Krishnamurti Subtitles home


SD74CA3 - Apakah komunikasi dengan orang lain?
Percakapan ke-3 dengan Allan W. Anderson
San Diego, USA
19 Februari 1974



0:36 Krishnamurti in Dialogue with Dr. Allan W. Anderson Krishnamurti dalam Dialog dengan Dr. Allan W. Anderson
0:41 J. Krishnamurti was born in South India and educated in England. For the past 40 years he has been speaking in the United States, Europe, India, Australia, and other parts of the world. From the outset of his life's work he repudiated all connections with organised religions and ideologies and said that his only concern was to set man absolutely unconditionally free. He is the author of many books, among them The Awakening of Intelligence, The Urgency of Change, Freedom From the Known, and The Flight of the Eagle. This is one of a series of dialogues between Krishnamurti and Dr. Allan W. Anderson, who is professor of religious studies at San Diego State University where he teaches Indian and Chinese scriptures and the oracular tradition. Dr. Anderson, a published poet, received his degree from Columbia University and the Union Theological Seminary. He has been honoured with the distinguished Teaching Award from the California State University. J. Krishnamurti terlahir di India Selatan... dan memperoleh pendidikannya di Inggris. Selama 40 tahun yang lalu... dia telah berbicara di Amerika Serikat,... Eropa, India, Australia, dan bagian-bagian dunia lainnya. Dari awal karya hidupnya... dia menanggalkan semua hubungannya... dengan agama-agama dan ideologi- ideologi yang terorganisir... dan mengatakan bahwa satu- satunya keprihatinannya adalah... untuk membebaskan manusia secara absolut tanpa-terkondisi. Dia adalah pengarang dari banyak buku-buku, di antaranya adalah... The Awakening of Intelligence, The Urgency of Change,... Freedom From the Known, dan The Flight of the Eagle. Ini adalah satu dari suatu seri dialog-dialog... antara Krishnamurti dan Dr. Allan W. Anderson,... yang adalah profesor dari studi religi... di San Diego State University... di mana dia mengajar kitab-kitab suci India dan China... dan tradisi orakel. Dr. Anderson, seorang penyair, menerima gelarnya... dari Columbia University... dan Union Theological Seminary. Dia telah dianugrahi dengan Teaching Award yang terhormat... dari California State University.
1:46 A: Mr. Krishnamurti, in this series of conversations we have been exploring the general question of the transformation of man. A transformation, which - as you say - is not dependent on knowledge or time. And, as I recall, we arrived at a point that was very crucial, namely the one concerned with relationship and communication. I remember one point in our conversation together that was extremely instructive for me, a point at which, when you asked me a question I began to answer it, and you interrupted me and reminded the viewers and me that the important thing here is not to finish out a theoretical construction, rather to attain to the right beginning point, so that we do not go beyond where we haven't yet begun. This, as I repeat, was extremely instructive for me, and I was thinking, if it is agreeable with you, it would be helpful today, if we could begin at the point of concern for communication and relationship, to go into that question and begin to unravel it. A:Tuan Krishnamurti di dalam seri dari pembicaraan-pembicaraan ini,... kita telah menjelajahi persoalan umum... dari transformasi manusia. Suatu transformasi, yang - seperti Anda katakan - tidak tergantung pada pengetahuan atau waktu. Dan, seingat saya,... kita telah sampai pada suatu titik yang amat menentukan,... yaitu yang mengenai... hubungan dan komunikasi. Saya ingat satu titik dalam pembicaraan bersama kita... yang mengandung pelajaran teramat penting bagi saya,... suatu titik yang, ketika Anda meng- ajukan suatu pertanyaan pada saya,... saya mulai menjawabnya,... dan Anda menyela saya serta meng- ingatkan para penonton dan saya... bahwa yang penting di sini adalah... untuk tidak menuntaskan suatu konstruksi teoritis,... tapi lebih baik mencapai titik awal yang benar,... sehingga kita tidak pergi ke luar dari di mana kita masih belum mulai. Ini, sambil saya ulangi, adalah... pelajaran yang teramat penting bagi saya,... dan saya sedang berpikir, jika ini bersetuju dengan Anda,... adalah akan bermanfaat hari ini, jika kita dapat memulai dari titik... keprihatinan bagi komunikasi dan hubungan,... untuk mendalami persoalan itu dan memulai menguraikannya.
3:04 K: Unravel it, quite. I wonder, sir, what that word 'communication' means. To communicate implies not only verbally, but also a listening in which there is a sharing, a thinking together, not accepting something that you or I say, but sharing together, thinking together, creating together - all that is involved in that word 'communicate'. And in that word is implied also the art of listening. The art of listening demands a quality of attention, in which there is real listening, real sense of having an insight as we go along, each second, not at the end, but at the beginning. K:Menguraikannya, benar. Saya berpikir, Tuan, apakah arti kata 'komunikasi' itu. Untuk berkomunikasi menyiratkan,... tidak hanya secara lisan, tapi juga suatu unsur mendengarkan,... di dalam mana ada suatu unsur berbagi,... suatu pemikiran bersama,... tidak menerima sesuatu yang Anda atau saya katakan,... tapi berbagi bersama, berpikir bersama, menciptakan bersama,... - semua itu terlibat dalam kata 'komunikasi' itu. Dan di dalam kata itu tersirat juga seni mendengar. Seni mendengar... menuntut suatu kualitas perhatian,... di dalam mana ada unsur mendengarkan yang nyata,... rasa nyata memiliki suatu pandangan terang selagi kita jalan bersama,... setiap detik, bukan di akhirnya, namun di awalnya.
4:36 A: So that we are both...

