Krishnamurti Subtitles home


SD74CA18 - Meditasi dan batin yang sakral
Percakapan ke-18 dengan Allan W. Anderson
San Diego, USA
28 Februari 1974



0:37 Krishnamurti in dialogue with Dr. Allan W. Anderson Dialog Krishnamurti dengan Dr. Allan W. Anderson
0:42 J. Krishnamurti was born in South India and educated in England. For the past 40 years he has been speaking in the United States, Europe, India, Australia, and other parts of the world. From the outset of his life's work he repudiated all connections with organised religions and ideologies and said that his only concern was to set man absolutely unconditionally free. He is the author of many books, among them The Awakening of Intelligence, The Urgency of Change, Freedom From the Known, and The Flight of the Eagle. This is one of a series of dialogues between Krishnamurti and Dr. Allan W. Anderson, who is professor of religious studies at San Diego State University where he teaches Indian and Chinese scriptures and the oracular tradition. Dr. Anderson, a published poet, received his degree from Columbia University and the Union Theological Seminary. He has been honoured with the distinguished Teaching Award from the California State Universities. J. Krishnamurti lahir di India Selatan... dan dididik di Inggris. Selama 40 tahun terakhir... ia telah berceramah di Amerika Serikat, Eropa, India, Australia, dan di bagian-bagian lain di dunia. Sejak awal pekerjaannya... ia telah menanggalkan semua hubungannya... dengan agama-agama terorganisir dan ideologi-ideologi... dan berkata bahwa satu-satunya kepeduliannya adalah... untuk membuat manusia secara mutlak bebas tanpa syarat. Ia adalah penulis dari banyak buku-buku, diantaranya The Awakening of Intelligence, The Urgency of Change, Freedom From the Known, dan The Flight of the Eagle. Ini adalah salah satu dari serangkaian dialog antara... Krishnamurti dan Dr. Allan W. Anderson, yang adalah profesor dalam bidang studi-studi religius... di San Diego State University, di mana ia mengajar kitab-kitab suci India dan China... dan tradisi kepercayaan dewa-dewanya. Dr. Anderson, seorang penyair, menerima gelarnya dari Columbia University... dan Union Theological Seminary. Ia telah dianugerahi Teaching Award yang terhormat,.. dari California State University.
1:49 A: Mr. Krishnamurti, we were discussing in our conversation last time, meditation. And just as we concluded you brought up the very beautiful analogy from the flowering of a plant, and it struck me that the order that is intrinsic to the movement of the plant as it flowers is a revelatory image of order that you have been discussing. And we were talking also about the relation of meditation to understanding and knowledge, a distinction that's very rarely made. Though in ordinary language we make the distinction, perhaps unwittingly. It's there.

K: It's there.
A: Tuan Krishnamurti, kita sedang mendiskusikan... dalam percakapan kita yang lalu, tentang meditasi. Dan ketika kita akan mengakhiri, Anda mengemukakan... analogi yang sangat indah tentang berkembangnya suatu tanaman, dan hal itu menggugah saya bahwa... ketertiban yang intrisik pada gerak... dari tanaman ketika sedang berkembang... adalah suatu citra ungkapan dari ketertiban, yang telah Anda diskusikan. Dan kita juga berbicara tentang hubungan meditasi... dengan pemahaman... dan pengetahuan, suatu pembedaan yang sangat jarang dibuat. Walaupun dalam bahasa yang umum... kita membuat pembedaan, barangkali tanpa disadari. Itu ada.

K: Itu ada.
2:39 A: We have the two words, but to go into what the distinction is was something you were beginning to do. And perhaps we could...

K: We could go on from there. Sir, we were talking, if I remember rightly, about control. And we said the controller is the controlled. And we went into that sufficiently. And when there is control there is direction. Direction implies will. Control implies will, and in the desire to control there is established a goal and a direction. Which means to carry out the decision made by will, and the carrying out is the duration of time, and therefore direction means time, control, will, and an end. All that is implied in the word 'control'. Isn't it?

A: Yes.
A: Kita mempunyai dua kata itu, tetapi... untuk menyelami apakah perbedaannya adalah... sesuatu yang Anda mulai lakukan. Dan barangkali kita dapat...

K:Kita dapat melanjutkan dari situ. Tuan, kita sedang berbicara, jika saya mengingatnya dengan benar, tentang pengendalian. Dan kita berkata si pengendali adalah yang dikendalikan. Dan kita menyelaminya dengan cukup. Dan ketika ada pengendalian maka ada tujuan. Tujuan menyiratkan kehendak. Pengendalian menyiratkan kehendak, dan dalam hasrat untuk mengendalikan ada suatu sasaran yang dibuat... dan suatu arahan. Yang berarti untuk melaksanakan... keputusan yang dibuat oleh kehendak, dan dalam pelaksanaan itu adalah berlakunya waktu, dan oleh karena itu tujuan berarti... waktu, pengendalian, kehendak, dan suatu akhir. Semua itu tersirat dalam kata 'pengendalian'. Bukan?

A: Ya.
4:11 K: So, what place has will in meditation and therefore in life? Or it has no place at all? That means there is no place for decision at all! Only seeing-doing. And that doesn't demand will, nor direction. You follow?

A: Yes, I do.
K: Jadi, kehendak mempunyai tempat apa... dalam meditasi dan oleh karena itu dalam hidup? Atau itu tidak mempunyai tempat apa pun? Itu berarti sama sekali tidak ada tempat bagi keputusan! Hanya melihat-berbuat. Dan itu tidak membutuhkan kehendak, maupun tujuan. Anda mengikuti?

A: Ya, saya mengikuti.
4:50 K: The beauty of this, sir, how it works out. When the mind sees the futility of control, because it has understood the controller is the controlled, one fragment trying to dominate other fragments, and the dominant fragment is a part of other fragments, and therefore it is like going around in circles - vicious circle - never getting out of it. So, can there be a living without control? Just listen to it, sir. Without will and without direction? There must be direction in the field of knowledge, agreed. Otherwise I couldn't get home, the place I live. I would lose the capacity to drive a car, ride a cycle, speak a language - all the technological things necessary in life. There, direction, calculation, decision in that field is necessary. Choice is necessary between this and that. Here, where there is choice there is confusion, because there is no perception. Where there is perception there is no choice. Choice exists because the mind is confused between this and that. So, can a life be led without control, without will, without direction that means time? And that is meditation! Not just a question, - an interesting, perhaps, a stimulating question - but a question, however stimulating, has no meaning by itself. It has a meaning in living. Keindahan dari ini, Tuan, bagaimana berkembangnya. Ketika batin melihat sia-sianya pengendalian, sebab ia telah memahami si pengendali adalah yang dikendalikan, satu fragmen mencoba untuk menguasai fragmen-fragmen yang lain, dan fragmen yang dominan adalah ba- gian dari fragmen-fragmen yang lain, dan oleh karenanya itu seperti berputar-putar dalam lingkaran... - lingkaran setan - tidak pernah keluar darinya. Jadi, dapatkah ada suatu kehidupan yang tanpa pengendalian? Dengarkan saja padanya, Tuan. Tanpa kehendak dan tanpa tujuan? Pastilah ada tujuan dalam bidang pengetahuan, setuju. Jika tidak saya tidak dapat pulang ke rumah, tempat saya tinggal. Saya akan kehilangan kemampuan untuk... mengendarai mobil, naik sepeda, menggunakan bahasa, - semua hal-hal yang bersifat teknis yang perlu dalam hidup. Di situ, tujuan, perhitungan, keputusan... dalam bidang itu adalah perlu. Pilihan adalah perlu antara ini dan itu. Di sini, dimana ada pilihan di situ ada kebingungan, sebab tidak ada persepsi. Dimana ada persepsi, di situ tidak ada pilihan. Pilihan ada karena batin bingung... antara ini dan itu. Jadi, dapatkah hidup dijalani... tanpa pengendalian, tanpa kehendak, tanpa tujuan yang berarti waktu? Dan itu adalah meditasi! Bukan sekedar suatu pertanyaan, -suatu pertanyaaun yang menarik, barangkali, merangsang - namun suatu pertanyaan, betapapun merangsangnya, pada hakekatnya tidak mempunyai arti. Ia mempunyai suatu arti dalam kehidupan.
7:15 A: I was thinking about ordinary language usage again, as you were speaking. It's interesting that when we regard that somebody has performed an action that we call wilful, that this is an action that has been undertaken without understanding.

K: Of course.
A:Saya sedang berpikir lagi tentang bahasa yang lazim digunakan, selagi Anda berbicara. Menarik bahwa, ketika kita menganggap seseorang telah melakukan suatu tindakan... yang kita namakan disengaja, bahwa ini adalah suatu tindakan yang telah dilakukan... tanpa pemahaman.

K: Tentu saja.
7:42 A: So, in the very distinction between will as a word and wilful as an adjective we have a hint of this distinction. But I'd like to ask you, - even though we are talking about meditation - we did regard that knowledge, in its own right, does have a proper career.

