I know how to read myself, I don't need anybody to tell me. But we have never attempted deeply to read the book of myself. I come to you and say, 'Please, help me to read.' And then the whole thing is lost. K:Saya tidak melihat mengapa saya membutuhkan... otoritas spiritual atau psikologis. Sebab jika saya tahu bagaimana membaca diri saya,... Saya tidak membutuhkan siapa pun untuk memberitahu saya. Tetapi kita tidak pernah berusaha... secara mendalam untuk membaca buku diri saya. Saya datang kepada anda dan berkata, 'Tolong, bantu saya untuk membaca'. Dan kemudian segala sesuatunya lenyap.
53:43 H: But I think what Rupert is asking is that if we start by assuming responsibility for other people, that entails...

K: What? My earning capacity?
H:Tetapi saya pikir, apa yang ditanyakan Rupert adalah bahwa... jika kita memulai dengan memikul tanggung jawab untuk orang lain,... itu membawa…

K: Apa? Kemampuan penghasilan saya?
53:59 H: Which must be secure.

K: Yes, secure as much as possible. Not in countries where there's tremendous unemployment.
H: Yang harus aman.

K: Ya, aman sebesar mungkin. Bukan di negara-negara di mana ada pengangguran yang sangat besar.
54:08 H: So, you're saying that that doesn't entail any psychological insecurity. H:Jadi, anda berkata bahwa itu tidak... membawa ketidak-amanan psikologis apa pun.
54:11 K: No, of course not. But when I say, 'He's my servant, I'm going to keep him in that place,' you follow? K: Tidak, tentu saja tidak. Tetapi ketika saya berkata, 'Ia adalah pelayan saya,... saya akan mempertahankannya di tempat itu,' anda mengikuti?
54:19 H: No. Tell me more.

K: I mean, I treat him as a servant.
H:Tidak. Beritahu saya lebih banyak.

K:Saya maksudkan, saya memper- lakukannya sebagai seorang pelayan.
54:23 H: Yes. H: Ya.
54:25 K: Which becomes irresponsible - I don't know… naturally. K:Yang menjadi tidak bertanggung jawab - saya tidak tahu, alamiah.
54:31 H: But if it's a servant, he can come and go. But if it's a child, he can't come and go.

K: Ah! He's part of my family.
H:Tetapi jika ia seorang pelayan, ia dapat datang dan pergi. Tetapi jika ia seorang anak,... ia tidak dapat datang dan pergi.

K:Ah! Ia adalah bagian dari keluarga saya.
54:39 B: I think the question is something like this: suppose, you are responsible for a family and the conditions are difficult, you may not have a job, and you may start to worry about, and become insecure psychologically. B:Saya pikir pertanyaannya adalah sesuatu seperti ini : seandainya, anda bertanggung jawab untuk keluarga dan kondisinya sulit,... anda mungkin tidak mempunyai pekerjaan,... dan Anda mungkin mulai merasa kuatir,... dan menjadi tidak-aman secara psikologis.
54:49 K: Yes.

B: Right?
K:Ya.

B:Benar?
54:51 K: I don't worry about it, there it is, I have no more money. So, my friend, I have no more money, if you want to stay, share the little food I have, we'll share it. K:Saya tidak kuatir tentang itu, itulah keadaannya,... saya tidak mempunyai uang lagi. Jadi, temanku, saya tidak mempunyai uang lagi, jika anda ingin tinggal,... berbagi sedikit makanan yang saya punyai, kita akan berbagi.
55:02 B: You're saying that even if you are unemployed and you are responsible for a family, it will not disturb the order of the mind, right? B: Anda berkata bahwa,... bahkan jika Anda menganggur dan Anda bertanggung jawab... untuk keluarga, itu tidak akan mengganggu ketertiban batin, benar?
55:09 K: Of course, not. K: Tentu saja tidak.
55:10 B: You will find an intelligent way to solve it. B:Anda akan menemukan suatu cara yang cerdas untuk memecahkannya.
55:12 K: Deal with it.

B: Yes.
K:Hadapi hal itu.

B:Ya.
55:15 S: But this kind of worry as a result of responsibility is relative. S:Tetapi rasa kuatir semacam ini ... sebagai hasil dari rasa tanggung jawab, adalah relatif.
55:18 K: I don't call it worry. I am responsible. K: Saya tidak menamakannya kuatir. Saya bertanggung jawab.
55:22 S: Yes. S: Ya.
55:24 K: And therefore I look after as much as I can. K:Dan oleh karena itu saya mengurusnya sebesar kemampuan saya.
55:27 S: And if you can't?

K: Sorry?
S:Dan jika anda tidak dapat?

K:Maaf?
55:31 S: If you can't?

K: I can't. Why should I worry and bother - I can't, it's a fact.
S:Jika anda tidak dapat?