K: Walking together all the time.
A:Jadi supaya kita berdua...

K:Jalan bersama setiap saat.
4:40 A: Yes, yes, right. There is a concurrent activity. Not one making a statement, the other thinking about it and then saying, 'I agree, I don't agree, I accept, I don't accept, these are the reasons I don't accept, these are the reasons I do', but we are walking together.

K: Journeying, walking together, on the same path...

A: Side by side. Yes.
A:Ya, ya, benar. Ada suatu aktivitas yang jalan bersama. Bukan satu pihak sedang membuat suatu pernyataan,... yang lainnya sedang berpikir tentang itu... dan kemudian berkata, 'saya setuju, saya tidak setuju,... saya terima, saya tidak terima, ini adalah alasan-alasannya saya tidak terima. ini adalah alasan-alasannya saya terima',... tapi kita jalan bersama.

K:Bepergian, berjalan bersama,... di lintasan yang sama...

A:Saling berdampingan. Ya.
5:04 K: ...on the same road, with the same attention, with the same intensity, at the same time, otherwise there is no communication. K:...di jalan yang sama,... dengan perhatian yang sama, dengan intensitas yang sama,... pada waktu bersamaan, kalau tidak, tidak ada komunikasi.
5:14 A: Exactly. Exactly. A:Tepat sekali. Tepat sekali.
5:15 K: Communication implies there must be at the same level, at the same time, with the same intensity, we are walking together, we are thinking together, we are observing together, sharing together. K:Komunikasi menyiratkan keharusan pada tingkat yang sama,... pada waktu yang sama, dengan intensitas yang sama,... kita sedang jalan bersama, kita sedang berpikir bersama,... kita sedang mengamati bersama, berbagi bersama.
5:33 A: Would you say that this requires an activity that underlies the speaking together, or does one come to the activity after one has started to speak together? A:Apakah Anda mau mengatakan bahwa ini memerlukan suatu aktivitas... yang mendasari pembicaraan bersama,... ataukah seseorang mencapai aktivitas itu... sesudah seseorang telah memulai untuk berbicara bersama?
5:48 K: No, sir. We are saying, what is the art of listening, aren't we? The art of listening implies, doesn't it, that there is not only the verbal understanding between you and me, because we are both speaking English and we know the meaning of each word, more or less, and at the same time we are sharing the problem together, sharing the issue together. K:Tidak, Tuan. Kita sedang mengatakan,... apakah seni mendengar itu, bukankah kita? Seni mendengar menyiratkan, bukankah itu,... bahwa tidak hanya adanya pengertian verbal... antara Anda dan saya, karena kita berdua berbicara bahasa Inggris... dan kita tahu arti dari setiap kata, kurang lebih,... dan pada waktu bersamaan kita... sedang berbagi masalahnya bersama,... sedang berbagi persoalannya bersama.
6:27 A: Because, as you said, it's a matter of life and death. A:Karena, seperti Anda katakan, ini adalah masalah hidup atau mati.
6:30 K: If you and I are both serious, we are sharing the thing. So, in communication there is not only a verbal communication, but there is a non-verbal communication, which really comes into being, or which happens, when one has the art of really listening to somebody, in which there is no acceptance, no denial, or comparison, or judgement, just the act of listening. K:Jika Anda dan saya, berdua, serius, kita sedang berbagi persoalan itu. Jadi, dalam komunikasi,... tidak hanya ada komunikasi verbal,... tapi di situ ada komunikasi non-verbal,... yang benar-benar terwujud, atau yang terjadi,... ketika orang mempunyai seni dari sungguh mendengar seseorang,... dalam mana tidak ada penerimaan, tidak ada penolakan,... atau pembandingan, atau penilaian, hanya ada tindakan mendengar.
7:14 A: I wonder whether I am on the right track here, if I suggest that there is a relation that is very deep here between communication and what we call in English 'communion'. A:Saya ragu apakah saya berada di jalan yang benar,... Jika saya ajukan untuk dipertimbangkan adanya hubungan... yang amat dalam di sini, antara komunikasi... dan apa yang kita sebut dalam bahasa Inggris 'communion' (komuni).
7:30 K: Communion, yes. Communion (komuni), ya.
7:32 A: So that if we are in communion, our chance of communicating A:Sehingga jika kita dalam komuni,... kesempatan kita akan berkomunikasi...
7:38 K: ...becomes simpler.