K: Of course.
A:Jadi, dalam hakekat dalam pembedaan antara kehendak sebagai suatu kata... dan kesengajaaan sebagai suatu kata sifat, kita mempunyai suatu petunjuk dari pembedaan ini. Tetapi saya ingin bertanya kepada Anda, - walaupun kita sedang membicarakan tentang meditasi - kita menganggap pengetahuan itu, dalam kwalitas dirinya sendiri, mempunyai suatu karir yang wajar.

K: Tentu saja.
8:12 A: And we say that decision is referred to that, Choice is referred to that, and therefore will is operative there. A: Dan kita bermaksud bahwa keputusan mengacu kepada itu, Pilihan mengacu kepada itu, dan oleh karena itu kehendak bekerja di situ.
8:21 K: And a direction, and everything. K: Dan suatu tujuan, dan semuanya.
8:22 A: And a direction, and so on. So we are making a distinction here between will and its role in relation to the whole field of know-how... A: Dan suatu tujuan, dan seterusnya. Jadi kita sedang membuat suatu pembedaan di sini antara... kehendak dan perannya dalam hubungan... dengan seluruh bidang dari keterampilan...
8:37 K: Know-how, knowledge.

A: ...yes, and the confusion that occurs when that activity, so necessary in its own right, is brought over into this.

K: That's right.
K: Keterampilan, pengetahuan.

A:...Ya, dan kebingungan yang terjadi... ketika aktifitas itu, demikian perlu- nya dalam kwalitas dirinya sendiri, dibawa masuk ke dalam ini.

K: Itu benar.
8:52 A: And then we can't do either of them, really. A: Dan lalu, kita tidak dapat melakukan dua-duanya, sungguh.
8:55 K: Then, that's just it. Therefore we become inefficient, personal. K:Lalu, ya itulah. Oleh karenanya kita menjadi tidak efisien, secara pribadi.
9:01 A: But, you see, we don't think that. What we think is that we can be terribly efficient in knowledge and be what is called unspiritual. And be a success here and not be a success here. Whereas - if I understand you correctly - you don't fail in one or the other, you just fail, period. It's a total failure, if this confusion is made. You simply can't operate even well here, - no matter what it might look like in the short run. A: Tetapi, Anda lihat, kita tidak memikirkannya. Apa yang kita pikir adalah bahwa kita dapat menjadi... sangat efisien dalam pengetahuan... dan menjadi apa yang dinamakan tidak spiritual. Dan menjadi sukses di sini dan tidak menjadi sukses di sini. Sedangkan - jika saya memahami Anda dengan benar - Anda tidak gagal dalam satu atau lainnya, Anda hanya gagal, titik. Adalah kegagalan total, jika kebingungan ini dibuat. Anda bahkan tidak dapat beroperasi dengan baik di sini, - tidak masalah apa yang mungkin tam- pak dalam jangka waktu yang pendek.
9:32 K: As long as you are not completely in order inside yourself. K: Selama Anda tidak... sepenuhnya tertib dalam diri Anda.
9:40 A: Right. Exactly. So the very division that we make between inner and outer is itself a symptom... A: Benar. Tepat sekali. Jadi pembagian yang kita buat... antara yang di sebelah dalam dan di sebelah luar adalah suatu gejala...
9:49 K: Of thought which has divided the outer and the inner. K:Dari pikiran yang telah memisahkan... yang di luar dan yang di dalam.
9:54 A: Yes, yes. I hope you'll bear with me in going through that. A: Ya, ya. Saya harap Anda bersabar dengan saya dalam melalui itu.
10:00 K: Yes, actually you are quite right.

A: Because I know, in religious thought, - my academic discipline - this confusion... - well, the weight of it.

K: I know.
K:Ya, sebenarnya Anda benar sekali.

A: Sebab... saya tahu, dalam pemikiran religius, - disiplin akademik saya - kebingungan ini... - yah, bebannya..

K: Saya tahu.
10:17 A: You feel...

K: ...oppressed.
A: Anda merasa...

K:...tertekan.
10:19 A: And as soon as you begin to make a comment of any kind about it that is simply raising the question. The extreme rigidity and nervousness that occurs... A:Dan begitu Anda mulai membuat suatu komentar... dalam bentuk apa pun tentang itu yang sekedar mengangkat pertanyaan. Kekakuan yang amat sangat dan kegugupan yang terjadi...
10:32 K: Quite, quite.

A: ...is dramatic. Yes. Yes.
K: Benar sekali, benar.

A:...adalah dramatis. Ya, ya.
10:35 K: So, I'm asking, meditation covers the whole field of living, not one segment of it. Therefore, living a life without control, without the action of will, decision, direction, achievement. Is that possible? If it is not possible, it is not meditation. Therefore, life becomes superficial, meaningless. And to escape from that meaningless life we chase all the gurus, the religious entertainment, circuses - you follow? - all the practices of meditation. It has no meaning. K:Jadi, saya bertanya, meditasi melingkupi seluruh bidang kehidupan, bukan satu bagian dari itu. Oleh karena itu, menjalani hidup tanpa pengendalian, tanpa tindakan kehendak, keputusan, arahan, prestasi. Mungkinkah? Jika tidak mungkin, itu bukan meditasi. Oleh karena itu, hidup menjadi dangkal, tanpa makna. Dan untuk melepaskan diri dari hidup yang tanpa arti itu, kita memburu semua guru-guru spiritual, hiburan religius, sirkus-sirkusnya - Anda mengikuti? segala latihan meditasi. Itu tidak mempunyai arti.
11:31 A: You know - of course you do - in the classical tradition we have a definition of will. We say that it's desire made reasonable. A: Anda tahu - tentu saja Anda tahu - dalam tradisi klasik kita mempunyai suatu definisi dari kehendak. Kita berkata bahwa itu adalah hasrat dibuat masuk akal.
11:46 K: Desire made reasonable. K:Hasrat dibuat masuk akal.
11:48 A: Now, of course, we've long since lost the idea of what the ancients meant against their contemplative background by the word 'reason'. We think it means calculation. But of course, that's not what the classical tradition means by 'reasonable'. It points rather to that order which isn't defined. And, if we understood that statement correctly, we'd be saying, will is the focus of desire without my focusing self-consciously. A:Ya, tentu saja, sejak lama kita telah kehilangan ide... dari apa yang dimaksudkan para orang jaman kuno, berlatar-belakang kontemplatif mereka... dengan kata 'reason' (pemikiran). Kami pikir itu berarti perhitungan. Tetapi tentu saja, itu bukan apa yang dimaksudkan oleh tradisi klasik... dengan 'masuk akal'. Itu lebih mengacu pada ketertiban itu yang tidak didefinisikan. Dan, jika kita memahami... pernyataan itu secara benar, kita akan berkata, kehendak adalah fokus dari hasrat... tanpa saya mefokuskan secara sadar-diri.
12:26 K: Yes, that's right. And watching desire to flower. And therefore watching the will in operation and let it flower, and as it flowers, as you are watching, it dies, it withers away. After all, it's like a flower: you allow it to bloom and it withers. K: Ya, itu benar. Dan mengamati hasrat berkembang. Dan oleh karena itu mengamati kehendak dalam beroperasi... dan membiarkannya berkembang, dan selagi ia berkembang, selagi Anda awasi, ia mati, menjadi layu. Bagaimanapun, itu seperti bunga:... Anda membiarkannya berkembang dan itu menjadi layu.
12:47 A: It comes to be and passes away... A:Itu menjadi hidup dan mati ...
12:49 K: Therefore if you are choicelessly aware of this movement of desire, control, will, focusing that will in action, and so on, let it... watch it. And as you watch it you will see how it loses its vitality. So there is no control. So, from that arises the next question which is: direction means space. K:Oleh karena itu jika Anda... waspada tanpa-pilihan dari gerak hasrat ini, pengendalian, kehendak, fokus pada kehendak itu dalam aksi, dan seterusnya, membiarkannya... mengamatinya. Dan selagi Anda mengamatinya, Anda akan melihat bagaimana ia... kehilangan vitalitasnya. Jadi tidak ada pengendalian. Jadi, dari situ timbullah pertanyaan selanjutnya yang adalah:... arahan berarti ruang.
13:26 A: Yes, of course. A: Ya, tentu saja.
13:28 K: It's very interesting what comes. What is space? Space which thought has created is one thing. Space that exists in heaven, - in the universe, space. There must be space for a mountain to exist. There must be space for a tree to grow. There must be space for a flower to bloom. So, what is space? And have we space? Or are we all so limited physically living in a little apartment, ittle houses, no space at all outwardly, and therefore, having no space, we become more and more violent. I don't know if you have watched of an evening when all the swallows are lined up on a wire. And how exact spaces they have in between, you follow, sir? Have you?

