Krishnamurti Subtitles home


SD74CA2 - Pengetahuan dan konflik dalam antar-hubungan manusia
Percakapan ke-2 dengan Allan W. Anderson
San Diego, USA
18 Februari 1974



0:37 Krishnamurti in Dialogue with Dr. Allan W. Anderson Krishnamurti dalam Dialog dengan Dr. Allan W. Anderson
0:42 J. Krishnamurti was born in South India and educated in England. For the past 40 years he has been speaking in the United States, Europe, India, Australia, and other parts of the world. From the outset of his life's work he repudiated all connections with organised religions and ideologies and said that his only concern was to set man absolutely unconditionally free. He is the author of many books, among them The Awakening of Intelligence, The Urgency of Change, Freedom From the Known, and The Flight of the Eagle. This is one of a series of dialogues between Krishnamurti and Dr. Allan W. Anderson, who is professor of religious studies at San Diego State University where he teaches Indian and Chinese scriptures and the oracular tradition. Dr. Anderson, a published poet, received his degree from Columbia University and the Union Theological Seminary. He has been honoured with the distinguished Teaching Award from the California State University. Krishnamurti terlahir di India Selatan... dan memperoleh pendidikannya di Inggris. Selama 40 tahun yang lalu... dia telah berbicara di Amerika Serikat,... Eropa, India, Australia, dan bagian-bagian dunia lainnya. Dari awal karya hidupnya... dia menanggalkan semua hubungannya... dengan agama-agama dan ideologi- ideologi yang terorganisir... dan mengatakan bahwa satu- satunya keprihatinannya adalah... untuk membebaskan manusia secara absolut tanpa-terkondisi. Dia adalah pengarang dari banyak buku-buku, di antaranya... The Awakening of Intelligence, The Urgency of Change,... Freedom From the Known, dan The Flight of the Eagle. Ini adalah satu dari suatu seri dialog-dialog antara... Krishnamurti dan Dr. Allan W. Anderson,... yang adalah profesor dari studi religi... di San Diego State University,... di mana dia mengajar kitab-kitab suci India dan China... dan tradisi orakel. Dr. Anderson, seorang penyair,... menerima gelarnya dari Columbia University... dan Union Theological Seminary. Dia telah dianugerahi... dengan Teaching Award yang terhormat... dari California State University.
1:48 A: Mr. Krishnamurti, in our previous conversation, I was extremely delighted, for myself at least, that we had made the distinction in terms of relation between knowledge and self-transformation, between, on the one hand, the relationship that I sustain with the world, - as the world is me and I am the world - and on the other hand, this dysfunctional condition, which indicates - in your phrase - that a person is involved in thinking that the description is the described. It would appear then that something must be done to bring about a change in the individual, and, going back to our use of the word 'individual', we could say - and you used the word earlier - that we are dealing with an observer. So if the individual is not to make the mistake of taking the description for the described, then he must, as an observer, relate to the observed in a particular way that is totally different from the way he has been in his confusion. I thought that, perhaps, in this particular conversation, if we pursued that it would be a link directly with what we had said prior. A:Tuan Krishnamurti, dalam pembicaraan kita sebelumnya,... saya telah teramat gembira, sedikitnya bagi saya,... bahwa kita telah membuat perbedaan,... dalam kaitan hubungan antara pengetahuan... dan transformasi-diri,... antara, di satu pihak,... hubungan yang saya pertahankan dengan dunia,... - sebagai dunia adalah saya dan saya adalah dunia -... dan di pihak lain, kondisi yang tidak berjalan mulus ini,... yang menunjukkan - dalam ungkapan Anda - bahwa seseorang terlibat dalam pemikiran,... bahwa uraian adalah yang diuraikan. Yang tampak kemudian bahwa sesuatu harus dilakukan... untuk mewujudkan suatu perubahan di dalam si individual,... dan, kembali ke penggunaan kita akan kata 'individual',... kita dapat katakan - dan Anda telah menggunakan kata itu sebelumnya -... bahwa kita sedang berurusan dengan seorang pengamat. Jadi, jika si individual, agar tidak membuat kesalahan,... dengan menganggap uraian sebagai yang diuraikan,... maka dia, sebagai seorang pengamat, harus... berhubungan dengan yang diamati dalam cara tertentu,... yang total berbeda... dari cara sebagaimana biasanya ketika ia dalam kekacauan. Saya pikir bahwa, barangkali, dalam pembicaraan yang khusus ini,... jika itu kita teruskan, ia akan meru- pakan suatu mata rantai langsung... dengan apa yang kita bicarakan sebelumnya.
3:25 K: What we said previously, wasn't it that there must be a quality of freedom from the known, otherwise the known is merely repetitive of the past, the tradition, the image, and so on. The past, surely, sir, is the observer. The past is the accumulated knowledge as the 'me' and the 'we', they' and 'us'. The observer is put together by thought as the past. Thought is the past. Thought is never free. Thought is never new, because thought is the response of the past as knowledge, as experience, as memory. K:Apa yang kita bicarakan sebelumnya,... apakah bukannya bahwa harus ada suatu kualitas kebebasan... dari yang dikenal,... kalau tidak, yang dikenal hanyalah merupakan... pengulangan dari masa lalu,... tradisi, citra, dan seterusnya. Masa lalu, sungguh pasti, Tuan, adalah si pengamat. Masa lalu adalah pengetahuan yang dihimpun... sebagai si 'aku' dan si 'kami', 'mereka' dan 'kita'. Si pengamat dihimpun oleh pikiran sebagai masa lalu. Pikiran adalah masa lampau. Pikiran tidak pernah bebas. Pikiran tidak pernah baru,... karena pikiran adalah tanggapan dari masa lalu... sebagai pengetahuan, sebagai pengalaman, sebagai memori.
4:38 A: Yes, I follow that. A:Ya, saya mengikuti itu.
4:40 K: And the observer, when he observes, is observing with the memories, experiences, knowledge, hurts, despairs, hope - all that, with all that background he looks at the observed. So the observer then becomes separate from the observed. Is the observer different from the observed? Which we will go into presently later on. That leads to all kinds of other things. So, when we are talking of freedom from the known, we are talking about the freedom from the observer. K:Dan si pengamat, ketika ia mengamati,... adalah mengamati dengan memori- memori, pengalaman-pengalaman,... pengetahuan, luka-luka, keputus- asaan, harapan - semuanya itu,... dengan semua latar belakang itu ia memandang ke yang diamati. Jadi si pengamat kemudian menjadi terpisah dari yang diamati. Apakah si pengamat berbeda dari yang diamati? Yang nanti akan kita dalami pada waktunya. Itu mengantar ke segala bentuk dari hal-hal lain. Jadi,... ketika kita sedang berbicara perihal kebebasan dari yang dikenal,... kita sedang berbicara perihal kebebasan dari si pengamat.
5:33 A: The observer, yes. A:Si pengamat, ya.
5:36 K: And the observer is the tradition, the past, the conditioned mind that looks at things, looks at itself, looks at the world, looks at me, and so on. So the observer is always dividing. The observer is the past and therefore it cannot observe wholly. K:Dan si pengamat adalah tradisi, masa lalu,... batin yang terkondisi yang melihat ke hal-hal,... melihat ke diri sendiri, melihat ke dunia,... melihat ke saya, dan seterusnya. Jadi si pengamat selalu memisah-misah. Si pengamat adalah masa lalu... dan karenanya, ia tidak dapat mengamati secara utuh.
6:10 A: If the person uses the first person pronoun 'I' while he is taking the description for the described, this is the observer he refers to when he says, 'I'. A:Jika orang menggunakan kata ganti orang pertama 'saya'... saat ia menganggap uraian sebagai yang diuraikan,... ini adalah si pengamat yang dia rujuk ketika ia bilang, 'saya'.
6:27 K: 'I' is the past.

A: I see.
K:'Saya' adalah masa lalu.

A:Saya paham.
6:32 K: 'I' is the whole structure of what has been: the remembrances, the memories, the hurts, the various demands - all that is put together in the word 'the I' who is the observer, and therefore division: the observer and the observed. The observer who thinks he is a Christian and observes a non-Christian, or a Communist, this division, this attitude of mind which observes with conditioned responses, with memories, and so on. So that is the known. K:'Saya' adalah seluruh struktur dari apa yang telah lalu: kenangan-kenangan, memori-memori,... kesakitan-kesakitan, berbagai tuntutan-tuntutan,... - semuanya itu dihimpun dalam kata 'si aku',... yang adalah si pengamat,... dan karenanya pemisahan: si pengamat dan yang diamati. Si Pengamat yang mengira dia adalah seorang Kristen... dan mengamati seorang bukan-Kristen atau seorang Komunis,... pemisahan ini, sikap dari batin ini, yang mengamati,... dengan reaksi-reaksi yang terkondisi,... dengan memori-memori, dan seterusnya. Jadi itulah yang dikenal.
7:29 A: I see. A:Saya paham.
7:30 K: I mean, I think that is logically so. K:Saya maksudkan, saya pikir secara nalar demikianlah adanya.
7:33 A: Oh no, it follows precisely from what you have said. A:Oh tidak, itu dengan tepat meng- ikuti apa yang Anda telah katakan.
7:37 K: So, we are asking, can the mind, or the whole structure, can the mind be free from the known? Otherwise the repetitious action, repetitious attitudes, repetitious ideologies will go on, modified, changed, but it will be the same direction. K:Jadi kita sedang bertanya, dapatkah batin, atau seluruh struktur,... dapatkah batin bebas dari yang dikenal? Kalau tidak, tindakan yang berulang- ulang, sikap-sikap berulang-ulang,... ideologi-ideologi yang berulang-ulang akan berlangsung terus,... diubah, diganti, namun ia akan sama saja arahnya.
8:08 A: Do go ahead, I was going to say something, but I think I'll let it wait until you have finished what you have said. A:Silahkan teruskan, saya sedang akan... mengatakan sesuatu, tapi saya pikir,... saya akan menunggu sampai Anda telah selesai... dengan apa yang Anda telah katakan.
8:13 K: So, what is this freedom from the known? I think that is very important to understand because any creative action... I am using the word 'creative' in its original sense, not in the sense creative writing, creative... K:Jadi, apakah kebebasan dari yang dikenal ini? Saya pikir, itu adalah amat penting untuk dipahami, karena... setiap tindakan kreatif,... saya memakai kata 'kreatif' dalam artinya yang asli,... bukan dalam arti menulis kreatif, kreatif...
8:33 A: I know. A:Saya tahu.
8:34 K: ...bakery, creative essay, creative pictures. I am not talking in that sense. In the deeper sense of that word creative means something totally new being born. Otherwise it is not creative, it is merely repetitive, modified, changed, or the past. So unless there is a freedom from the known, there is no creative action at all. Which is, freedom implies, not the negation of the known, but the understanding of the known, and that understanding brings about an intelligence, which is the very essence of freedom. K:...pembuatan roti/kue, esei kreatif, gambar-gambar kreatif. Saya tidak sedang berbicara dalam makna itu. Dalam arti yang lebih dalam dari kata itu,... kreatif berarti sesuatu yang terlahir secara baru sama sekali. Kalau tidak, itu bukan kreatif, itu hanya pengulangan saja,... dirubah, diganti, atau masa lalu. Jadi, kecuali ada suatu kebebasan dari yang dikenal,... di situ sama sekali tidak ada suatu tindakan yang kreatif. Yang adalah, kebebasan mengisyaratkan... bukan negasi dari yang dikenal,... tetapi pemahaman akan yang dikenal,... dan pemahaman itu menimbulkan suatu kecerdasan,... yang merupakan hakekat sebenarnya dari kebebasan.
9:31 A: I'd like to make sure that I've understood your use of this word 'creative'. It seems to me very, very important. People who use the word 'creative' in the sense that you described: creative this, that, or the other...