A: Right!
K:...menjadi lebih sederhana.

A:Benar!
7:41 K: Now, to be in communion with each other both of us must be serious about the same problem, at the same time, with the same passion. Otherwise there is no communication. K:Sekarang, terwujudnya komuni satu dengan yang lainnya... dua-duanya dari kita harus serius perihal masalah yang sama,... pada waktu yang sama, dengan gairah yang sama. Kalau tidak, tidaklah ada komunikasi.
7:59 A: Exactly. A:Tepat sekali.
8:00 K: If you are not interested in what is being said, you will think of something else and communication stops. So there is a verbal communication and a non-verbal communication. They are both operating at the same time. K:Jika Anda tidak tertarik dalam apa yang sedang dikatakan,... Anda akan memikirkan hal lain dan komunikasi terhenti. Jadi ada suatu komunikasi verbal... dan suatu komunikasi non-verbal. Mereka berdua beroperasi pada waktu yang sama.
8:19 A: One does not precede the other. Or follow upon the other. Yes, they move together. A:Yang satu tidak mendahului yang lainnya. Atau mengikuti yang lainnya. Ya, mereka bergerak bersama.
8:28 K: Which means that each of us, being serious, gives our attention completely to the issue. K:Yang berarti bahwa masing-masing dari kita, dalam keadaan serius,... memberikan perhatian kita secara lengkap kepada persoalan.
8:41 A: That act of seriousness that takes place then requires the utmost devoted attention. A:Tindakan kesungguhan hati yang berlangsung itu,... kemudian memerlukan suatu keter- libatan perhatian yang sepenuhnya.
8:52 K: Sir, a man who is really serious lives, not the man who is flippant or merely wanting to be entertained - he does not live. K:Tuan, seseorang yang benar-benar serius, hidup,... bukan orang yang dangkal... atau hanya ingin untuk dihibur,... - dia tidak hidup.
9:07 A: The general notion of being serious about something generally suggests either undergoing some pain, or I'm serious about something in order to get something else. These two things, as a rule, are what persons imagine by seriousness. As a matter of fact, we often hear this expression, 'Don't look so serious', don't we?

K: Yes.
A:Kesan yang umum dari keadaan serius perihal sesuatu,... secara umum mengesankan sedang mengalami derita tertentu,... atau saya serius perihal sesuatu... agar supaya mendapatkan sesuatu lainnya. Dua hal ini,... seperti biasanya, adalah apa yang orang-orang... bayangkan sebagai keseriusan. Sebagai suatu kenyataan,... kita sering mendengar ungkapan ini, 'Jangan tampak begitu serius',... bukankah demikian?