A: Yes, I have.
K:Sangat menarik apa yang datang. Apakah ruang? Ruang yang telah diciptakan pikiran adalah satu hal. Ruang yang ada di surga, - di alam semesta, ruang. Harus ada ruang untuk beradanya sebuah gunung. Harus ada ruang untuk sebuah pohon tumbuh. Harus ada ruang untuk bunga agar berkembang. Jadi, apakah ruang itu? Dan apakah kita mempunyai ruang? Atau apakah kita semua begitu terbatas secara fisik... hidup dalam sebuah apartemen yang kecil, rumah yang kecil, tidak ada ruang sama sekali di sebelah luar, dan oleh karena itu, tiadanya ruang, kita menjadi makin lama makin keras. Saya tidak tahu apakah Anda telah mengamati suatu sore hari, ketika semua burung layang-layang berjejer di atas sebuah kawat. Dan betapa persisnya ruang dian- tara mereka, Anda mengikuti, Tuan? Anda pernah?

A: Ya, saya pernah.
14:46 K: It's marvellous to see this space. And space is necessary. And we have no space physically, more and more population, therefore more and more violence, more and more living together in a small flat, thousand people, crowded, breathing the same air, thinking the same thing, seeing the same television, reading the same book, going to the same church, believing the same thing. You follow? The same sorrow. The same anxiety. The same fears. My country - all that. So mind, and so the brain, has very little space. And space is necessary, otherwise I stifle! So, can the mind have space? And there will be no space, if there is a direction. K:Adalah mengagumkan melihat ruang ini. Dan ruang adalah perlu. Dan kita tidak mempunyai ruang secara fisik, makin lama makin padat penduduk, karenanya makin lama makin banyak kekerasan, makin lama makin banyak hidup ber- sama dalam rumah susun yang kecil, ribuan orang, berjejal, bernafas udara yang sama, memikirkan hal yang sama, menonton televisi yang sama, membaca buku yang sama, pergi ke gereja yang sama, percaya kepada hal yang sama. Anda mengikuti? Penderitaan yang sama. Kecemasan yang sama. Rasa takut yang sama. Negara saya - semua itu. Jadi batin, dan juga otak, mempunyai ruang yang sangat kecil. Dan ruang adalah perlu, jika tidak saya tercekik! Jadi, dapatkah batin mempunyai ruang? Dan tidak akan ada ruang, jika ada suatu arahan.
16:01 A: Clearly, yes. A:Jelas, ya.
16:03 K: You see, sir?

A: Of course. Yes, I do.
K: Anda melihat, Tuan?

A: Tentu saja. Ya, saya melihat.
16:06 K: There is no space, if direction means time. And when mind is occupied - with family, with business, with God, with drink, with sex, with experience - occupied, filled, there is no space. K: Tidak ada ruang, jika arahan berarti waktu. Dan ketika batin sibuk, - dengan keluarga, dengan bisnis, dengan Tuhan, dengan minuman, dengan seks, dengan pengalaman - terisi, dengan penuh, tidak ada ruang.
16:37 A: That's right. Exactly. A: Itu benar. Tepat sekali.
16:38 K: So, when knowledge occupies the whole field of the mind as thought, there is no space. And thought creates a space around itself as the 'me' enclosed, and you enclosed, we and they. So, the self, the 'me', which is the very essence of thought, has its own little space. And to move out of that space is terror, is fear, is anxiety, because I am only used to that little space. K: Jadi, ketika pengetahuan mengisi... seluruh medan batin sebagai pikiran, tidak ada ruang. Dan pikiran menciptakan sebuah ruang di sekeliling dirinya... sebagai si 'aku', terkungkung, dan Anda terkungkung, kita dan mereka. Jadi, si diri, si 'aku', yang adalah intisari dari pikiran, mempunyai ruang kecilnya sediri. Dan untuk keluar dari ruang itu ada- lah mengerikan, adalah rasa takut, adalah rasa cemas, sebab saya hanya terbiasa dengan ruang kecil itu.
17:38 A: Yes, exactly. That brings us back to an earlier conversation we had when we touched on the point of terror. A: Ya, tepat sekali. Itu membawa kita kembali pada per- cakapan yang kita lakukan sebelumnya, ketika kita menyentuh hal titik teror.
17:45 K: Yes, that's right. Not being, and the being is in the little space which thought has created. So thought can never give space. K: Ya, itu benar. Tidak berada, dan keberadaaan, adalah dalam ruang kecil yang telah diciptakan pikiran. Jadi pikiran tidak pernah dapat memberikan ruang.
18:04 A: Of course, not. A: Tentu saja, tidak.
18:06 K: So, meditation is the freeing of the mind of its content as consciousness which creates its own little space. You follow, sir?

A: Yes, I do.
K: Jadi, meditasi adalah membebaskan batin dari isinya... berupa kesadaran yang menciptakan ruang kecilnya sendiri. Anda mengikuti, Tuan?

A: Ya, saya mengikuti.
18:27 K: So, from that it says, is that possible? Because I'm occupied with my wife, my children, my responsibilities, I care for the tree, I care for the cat, for this and that, and I'm occupied, occupied, occupied. K: Jadi, dari situ ia berkata, apakah itu mungkin? Sebab saya sibuk dengan istri saya, anak-anak saya, tanggung-jawab saya, saya merawat pohon, saya memelihara kucing, ini dan itu, dan saya sibuk, sibuk, sibuk.
18:48 A: This throws a marvellous light on that saying of Jesus which people have wondered about and thought it was very strange: 'Foxes have holes and birds of the air have nests, but the son of man hath not where to lay his head'. Man as such, who grasps himself, understands, is not inventing a space for himself. It fits perfectly. That's marvellous! A: Ini menyorotkan suatu cahaya yang mengagumkan pada ucapan Yesus, yang membuat orang-orang bertanya-tanya... dan memikirkannya sebagai sangat aneh: 'Serigala mempunyai liang dan burung- burung di udara mempunyai sarang, tetapi anak manusia tidak punya tempat untuk meletakkan kepalanya'. Manusia seperti itu, yang bersandar pada dirinya, memahami, tidaklah menciptakan suatu ruang untuk dirinya. Ini pas dengan sempurna. Mengagumkan!
19:29 K: I don't know what...

A: No, I understand, but I was thinking in the context of the whole discourse. It just flashed over me. And our conversations have been such a revelation to me with respect to the literatures that I've soaked myself in for so many years. And it's a demonstration to me of what you've said. For instance, in so far as... I ask these questions of myself personally, precisely as they become answered...

K: Quite, sir.
K:Saya tidak tahu apakah...

A:Tidak, saya mengerti, tetapi saya sedang berpikir dalam konteks dari keseluruhan percakapan. Itu sekedar terlintas pada saya. Dan percakapan kita sungguh adalah suatu penyingkapan bagi saya... dengan merujuk pada literatur... yang saya telah rendamkan-diri selama bertahun-tahun. Dan adalah suatu pembuktian bagi saya dari apa yang telah Anda katakan. Misalnya, sejauh seperti... saya menanyakan persoalan- persoalan ini dari diri saya pribadi, dengan tepat sekali mereka terjawab...

K: Benar, Tuan.
20:05 A: ...so all these things out here become answered. And what could be more empirically demonstrable to an individual that 'I am the world and the world is me' than that. A:...jadi semua yang ada di sini telah terjawab. Dan apa yang dapat lebih lagi... secara empiris dapat diungkapkan untuk seorang individu, bahwa saya adalah dunia dan dunia adalah saya, selain itu.
20:16 K: That's right, sir.

A: All I am doing is giving a report of the journey without direction.

K: So, sir, look. The world is getting more and more overpopulated. Cities are growing more and more, spreading, spreading, suburbs, and so on. Man is getting less and less space and therefore driving out animals, killing. You follow?

A: Oh, yes, yes, yes.
K:Itu benar, Tuan.

A:Semua yang saya lakukan adalah memberikan suatu laporan... dari perjalanan tanpa arahan.

K:Jadi, Tuan, lihatlah. Dunia makin lama makin padat-penduduk. Kota-kota berkembang makin besar, meluas, meluas, ke pinggiran, dan seterusnya. Manusia mendapatkan makin sedikit ruang... dan oleh karena itu menyingkirkan binatang-binatang, membunuhnya. Anda mengikuti?