K:Saya tidak dapat. Mengapa saya saya harus kuatir dan terganggu,... - Saya tidak dapat, itu adalah fakta.
55:40 B: You're saying that it's possible to be completely free of worry, for example, in the face of great difficulties. B:Anda berkata, bahwa adalah mungkin... untuk sepenuhnya bebas dari rasa kuatir,... misalnya, dalam menghadapi kesulitan-kesulitan besar.
55:46 K: Yes. There is no… You see, that's what I am saying. Where there is attention, there is no need to… there is no worry, because there is no centre from which you are attending. K:Ya. Tidak ada... Anda lihat, itulah apa yang saya katakan. Dimana ada perhatian, tidak perlu ada..., tidak ada rasa kuatir,... sebab tidak ada pusat dari mana anda hadir untuk mengurus.
56:02 S: There are still problems, and there may still be responsibilities that one has. S:Masih ada masalah-masalah, dan mungkin masih ada... tanggung jawab yang dipunyai seseorang.
56:06 K: Of course, I have problems, so I resolve them. K:Tentu saja, saya mempunyai masalah- masalah, jadi saya memecahkannya.
56:09 S: But if you can't resolve them. S:Tetapi jika anda tidak dapat memecahkannya.
56:11 K: Then I can't.

S: If your family is starving.
K:Maka saya tidak dapat.

S:Jika keluarga anda kelaparan.
56:13 K: I can't. Why should I worry about it? I can't be Queen of England. K:Saya tidak dapat. Mengapa saya harus mencemaskannya? Saya tidak dapat menjadi Ratu Inggris.
56:17 S: No. S:Tidak.
56:18 K: No. So, why should I worry about it? K:Tidak. Jadi, mengapa saya harus mencemaskannya?
56:20 S: But if you're a poor Indian, unemployed, your family is starving, there's nothing you can… You've tried everything, you've failed. You don't worry. Actually, surprisingly enough, a lot of poor Indians in just that situation don't worry - that's the most amazing thing about India. But then, of course, people coming along looking from outside say, 'Well, this is fatalism'.

K: Yes, that's right.
S:Tetapi jika anda seorang India yang miskin, menganggur,... keluarga anda kelaparan, tidak ada yang dapat... Anda telah mencoba segala sesuatu, anda gagal. Anda tidak kuatir. Sebenarnya, cukup mengherankan,... banyak orang India miskin, tepat dalam situasi itu tidak merasa kuatir -... itu adalah hal yang paling mengherankan tentang India. Tetapi kemudian, tentu saja,... orang-orang datang melihat dari luar, berkata,... 'Yah, ini adalah fatalisme'.

K: Ya, itu benar.
56:40 S: And it's often regarded as the disease of India, the very fact that so many people manage not to worry in those circumstances, to the degree that we would expect. S: Dan itu sering dianggap sebagai penyakit India, di mana faktanya... bahwa begitu banyak orang dapat tidak merasa kuatir dalam keadaan itu,... pada tingkat yang kita akan tidak harapkan.
56:48 K: I'd like to ask you a question. You've listened to all this - messy consciousness - does one realise it, and empty the content, fear, you know, the whole business? Does it interest you?

H: Yes.
K:Saya ingin bertanya kepada anda. Anda telah menyimak semuanya ini... - kesadaran yang kacau - apakah seseorang menyadarinya, dan mengosongkan isinya,... rasa takut, anda tahu, seluruh masalahnya? Apakah itu menarik untuk anda?

H:Ya.
57:11 K: Totally?

H: Yes.
K:Secara total?

H:Ya.
57:13 K: That means what? K:Artinya apa?
57:16 H: It means you just listen. H:Artinya anda hanya mendengarkan.
57:18 K: No, it means a conversation, dialogue between us. Penetrating deeper, and deeper, and deeper. Which means you must be free to examine. Free from your prejudice, from your previous experience. Of course, otherwise you can't examine. You can't investigate. 'Investigare' means explore, you know, push it, push it, push it further and further. Now, are you, are we willing to do that, so that actually the self is not? But when the self is not, it doesn't mean you neglect your wife, your children - you follow? That becomes so silly, it's like becoming a sannyasi, going off to the mountains, a monk going off into a monastery. That's an extraordinary escape. The fact is I have to deal with my wife and children, and if I have, a servant. Can I be so totally without the self that I can intelligently deal with these problems? K:Bukan, itu berarti suatu percakapan, dialog di antara kita. Menembus makin dalam, dan lebih dalam, dan makin dalam. Yang berarti anda harus bebas untuk memeriksa. Bebas dari prasangka anda, dari pengalaman anda sebelumnya. Tentu saja, jika tidak anda tidak dapat memeriksa. Anda tidak dapat menyelidiki. 'Menyelidiki' artinya menjelajah,... anda tahu, mendorongnya, mendorongnya, mendorong makin lama makin jauh. Sekarang, apakah anda, apakah kita ingin melakukannya,... sehingga sebenarnya si diri tidak ada? Tetapi ketika si diri tidak ada,... itu tidak berarti Anda menelantarkan istri Anda... anak-anak anda - anda mengikuti? Itu menjadi begitu bodoh, itu seperti menjadi seorang sannyasi,... pergi ke gunung-gunung,... seorang biarawan yang pergi kedalam biara. itu adalah suatu pelarian yang luar biasa. Faktanya adalah saya harus mengurus istri saya dan anak-anak saya,... dan jika saya mempunyai, seorang pelayan. Dapatkah saya begitu sepenuhnya tanpa si diri. sehingga saya secara cerdas dapat menghadapi masalah-masalah ini?