K:Ya.
9:40 A: It's as though we fear something about the serious. A:Sepertinya kita menakuti sesuatu tentang serius.
9:44 K: Sir, look! As we said yesterday, the world is in a mess, and it's my responsibility, living in this world as a human being who has created this mess, it's my responsibility to be serious in the resolution of this problem. I am serious. It doesn't mean I am long faced, I am miserable, unhappy, or I want something out of it. It has got to be solved! It's like if one has cancer, one is serious about it, you don't play around with it. K:Tuan, begini! Seperti kita katakan kemarin, dunia dalam suatu kekacauan,... dan adalah tanggung jawab saya, sedang hidup dalam dunia ini... sebagai makhluk manusia yang telah menciptakan kekacauan ini,... adalah tanggung jawab saya untuk serius... dalam penyelesaian masalah ini. Saya serius. Itu tidak berarti saya bermuka muram,... saya sengsara, saya tidak bahagia, atau... saya menginginkan sesuatu dari itu. Harus ada penyelesaiannya! Ini seperti orang mempunyai penyakit kanker, orang serius perihal itu,... Anda tidak bermain-main dengannya.
10:28 A: Action in relation to this seriousness then is instantaneous. A:Tindakan dalam kaitan terhadap keseriusan ini kemudian... adalah seketika.
10:33 K: Obviously!

A: Yes. This raises - not an additional question, I don't mean to go beyond where we haven't begun - but time assumes for the serious person something very different for his undergoing than it would seem to be for the unserious person. One would not have then the feeling of something being dragged out. Or, as we say in English, time that has to be put in.

K: Put in, quite.
K: Jelas demikian!

A:Ya. Ini menimbulkan - bukan suatu pertanyaan tambahan,... saya tidak bermaksud untuk pergi ke luar... dari yang belum kita mulai -... tapi waktu mempunyai arti, untuk orang yang serius,... sesuatu yang amat berbeda bagi perjalanannya,... dibandingkan waktu yang akan tampak bagi orang yang tidak serius. Orang kemudian tidak akan mempunyai... perasaan dari sesuatu yang ditarik ke luar. Atau, seperti yang kita katakan dalam bahasa Inggeris,... waktu yang harus dimasukkan ke dalam.

K: Dimasukkan, benar.
11:12 A: As a matter of fact, in this concurrent communication, in which communion is abidingly present, time as such would not in any way oppress. A:Sebagai suatu kenyataan,... dalam komunikasi yang terjadi pada waktu bersamaan ini,... dalam mana komuni secara menetap hadir,... waktu dalam arti yang sebenarnya ti- dak akan dengan cara apapun menindas.
11:33 K: No, sir, no, sir. Quite right. Like we see, sir, I am trying to see what it means to be serious. The intent, the urge, the feeling of total responsibility, the feeling of action, the doing, not 'I will do'. All that is implied in that word 'seriousness'. At least I'll put all those things into that word. K:Tidak, Tuan, tidak, Tuan. Benar sekali. Seperti kita lihat, Tuan,... saya sedang mencoba untuk melihat apa artinya untuk menjadi serius. Kesungguhan,... dorongan yang kuat,... rasa tanggungjawab yang total,... rasa dari tindakan, pelaksanaannya, bukan 'Saya akan melakukan'. Semua itu tersirat dalam kata 'keseriusan' itu. Setidaknya, saya akan masukkan semuanya itu ke dalam kata itu.
12:22 A: Could we look for a moment at one of them that you put into them: responsibility, able to be responsive? A:Dapatkah kita menengok sebentar pada salah satu dari mereka itu, yang... Anda masukkan ke dalamnya: tanggungjawab,... sanggup untuk memberi tanggapan?
12:35 K: That's right. To respond adequately. K:Itu benar. Untuk menanggapi secara memuaskan.
12:40 A: Yes. To respond adequately.

K: To any challenge. The challenge now is that the world is in a mess, confusion, sorrow and everything, violence, and all that. I must, as a human being who has created this thing, I must respond adequately. The adequacy depends on my seriousness in that sense, on my observation of the chaos, and responding not according to my prejudices, my inclination or tendencies, or pleasures, or fears, but responding to the problem, not according to my translation of the problem.
A:Ya. Untuk menanggapi secara memuaskan.