A: Oh, ya, ya, ya.
20:41 K: Killing the American Indians, killing the Indians in Brazil, and so on. They are doing this, actually, it is going on. And having no space out there, outwardly - except on occasions I go off into the country and say to myself, 'My God, I wish I could live here'. But I can't because I've got... etc. So, can there be space inwardly? When there is space inwardly, there is space outwardly. K: Membunuh orang Indian Amerika, membunuh orang Indian di Brasil, dan seterusnya. Mereka melakukan ini, senyatanya, itu sedang terjadi. Dan karena tidak mempunyai ruang di situ, secara lahiriah - kecuali sekali-sekali saya pergi ke desa... dan berkata kepada diri saya, 'Ya Tu- han, semoga saya dapat hidup di sini. Tetapi saya tidak dapat, sebab saya mempunyai... dan seterusnya. Jadi, dapatkah ada ruang secara batiniah? Ketika ada ruang secara batiniah, ada ruang secara lahiriah.
21:21 A: Exactly. A: Tepat sekali.
21:22 K: But the outward space is not going to give the inner space. The inner space of mind that is free from occupation, though it is occupied at the moment with what it has to do, it is occupied but free: the moment it is finished, it is over! I don't carry the office to my home. It's over! So, space in the mind means the emptying of consciousness of all its content, and therefore the consciousness, which thought as the'me' has created, ends, and therefore there is space. And that space isn't yours or mine. It's space. You follow? K: Tetapi ruang di luar... tidak akan memberikan ruang di dalam. Ruang di dalam batin yang bebas dari kesibukan, walaupun ia terisi pada saat ini... dengan apa yang harus dilakukan, ia sibuk... tetapi bebas: pada saat ia selesai, selesai sudah! Saya tidak membawa pekerjaan kantor ke rumah saya. Itu selesai sudah! Jadi, ruang di dalam batin berarti mengosongkan kesadaran... dari semua isinya, dan oleh karena itu, kesadaran... yang pikiran sebagai si 'aku' telah ciptakan, berakhir, dan oleh karena itu ada ruang. Dan ruang itu bukan milik Anda atau saya. Itu adalah ruang. Anda mengikuti?
22:21 A: Yes, yes, I was thinking of the creation story in Genesis. The appearance of space occurs when the waters are separated from the waters and we have the vault now over which the birds fly, and this space is called heaven. A: Ya, ya, saya sedang berpikir tentang kisah penciptaan... dalam Genesis. Pemunculan ruang terjadi ketika... air terpisahkan dari air... dan sekarang kita mempunyai ruang- kubah di mana burung-burung terbang, dan ruang ini dinamakan surga.
22:53 K: It is heaven.

A: It is heaven.
K: Itu adalah surga.

A: Itu adalah surga.
22:54 K: That's right.

A: Yes, yes. Of course! But then we read that, you see, and we don't...
K: Itu benar.

A: Ya, ya. Tentu saja! Tetapi lalu kita membacanya, Anda lihat, dan kita tidak...
23:01 K: Fortunately, I don't read any of those things. K:Untungnya, saya tidak membaca satu pun dari hal-hal itu.
23:06 K: So, space, direction, time, will, choice, control - you understand, sir? Now, all that has importance in my living, in the daily living of my life, of every human being. If he doesn't know the meaning of meditation, he merely lives in that field of knowledge and therefore that becomes a prison. And therefore being in prison he says, I must escape through entertainment, through gods, this and that, through amusement. That is what is actually taking place. K: Jadi, ruang, arahan, waktu, kehendak, pilihan, pengendalian - Anda paham, Tuan? Sekarang, semua itu mempunyai arti dalam hidup saya, dalam kehidupan sehari-hari dari hidup saya, dari setiap manusia. Jika ia tidak tahu arti dari meditasi, ia semata-mata hidup dalam bidang pengetahuan itu... dan oleh karenanya, itu menjadi sebuah penjara. Dan oleh karena berada dalam penjara ia berkata, saya harus melepaskan diri melalui hiburan, melalui tuhan-tuhan, ini dan itu, melalui kesenangan. Itulah apa yang sesungguhnya sedang terjadi.
23:50 A: The word 'vacation'...

K: Vacation, that's right.
A: Kata 'pengosongan'...

K: Pengosongan, itu benar.
23:54 A: ...says it all. Doesn't it? A:...mengatakan semuanya. Bukan?
23:56 K: Absolutely. K: Tentu saja.
23:58 A: To vacate is to exit into space. But then we go from one hole to another. A:Membebaskan berarti keluar, masuk ke ruang kosong. Tetapi kemudian kita pergi dari satu lubang ke lubang yang lain.
24:09 K: To another hole.

A: Yes.
K: Ke lubang yang lain.

A: Ya.
24:12 K: If that is clearly perceived in myself, I see the thing operating in my daily life, then what takes place? Space means silence. If there is no silence, there is direction, it is the operation of will, 'I must do, I must not do, I must practise this, I must get this' - you follow? The should be, should not be, what has been, what should not be, I regret. All that operates. Therefore space means silence inwardly. K: Jika itu jelas terpesepsi dalam diri saya, saya melihat hal itu beroperasi dalam kehidupan saya sehari-hari, kemudian apa yang terjadi? Ruang berarti keheningan. Jika tidak ada keheningan, ada arahan, itu adalah bekerjanya kehendak, 'saya harus lakukan, saya harus tidak lakukan, saya harus melatih ini, saya harus mendapatkan ini' - Anda mengikuti? Yang seharusnya, yang tidak seharusnya, apa yang telah lewat, apa yang seha- rusnya tidak ada, saya menyesal. Semua itu beroperasi. Oleh karena itu ruang berarti keheningan dalam batin.
24:56 A: That's very deep. Very, very deep. Archetypally we associate manifestation as over against latency with sound. A: Itu sangat dalam. Sangat, sangat dalam. Secara amat tipikal, kita mengasosiasikan manifestasi... bertolak-belakang dengan keadaan latensi, dengan bunyi.
25:10 K: Yes, sound. K: Ya, bunyi.
25:13 A: And what you have said puts the whole thing... A: Dan apa yang telah Anda katakan membuat semua hal...
25:17 K: Silence isn't the space between two noises. Silence isn't the cessation of noise. Silence isn't something that thought has created. It comes, naturally, inevitably, as you open, as you observe, as you examine, as you investigate. So, then the question arises: silence without a movement. Movement of direction, movement of thought, movement of time. All silence. Now, can that silence operate in my daily life? I live in the field of noise as knowledge. That I have to do. And, is there a living with silence and, at the same time, the other? The two moving together, two rivers flowing. In balance, not division - you follow? - in harmony. There is no division. Is that possible? Because otherwise, if that's not possible, to be deeply honest, I can only live there, in the field of knowledge. I don't know if you see?

A: Oh yes, yes.
K:Keheningan bukan ruang... antara dua kebisingan. Keheningan bukan berhentinya kebisingan. Keheningan bukan sesuatu yang telah diciptakan pikiran. Itu datang, secara alamiah, tak terhindarkan, ketika Anda membuka, ketika Anda mengamati, ketika Anda memeriksa, ketika Anda menyelidiki. Jadi, kemudian pertanyaan timbul: keheningan... tanpa suatu gerak. Gerak dari pengarahan, gerak dari pikiran, gerak dari waktu. Semua hening. Nah, dapatkah keheningan itu ber- operasi dalam hidup saya sehari-hari? Saya hidup dalam medan kebisingan sebagai pengetahuan. Itulah yang harus saya lakukan. Dan, apakah ada suatu kehidupan dengan keheningan... dan, pada saat yang sama, yang lainnya itu? Keduanya bergerak bersama, dua sungai mengalir. Dalam keseimbangan, tidak terpisah - Anda mengikuti? - dalam keharmonisan. Tidak ada pemisahan. Mungkinkah itu? Sebab jika tidak, jika itu tidak mungkin, dengan sangat jujur, saya hanya dapat hidup di situ, dalam medan pengetahuan. Saya tidak tahu apakah Anda melihatnya?

A: Oh ya, ya.
26:57 K: So, for me it is possible. I am not saying that out of vanity, I say this in great humility, I say that is possible. It is so. Then what takes place? Then what is creation? Is creation something to be expressed in paint, in poem, in statue, in writing, in bringing about a baby? Is that creation? Does creation need... must it be expressed? To us it must be expressed - to most people. Otherwise one feels frustrated, anxious: I am not living. You follow? All that. So, what is creation? One can only answer that if one has really gone through all this. You understand, sir? Otherwise creation becomes a rather cheap thing. K: Jadi, bagi saya itu mungkin. Saya tidak berkata itu dari kesombongan, Saya mengatakan ini dengan penuh kerendahan hati, Saya mengatakan bahwa itu mungkin. Itu memang demikian. Kemudian apa yang terjadi? Kemudian apakah penciptaan itu? Apakah penciptaan itu sesuatu untuk diungkapkan... dalam lukisan, dalam syair, dalam patung, dalam tulisan, dalam mewujudkan seorang bayi? Apakah itu penciptaan? Apakah penciptaan membutuhkan... harus diungkapkan? Bagi kita hal itu harus diungkapkan - bagi sebagian besar orang. Jika tidak orang merasa frustasi, cemas: saya tidak hidup. Anda mengikuti? Semua itu. Jadi, apakah penciptaan itu? Seseorang hanya dapat menjawabnya... jika ia telah benar-benar mengalami semua ini. Anda mengerti, Tuan? Jika tidak penciptaan menjadi suatu hal yang agak murah.
28:12 A: Yes, it becomes, in terms of the word 'expressed', simply something pressed out.

K: Pressed out, of course.
A:Ya, itu menjadi, dalam istilah dari kata 'mengungkapkan', sesuatu yang ditekan ke luar.

K: Ditekan ke luar, tentu saja.
28:18 A: That's all.

K: That's all. Like the literary people who - some of them - are everlastingly in battle in themselves, tension and all that, and out of that they write a book, become famous.
A: Itulah semuanya.