K: That's a horror. That is a dreadful way of using that word.
A:Saya ingin meyakinkan diri bahwa saya telah mengerti... penggunaan Anda akan kata 'kreatif'. Itu nampaknya bagi saya, amat, amat penting. Orang yang menggunakan kata 'kreatif'... di dalam makna yang Anda gambarkan:... kreatif ini, itu, atau lainnya...

K:Itu suatu kengerian. Itu suatu cara mengerikan dari menggunakan kata itu.
9:51 A: ...because what the issue is of their activity is something merely novel.

K: Novel, novel, that's right.
A:...karena masalahnya adalah aktivitas mereka,... adalah sesuatu yang sekedar original.

K:Original, original, itu benar.
9:59 A: Not radically new, but novel. A:Tidak baru secara radikal, namun berbeda.
10:03 K: It's like creative writing, teaching creative writing. It's so absurd!

A: Exactly. Yes, now I do, I think, grasp precisely the distinction you have made. And I must say I fully agree with that.
K:Itu seperti menulis kreatif, mengajar menulis kreatif. Itu sesuatu yang tidak masuk akal!

A:Tepat sekali. Ya, sekarang saya telah, saya kira, menangkap secara tepat... perbedaan yang telah Anda berikan. Dan saya harus mengatakan saya sepenuhnya sepakat dengan itu.
10:20 K: Unless you feel new you cannot create anything new. K:Kecuali Anda berasa baru, Anda tak dapat menciptakan apapun yang baru.
10:26 A: That's right. And the person, who imagines that he is creative in this other sense that we pointed to, is a person whose reference for his activity is this observer that we mentioned, that is tied to the past. A:Itu benar. Dan orang, yang mengira bahwa dirinya... kreatif dalam arti yang lain ini, yang kita telah tunjukkan,... adalah seseorang yang rujukannya bagi kegiatannya,... adalah si pengamat yang telah kita sebutkan,... yang terikat pada masa lalu.
10:47 K: Yes, that's right.

A: So even if something does appear that is really extraordinarily novel, merely novel, but still extraordinarily novel, they are kidding themselves.
K:Ya, itu benar.

A:Jadi, meskipun sesuatu yang kelihatan... seperti sesuatu yang luar biasa original, sekedar berbeda,... namun masih tetap luar biasa original,... mereka membohongi diri sendiri.
10:59 K: The novel is not the creative.

A: Exactly.
K:Yang original bukan yang kreatif.

A:Tepat sekali.
11:01 K: The novel is just the... K:Yang original hanyalah sekedar...
11:04 A: And today especially, it seems to me, in our culture, we've become hysterical about this, because in order to be creative one simply must wrack his brains in order to produce something which in itself is bizarre enough to get attention. A:Dan terutama hari ini, nampak bagi saya, dalam kebudayaan kita,... kita telah menjadi histeris perihal ini,... karena agar supaya menjadi kreatif,... orang mutlak harus memutar otaknya,... agar supaya menghasilkan sesuatu... yang dalam dirinya sendiri cukup ganjil untuk mendapatkan perhatian.
11:20 K: That's all. Attention, success. K:Sebegitulah. Perhatian, sukses.
11:24 A: Yes. It has to be novel to the degree that I feel knocked on the head by it. A:Ya. Ia harus original sampai ke tingkat,... bahwa saya berasa terpukul di kepala olehnya.
11:31 K: Eccentric, and all the rest.

A: Exactly. But if that tension is increased, then, with each succeeding generation, the person is put to tremendous stress not to repeat the past, which he can't help repeating.
K:Eksentrik, dan semuanya itu.

A:Tepat sekali. Tapi jika ketegangan itu ditambah,... kemudian, dengan setiap generasi yang menyusul berikutnya,... orang ditaruh di bawah tekanan yang luar biasa,... untuk tidak mengulangi masa lalu,... yang dia tidak mampu untuk tidak mengulang.
11:45 K: Repeating, quite. That's why I say freedom is one thing and knowledge is another. We must relate the two and see whether the mind can be free from knowledge. We won't go into it now. This is real meditation for me. You follow, sir?

A: Yes, I do.
K:Pengulangan, tepat. Itu sebabnya saya bilang, kebebasan adalah satu hal... dan pengetahuan adalah hal lain. Kita harus menghubungkan yang dua ini,... dan melihat apakah batin bisa terbebas dari pengetahuan. Kita tidak mau mendalaminya sekarang. Ini adalah meditasi yang benar... bagi saya. Anda mengikuti, Tuan?

A:Ya, saya mengikuti.
12:09 K: Because... when we'll talk about meditation, we will go into it. You see, whether the brain can record and be free not to record, to record and operate when necessary, in the recording, in the memory, in knowledge, and be free to observe without the observer. K:Karena...ketika kita akan membicarakan perihal meditasi,... kita akan mendalaminya. Anda lihat, apakah otak dapat merekam... dan bebas untuk tidak merekam,... untuk merekam dan beroperasi jika perlu,... di dalam rekaman, dalam memori, dalam pengetahuan,... dan bebas untuk mengamati tanpa si pengamat.
12:43 A: Oh yes, yes, I see. That distinction seems to me absolutely necessary, otherwise it wouldn't be intelligible. A:Oh ya, ya. Saya paham. Perbedaan itu nampak bagi saya mutlak perlu,... kalau tidak ia tidak bisa dipahami.
12:53 K: So knowledge is necessary to act in the sense my going home from here to the place I live. I must have knowledge. I must have knowledge to speak English. I must have knowledge to write a letter, and so on, everything. The knowledge as function, mechanical function, is necessary. Now if I use that knowledge in my relationship with you, another human being, I am bringing about a barrier, a division between you and me, who is the observer. Am I making myself clear? K:Jadi pengetahuan perlu untuk bertindak dalam arti,... jalan pulang saya ke rumah dari sini ke tempat saya tinggal. Saya harus mempunyai pengetahuan. Saya harus mempunyai pengetahuan untuk berbicara Inggeris. Saya harus mempunyai pengetahuan untuk menulis surat,... dan seterusnya, semuanya. Pengetahuan sebagai fungsi,... fungsi mekanikal, adalah perlu. Sekarang jika saya pakai pengetahuan itu... dalam hubungan saya dengan Anda,... seorang manusia lain,... saya sedang menciptakan suatu rintangan, suatu pemisahan... antara Anda dan saya, yang adalah si pengamat. Apakah saya menjelaskannya dengan terang?
13:46 A: I am the observed in that case. Right in that context. A:Saya adalah yang diamati dalam hal itu. Benar dalam konteks itu.
13:50 K: That is, knowledge in a relationship, in human relationship, is destructive. That is, knowledge, which is the tradition, the memory, the image, which the mind has built about you, when we are related together, that knowledge is separative and therefore creates conflict in that relationship. As we said earlier, where there is division there must be conflict. Division between India and Pakistan, India and America, Russia, and all that, this divisive activity, politically, religiously, economically, socially, in every way, must inevitably bring conflict and therefore violence. That's obvious.

A: Exactly.
K:Dalam hal mana, pengetahuan dalam suatu hubungan,... dalam hubungan antar-manusia, adalah merusak. Dengan kata lain, pengetahuan, yang adalah... tradisi, memori, citra,... yang dibangun oleh batin perihal Anda,... ketika kita saling berhubungan, peng- etahuan itu bersifat memisahkan,... dan karenanya menciptakan konflik dalam hubungan itu. Seperti sebelumnya sudah kita katakan, di mana ada pemisahan,... di situ mesti ada konflik. Pemisahan antara India dan Pakistan,... India dan Amerika, Rusia, dan semuanya itu,... aktifitas pemisahan ini,... secara politis, agama, ekonomis, sosial,... dalam semua cara, tidak bisa dihindarkan pasti membawa konflik... dan karenanya kekerasan. Itu jelas.

A:Tepat sekali.
14:55 K: Now, when in relationship, in human relationship, knowledge comes between, then in that relationship there must be conflict, between husband and wife, boy and girl, wherever there is the operation as the observer, who is the past, who is knowledge, in that activity there is division and therefore conflict in relationship. K:Sekarang, ketika dalam hubungan, dalam hubungan antar-manusia,... pengetahuan masuk di antaranya,... kemudian dalam hubungan itu mesti ada konflik,... antara suami dan isteri, teman laki-laki dan perempuan,... di mana ada kegiatan sebagai si pengamat,... yang adalah masa lalu, yang adalah pengetahuan,... di dalam aktifitas itu ada pemisahan... dan karenanya konflik dalam hubungan.
15:29 A: So now the question that comes up next is the one of freedom from being subject to this repetitive round. A:Jadi sekarang pertanyaan yang muncul berikutnya,... adalah yang mengenai kebebasan... dari keadaan menjadi subyek pada lingkaran yang berulang-ulang ini.
15:41 K: That's right.