K:Untuk setiap tantangan. Tantangannya sekarang adalah,... bahwa dunia berada dalam suatu kekacauan, kebingungan,... kedukaan dan semuanya, kekerasan, dan semuanya itu. Saya harus, sebagai seorang manusia yang telah menciptakan keadaan ini,... saya harus memberikan tanggapan secara memadai. Kecukupannya tergantung pada keseriusan saya dalam arti itu,... pada pengamatan saya dari kekacauan itu, dan menanggapinya tidak... menurut prasangka-prasangka saya, kecenderungan saya,... kecenderungan-kecenderungan, atau kesenangan-kesenangan,... atau ketakutan-ketakutan,... tapi menanggapi ke masalahnya,... bukan menurut penafsiran saya dari masalah.
13:38 A: Yes. I am just thinking as you are speaking about how difficult it is to communicate this to the person who is thinking that the way adequately to respond to this chaos is to have a plan for it, which one superimposes on it. And that's exactly what we assume, and if the plan doesn't work out, we blame ourselves. A:Ya. Saya baru saja sedang berpikir selagi Anda sedang berbicara... perihal bagaimana sulitnya... untuk menyampaikan ini kepada orang... yang berpikir bahwa cara... yang memadai untuk menanggapi kekacauan ini... adalah agar mempunyai suatu rencana untuk itu,... yang orang gunakan untuk mengatasi kekacauan itu. Dan itu tepatnya adalah apa yang kita asumsikan,... dan jika rencana itu tidak berhasil, kita menyalahkan diri kita sendiri.
14:17 K: Or change the plan.

A: Or we change the plan, yes.
K:Atau merubah rencana itu.

A:Atau kita merubah rencana itu, ya.
14:20 K: But we don't respond to the challenge. We respond according to our conclusion about the problem. K:Tapi kita tidak menanggapi tantangan itu. Kita menanggapi menurut kesimpulan kita tentang masalah itu.
14:30 A: Exactly. A:Tepat sekali.
14:31 K: Therefore, it means really, sir, if we can explore it a little more, the observer is the observed. K:Karenanya, ini sungguh berarti, Tuan,... jika kita bisa menyelidikinya sedikit lebih banyak,... si pengamat adalah yang diamati.
14:44 A: Therefore the change, if it comes, is total, not partial. One is no longer outside what he is operating upon. A:Karenanya, perubahan itu, jika ia datang, adalah total, tidak sebagian. Seseorang tidak lagi berada di luar dari apa yang sedang dia kerjakan.
14:54 K: That's right. K:Itu benar.
14:55 A: And what he is operating upon is not outside himself. A:Dan apa yang sedang ia kerjakan tidak berada di luar dirinya.
14:59 K: Because, as we said yesterday - it's very interesting, if we go into it rather deeply - the world is me and I am the world. That is not intellectual or emotional, but a fact. Now, when I approach the problem, the chaos, the misery, the suffering, the violence - all that, I approach it with my conclusions, with my fears, with my despairs. I don't look at the problem. K:Karena, seperti yang kita katakan kemarin... - adalah amat menarik, jika kita memasukinya agak dalam - dunia adalah saya dan saya adalah dunia. Itu bukan intelektual sifatnya atau emosional, tapi suatu kenyataan. Sekarang, ketika saya mendekati masalahnya,... kekacauan, kesengsaraan, penderitaan,... kekerasan - semua itu,... saya mendekatinya dengan kesimpulan-kesimpulan saya,... dengan rasa-rasa takut saya, dengan keputus-asaan saya,... saya tidak melihat ke masalahnya.
15:38 A: Would you think it possible to put it this way that one doesn't make room for the problem. A:Apakah Anda pikir... adalah memungkinkan untuk mengutarakannya demikian... bahwa orang tidak memberi kesesempatan bagi masalah.
15:50 K: Yes. Yes, put it any way. Yes.

A: Would that be all right?
K:Ya. Ya, utarakanlah itu dengan cara apapun. Ya.

A:Apakah itu tepat?
15:55 K: Sir, let's look at this. As a human being, one has created this, this misery, which is called the society in which we live, an immoral society. K:Tuan, marilah kita lihat pada ini. Sebagai manusia, orang telah menciptakan ini, kesengsaraan ini,... yang kita sebut masyarakat, di dalam mana kita hidup,... suatu masyarakat tak-bermoral.
16:15 A: Oh yes!

K: Completely immoral! As a human being, one has created that. But that human being looking at it separates himself and says, 'I must do something about it'. The 'it' is me!
A:Oh ya!