K: Itulah semuanya. Seperti golongan sastrawan yang -beberapa diantara mereka- senantiasa berada dalam pertempuran dengan diri mereka sendiri, ketegangan dan semua itu, dan dari itu semua mereka menulis sebuah buku, menjadi terkenal.
28:33 A: Yes, the psychological theory that works of art are based on neurosis, which means I am driven. A: Ya, teori psikologis yang berlaku untuk seni... didasarkan pada gangguan jiwa, yang berarti saya didorong.
28:39 K: Yes, so what is creation? Is it something... a flowering, in which the flower does not know that it is flowering. K:Ya, jadi apakah penciptaan itu? Apakah itu sesuatu... yang berkembang, di mana si bunga tidak tahu... bahwa ia berkembang.
29:08 A: Exactly, exactly.

K: Have I made it clear?
A: Tepat sekali, tepat sekali.

K:Apakah saya telah membuatnya jelas?
29:10 A: Yes, you've made it very clear. All through our conversations the one word that has, for me, been like the clean blade of a two edged sword, has been this word 'act'.

K: Yes, sir.
A:Ya, Anda telah membuatnya sangat jelas. Sepanjang pembicaraan kita... satu kata yang, bagi saya, seperti bilah yang bersih dari pedang bersisi dua, adalah kata 'bertindak' ini.

K: Ya, Tuan.
29:30 A: But not act over against inaction.

K: No, no.
A:Tapi bukan bertindak berlawanan dengan bukan-tindakan.

K:Bukan, bukan.
29:38 A: No, not action as over against the philosophical term of its opposite, passion, - which is a different use from the one you were using in our conversations. But sheerly act.

K: Act.
A: Bukan, bukan bertindak sebagai berlawanan dengan... istilah psikologi dari lawannya, gairah, - yang penggunaannya adalah berbeda dari yang Anda... gunakan dalam pembicaraan kita. Tetapi tindakan belaka.

K: Tindakan.
29:56 A: Sheerly act. A: Tindakan belaka.
29:59 K: So, sir, see what takes place. Creation in my living. You follow, sir? Not expressing, creating a beautiful chair, that may come, that will come, but in living. And from that arises another question, which is really much more important: thought is measure. And as long as we cultivate thought, - all our actions are based on thought, as it is now - the search for the immeasurable has no meaning. I can give a meaning to it, say, 'There is the immeasurable, there is the unnameable, there is the eternal, don't let us talk about it, it is there'. It has no meaning. That is just a supposition, a speculation, or the assertion of a few who think they know. One has discarded all that. Therefore one asks, when the mind is utterly silent, what is the immeasurable? What is the everlasting? What is the eternal? Not in terms of God, all these things man has invented. Actually, to... , to be that. Now, silence, in that deep sense of that word, opens the door. Because you've got there all your energy. Not a thing is wasted. There is no dissipation of energy at all. Therefore in that silence there is summation of energy. Not stimulated energy, not self-projected energy, that's all too childish. Because there is no conflict, no control, no reaching out or not reaching, searching, asking, questioning, demanding, waiting, praying - none of that. Therefore,all that energy, which has been wasted, is now gathered in that silence. That silence has become sacred. Obviously.

A: Of course, it has.
K: Jadi, Tuan, lihatlah apa yang terjadi. Penciptaan dalam hidup saya. Anda mengikuti, Tuan? Bukan mengungkapkan, menciptakan sebuah kursi yang indah, yang mungkin terjadi, yang akan terjadi, tetapi dalam hidup. Dan dari situ timbul pertanyaan lain, yang benar-benar jauh lebih penting: pikiran adalah ukuran. Dan selama kita memupuk pikiran, semua tindakan kita didasarkan pada pikiran, seperti sekarang ini - menyelidiki yang tak terukur tidak mempunyai arti. saya dapat memberikan arti padanya, katakanlah, 'Ada yang tak terukur, ada yang tak dapat diberi nama, ada yang abadi, jangan kita bicarakan tentang itu, itu ada di situ'. Itu tidak mempunyai arti. Itu hanya suatu anggapan, suatu spekulasi, atau pernyataan dari beberapa orang yang berpikir mereka tahu. Seseorang telah membuang semua itu. Oleh karena itu ia bertanya, ketika batin sama sekali hening, apakah yang tak terukur itu? Apakah yang abadi itu? Apakah yang kekal itu? Bukan dalam kaitan dengan Tuhan, segala hal yang telah diciptakan manusia. Sesungguhnya,... menjadi itu. Sekarang, keheningan, dalam arti mendalam kata itu, membuka pintu. Sebab Anda ada di situ dengan seluruh energi Anda. Tidak sedikitpun ada yang terbuang percuma. Tidak ada penghamburan energi sama sekali. Oleh karena itu dalam keheningan itu ada penghimpunana dari energi. Bukan energi yang dirangsang, bukan energi dari proyeksi diri, yang semua itu terlalu kekanak-kanakan. Sebab tidak ada konflik, tidak ada pengendalian, tidak ada jangkauan ke luar atau tidak terjangkau, menyelidiki, memohon, bertanya-tanya, menuntut, menunggu, berdoa - tidak satupun dari itu. Oleh karena itu, semua energi itu, yang telah terbuang, sekarang bersatu dalam keheningan itu. Keheningan itu telah menjadi sakral. Tentu saja.

A: Tentu saja, benar.
33:20 K: Not the sacred thing which thought has invented. K: Bukan sesuatu yang sakral yang telah diciptakan pikiran.
33:24 A: No, not the sacred over against the profane. A:Bukan, bukan kesakralan yang berlawanan dengan keduniawian.
33:26 K: No, not all that. K: Bukan, bukan sama sekali.
33:28 K: So, only such a sacred mind can see the most supreme sacred, the essence of all that is sacred, which is beauty. You follow, sir?

A: I do.
K:Jadi, hanya suatu batin yang sakral demikian... yang dapat melihat kesakralan yang paling tinggi, intisari dari semua itu adalah sakral, yang adalah keindahan. Anda mengikutinya, Tuan?

A: Ya, saya mengikuti.
33:43 K: So, there it is. God isn't something that man has invented or created out of his image, and longing, and failure. But when the mind itself becomes sacred, then it opens the door to something that is immeasurably sacred. That is religion. And that affects the daily living, the way I talk, the way I treat people, the conduct, behaviour - all that. That is the religious life. If that doesn't exist, then every other mischief will exist, however clever, however intelligent - all that. K: Jadi, demikianlah. Tuhan bukan sesuatu yang telah diciptakan manusia... atau ciptaan dari citranya, dan kerinduannya, dan kegagalannya. Tetapi ketika batin itu sendiri menjadi suci, maka ia membuka pintu... ke sesuatu yang kesakralannya tak terukur. Itu adalah religi. Dan itu mempengaruhi kehidupan sehari-hari, cara saya berjalan, cara saya bersikap kepada orang lain, tingkah laku, tindak tanduk - semua itu. Itu adalah hidup yang religius. Jika itu tidak ada, maka setiap bentuk keonaran akan ada, betapapun pandainya, betapapun cerdasnya - semua itu.
34:43 A: And meditation does not occur in the context of all this disorder. A: Dan meditasi tidak terjadi... dalam konteks dari semua kekacauan ini.
34:51 K: No.

A: Absolutely not. But in its ongoingness, the way you have mentioned it, one is precisely in that, where what your word 'religious' is pointing to.
K: Tidak.