A: Good, good.
K:Itu benar.

A:Baik, baik.
15:43 K: Now is that possible? You follow, sir? It is an immense question because human beings live in relationship.

A: Yes.
K:Sekarang, apakah itu memungkinkan? Anda mengikuti, Tuan? Ini adalah pertanyaan yang bukan main pentingnya, karena... manusia hidup dalam hubungan.

A:Ya.
15:57 K: There is no life without relationship. Life means to be related. K:Tidak ada kehidupan tanpa hubungan. Kehidupan berarti saling berhubungan.
16:07 A: Exactly. A:Tepat sekali.
16:09 K: People who retire into a monastery, and all that, they are still related, however they might like to think they are alone, they are actually related, related to the past. K:Orang yang menyendiri ke dalam biara, dan semuanya itu,... mereka tetap masih berhubungan,... bagaimanapun mereka mungkin ingin berpikir bahwa mereka sendirian,... mereka sebenarnya berhubungan, berhubungan dengan masa lampau.
16:21 A: Oh yes, very much so. A:Oh ya, tepat sekali demikian adanya.
16:23 K: To their saviour, to their Christ, to their Buddha, - you follow? - all that, they are related to the past. K:Kepada penyelamat mereka, Kristus mereka, Buddha mereka, - Anda mengikuti? - semua itu, mereka berhubungan dengan masa lampau.
16:30 A: And their rules.

K: And their rules, everything.
A:Dan aturan-aturan mereka.

K:Dan aturan-aturan mereka, semuanya.
16:32 A: Yes.

K: They live in the past and therefore they are the most destructive people, because they are not creative in the deeper sense of that word.
A:Ya.

K:Mereka hidup di masa lalu... dan karenanya mereka adalah orang-orang yang paling merusak,... karena mereka tidak kreatif... dalam arti yang lebih dalam dari kata itu.
16:46 A: No, and they also, in so far as they are involved in this confusion that you have been talking about, are not even producing anything novel. Not that that means anything, but perhaps that would rather radically... A:Tidak, dan mereka juga, sepanjang... mereka terlibat dalam kekacauan ini,... yang telah Anda bicarakan,... juga tidak menghasilkan sesuatu yang original. Bukan berarti bahwa itu mempunyai suatu makna apapun,... tapi barangkali bahwa itu secara radikal...
17:04 K: The novel would be, for a man who is talkative, to enter a monastery where they don't talk. That's a novel to him and he says that's a miracle! K:Hal yang original berupa, bagi seseorang yang suka berbicara,... untuk masuk biara di mana mereka tidak berbicara. Itu adalah sesuatu yang original bagi dia,... dan dia bilang, itu adalah suatu keajaiban!
17:13 A: Right. A:Benar.
17:15 K: So our problem then is: what place has knowledge in human relationship? K:Jadi kemudian masalah kita adalah:... apakah tempat yang dipunyai pengeta- huan dalam hubungan antar-manusia?
17:25 A: Yes, that's the problem.

K: That's one problem. Because relationship with human beings is the highest importance, obviously, because out of that relationship we create the society in which we live. Out of that relationship all our existence comes.
A:Ya, itu adalah masalahnya.

K:Itu adalah satu masalah. Karena hubungan dengan umat manusia... adalah kepentingan yang paling utama, jelas demikian,... karena hasil dari hubungan itu,... kita menciptakan masyarakat di dalam mana kita hidup. Semua eksistensi kita datang dari hubungan itu.
17:50 A: This would take us back again to the earlier statement: I am the world and the world is me. That is a statement about relationship. It's a statement about many other things too, but that is a statement about relationship. The statement 'the description is not the described' is the statement of the rupture of the relationship... A:Ini akan membawa kita kembali lagi ke pernyataan terdahulu:... Saya adalah dunia dan dunia adalah saya. Itu adalah suatu pernyataan perihal hubungan. Itu adalah suatu pernyataan perihal banyak hal-hal lain juga,... namun itu adalah suatu pernyataan perihal hubungan. Pernyataan 'uraian bukanlah yang diuraikan',... adalah suatu pernyataan perihal terputusnya hubungan...
18:15 K: That's right.

A: ...in terms of everyday activity.
K:Itu benar.

A:...dalam kaitan aktivitas sehari-hari.
18:19 K: Sir, everyday activity is my life, is our life. K:Tuan, aktivitas sehari-hari adalah kehidupan saya, kehidupan kita.
18:23 A: Is everything. Yes, precisely. A:Adalah semuanya. Ya, tepat sekali.
18:25 K: Whether I go to the office, the factory, or drive a bus, or whatever it is, it is life, living. K:Apakah saya pergi ke kantor, pabrik,... atau mengemudikan sebuah bis, atau apapun itu,... itu adalah kehidupan, sedang hidup.
18:32 A: But it is interesting, isn't it, that even when that rupture is undergone at a very destructive level, what we call thought - in the context of our description of it and image - becomes itself even distorted. A:Namun adalah menarik, bukankah demikian, bahwa sekalipun ketika... pemutusan itu telah dijalani... pada tingkatan yang paling merusak,.... apa yang kita sebut pikiran... - dalam hubungannya dengan uraian kita tentang itu... dan citra - itu sendiri bahkan menjadi menyesatkan.
18:53 K: Of course, of course.

A: So that the distortion, that we've been calling knowledge in terms of its application, - not 'I need to know how to get from here to there', of course - can itself suffer an even worse condition than we are presently related to, and we have tomes upon tomes about that pathology in itself, don't we? Please, please, do go on.
K:Tentu, tentu.

A:Sehingga distorsi itu,... yang telah kita namakan pengetahuan... dalam kaitan dengan aplikasinya,... - bukan 'Saya perlu tahu... bagaimana saya dari sini dapat ke sana', tentunya -,... ia sendiri bahkan dapat menderita suatu kondisi yang lebih buruk,... daripada kita sekarang yang sedang berhubungan, dan kita mempunyai... amat banyak buku-buku tebal perihal patologi itu... sendiri, bukankah demikian? Mohon, mohon teruskan.
19:22 K: So knowledge and freedom: they must both exist together, not freedom 'and' knowledge. It's the harmony between the two. The two operating all the time in relationship. K:Jadi pengetahuan dan kebebasan:... mereka berdua harus berada bersama,... bukan kebebasan 'dan' pengetahuan. Adalah keselarasan di antara berdua itu. Berdua itu beroperasi sepanjang waktu dalam hubungan.
19:44 A: The knowledge and freedom in harmony. A:Pengetahuan dan kebebasan dalam keselarasan.
19:48 K: In harmony. It's like they can never be divorced. If I want to live with you in great harmony, which is love, - which we will discuss later on - there must be this absolute sense of freedom from you, not dependency, and so on, so on, so on, this absolute sense of freedom and operating at the same time in the field of knowledge. K:Dalam keselarasan. Itu sepertinya mereka tidak pernah dapat diceraikan. Jika saya ingin hidup dengan Anda dalam keselarasan yang tinggi,... yang adalah kasih,... - yang akan kita diskusikan nanti - di situ harus ada rasa kebebasan yang mutlak terhadap Anda,... bukan ketergantungan, dan seterusnya, seterusnya, seterusnya,... rasa kebebasan yang mutlak ini dan... beroperasi pada waktu bersamaan di dalam bidang pengetahuan.
20:24 A: Exactly. So somehow this knowledge, if I may use a theological word here without prejudicing what we are talking about, if in correct relationship with this freedom, is somehow continuously redeemed, it is somehow operating no longer destructively, but in coordination with the freedom, in which I may live, because we haven't got to that freedom yet, we are just positing freedom. Exactly. A:Tepat sekali. Jadi entah bagaimana pengetahuan ini,... jika saya di sini boleh menggunakan suatu kata teologi tanpa... memprasangkai apa yang kita sedang bicarakan,... jika dalam hubungan yang benar dengan kebebasan ini,... entah bagaimana secara terus-menerus diselamatkan,... ia entah bagaimana sedang beroperasi tidak lagi secara merusak,... tapi dalam koordinasi dengan kebebas- an, dalam mana saya mungkin hidup,... karena kita belum sampai ke kebebasan itu,... kita hanya mengajukan kebebasan sebagai fakta. Tepat sekali.
21:05 K: We have somewhat analysed, or discussed, or opened, the question of knowledge.

A: Yes.
K:Kita telah sedikit banyak... menganalisa, atau mendiskusikan, atau membuka,... persoalan dari pengetahuan.

A:ya.
21:13 K: And we haven't gone into the question of freedom, what it means. K:Dan kita belum mendalami persoalan kebebasan,... apa maknanya.
21:18 A: No, but we have established something, I think, that this conversation so far has revealed, which is terribly important, at least I'd say for my students in terms of helping them not to misunderstand what you are saying. A:Tidak, namun kita telah mencapai sesuatu, saya kira,... yang percakapan ini sejauh ini telah ungkapkan,... yang adalah teramat penting,... setidaknya saya mau katakan untuk siswa-siswa saya,... dalam kaitan membantu mereka... untuk tidak menyalahartikan apa yang Anda katakan.
21:38 K: Quite.

A: I have the feeling that many persons, because they are not sufficiently attentive to what you say, simply dismiss many statements you say out of hand as...
K:Tentu.

A:Saya mempunyai perasaan bahwa... banyak orang, karena mereka tidak... cukup menaruh perhatian pada apa Anda katakan,... begitu saja menolak banyak pernyataan yang Anda... katakan tanpa pertimbangan sebagai...
21:51 K: ...impossible.

A: ...as either impossible, or if they like the aesthetics of it, it still doesn't apply to them. It's a lovely thing out there: 'Wouldn't it be great if somehow we could do this?' But, you see, you haven't said that. You haven't said what they think you have said. You've said something about knowledge with respect to pathology, and you've said something about knowledge, in which knowledge itself is no longer destructive.

K: No.
K:...tidak mungkin.

A:...baik sebagai tidak mungkin, atau... jika mereka menyukai estetikanya,... itu masih tidak berlaku bagi mereka. Sesuatu yang amat indah ada di luar sana:... 'Apakah itu bukan sesuatu yang baik jika entah bagaimana... kita dapat melakukan ini?' Namun, Anda lihat, Anda belum mengatakan itu. Anda belum mengatakan apa yang mereka pikir Anda telah... katakan. Anda telah katakan... sesuatu tentang pengetahuan dalam kaitan dengan patologi,... dan Anda telah mengatakan sesuatu perihal pengetahuan,... dalam mana pengetahuan sendiri tidak lagi merusak.