K:Sama sekali tidak bermoral! Sebagai seorang manusia, seseorang telah menciptakan itu. Namun manusia itu melihat kepadanya,... memisahkan dirinya dan berkata,... 'Saya harus melakukan sesuatu mengenai hal itu'. Yang 'hal itu' adalah saya!
16:39 A: Some people respond to that this way. They say, 'Look, if I am truly serious, I am truly responsible, I make this act, and there comes between me and the world this confluent relationship, which is total. All the things that are going on out there that are atrocious, - let's say, 2,500 miles away - don't stop. Therefore, how can I say that the whole world is me and I am the whole world?' This objection comes up again and again. I am interested to know what your reply to that would be. A:Orang-orang tertentu menanggapi hal itu dengan cara ini. Mereka mengatakan,... 'Begini, kalau... saya benar-benar serius, saya sungguh -sungguh bertanggungjawab,... saya lakukan tindakan ini,... dan datanglah di antara saya dan dunia,... hubungan yang menyatukan ini, yang mutlak adanya. Semua peristiwa yang sedang terjadi di luar sana,... yang mengerikan,... - katakanlah 2.500 mil jauhnya - tidak berhenti. Karenanya, bagaimana saya dapat mengatakan bahwa seluruh dunia... adalah saya dan saya adalah seluruh dunia?' Keberatan ini muncul dan muncul lagi. Saya tertarik untuk mencari tahu apa sekiranya jawaban Anda untuk itu.
17:30 K: Sir, look. We are human beings irrespective of our labels: English, French, German, all the rest of it. A human being living in America or in India has the problems of relationship, of suffering, of jealousy, envy, greed, ambition, imitation, conformity, and all that are our problems, common to both of us. And when I say, the world is me and me is the world and the world I am, I see that as a reality, not as a concept. Now, my responsibility to the challenge, to be adequate, must be not in terms of what I think, but what the problem is. K:Tuan, begini. Kita adalah umat manusia, tidak tergantung pada label-label kita:... Orang Inggeris, Perancis, Jerman, semuanya itu. Seorang manusia yang hidup di Amerika atau di India... mempunyai masalah-masalah hubungan, penderitaan,... kecemburuan, iri hati, keserakahan,... ambisi, peniruan, penyesuaian,... dan semuanya itu adalah masalah-masalah kita,... umum bagi kita berdua. Dan ketika saya berkata,... dunia adalah saya dan saya adalah dunia dan dunia itulah saya,... saya melihat itu sebagai realitas, bukan sebagai konsep. Sekarang, tanggungjawab saya... terhadap tantangan, agar memadai, seharusnya... tidak berdasarkan apa yang saya pikirkan, tapi pada apa masalahnya.
18:45 A: Yes. I follow you I'm sure here. I was thinking, while you were saying that, that it might have been possible to answer the question that I posed, and I am posing the question simply because I know some persons who might very well view this who would raise that and who would want to participate with us in this conversation. I wondered whether you might have said that as soon as one puts it that way one has already divorced himself from the issue. That, in the practical order, that question is an interposition that simply does not have a place in the activity that you are talking about.

K: Yes, that's right.
A:Ya. Saya mengikuti Anda, saya yakin. Saya sedang berpikir ketika Anda berkata bahwa,... bahwa bisa jadi memungkinkan... untuk menjawab pertanyaan yang saya ajukan,... dan saya mengajukan pertanyaan itu hanya sebab... saya tahu orang-orang tertentu yang sangat memungkinkan melihat ini... yang akan mengangkat peroalan itu dan yang ingin... ikut kita dalam percakapan ini. Saya berpikir apakah dapat Anda katakan,... bahwa seketika orang mengutarakannya dengan cara itu,... orang telah memisahkan dirinya dari permasalahannya. Bahwa, dalam urutan praktisnya,... pertanyaan itu adalah suatu sisipan,... yang sama sekali tidak mempunyai suatu tempat dalam aktivitas... yang Anda sedang bicarakan.

K:Ya, itu benar.
19:41 A: Now this is very interesting, because it means that the person must suspend his disbelief. A:Nah, ini adalah amat menarik, karena ini berarti,... bahwa orang itu harus menangguhkan ketidak-percayaannya.
19:50 K: Or his belief.

A: Or his belief.
K:Atau kepercayaannya.

A:Atau kepercayaannya.
19:54 K: And observe the thing.

A: And observe the thing.
K:Dan mengamati hal itu.