A: Mutlak tidak. Tetapi dalam kesinambungannya, cara yang telah Anda sebutkan, seseorang tepat di dalamnya, di mana kata 'religius' Anda ditujukan.
35:11 K: That is the most profound religious way of living. You see, sir, what takes place - another thing. As this thing is happening, because your energy is being gathered - not yours - energy is being gathered, you have other kind of powers, extra sensory powers, you can do miracles - which has happened to me - exorcise, etc., and healing, but they become totally irrelevant. Not that you don't love people, on the contrary, religion is the essence of it! But they are all secondary issues. And people get caught in the secondary issues. Look at what has happened: man who really can heal, he becomes... people worship him! - a little healing. K:Itu adalah cara hidup yang paling religius. Anda lihat, Tuan, apa yang terjadi - sesuatu yang lain. Ketika hal ini sedang terjadi, sebab energi Anda sedang terhimpun... - bukan milik Anda - energi sedang terhimpun, Anda mempunyai bentuk kemampuan yang lain, kemampuan di luar-indrawi (extrasensory), Anda dapat membuat keajaiban... - yang telah terjadi pada saya - pengusiran roh jahat, dan lain-lain, dan penyembuhan, tetapi itu semua menjadi sama sekali tidak relevan. Bukan Anda tidak mencintai orang, sebaliknya, religi adalah intisarinya! Tetapi itu semua adalah hal-hal sekunder. Dan orang terperangkap ke dalam hal-hal sekunder. Lihatlah apa yang telah terjadi: manusia yang benar-benar dapat menyembuhkan, ia menjadi... orang memujanya! - sedikit penyembuhan.
36:19 A: It reminds me of a story you told me once. It was a year ago: it was about the old man sitting on the banks of a river, and the young man came to him - after the older man had sent him away to undertake whatever he needed to learn all this - and he came back with a marvellous announcement that he could now walk on water. And you said that the older man looked at him and said, 'What's all that about? So you can walk on water. And you have taken all these years to learn how to walk on water. Didn't you see the boat over there?' A:Itu mengingatkan saya suatu kisah yang Anda ceritakan kepada saya. Pada setahun yang lalu: tentang... seorang tua yang sedang duduk di tepi sungai, dan seorang anak muda menghampirinya... - sesudah orang yang lebih tua menyuruh dia pergi... untuk melakukan apapun yang dibutuh- kannya untuk belajar semua ini - dan ia kembali dengan sebuah penjelasan yang mengagumkan, bahwa ia sekarang dapat berjalan di atas air. Dan Anda berkata bahwa orang yang lebih tua memandangnya dan berkata, 'Apakah semua itu? Jadi Anda dapat berjalan di atas air. Dan Anda telah menghabiskan selama bertahun-tahun ini... untuk belajar bagaimana berjalan di atas air. Tidakkah Anda melihat perahu di sana?'
37:05 K: That's right, sir. You see, sir, that's very important. Religion, as we said, is the gathering of all energy, which is attention. In that attention many things happen. Some of them have this gift of healing, miracles. I've had it and I know of which I'm speaking about. And the religious man never touches it. You follow? He may occasionally do this or that, but it is a thing to be put away, like a gift, like a talent. It is to be put away, because it is a danger! K: Itu benar, Tuan. Anda lihat, Tuan, itu sangat penting. Religi, seperti kita katakan, adalah penghimpunan dari semua energi, yang adalah perhatian. Dalam perhatian itu banyak hal terjadi. Diantaranya mempunyai karunia penyembuhan, keajaiban. Saya pernah memilikinya dan saya tahu apa yang saya katakan. Dan manusia yang religius tidak pernah menyentuhnya. Anda mengikuti? Ia mungkin kadang-kadang melakukan ini atau itu, tetapi itu adalah sesuatu untuk dijauhi, seperti suatu karunia, seperti suatu bakat. Itu adalah untuk dijauhi, sebab itu adalah suatu bahaya!
38:01 A: Exactly. A: Tepat sekali.
38:02 K: Because the more you are talented, the more 'me', 'I am important, I have this talent, worship me'. With that talent I'll get money, position, power. So this too is the most dangerous thing. So, a mind that is religious is aware of all this and lives a life... K: Sebab makin Anda berbakat, makin besar si 'aku', 'saya penting, saya mempunyai bakat ini, sembahlah aku'. Dengan bakat itu saya memperoleh uang, jabatan, kekuasaan. Jadi ini juga sesuatu yang paling berbahaya. Jadi, suatu batin yang religius waspada akan semua ini... dan menjalani hidup...
38:31 A: ...in this space, in this marvellous space. Something occurred to me about our discussion earlier concerning energy, and your remark that energy, when it patterns itself - I've forgotten what you used to designate what the patterned energy was, but I suspect it's what we often call matter. A:...dalam ruang ini, dalam ruang yang mengagumkan ini. Sesuatu muncul pada diri saya tentang... diskusi kita sebelumnya tentang energi, dan pernyataan Anda bahwa... energi, ketika ia mempolakan diri... - saya telah lupa apa yang Anda gunakan untuk referensi... apakah pola energi itu, tetapi saya kira itu adalah apa yang sering kita namakan materi.
39:05 K: Matter, yes.

A: Right. In terms of this pointing to act, it throws a very different light on patterned energy and draws our gaze away from the pattern and reminds us that the substance, or rather the substantive element the substantive element that we point to is not the pattern, but the energy.
K: Materi, ya.

A: Benar. Dalam kaitan dengan referensi ini kepada bertindak, yang memberikan suatu gambaran yang sangat berbeda... pada pola energi... dan mengalihkan pandangan kita menjauh dari pola... dan mengingatkan kita... bahwa substansi nya, atau lebih kepada unsur substansi nya, unsur substansi yang kita maksudkan... bukanlah pola nya, tetapi energi nya.
39:50 K: Quite. You see, sir, that is love, isn't it, sir? When there is this sense of religious summation of energy, that is love, that is compassion, and care, that operates in daily life. K:Tepat sekali. Anda lihat, Tuan, itu adalah cinta, bukankah Tuan? Ketika ada perasaan dari... himpunan religius dari energi, itu adalah cinta, itu adalah kasih sayang, dan kepedulian, yang bekerja dalam kehidupan sehari-hari.
40:09 A: In love the pattern never resists change. A: Dalam cinta pola tidak pernah melawan perubahan.
40:14 K: So, you see, sir, that love, you can do what you like, it will be still love. But, there, the love becomes sensation. In the field of knowledge. And therefore there is no love there. K: Jadi, Anda lihat, Tuan, bahwa cinta, Anda dapat melakukan apa yang Anda suka, akan tetap masih cinta. Namun di situ, cinta menjadi sensasi. Dalam bidang pengetahuan. Dan oleh karena itu tidak ada cinta di situ.
40:39 A: Yes, that image of the Lionel train, the toy that goes round and round and round. Isn't that extraordinary? A: Ya, citra dari kereta Lionel itu, mainan yang berputar dan berputar-putar terus. Bukankah itu luar biasa?
40:50 K: You see, sir, that means, can the mind - I'm using the word 'mind' in the sense, the brain, the body, the whole thing - can the mind be really silent? Not induced silence, not silence put together, not silence that thought imagines is silence. Not the silence of a church or the temple. They have their own silence, when you enter a temple or a... K: Anda lihat, Tuan, itu berarti dapatkah batin... - saya menggunakan kata 'batin' dalam arti, otak, tubuh, keseluruhannya - dapatkah batin benar-benar hening? Bukan keheningan yang dibuat, bukan keheningan yang dirangkaikan, bukan keheningan yang pikiran bayangkan sebagai keheningan. Bukan keheningan dari sebuah gereja atau kuil. Mereka mempunyai keheningannya sendiri, ketika Anda masuk ke sebuah kuil atau sebuah...
41:28 A: Oh yes.

K: ...old cathedral. They have an extraordinary sense of silence. Thousands of people chanted, talked, prayed, but it is above all that. It is not that either. So, this silence isn't contrived and therefore it is real. It isn't: 'I have brought about through practice a silence'.
A: Oh ya.

K:...gereja tua. Mereka mempunyai suatu rasa keheningan yang luar biasa. Ribuan orang bernyanyi, bercakap-cakap, berdoa, tapi yang kita bicarakan adalah di atas semua itu. Dan bukan itu juga. Jadi, keheningan ini tidak dirancangkan... dan oleh karenanya adalah nyata. Itu bukan: 'Saya telah mewujudkannya melalui melatih suatu keheningan'.
42:02 A: No, it's not what you mentioned earlier, that space between two noises.

K: That's right.
A:Tidak, itu bukan apa yang Anda sebutkan sebelumnya, ruang di antara dua kebisingan itu.

K: Itu benar.
42:06 A: Because that would become an interval.

K: That's right.
A:Sebab itu akan menjadi suatu selang waktu.

K:Itu benar.
42:09 A: And as an interval it simply becomes successive. A:Dan sebagai selang waktu akan menjadi berturutan.
42:11 K: Successive. That's right. K: Berturutan. Itu benar.
42:21 A: This is extraordinary in terms of the continuing return to question. It seems to me that it's only in the attitude of the question, that there's any possibility for even intuiting from afar the possibility of the silence, since already the answer is a noise. A:Ini adalah luar biasa dalam kaitan dengan... terus berkelanjutan ke mempertanyakan. Kelihatannya bagi saya bahwa, dalam hakikat dari pertanyaannya, ada kandungan harapan untuk nantinya... ada kemungkinan terwujudnya kehening- an, meski jawabannya sendiri sudah... merupakan suatu kebisingan.
42:53 K: So, sir, just a minute, there is something very interesting. Does this come up through questioning? K:Jadi, Tuan, tunggu sebentar, ada sesuatu yang sangat menarik. Apakah ini timbul melalui mempertanyakan?
43:05 A: No. I didn't mean to suggest that questioning generates it. I meant that simply to take a step back from the enthralment and enchantment with answers is in itself a necessary step.

K: Of course.
A:Tidak. Saya tidak bermaksud untuk mengisyaratkan bahwa... itu dihasilkan melalui proses mempertanyakan. Saya maksudkan itu hanya sebagai suatu langkah mundur... dari antusiasme dan pesona dengan jawaban-jawabannya, yang dengan sendirinya adalah suatu langkah perlu.

K:Tentu saja.
43:25 A: And that in itself has its own terror. A:Dan bahwa dalam dirinya mempunyai kengeriannya sendiri.
43:28 K: Of course. But I'm asking: is silence, is the sense of the immeasurable, does that come about by my questioning? K:Tentu saja. Tetapi saya bertanya: apakah keheningan, adalah rasa dari yang-tak-terukur, yang terjadi oleh penyelidikan saya?
43:41 A: No.