K:Tidak.
22:21 A: So we're not saying that knowledge as such is the bad guy and something else is the good guy. No, no. I think it is terribly important that that's seen, and I wouldn't mind it being repeated over and over again, because I do heartily feel that it's easy to misunderstand. A:Jadi kita tidak sedang mengatakan bahwa pengetahuan sebagaimana... apa adanya,... adalah sesuatu yang jahat dan sesuatu lainnya adalah hal yang baik. Tidak, tidak. Saya kira ini adalah teramat penting agar itu dipahami,... dan saya tidak keberatan itu diulangi berulang kali,... karena dalam lubuk hati saya merasa bahwa itu mudah disalah-artikan,...
22:44 K: That's very important, because religion, at least the meaning of that word is to gather together, to be attentive. That is the true meaning of that word 'religion'. I have looked it up in a dictionary.

A: Oh yes, I agree.
K:Itu sangat penting, sebab religion (religi),... setidaknya arti dari kata itu adalah untuk... menghimpun, untuk penuh perhatian. Itu adalah arti yang sebenarnya dari kata 'religion' itu. Saya telah memeriksanya dalam suatu kamus.

A:Oh ya, saya setuju.
23:04 K: Gathering together all energy to be attentive. To be attentive, otherwise it's not religion. Religion is all the things... we'll discuss that when we come to it. So freedom means the sense of complete austerity and a sense of total negation of the observer. K:Menghimpun semua energi agar penuh perhatian. Untuk penuh perhatian, kalau tidak itu bukan religi. Religi adalah semua hal-hal,... kita akan mendiskusikan itu ketika kita tiba padanya. Jadi kebebasan berarti rasa kesederhanaan yang total... dan suatu rasa negasi yang total dari pengamat.
23:36 A: Exactly. A:Tepat sekali.
23:40 K: Out of that comes austerity, everything else - we'll go into that later on. K:Keluar dari itu datang kesederha- naan (austerity), semua lainnya... - kita akan dalami itu nanti.
23:45 A: But austerity in itself doesn't produce it. A:Namun kesederhanaan itu dendiri tidak menghasilkan itu.
23:48 K: No. Upside down.

A: So we've turned that upside down.
K:Tidak. Terbalik.

A:Jadi kita telah memutar balikkan itu.
23:51 K: Austere means, really, the word itself means ash, dry, brittle. But the austerity of which we are talking about is something entirely different.

A: Yes.
K:Austere berarti, sebenarnya, kata itu sendiri berarti... abu, kering, rapuh. Tapi kesederhanaan... yang kita bicarakan adalah sesuatu yang,... sama sekali berbeda.

A:Ya.
24:08 K: It is the freedom that brings about this austerity, inwardly. K:Adalah kebebasan... yang mewujudkan kesederhanaan ini, dalam batin.
24:13 A: There is a beautiful biblical phrase that points to this, just three words, 'beauty for ashes', when the transformation takes place. And in English we have the phrase 'ashes in the mouth' when the whole thing has come to ashes. But there is a change from ashes to beauty. A:Ada suatu ungkapan injil yang menunjuk ke hal ini,... hanya tiga kata, 'keindahan untuk abu',... ketika transformasi berlangsung. Dan di dalam bahasa Inggris kita punya ungkapan 'abu dalam mulut',... ketika semuanya telah menjadi abu. Namun ada perubahan dari abu ke keindahan.
24:35 K: So freedom in action in the field of knowledge and in the field of human relationship, because that is the highest importance: human relationship. K:Jadi kebebasan dalam tindakan dalam bidang pengetahuan... dan dalam bidang hubungan antar-manusia,... sebab itu adalah hal yang paling penting:... hubungan antar-manusia.
24:56 A: Oh yes, yes. Oh yes, particularly if I am the world and the world is me. A:Oh ya, ya. Oh ya, terutama jika saya adalah dunia dan dunia adalah saya.
25:02 K: Obviously.

A: Yes.
K:Jelas demikian.

A:ya.
25:04 K: So what place has knowledge in human relationship? Knowledge in the sense of past experience, tradition, image. K:Jadi, apakah tempat yang dimiliki pengetahuan... dalam hubungan antar-manusia? Pengetahuan dalam arti pengalaman lalu,... tradisi, citra.
25:21 A: Yes. A:Ya.
25:22 K: What place has the observer, - all that is the observer - what place has the observer in human relationship? K:Apakah tempat yang dimiliki si pengamat,... - semuanya itu adalah si pengamat - apakah tempat yang dimiliki si peng- amat dalam hubungan antar-manusia?
25:34 A: What place has knowledge on the one hand, what place has the observer. A:Apakah tempat yang dimiliki pengetahuan pada satu sisi,... apakah tempat yang dimiliki si pengamat.
25:38 K: Observer is the knowledge.

A: Is the knowledge. But there is the possibility of seeing knowledge not simply negatively, but in co-ordination in true creative relationship. Right.
K:Pengamat adalah pengetahuan.

A:Adalah pengetahuan. Tapi ada kemungkinan memandang pengetahuan,... bukan hanya secara negatif, tapi dalam koordinasi,... dalam hubungan kreatif yang benar. Benar.
25:54 K: I have said that.

A: Exactly.
K:Saya telah mengatakan itu.

A:Tepat sekali.
25:57 K: I am related to you, let's say, to make it very simple. I'm related to you, you are my brother, husband, wife, whatever it is, and what place has knowledge as the observer, which is the past, and knowledge is the past, what place has that in our relationship? K:Saya berhubungan keluarga dengan Anda, katakan,... untuk membuatnya amat sederhana. Saya berhubungan keluarga dengan Anda, Anda saudara laki-laki saya,... suami, isteri, apapun itu,... dan apa tempat yang dimiliki pengetahuan sebagai si pengamat,... yang adalah masa lalu, dan pengetahuan adalah masa lalu,... apa tempat yang dimilikinya dalam hubungan kita?
26:28 A: If our relationship is creative... A:Jika hubungan kita adalah kreatif...
26:33 K: It is not. Not 'if,' we must take it actually as it is. I am related to you, I am married to you, I am your wife or husband, whatever it is. Now, what is the actuality in that relationship? The actuality, not theoretical actuality, but the actuality is that I am separate from you. K:Tidak demikian. Tidak 'jika', kita harus menerima kenyataan seperti apa adanya,... saya berhubungan dengan Anda, saya menikah dengan Anda,... saya adalah isteri atau suami, apapun itu. Sekarang, apakah yang sebenarnya ada dalam hubungan itu? Yang aktual, bukan aktualitas yang teoritis,... tapi aktualitasnya adalah bahwa saya adalah terpisah dari Anda.
27:00 A: The actuality must be that we are not divided. A:Aktualitasnya seharusnya bahwa kita tidak terpisah.
27:03 K: But we are. I may call you my husband, my wife, but I am concerned with my success, I am concerned with my money, I am concerned with my ambitions, my envy, I am full of me. K:Namun kita terpisah. Saya boleh saja memanggil Anda suami saya, isteri saya, tapi saya... prihatin dengan sukses saya, saya prihatin dengan uang saya,... saya prihatin dengan ambisi-ambisi saya,... kecemburuan saya, saya penuh dengan aku.
27:23 A: Yes, I see that, but I want to make sure now that we haven't reached a confusion here. A:Ya, saya melihat itu, tapi saya sekarang ingin memastikan bahwa,... kita tidak tiba pada suatu kebingungan di sini.
27:31 K: Yes, we have.

A: When I say that the actuality is that we are not separate, I do not mean to say that, at the phenomenal level, that a dysfunction is occurring. I am fully aware of that. But if we are going to say that the world is me and I am the world...
K:Ya, kita sudah.

A:Ketika saya berkata,... bahwa aktualitasnya adalah bahwa kita tidak terpisah,... saya tidak maksudkan untuk bilang, bahwa pada tingkat fenomena,... bahwa suatu disfungsi sedang terjadi. Saya waspada penuh akan itu. Tapi kalau kita akan berkata bahwa,... dunia adalah saya dan saya adalah dunia...
27:49 K: We say it theoretically, we don't feel it. K:Kita mengatakannya secara teoritis, kita tidak merasakannya.
27:52 A: Precisely. But if that is the case, that the world is me and I am the world, and this is actual, this is actual... A:Tepat sekali. Namun jika itu demikian halnya,... bahwa dunia adalah saya dan saya adalah dunia,... dan ini adalah aktual, ini adalah aktual...
28:04 K: This is actual only when I have no division in myself. K:Ini adalah aktual hanya ketika saya... tidak mempunyai pembagian di dalam diri saya.
28:08 A: Exactly. Exactly.

K: But I have a division.
A:Tepat sekali. Tepat sekali.

K:Tapi saya mempunyai suatu pembagian.
28:12 A: If I have a division, then there is no relationship between one and the other.

K: Therefore one accepts the idea that the world is me and me is the world. That is just an idea. Look, sir.
A:Jika saya mempunyai suatu pemba- gian, maka hubungan tidak ada... antara yang satu dengan yang lain.

K:Karenanya,... seseorang menerima ide,... bahwa dunia adalah saya dan saya adalah dunia. Itu hanyalah suatu ide. Lihat, Tuan.
28:32 A: Yes, I understand. But if and when it happens... A:Ya, saya paham. Namun jika dan bila ini terjadi...
28:35 K: Wait. Just see what takes place in my mind. I make a statement of that kind: 'the world is you and you are the world'. The mind then translates it into an idea, into a concept, and tries to live according to that concept. K:Tunggu. Hanya pandang saja apa yang berlangsung di batin saya. Saya membuat suatu pernyataan semacam itu:... 'dunia adalah Anda dan Anda adalah dunia'. Batin kemudian menerjemahkannya menjadi suatu ide,... menjadi suatu konsep,... dan mencoba untuk hidup sesuai dengan konsep itu.
28:56 A: Exactly. A:Tepat sekali.
28:57 K: It has abstracted from reality. K:Ia telah mengabstrasikannya dari realitas.
29:04 A: This is knowledge in the destructive sense. A:Ini adalah pengetahuan dalam arti merusak.
29:09 K: I won't call it destructive or positive. This is what is going on. K:Saya tidak mau mengatakannya merusak atau positif. Ini adalah apa yang sedang berlangsung.
29:13 A: Well, let's say the issue from it is hell. A:Baik, marilah kita katakan, masalah yang keluar dari itu adalah neraka.
29:17 K: Yes. So, in my relationship with you what place has knowledge, the past, the image, - which is the observer, all that is the observer - what place has the observer in our relationship? Actually the observer is the factor of division. K:Ya. Jadi, dalam hubungan saya dengan Anda... apakah tempat yang dimiliki pengetahuan, masa lalu, citra,... - yang adalah si pengamat, semua itu adalah si pengamat - apakah tempat yang dimiliki si pengamat dalam hubungan kita? Sebenarnya, si pengamat adalah faktor dari pembagian,...
29:44 A: Right. A:Benar.
29:46 K: And therefore the conflict between you and me, this is what is going on in the world everyday. K:Dan karenanya konflik antara Anda dan saya,... ini adalah apa yang sedang berlangsung di dunia setiap hari.
29:53 A: Then one would have to say, it seems to me, following the conversation point by point, that the place of this observer, - understood as you have pointed it out - is the point of dysrelationship. A:Kemudian orang harus berkata, demikian nampaknya bagi saya,... mengikuti pembicaraan poin demi poin,... bahwa tempat dari pengamat ini,... - dipahami sebagaimana Anda menunjukkannya - adalah titik dari gangguan-hubungan.
30:13 K: Is the point where there is really actually no relationship at all. I may sleep with my wife, and so on, so on, but actually there is no relationship, because I have my own pursuits, my own ambitions, all the idiosyncrasies, and so on, and she has hers, so we are always separate and therefore always in battle with each other. Which means the observer, as the past, is the factor of division. K:Adalah titik di mana benar-benar secara aktual,... tiada hubungan sama sekali. Saya boleh tidur dengan isteri saya, dan seterusnya, seterusnya,... namun secara aktual di situ tidak ada hubungan,... sebab saya mempunyai... pengejaran-pengejaran saya sendiri, ambisi-ambisi saya sendiri,... semua keanehan-keanehan, dan seterusnya, dan isteri juga punya,... jadi kita selamanya terpisah... dan karenanya selalu berlawanan satu dengan lainnya. Yang berarti si pengamat, sebagai masa lalu,... adalah faktor dari perpecahan.
30:58 A: Yes, I was just wanting to be sure that the phrase is the place... of 'what is the place of the observer' was understood in the context of what we are saying. We have made the statement that there is such a thing. A:Ya, saya hanya sedang ingin untuk memastikan bahwa,... ungkapan tempat... dari 'apakah tempatnya dari si pengamat',... telah dipahami di dalam konteks dari apa yang kita katakan. Kita telah membuat pernyataan bahwa hal demikian itu ada.
31:12 K: Yes. K:Ya.
31:13 A: Well, its place as such would seem to me not to be what we usually mean by its occupying a place. A:Baik, tempatnya dalam arti yang tepat,... nampaknya bagi saya bukan seperti... apa yang biasanya kita artikan sebagai ia menempati suatu tempat.
31:22 K: Yes.

A: We are talking rather about an activity here that is profoundly disordered.
K:Ya.

A:Kita sedang berbicara perihal... suatu aktivitas yang amat sangat kacau.
31:30 K: Sir, as long as there is the observer, there must be conflict in relationship. K:Tuan, selama si pengamat ada,... pasti ada konflik dalam hubungan...
31:39 A: Yes, I follow that.

K: Wait, wait, see what happens. I make a statement of that kind, someone will translate it into an idea, into a concept and say, 'How am I to live that concept?' The fact is he doesn't observe himself as the observer.
A:Ya, saya mengikuti itu.

K:Tunggu, tunggu, lihat apa yang terjadi. Saya membuat suatu pernyataan semacam itu,... seseorang akan menerjemahkannya menjadi suatu ide,... menjadi suatu konsep dan berkata, 'Bagaimana saya dapat hidup dalam... konsep itu?' Kenyataannya adalah dia tidak meng- amati dirinya sebagai si pengamat.
32:03 A: That's right. That's right. He is the observer looking out there, making a distinction between himself... A:Itu benar. Itu benar. Ia adalah si pengamat melihat keluar,... sedang mambuat suatu pembedaan di antara dirinya...
32:09 K: ...and the statement.

A: Right. Making a division.
K:...dan pernyataan itu.

A:Benar. Sedang membuat suatu pemisahan.
32:13 K: Division. Has the observer any place at all in relationship? I say no, the moment he comes into existence in relationship, there is no relationship. K:Pemisahan. Memang punyakah si pengamat suatu tempat dalam hubungan? Saya bilang tidak, pada saat... ia datang menjadi ada dalam hubungan,... di situ tidak ada hubungan.
32:35 A: The relationship is not.

K: Is not.
A:Hubungan tidak ada.

K:Tidak ada.
32:38 A: It is not something that is in dysrelationship. A:Ia bukan sesuatu yang berada dalam gangguan-hubungan.
32:42 K: Yes, that's right.

A: We are talking about something, that in fact doesn't even exist.

K: Exist. Therefore we have to go into the question why human beings in their relationship with other human beings are so violent, because that is spreading throughout the world. I was told the other day in India, a mother came to see me, very Brahmanical family, very cultured, and all the rest of it. Her son, who is six, when she asked him to do something he took up a stick and began to hit her. A thing unknown. You follow, sir? The idea that you should hit your mother is traditionally something incredible! And this boy did it. And I said, 'See what is the fact', we went into it, she understood. So, to understand violence, one has to understand division.
K:Ya, itu benar.

A:Kita berbicara mengenai sesuatu,... yang sebenarnya malahan tidak ada.

K:Ada. Karenanya kita harus masuk ke pertanyaan, mengapa manusia... di dalam hubungan mereka... dengan manusia lainnya demikian ganasnya,... karena kekerasan itu meluas ke seluruh dunia. Saya tempo hari di India diberitahu, seorang ibu datang menemui saya,... keluarga Brahmin yang ketat,... amat berbudaya, dan semuanya itu. Putranya, yang berusia enam tahun,... ketika ibu itu minta anaknya melakukan sesuatu... anak itu mengambil sebatang tongkat dan mulai memukul dia. Suatu hal yang tidak dikenal. Anda mengikuti, Tuan? Ide, bahwa Anda harus memukul ibu Anda,... adalah sesuatu yang secara tradisionil tidak masuk akal! Dan putra ini melakukannya. Dan saya berkata, 'Lihat apa yang merupakan kenyataan',... kita mendalaminya, ibu itu paham. Jadi, agar memahami kekerasan, orang harus memahami pemisahan.
33:56 A: The division was already there.

K: There.
A:Pemisahan sudah ada di situ.

K:Di situ.
33:59 A: Otherwise he would not have picked up the stick. A:Kalau tidak, si anak tidak akan memungut tongkat itu.
34:02 K: Division between nations, you follow, sir? This race for armaments is one of the factors of violence. Which is, I am calling myself American and he is calling himself Russian, or Hindu, or whatever it is. This division is the factor of real violence and hatred. When a mind sees that, it cuts away all division in himself. He is no longer a Hindu, American, Russian. He is a human being with his problems which he is then trying to solve, not in terms of India, or America, or Russia. So we come to the point: can the mind be free in relationship, which means orderly, not chaotic, orderly. K:Pemisahan antara bangsa-bangsa, Anda mengikuti, Tuan? Perlombaan persenjataan ini,... adalah salah satu faktor dari kekerasan,... yang adalah, saya menganggap diri saya sebagai seorang Amerika... dan dia menganggap dirinya seorang Rusia, atau Hindu,... atau apapun itu. Pemisahan ini adalah faktor dari kekerasan yang nyata dan kebencian. Ketika batin melihat itu,... ia memutuskan semua pemisahan dalam dirinya. Ia tidak lagi seorang Hindu, Amerika, Rusia. Ia seorang mahluk manusia,... dengan masalah-masalahnya yang kemudian ia coba pecahkan,... tidak dalam kaitan dengan India, atau Amerika, atau Rusia. Jadi kita tiba pada titik:... dapatkah batin bebas dalam hubungan,... yang berarti tertib, tidak kacau, tertib.
35:12 A: It has to be, otherwise you couldn't use the word 'relationship'.

K: No. No. So can the mind be free of that? Free of the observer?
A:Harus demikian, kalau tidak Anda tidak dapat menggunakan... kata 'hubungan'.

K:Tidak, tidak. Jadi dapatkah batin terbebas dari itu? Bebas dari si pengamat?
35:25 A: If not, there is no hope.

K: That's the whole point.
A:Jika tidak, harapan tidak ada.

A:Itulah seluruh permasalahannya.
35:29 A: If not, we've had it.

K: Yes. And all the escapes, and going off into other religions, doing all kinds of tricks, has no meaning. Now, this demands a great deal of perception, insight, into the fact of your life: how one lives one's life. After all, philosophy means the love of truth, love of wisdom, not the love of some abstraction.
A:Jika tidak, kita tidak bisa apa-apa lagi.