K: No. Perception sees the false and discards the false. There is no question. It sees, and finished! But if I keep on questioning, I keep on doubting. Doubt has its place, but it must be kept on a leash!
A: Tidak.

K: Tidak. Persepsi melihat kepalsuan dan membuang yang palsu. Tidak perlu dipertanyakan. Ia melihat, dan selesai! Tetapi saya tetap bertanya, saya tetap meragukan. Keraguan mempunyai tempatnya, tetapi itu harus terkendali!
44:15 A: Now, let me ask you a question here, if I may. The act of perceiving is, as you have said, the doing. There's absolutely no interval between one... A:Saya ingin bertanya kepada Anda suatu pertanyaan di sini, jika boleh. Tindakan dari persepsi... adalah, seperti yang telah Anda katakan, tindakan. Tidak ada selang waktu sama sekali antara satu...
44:36 K: I see danger and I act.

A: And I act. Exactly. Now, in this perceiving, the act is totally free...
K:Saya melihat bahaya dan saya bertindak.

A:Dan saya bertindak. Tepat sekali. Sekarang, dalam persepsi ini, tindakan adalah bebas secara total...
44:53 K: Yes, sir.

A: ...and then every energy pattern is free to become changed.
K:Ya, Tuan.

A:...dan kemudian setiap pola energi, bebas untuk berubah.
45:02 K: Yes, quite, sir.

A: Yes, exactly. No more hoarding to itself...
K: Ya, benar, Tuan.

A: Ya, tepat sekali. Tidak ada lagi penumpukan dalam dirinya...
45:09 K: No regrets.

A: ...all that its worked for all its life. And amazingly though, it seems to me, there's a corollary to this. Not only is the pattern free to be changed, but the energy is free to pattern itself.
K: Tidak ada penyesalan.

A:...semua itu sudah selesai. Dan secara menakjubkan kelihatannya bagi saya, ada suatu hubungan wajar untuk ini. Bukan saja pola bebas untuk berubah, tetapi energinya sendiri bebas untuk berpola.
45:28 K: Or not to pattern.

A: Or not to pattern, yes.
K:Atau tidak berpola.

A:Atau tidak berpola, ya.
45:31 K: There it is. The knowledge has to pattern.

A: Of course.
K:Demikianlah. Pengetahuan harus berpola.

A: Tentu saja.
45:35 K: But here it can't pattern, pattern for what? If it patterns, it has become thought again. And therefore thought is divisive, thought is superficial. I don't know if I told you the other day, somebody was telling me - Dr. Bohm, in fact - he was saying that in Eskimo language thought means the outside. Very interesting. The outside. When they say, 'Go outside', the word is 'thought'. So, thought has created the outer and the inner. If thought is not, then there is neither the outer, nor the inner. That is space. It isn't 'I've got inner space'. K:Tetapi di sini itu tidak dapat berpola, berpola untuk apa? Jika ia berpola, itu menjadi pikiran lagi. Dan oleh karena itu pikiran memecah-belah, pikiran adalah dangkal. Saya tidak tahu apakah saya membe- ritahu Anda beberapa hari yang lalu, seseorang memberitahu saya - Dr.Bohm, sebenarnya - ia berkata bahwa, dalam bahasa Eskimo pikiran berarti yang di luar. Sangat menarik. Yang di luar. Ketika mereka berkata, 'Pergilah keluar', kata itu adalah 'pikiran'. Jadi, pikiran telah menciptakan yang di luar dan yang di dalam. Jika pikiran tiada, maka tidak ada yang di luar, maupun yang di dalam. Itu adalah ruang. Itu bukan 'Saya mendapat ruang di dalam'.
46:41 A: No. We've been talking about meditation in relation to religion, and I simply feel I must ask you to speak about the interrelationship of prayer to meditation, with meditation, because conventionally, we always refer to prayer and meditation. A: Tidak. Kita telah berbicara tentang meditasi... dalam hubungannya dengan agama, dan saya merasa saya harus bertanya kepada Anda... untuk berbicara tentang... antar-hubungan berdoa terhadap meditasi, dengan meditasi, sebab secara konvensional, kita selalu merujuk pada berdoa dan meditasi.
47:06 K: No. I don't, to me prayer has no place in meditation. To whom am I praying? Whom am I supplicating? Begging? Asking? K:Tidak, saya tidak, bagi saya doa tidak punya tempat dalam meditasi. Kepada siapa saya berdoa? Kepada siapa saya memohon? Mengemis? Meminta?
47:22 A: A prayer as petition has no place in it.

K: Petition, right.
A:Doa sebagai permohonan... tidak mempunyai tempat di dalamnya.

K:Permohonan, benar.
47:26 A: Is there any use of the word 'prayer' that would be consonant with what we've been talking about? A:Apakah ada suatu faedah dari kata 'doa'... yang... selaras dengan apa yang telah kita bicarakan?
47:40 K: If there is no petition, - you understand? - deeply, inwardly, there is no petition. K:Jika tidak ada permohonan, - Anda paham? - secara mendalam, secara batiniah, tidak ada permohonan.
47:47 A: No grabbing, grasping. A: Tidak ada raihan, ketamakan.
47:49 K: Because the grabber is the grabbed! K:Sebab si peraih adalah yang diraih!
47:51 A: Exactly. A:Tepat sekali.
47:54 K: If there is no petition, what takes place? I petition only when I don't understand, when I'm in conflict, when I'm in sorrow, When I say, 'Oh, God, I've lost everything. I'm finished. I can't arrive. I can't achieve'. K:Jika tidak ada permohonan, apa yang terjadi? Saya memohon hanya bila saya tidak memahami, bila saya berada dalam konflik, bila saya dalam penderitaan, Bila saya berkata, 'Oh, Tuhan, saya telah kehilangan segalanya. Saya telah habis. Saya tidak dapat sampai. Saya tidak dapat berhasil'.
48:22 A: When there's no petition, I can look. Yes. Exactly. A:Bila tidak ada permohonan, saya dapat melihat. Ya. Tepat sekali.
48:30 K: A woman came to me once, some time ago. She said, 'I have prayed, enormously, for years. And I have prayed for my refrigerator. And I have got it!' Yes, sir! I pray for peace. And I live a life of violence all the time. I say, 'I pray for my country' and I have divided the country, opposed to another country. And I pray for my country. It becomes so childish! K: Seorang wanita datang kepada saya, beberapa waktu yang lalu. Ia berkata, 'Saya telah berdoa, sangat banyak, selama banyak tahun. Dan saya telah berdoa untuk lemari pendingin saya. Dan saya berhasil!' Ya, Tuan! Saya berdoa untuk perdamaian. Dan saya menjalani hidup dengan kekerasan sepanjang waktu. Saya berkata, 'Saya berdoa untuk negara saya'... dan saya telah memisahkan negara, melawan negara lain. Dan saya berdoa untuk negara saya. Itu menjadi begitu kekanak-kanakan!
49:13 A: In conventional prayers there is usually both petition and praise, both are there.

K: Of course. Praising and receiving. You must know, in Sanskrit it always begins - some parts of it - praising and then begging. There's a marvellous chant, which is asking protection of the gods. Protection. And it says, 'May you protect my steps'.

A: Yes.
A:Dalam doa-doa konvensionil, biasanya ada baik permohonan maupun pujian, keduanya ada di situ.

K:Tentu saja. Memuji dan menerima. Anda harus tahu, dalam bahasa Sansekerta itu selalu dimulai... - beberapa bagiannya - memuji dan kemudian memohon. Ada nyanyian yang indah, yang meminta perlindungan dari para-dewa. Perlindungan. Dan bunyinya, 'Semoga Anda melindungi saya'.

A: Ya.
49:52 K: Praising God, then saying please protect my steps. So, if there is no petition, because the petitioner is the petition, the beggar is the begged, is the receiver, then what takes place in the mind? No asking. K:Memuji Tuhan, kemudian berkata mohon lindungilah langkah saya. Jadi, jika tidak ada permohonan, sebab yang memohon adalah permohonan itu, si pengemis adalah yang diminta-mintakannya, adalah penerimanya, kemudian apa yang terjadi dalam batin? Tiada minta-minta.
50:22 A: An immense quietude. Immense quietude. The proper sense of whatever the word 'tranquillity' points to.

K: That's right, sir. That is real peace, not the phoney peace they are all talking about, politicians and the religious people. That is, no asking a thing.
A:Suatu kesunyian yang besar sekali. Kesunyian yang sangat besar. Arti yang tepat dari... apapun yang kata 'kesentosaan' (tranquil)... tunjukkan.