K:Ya. Dan semua pelarian, dan masuk ke agama-agama lain,... melakukan berbagai macam akal muslihat, tidak mempunyai arti. Sekarang, ini menuntut persepsi yang amat dalam, pencerahan,... ke dalam kenyataan dari kehidupan Anda:... bagaimana seseorang menjalani hidupnya. Bagaimanapun juga, filosofi berarti kecintaan pada kebenaran,... kecintaan pada kearifan, bukan kecintaan pada abstraksi tertentu.
36:03 A: Oh no, no, no. Wisdom is supremely practical. A:Oh tidak, tidak, tidak. Kearifan adalah amat sangat praktis.
36:07 K: Practical. Therefore here it is. That is, can a human being live in relationship in freedom and yet operate in the field of knowledge? K:Praktis. Karenanya inilah dia,... yaitu, dapatkah orang hidup dalam hubungan dalam kebebasan,... dan tetap bekerja di dalam bidang pengetahuan?
36:24 A: And yet operate in the field of knowledge, yes. A:Dan tetap bekerja di dalam bidang pengetahuan, ya.
36:26 K: And be absolutely orderly. Otherwise it is not freedom. Because order means virtue. K:Dan hidup dalam ketertiban yang absolut. Kalau tidak, ia bukan kebebasan. Sebab ketertiban berarti kebajikan.
36:40 A: Yes, yes. A:Ya, ya.
36:42 K: Which doesn't exist in the world at the present time. There is no sense of virtue in anything. Then we repeat. Virtue is a creative thing, is a living thing, is a moving thing. K:Yang tidak terdapat dalam dunia saat sekarang ini. Tidak ada rasa kebajikan dalam apapun. Kemudian kita mengulang. Kebajikan adalah sesuatu yang kreatif,... sesuatu yang hidup, sesuatu yang bergerak.
36:57 A: I am thinking, as you are saying this about virtue, which is really power, which is really the ability to act, and if I am following you correctly, what you are really saying, - and please correct me if I am way off here - what you are really saying is that the ability to act in the strict sense which must be creative, otherwise it's not an action, but it is simply a reaction. A:Saya sedang berpikir, ketika Anda sedang berkata tentang kebajikan,... yang sesungguhnya adalah daya,... yang sebenarnya adalah kemampuan untuk bertindak,... dan kalau saya mengikuti Anda dengan tepat,... apa yang Anda sebenarnya sedang katakan,... - dan mohon perbaiki saya jika saya di sini melenceng - apa yang Anda sebenarnya sedang katakan adalah bahwa,... kemampuan untuk bertindak dalam arti yang seksama,... yang seharusnya adalah kreatif,... kalau tidak ia bukan suatu tindakan, namun hanya sekedar suatu reaksi.
37:43 K: A repetition.

A: A repetition. That the ability to act, or virtue, as you put it, bears with it necessarily the implication of order. It must. It seems to me no way out of that. Yes, I just wanted to recover that a step at a time.
K:Suatu pengulangan.

A:Suatu pengulangan. Bahwa kemampuan untuk bertindak,... atau kebajikan, seperti Anda mengutarakannya,... membawa bersamaan dengan itu, perlunya implikasi dari ketertiban. Itu harus. Nampaknya bagi saya tidak ada jalan keluar dari itu. Ya, saya hanya hendak mengejar itu kembali satu langkah setiap saatnya.
38:10 K: So can I come back? In human relationship, as it exists now, - we are looking at that what actually is - in that human relationship there is conflict, sexual violence, and so on, so on, so on, every kind of violence. Now, can man live at total peace, otherwise he is not creative, in human relationship, because that is the basis of all life. K:Jad, dapatkah saya kembali? Di dalam hubungan manusia, seperti apa adanya sekarang,... - kita sedang memandang pada apa yang sesungguhnya ada - di dalam hubungan manusia itu ada konflik,... kekerasan seksual, dan seterusnya, seterusnya, seterusnya. semua jenis kekerasan. Sekarang, dapatkah manusia hidup pada kedamaian yang total,... kalau tidak, ia tidak kreatif,... dalam hubungan antar-manusia,... karena itu adalah dasar dari semua kehidupan.
38:55 A: I'm very taken with the way you have pursued this. I noticed that, when we asked this question 'is it possible that..'. the reference for it is always a totality. And the reference over here is a fragment, or a fragmentation, or a division. Never once have you said that the passage from one to the other is a movement that even exists, you see. A:Saya amat tertarik dengan cara Anda mengejar ini. Saya mencatat bahwa, ketika kita menanyakan pertanyaan ini,... 'apakah mungkin bahwa...',... rujukan untuk itu selalu adalah suatu totalitas. Dan rujukan di sini adalah suatu fragmen,... atau suatu fragmentasi, atau suatu pembagian. Tidak sekalipun Anda pernah berkata,... bahwa jalan lintasan dari satu ke yang lainnya,... adalah suatu gerak yang bahkan ada, Anda paham.
39:32 K: No. It can't exist. Quite, quite. Absolutely. K:Tidak. Itu tidak bisa ada. Tepat, tepat. Mutlak demikian.
39:35 A: I think, Mr. Krishnamurti, that nothing is so difficult to grasp as this statement that you have made. There is nothing that we are taught, from childhood up, to render such a possibility. A matter for taking seriously, because when... - one doesn't like to make sweeping statements about the way everybody has been educated - but I'm thinking of myself, from a child upward, all the way through graduate school, accumulating a lot of this knowledge that you have been talking about. I don't remember anybody saying to me, or even pointing me to a literature that so categorically makes this distinction between one and the other as... - in terms of each other - not accessible to each other through passage. A:Saya pikir, Tuan Krishnamurti,... tidak ada sesuatu yang demikian sulitnya untuk dipahami... seperti pernyataan yang Anda buat. Tidak ada sesuatu apapun yang pada kita diajarkan,... dari masa kanak-kanak ke atas,... untuk memberikan kemungkinan demikian. Suatu bahan untuk dipertimbangkan secara serius,... karena ketika... - seseorang tidak suka membuat... pernyataan-pernyataan yang luas perihal cara... semua orang telah dididik -... tapi saya sedang berpikir tentang di- ri saya dari seorang anak ke atas,... terus lanjut ke sekolah tinggi,... menghimpun banyak dari pengetahuan ini,... yang Anda telah bicarakan perihalnya. Saya tidak ingat siapapun mengatakan pada saya,... atau bahkan menunjukkan saya pada suatu literatur yang... begitu tegas, pasti, membuat perbedaan ini... di antara satu dan yang lainnya sebagai... - dalam kaitan satu sama lainnya - tidak dapat mengakses satu sama lainnya melalui jalan lintasan.
41:00 K: No. No, no, quite, quite. K:Tidak. Tidak, tidak, sungguh, sungguh benar.
41:02 A: Now, I'm correct in understanding you there, aren't I? A:Sekarang, saya benar dalam pema- haman Anda dalam hal itu, benarkah?
41:05 K: Quite right. K:Benar sekali.
41:08 A: Maybe I could just say this as an aside. A:Barangkali saya hanya dapat mengatakan ini sebagai sampingan.
41:10 K: The fragment can't become the whole. K:Fragmen tidak dapat menjadi keseluruhan.
41:13 A: No. The fragment cannot become the whole, in and of itself. A:Fragmen tidak dapat menjadi keseluruhan,... di dalam dan dari dirinya.
41:16 K: But the fragment is always trying to become the whole. K:Tapi si fragmen selalu sedang mencoba untuk menjadi keseluruhan.
41:19 A: Exactly. Exactly. Now, of course, in the years of very serious and devoted contemplation and exploration of this, - which quite clearly you have undertaken with great passion - I suppose it must have occurred to you that the first sight of this, while one is in the condition of the observer, must be very frightening - in the condition of the observer, the thought that there is no passage. A:Tepat, tepat sekali. Sekarang, tentunya, dalam tahun-tahun berkeseriusan besar dan berdevosi,... dalam kontemplasi dan eksplorasi dari ini,... - yang jelas sekali telah Anda lakukan dengan semangat yang besar - saya kira mesti telah muncul pada Anda... bahwa pada penglihatan pertama akan ini,... ketika seseorang berada dalam kondisi sebagai seorang pengamat,... mestinya sangat menakutkan - dalam kondisi dari si pengamat,... pikiran bahwa tidak ada jalan lintasan.
41:59 K: No. But you see, I never looked at it that way. K:Tidak. Tapi Anda lihat, saya tidak pernah memandangnya cara itu.
42:04 A: Please tell me how you looked at it. Please. A:Mohon ceritakan pada saya bagaimana Anda melihat padanya. Mohon.
42:11 K: From childhood I never thought I was a Hindu. K:Dari kecil saya tidak pernah berpikir bahwa saya seorang Hindu.
42:17 A: I see. A:Saya paham.
42:18 K: I never thought when I was educated in England and all the rest of it, that I was European. I never was caught in that trap. I don't know how it happened, I was never caught in that trap. K:Saya tidak pernah berpikir ketika saya dididik di Inggris,... dan semuanya itu, bahwa saya seorang Eropa. Saya tidak pernah terperangkap dalam jebakan itu. Saya tidak tahu bagaimana itu terjadi,... saya tidak pernah terperangkap dalam jebakan itu.
42:33 A: Well, when you were quite little then and your playmates said to you, well now, look, you are a Hindu, what did you say?

K: I probably put on Hinduism and all the trappings of Brahmin tradition, but it never penetrated deeply.
A:Baik, ketika Anda sangat muda waktu itu... dan teman-teman main Anda berkata pada Anda,... baik, lihat, Anda seorang Hindu,... apa yang Anda katakan?

K:Mungkin saya memungut Hinduisme... dan semua perangkap dari tradisi Brahmin,... tapi itu tidak pernah menembus dalam sekali.
42:51 A: As we say in the vernacular, it never got to you. A:Seperti kita katakan dalam bahasa sehari-hari,.. itu tidak pernah mempengaruhi Anda.
42:54 K: It never got to me, that's right.

A: I see. That's very remarkable. That's extraordinary. The vast number of people in the world seem to have been got to in respect to this.
K:Itu tidak pernah mempengaruhi saya, itu benar.

A:Saya paham. Itu amat mengagumkan. Itu luar biasa. Jumlah amat besar dari manusia di dunia rupa-rupanya... telah dipengaruhi dalam kaitan hal ini.
43:08 K: That's why, I think, you see, propaganda has become the means of change. K:Itu mengapa, saya kira, Anda lihat,... propaganda telah menjadi alat perubahan.
43:27 A: Yes. Yes. A:Ya, ya.
43:29 K: Propaganda is not truth. Repetition is not truth. K:Propaganda bukan kebenaran. Pengulangan bukan kebenaran.
43:36 A: It's a form of violence too.

K: That's just it. So a mind that merely observes doesn't react to what it observes according to its conditioning, which means there is no observer at any time, therefore no division. It happened to me, I don't know how it happened, but it has happened. And, in observing all this, I've seen every human relationship, every kind of human relationship, there is this division and therefore violence. And to me the very essence of non-relationship is the factor of me and you.
A:Itu adalah suatu bentuk kekerasan juga.

K:Itu tepat sekali. Jadi batin yang hanya mengamati,... tidaklah bereaksi pada apa yang diamatinya... sesuai dengan keterkondisiannya. yang berarti tiadanya pengamat pada setiap saat,... oleh karenanya tidak ada pemisahan. Itu terjadi pada saya,... saya tidak tahu bagaimana itu terjadinya, tapi itu telah terjadi. Dan, dalam mengamati semua ini,... saya telah melihat semua hubungan antar-manusia,... setiap bentuk dari hubungan antar-manusia,... ada pemisahan ini, dan karenanya kekerasan. Dan bagi saya, intisari yang sebenarnya dari bukan-hubungan,... adalah faktor dari saya dan Anda.
44:31 A: I was just trying to go back in my own personal history and think of when I was a child. I did, while accepting that I was different, I did believe that, I did come to accept that, there was something else, however, that always held me very, very hard to centre in terms of making an ultimate issue of that, and that was an experience I had when I was rowing a boat. I spent some time in Scandinavia as a child, and I used to take a boat out on the fjord every day, and when I would row, I was profoundly moved by the action of the water, when I moved the oar, because I lifted the oar out of the water and there was separation in substance between the water and the oar, but the water, which was necessary for support and for purchase, so that I could propel myself, never lost touch with itself, it always turned into itself without ever having left itself in the beginning. And once in a while I would laugh at myself and say, if anyone catches you looking at this water any longer than you are doing, they will think that you are clear out of your mind. This is the observer talking to himself, of course. But that made such a profound impression on me that I think... I think it was what you might call a little salvation for me, and I never lost that. So maybe there is some relationship between that apprehension, which I think changed my being, and what it is you are talking about as one who never ever suffered this sense of separation at all. Yes. Please go ahead. A:Saya baru saja mencoba untuk kem- bali dalam riwayat saya sendiri,... dan berpikir tentang ketika saya kanak-kanak. Saya, sambil menerima bahwa saya adalah berbeda,... saya benar percaya bahwa, saya telah menerima bahwa,... ada sesuatu yang lain, betapapun, yang selalu menahan saya,... sangat, sangat kuatnya untuk mefokuskan,... dalam kaitan menjadikannya suatu persoalan yang final,... dan itu adalah suatu pengalaman yang saya peroleh ketika saya... sedang mendayung suatu perahu. Saya tinggal beberapa waktu di Skandinavia ketika kanak-kanak,... dan saya biasa membawa perahu ke luar ke fiord setiap hari,... dan ketika saya akan mendayung... saya amat terkesan oleh gerak dari air... ketika saya menggerakkan dayung,... karena saya mengangkat dayung ke luar dari air... dan di situ ada pemisahan yang hakiki... di antara air dan dayung,... tapi si air, yang adalah perlu untuk menunjang... dan untuk tujuan, sehingga saya dapat mendorong diri saya,... tidak pernah kehilangan sentuhan dengannya,... ia selalu kembali menjadi dirinya,... tanpa pernah meninggalkan dirinya di awalnya. Dan sesekali, saya menertawakan diri dan berkata,... jika seseorang memergoki Anda sedang melihat ke air ini... lebih lama dari semestinya,... mereka akan berpikir bahwa Anda jelas tidak waras pikirannya. Ini adalah si pengamat berbicara dengan dirinya, tentu. Namun itu membuat suatu kesan yang amat mendalam pada saya,... yang saya pikir,... saya pikir itu adalah apa yang Anda mungkin sebut... suatu penyelamatan kecil bagi saya, dan saya tidak pernah kehilangan itu. Jadi mungkin ada suatu hubungan antara... pengertian itu,... yang saya kira merubah keberadaan saya,... dan apa yang Anda sedang bicarakan sebagai seseorang... yang sama sekalii tidak pernah menderita rasa pemisahan ini. Ya. Silahkan teruskan.
46:43 K: So this brings us to the point, sir, doesn't it, can the human mind, which has evolved in separation, in fragmentation... K:Jadi ini membawa kita ke titik, Tuan, bukankah demikian,... dapatkah batin manusia, yang telah berevolusi dalam pemisahan,... dalam fragmentasi,...
47:03 A: This is where evolution is. Yes. A:Ini adalah di mana evolusi ada. Ya.
47:05 K: ...can such a mind transform, undergo a regeneration, which is not produced by influence, by propaganda, by threat and punishment, because if it changes because it is going to get a reward... K:...dapatkah batin yang demikian ini bertransformasi, mengalami suatu regenerasi,... yang tidak dihasilkan oleh pengaruh,... oleh propaganda,... oleh ancaman dan hukuman,... sebab jika ia berubah dikarenakan ia akan dapat hadiah,...
47:33 A: It hasn't changed.

K: ...it hasn't changed. So that is one of the fundamental things which one has to ask and answer it in action, not in words.
A:Ia belum berubah.

K:...ia belum berubah. Jadi itu adalah salah satu hal yang fundamental,... di mana seseorang harus bertanya dan menjawabnya dalam... tindakan, bukan dalam kata-kata.
47:47 A: In action. Oh yes.

K: Which is: my mind, the human mind, has evolved in contradiction, in duality - the 'me' and the 'not me' - has evolved in this traditional cleavage, division, fragmentation. Now, can that mind observe this fact, observe without the observer, and only then there is a regeneration. As long as there is an observer observing this, then there is a conflict. I don't know if I make myself clear.
A:Dalam tindakan. Oh ya.

K:Yang maknanya adalah: batin saya, batin manusia,... telah berevolusi dalam kontradiksi, dalam dualitas... - si 'aku' dan si 'bukan aku' - telah berevolusi dalam pemisahan tradisional yang tajam ini,... pemisahan, fragmentasi. Sekarang, dapatkah batin itu mengamati kenyataan ini,... mengamati tanpa si pengamat,... dan hanya setelah itu ada suatu regenerisasi. Selama ada suatu pengamat sedang mangamati ini,... kemudian di situ ada suatu konflik. Saya tidak tahu apakah saya telah membuat diri saya jelas.
48:38 A: Yes, you do. You make yourself very clear on two levels. On the level of discourse alone, - which I know is not your major concern - on a level of discourse alone it necessarily follows that it must be the case that this possibility exists, otherwise we would be talking nonsense. But then the agony of the situation at large that we have been describing is simply that whether this can be done or no never occurs to a person, and in the absence of it even occurring, the repetition is going to continue indefinitely and things are going to get worse and worse. A:Ya, Anda sudah jelas. Anda membuat diri Anda amat... jelas pada dua tingkatan. Pada tingkatan wacana saja,... - yang saya tahu bukan keprihatinan utama Anda - pada suatu tingkatan wacana saja, tentu harus diikut-sertakan,... bahwa seharusnya kemungkinan ini ada,... kalau tidak kita akan berbicara omong-kosong. Tapi kemudian penderitaan yang amat besar dari keseluruhan keadaannya... yang telah kita uraikan,... sederhananya adalah, apakah ini dapat dilakukan atau tidak,... tidak pernah terpikir pada seseorang,... dan dengan tiada pernahnya pikiran itu terlintas,... pengulangan akan terus berlangsung tanpa batas waktu... dan keadaan akan menjadi makin buruk.
49:26 K: Sir, the difficulty is most people won't even listen. K:Tuan, kesulitannya adalah kebanya- kan orang mendengar pun tidak mau.
49:33 A: I'm sighing. I know that. A:Saya sedang mengeluh. Saya tahu itu.
49:37 K: Won't listen. If they do listen, they listen with their conclusions. If I am a Communist, I will listen to you up to a point. After that I won't listen to you. And if I am slightly demented, I will listen to you and translate what I hear according to my dementia.

A: Exactly.
K:Tidak mau mendengar. Jika mereka mendengar, mereka mendengar dengan... kesimpulan-kesimpulan mereka. Jika saya seorang komunis, saya akan mendengar pada Anda... sampai suatu titik. Sesudah itu, saya tidak mau mendengar pada Anda. Dan kalau saya sedikit kurang waras,... Saya akan mendengar pada Anda dan menerjemahkan apa yang saya dengar,... sesuai dengan kegilaan saya.

A:Tepat sekali.
50:09 K: So one has to be extraordinarily serious to listen. Serious in the sense put aside my peculiar prejudices and idiosyncrasies and listen to what you are saying, because the listening is the miracle: not what shall I do with what you have said. K:Jadi seseorang harus luar biasa serius untuk mendengar. Serius dalam arti mengenyampingkan prasangka-prasangka saya yang khas... dan keanehan-keanehan saya dan mendengarkan,... apa yang Anda sedang katakan,... karena mendengarkan itu adalah kejaibannya:... bukan apa yang akan saya lakukan dengan apa yang Anda telah katakan.
50:38 A: Not what shall I listen to. A:Bukan apa yang akan saya dengarkan.
50:41 K: But the act of listening.

A: But the act of listening itself. We are back to 'ing' where there's listening itself.
K:Tapi tindakan dari mendengarkan.