K:Itu benar, Tuan. Itu adalah kedamaian yang sesungguhnya, bukan damai yang palsu yang mereka semua bicarakan, para politisi dan orang-orang yang religius, yaitu, tidak meminta sesuatu apapun.
50:46 A: There is a very beautiful Biblical phrase 'The peace that passeth understanding'. A: Ada suatu ungkapan yang sangat indah dari Injil. 'Kedamaian yang melampaui pemahaman'.
50:55 K: I've heard that phrase, when I was a small boy. K:Saya telah mendengar ungkapan itu, ketika saya masih kecil.
51:03 A: I've always asked myself since a child, how it's the case that there is so much talk about such a thing, and there's so little evidence of it. A:Saya selalu bertanya kepada diri saya sejak kecil, bagaimana kasusnya yang begitu banyak dibicarakan, yang seperti itu, dan begitu sedikit bukti dari hal itu.
51:19 K: Sir, books have become tremendously important. What they have written. What they have said. And so the human mind has become second-hand. Or the mind that has acquired so much knowledge about what other people have experienced about reality, how can such a mind experience or find, or come up on that thing which is original? K: Tuan, buku-buku telah menjadi amat sangat penting. Apa yang telah mereka tulis. Apa yang telah mereka katakan. Dengan demikian batin manusia telah menjadi barang bekas. Atau batin yang telah memperoleh begitu banyak pengetahuan tentang... apa yang telah dialami orang tentang realitas, bagaimana batin seperti itu dapat mengalami atau menemukan, atau menghasilkan sesuatu yang asli?
51:58 A: Not that route.

K: No, sir. And can the mind empty itself of its content? If it cannot, it can only acquire, then reject, then receive. You follow?

A: Yes.
A:Bukan melalui jalan itu.

K:Tidak, Tuan. Dan dapatkah batin mengosongkan dirinya dari isinya? Jika tidak dapat, ia hanya dapat... memperoleh, kemudian menolak, kemudian menerima. Anda mengikuti?

A: Ya.
52:15 K: Why should I go through all those things? Why can't I say, 'Well, I'll look'. There is no book in the world that is going to teach me. There is no teacher that is going to teach me, because the teacher is the taught. The disciple is the teacher. K: Mengapa saya harus melewati semua itu? Mengapa saya tidak dapat beerkata, 'Baik, saya akan melihatnya'. Tidak ada buku di dunia yang akan mengajari saya. Tidak ada guru yang akan mengajari saya, sebab guru adalah yang diajarkan. Murid adalah guru itu.
52:39 A: That is in itself as a statement: - if one will, at the inception of looking, if one will 'hold' - that very statement: 'I am the world and the world is me' is an occasion for healing. A:Itu adalah dalam dirinya sendiri sebagai sebuah pernyataan: - jika orang ingin, pada awal memandang, jika orang ingin 'memegang' pernyataan itu: 'Saya adalah dunia dan dunia adalah saya'. adalah suatu kesempatan untuk penyembuhan.
53:06 K: Yes, sir.

A: But that very statement, 'I am the world and the world is me' sounds, as you have said so often, so absurd that at that point one starts to bolt again. Panic again. Meditation, when undertaken as it must be, continuously, because we talked about that movement...
K: Ya, Tuan.

A:Tetapi pernyataan itu, 'Saya adalah dunia dan dunia adalah saya' kedengarannya, seperti yang Anda telah sering katakan, begitu mustahil, bahwa pada titik itu seseorang mulai melarikan diri lagi. Bingung lagi. Meditasi, ketika dilakukan... seperti seharusnya, secara berkelanjutan, sebab kita berbicara tentang gerak itu...
53:33 K: That means one has to be very, very serious. It isn't a thing we play with.

A: No. It's not what's called these days a fun thing.
K:Itu berarti seseorang harus amat, sangat serius. Itu bukan sesuatu yang bisa kita permainkan.

A:Tidak. Itu bukan apa yang kita namakan se- karang ini sesuatu yang menyenangkan.
53:43 K: No, sir!

A: In no sense. No, no, no. The discussion that you have undertaken concerning it is so total. A meditation isn't a thing that you do among other things.
K:Bukan, Tuan!

A:Sama sekali bukan.. Bukan, bukan, bukan. Diskusi yang telah Anda lakukan perihal ini... adalah begitu menyeluruh. Suatu meditasi bukanlah sesuatu yang Anda lakukan diantara hal-hal lain.
54:12 K: Meditation means attention, care. That's part of it - care for my children, for my neighbour, for my country, for the Earth - for the Earth! - for the trees, for the animals. Don't kill animals. You follow? Don't kill them to eat. It's so unnecessary! The tradition says, you must eat meat. Therefore, sir, all this comes to a sense of deep, inward seriousness, and that seriousness itself brings about attention, care, and responsibility, and all that we have discussed. It isn't that one has gone through all this, one sees it! And the very perception is action which is wisdom. Because wisdom is the ending of suffering. It isn't callousness, it's the ending of it. And the ending of it means the observation, the seeing of suffering. Not to go beyond it, to refuse it, rationalise it, or run away from it. Just to see it. Let it flower. And as you are choicelessly aware of this flowering, it comes naturally to wither away. I don't have to do something about it. K:Meditasi berarti perhatian, kepedulian. Itu adalah bagian darinya - kepedulian pada anak-anak saya, kepedulian pada tetangga saya, pada negara saya, pada planet Bumi - pada planet Bumi! - pada pohon-pohon, pada binatang-binatang. Jangan membunuh binatang. Anda mengikuti? Jangan membunuh mereka untuk dimakan. Hal itu begitu tidak perlu! Tradisi berkata, Anda harus makan daging. Oleh karena itu, Tuan, semua ini menjurus kepada... suatu keseriusan batin yang mendalam, dan keseriusan itu sendiri mewujudkan perhatian, kepedulian, dan tanggung jawab, dan semua yang telah kita diskusikan. Ini bukannya bahwa seseorang telah melalui semua ini, seseorang melihatnya! Dan persepsi ini adalah tindakan yang adalah kearifan. Sebab kearifan adalah akhir dari penderitaan. Itu bukan sesuatu yang bersifat ketidakpekaan, Itu adalah pengakhiran darinya. Dan pengakhiran dari itu berarti pengamatan, melihat penderitaan. Bukan pergi keluar darinya, menolaknya, merasionalkannya, atau melarikan diri darinya. Hanya melihatnya. Membiarkannya berkembang, Dan ketika Anda tanpa pilihan, waspada akan berkembangnya ini, ia secara alami menjadi layu. Saya tidak harus melakukan sesuatu terhadapnya.
56:07 A: Marvellous how energy can be free to pattern itself or not pattern itself. The pattern is free to be energised or... the whole thing is simply all round. A:Luar biasa, betapa energi... dapat bebas mempolakan diri atau tidak mempolakan diri. Pola bebas untuk berenergi atau... seluruhnya ada di mana-mana.
56:28 K: Yes, sir. It covers the whole of man's endeavour, his thoughts, his anxieties - everything it covers. K:Ya, Tuan. Itu meliput seluruh... usaha keras, pikiran, kecemasan manusia, - segala sesuatu diliputnya...
56:38 A: So, in our conversations, all through, we have reached the point of consummation here, where it is round. I wonder if Shakespeare had some intimation of this, when he said, 'Ripeness is all'. He must have been thinking of that, not simply as setting a term to the career of fruit. A:Jadi, dalam pembicaraan kita, keseluruhannya, kita telah mencapai titik kesempurnaan di sini, yang bulat. Saya bertanya-tanya apakah Shakespeare... mempunyai isyarat perihal ini, ketika ia berkata, 'Kematangan adalah semua'. Ia pasti telah memikirkan tentang itu, bukan sekedar menyusun suatu istilah pada karir dari buah.
57:12 K: No sir, time comes to an end, time stops. In silence time stops. K:Tidak Tuan, waktu akan berakhir, waktu berhenti. Dalam keheningan waktu berhenti.
57:23 A: In silence time stops. Immensely beautiful. I must express to you my gratitude from the bottom of my heart. I hope you will let me. Because throughout the whole career of our discussions I have been undergoing a transformation. A:Dalam keheningan waktu berhenti. Sangat indah sekali. Saya harus mengungkapkan kepada Anda... rasa syukur saya dari hati saya yang paling dalam. Saya harap Anda membolehkan saya. Sebab sepanjang diskusi kita, saya telah mengalami suatu transformasi.
57:56 K: Quite. Because you are willing enough to listen, good enough to listen. Most people are not, they won't listen. You took the time, the trouble, the care to listen. K:Benar. Sebab Anda bersedia untuk mendengar, cukup baik untuk mendengar. Sebagian besar orang tidak, mereka tidak ingin mendengar. Anda meluangkan waktu, kesulitan, kepedulian untuk mendengar.
58:12 A: I've already seen in my relation to my classes, in the activity my students and I share, the beginning of a flowering.

K: Quite.
A:Saya telah melihat... dalam hubungan saya dengan mahasiswa saya, dalam aktifitas mahasiswa saya dan saya berbagi, awal dari suatu pemekaran.

K: Benar.
58:25 A: The beginning of a flowering.

K: Quite.
A: Awal dari suatu yang berkembang.

K: Benar.
58:29 A: Thank you so much again. Thank you, thank you. A: Terima kasih banyak sekali lagi. Terima kasih, terima kasih.