A:Tapi... tindakan mendengarkan (listening) itu sendiri. Kita kembali ke 'ing' di mana di situ ada... 'listening' (mendengarkan} itu sendiri.
50:52 K: That requires... I mean, you are good enough to listen to me because you want to find out. But the vast majority say, what are you talking about, I want to go on enjoying myself, so go and talk to somebody else. So, to create an atmosphere, to create an ambience, a feeling that: life is dreadfully serious, my friend, do listen. It's your life, don't waste it, do listen. To bring about a human being that will listen is the greatest importance, because we don't want to listen. It's too disturbing. K:...itu memerlukan... saya maksudkan,... Anda cukup baik untuk mendengar pada saya,... karena Anda ingin mencari tahu. Namun mayoritas yang sangat besar mengatakan,... Anda sedang membicarakan apa,... saya akan terus menyenangkan diri,... jadi pergilah dan bicara pada orang lain. Jadi, untuk menciptakan suatu suasana,... untuk menciptakan suatu lingkungan,... suatu perasaan: bahwa kehidupan adalah teramat serius,... temanku, dengarkanlah. Ini adalah hidup Anda, jangan sia-siakan, dengarkanlah. Untuk mewujudkan seorang manusia yang mau mendengar,... adalah hal yang paling penting,... karena kita tidak mau mendengar. Itu terlalu menggelisahkan.
51:41 A: I understand. I have tried sometimes in class to make this very point. And sometimes I suggest that we should watch the animal, especially the wild animal, because if it's not listening it's likely dead. A:Saya paham. Saya kadang-kadang mencoba tepat seperti itu di dalam kelas. Dan kadang-kadang saya menyarankan, bahwa kita harus mengamati hewan,... khususnya hewan buas,... karena jika ia tidak mendengarkan, dia mungkin sekali mati.
52:03 K: Dead, yes, sir. K:Mati, ya, Tuan.
52:05 A: There is this extraordinary attention that it makes, and every instant of its life is a crisis. A: Adanya perhatian yang luar biasa,... dan setiap saat dari kehidupannya adalah suatu krisis.
52:17 K: Absolutely. K: Benar sekali.
52:20 A: And you know what happens, the eyes out there show in the main that they are thinking I am talking about animal psychology. I'm not talking about psychology at all, I'm talking about what is the case which is either-or, and there isn't any way to get from either to or. That's what I mean. So I think I understand you. A: Dan Anda tahu apa yang terjadi,... matanya di luar sana,... terutama menunjukkan bahwa mereka sedang berpikir,... saya sedang berbicara perihal psikologi hewan. Saya sama sekali tidak berbicara mengenai psikologi,... saya sedang berbicara perihal bagai- mana masalahnya yang ada ini-atau,... dan tidak ada cara apa pun untuk dari ini ke atau. Itulah yang saya maksudkan. Jadi saya pikir, saya memahami Anda.
52:41 K: In America what is happening now, as I observe it - I may be mistaken - they are not serious. They are playing with new things, something entertaining, go from one thing to the other. And they think this is searching. K: Di Amerika apa yang sedang terjadi sekarang,... sebagaiman saya mengamatinya - saya bisa salah - mereka tidak serius. Mereka sedang bermain dengan hal-hal yang baru,... sesuatu yang memberikan hiburan, per- gi dari satu hal ke hal yang lainnya. Dan mereka pikir ini adalah penyelidikan.
53:06 A: Searching! A:Penyelidikan!
53:09 K: Searching, asking, but they get trapped in each one of them.

A: Yes.
K:Penyelidikan, bertanya,... namun mereka terperangkap dalam masing-masing dari itu.

A:Ya.
53:15 K: And at the end of it they have nothing but ashes. So it is becoming more and more difficult for human beings to be serious, to listen, to see what they are, not what they should be. K:Dan pada akhirnya, mereka tidak mempunyai apa-apa selain abu. Jadi makin menjadi sulit... bagi manusia untuk menjadi serius, untuk mendengarkan,... untuk melihat mereka itu apa, bukan mereka seharusnya apa.
53:36 A: No. What is the case.

K: What is.
A:Bukan. Apa adalah persoalannya.

K:Apa adanya.
53:38 A: Exactly. A:tepat sekali.
53:39 K: That means: 'please do listen for five minutes!' In this conversation you are listening, because you are interested, you want to find out, but the vast majority of people say, for God's sake, leave me alone, I have my little house, my wife, my car, my yacht, or whatever it is, for God's sake, don't change anything as long as I live. K:Itu berarti: 'mohon dengarkan selama lima menit!' Dalam percakapan ini Anda sedang mendengarkan,... karena Anda berminat, Anda ingin mencari tahu,... namun mayoritas manusia yang amat luas berkata, demi Tuhan,... tinggalkan saya sendiri, saya memiliki rumah kecil saya,... isteri saya, mobil saya, kapal pesiar saya, atau apapun itu,... demi Tuhan, jangan ubah apapun selama saya hidup.
54:13 A: You know, going back to what I do know something about, namely the Academy, because I am situated there in terms of day-to-day activity. I've often remarked to myself in attending conferences, where papers are read, that nobody is listening. It's one long monologue. And after a while you get the feeling that it really is a shocking waste of time. And even to sit down and have coffee, the discussion, say, between classes, usually runs on the basis of babble, we are just talking about things that we are not genuinely interested, in order to fill up space. This, however, is far more serious a matter than simply a description of what's going on. A:Anda tahu, kembali ke pada apa yang saya ketahui,... yaitu Academy, karena,... saya berkedudukan di situ dalam kegiatan sehari-hari. Saya sering berkata pada diri sendiri,... dalam menghadiri konferensi-konferensi,... di mana makalah-makalah dibacakan, bahwa tiada orang yang mendengarkan. Ia adalah suatu monolog yang panjang. Dan sesudah beberapa saat Anda mendapatkan perasaan,... bahwa ini adalah benar-benar suatu buang-buang waktu yang mengejutkan. Dan bahkan duduk-duduk dan minum kopi,... pembicaraan, katakan, di antara kelas-kelas,... biasanya berlangsung dengan dasar ocehan,... kita hanya berbicara mengenai hal-hal yang... kita tidak benar-benar tertarik,... agar supaya mengisi waktu luang. Ini, betapapun, adalah bahan yang jauh lebih serius,... daripada hanya sekedar suatu uraian dari apa yang sedang berlangsung.
55:13 K: It's a matter, I feel, of life and death. If the house is burning, I've got to do something. It isn't I am going to discuss who burned the house. K: Persoalan ini, saya rasa, adalah mengenai hidup dan mati. Jika rumah sedang terbakar, saya harus berbuat sesuatu. Ini bukannya saya akan membicarakan siapa yang membakar rumah.
55:25 A: No. No.

K: What colour his hair was, whether it was black or white or purple. I want to put that fire out.
A: Tidak. Tidak.

K: Apa warna dari rambutnya,... apakah itu hitam, atau putih atau ungu. Saya mau memadamkan api itu.
55:32 A: Or: if such and such had not happened the house would not be burning. Right. I know, I know.

K: And I feel it is so urgent, because I see it in India, I see in Europe and America, everywhere I go, this sense of slackness, sense of, you know, despair, and sense of hopeless activity that is going on. So to come back to what we are saying, relationship is the highest importance. When in that relationship there is conflict, we produce a society which will further that conflict, through education, through national sovereignties, through all the rest of it that is going on in the world. So, a serious man, serious in the sense who is really concerned, committed, must give his total attention to this question of relationship, freedom and knowledge.
A:Atau:Jika hali ini dan itu tidak telah terjadi,... rumah tidak akan terbakar. Benar. Saya tahu, saya tahu.

K:Dan saya... merasakannya demikian mendesaknya,... karena saya melihatnya di India, saya melihatnya di Eropa dan Amerika,... semua tempat yang saya kunjungi, rasa... kelesuan ini, rasa dari, Anda tahu,... keputus-asaan, dan rasa aktivitas tak-berpengharapan yang berlangsung. Jadi untuk kembali ke apa yang kita katakan,... hubungan adalah hal penting yang paling utama. Bila dalam hubungan itu ada konflik,... kita menghasilkan suatu masyarakat yang akan meneruskan konflik itu,... melalui pendidikan, melalui kedaulatan nasional,... melalui semuanya itu yang sedang berlangsung dalam dunia. Jadi, seorang manusia yang serius,... serius dalam arti yang benar-benar prihatin, berdedikasi,... harus memberikan seluruh perhatiannya... pada persoalan hubungan, kebebasan dan pengetahuan ini.
56:48 A: If I've heard you correctly, and I don't mean by that words that have passed between us, but if I have truly heard you, I've heard something very terrifying: that this disorder that in part we have described has a built-in necessity in it. As long as it persists, it can never change. It can never change.

K: Obviously.
A:Jika saya mendengarkan Anda dengan benar,... dan dengan itu saya tidak maksudkan... kata-kata yang telah melintas di antara kita,... tapi jika saya benar-benar telah mendengarkan Anda... saya telah mendengar sesuatu yang amat mengerikan:... bahwa ketidak-tertiban ini yang sebagian telah kita uraikan... mempunyai suatu kebutuhan yang tidak terpisahkan di dalamnya. Selama itu bertahan, ia tidak pernah dapat berubah. Ia tidak pernah berubah.

K:Jelas demikian.
57:26 A: Any modification of it is...

K: Further disorder.
A:Setiap modifikasi dari itu adalah...

K:Ketidak-tertiban lebih lanjut.
57:30 A: ...is more of the same.

K: More of the same.
A:...adalah lebih dari yang sama.

K:Lebih dari yang sama.
57:32 A: More of the same. I have the feeling and I hope I have understood you correctly, that there is a relationship between the starkness of this necessity and the fact that there cannot be a gradual progress or, as a philosopher would put it, something like essential progress, but nevertheless there is some demonic progress that takes place within this disorder, that is not so much a progress as it is a proliferation of the same. Necessarily so. Is that what you've been saying? Necessarily so. A:Lebih dari itu juga. Saya mempunyai perasaan dan saya harapkan... saya telah memahami Anda dengan benar, bahwa... ada suatu hubungan antara... kebutuhan yang amat jelas ini... dan kenyataan bahwa tidak ada kemajuan yang bertahap atau,... seperti seorang filsafat akan mengatakannya,... sesuatu seperti kemajuan yang esensial,... namun demikian adanya suatu kemajuan tertentu yang jahat... yang berlangsung... di dalam ketidak-tertiban ini, bahwa itu bukanlah suatu kemajuan,... karena itu adalah perkembangbiakan dari yang sama. Seharusnya demikian. Apakah itu yang Anda telah katakan? Seharusnya demikian.
58:19 K: You know, that word 'progress', I was told the other day, meant entering into enemy's country fully armed. K:Anda tahu, kata 'progress' ('kemajuan'),... saya telah diberitahu beberapa hari yang lalu,... berarti masuk ke dalam negara musuh dengan persenjataan penuh.
58:29 A: Really? Progress is entering into an enemy's country fully armed. Dear me! A:Benar? 'Progress' adalah masuk ke dalam ne- gara musuh dengan persenjataan penuh. Astaga!
58:43 K: Sir, this is what is happening.

A: Oh, I know. Next time we converse, the next time, I would like very much, if you would be good enough, to pursue precisely what we have just come to, namely this necessity, and the necessity that produced that statement.

K: Yes, quite.
K:Tuan, ini adalah apa yang sedang terjadi.

A:Oh, saya tahu. Lain kali kita bercakap, lain kali,... saya amat suka, jika Anda cukup berbaik hati,... untuk meneruskan apa yang baru saja telah kita capai,... yaitu kebutuhan ini, dan kebutuhan... yang menghasilkan pernyataan itu.

K:Ya, setuju.