A:Dan mengamati hal itu.
19:57 K: Which isn't possible if the observer is different from the observed. K:Yang adalah tidak mungkin jika si pengamat... adalah berbeda dari yang diamati.
20:06 A: Now, would you explore the practical aspect of this with me for a moment? People will say, - who up to this point are listening, it would seem - people at this point will say, 'Yes, but I can't stop it, I think I have an intuition of what you mean' - they will say - 'but the minute that I open myself, or begin to open myself, all these things seem to rush in on me, what I had hoped doesn't seem to take place'. If I understand you correctly, they are really not doing what they claim that they are trying to do.

K: That's right. Sir, can we put this question differently? What is a human being to do, confronted with this problem of suffering, chaos, - all that is going on all around us? What is he to do? He approaches it generally with a conclusion, what he should do about it.
A:Sekarang,... apakah Anda mau menyelidiki segi praktis dari ini... dengan saya sebentar? Orang akan mengatakan,... - orang yang hingga titik ini sedang mendengarkan, demikian tampaknya -... orang pada titik ini akan berkata,... 'Ya, tapi saya tidak bisa menghentikannya,... saya kira saya mempunyai suatu intui- si dari apa yang Anda maksudkan',... - mereka akan mengatakan -, 'tapi begitu saya membuka diri,... atau mulai membuka diri,... semua ini sepertinya masuk menyerbu saya,... apa yang saya harapkan nampaknya tidak terjadi'. Jika saya memahami Anda dengan benar,... mereka tidak benar-benar melakukan apa yang mereka nyatakan,... bahwa mereka mencoba lakukan.

K:Itu benar. Tuan, dapatkah kita ajukan pertanyaan ini secara berbeda? Apakah yang orang dapat lakukan,... dihadapkan dengan masalah penderitaan ini, kekacauan,... - semua ini yang sedang berlangsung di sekitar kita? Apakah yang dia harus lakukan? Dia mendekatinya, secara umumnya, dengan suatu kesimpulan,... apa yang harus dia lakukan perihal itu.
21:52 A: And this conclusion is interposed between him... A:Dan kesimpulan ini disisipkan antara dia...
21:55 K: Yes, the conclusion is the factor of separation. K:Ya, kesimpulan itu adalah faktor dari pemisahan.
22:01 A: Right. A:Benar.
22:02 K: Now, can he observe the fact of this confusion without any conclusions, without any planning, without any predetermined way of getting out of this chaos? Because his predetermined conclusions, ideas, and so on, are all derived from the past, and the past is trying to resolve the problem, and therefore he is translating it and acting according to his previous conclusions, whereas the fact demands that you look at it; the fact demands that you observe it, that you listen to it. The fact itself will have the answer, you don't have to bring the answer to it. I wonder if I am making myself clear? K:Nah, dapatkah dia mengamati kenyataan dari kebingungan ini... tanpa kesimpulan-kesimpulan apapun,... tanpa suatu perencanaan,... tanpa suatu cara apapun yang ditetapkan sebelumnya... agar lepas dari kekacauan ini? Sebab kesimpulan-kesimpulan dia yang ditetapkan sebelumnya,... ide-ide, dan seterusnya, semuanya berasal dari masa lalu,... dan masa lalu mencoba untuk memecahkan masalahnya,... dan karenanya dia menerjemahkannya dan bertindak... sesuai dengan kesimpulan- kesimpulan dia sebelumnya,... sedangkan faktanya meminta agar Anda menengok padanya; faktanya menuntut agar Anda mengamatinya,... supaya Anda mendengarkannya. Fakta itu sendiri akan mempunyai jawabannya,... Anda tidak perlu membawa jawabannya kepadanya. Saya berpikir apakah saya membuat diriku jelas?
23:17 A: Yes, I'm listening very, very hard. I really am. I'm afraid, if I am not going beyond where I shouldn't, haven't yet begun, the next question that would naturally arise here, - perhaps you might feel when I raise the question that it is the wrong question - but can one communicate in the sense that we have been unraveling this? One says, 'I don't know'. It doesn't seem to me that I have done this. One says, 'I haven't done this yet'. I can recognise all the things that have been described, that are terrible. I don't recognise all the things that appear to be promised - without suggesting that I am imagining them or projecting them out there. Clearly, if there is to be a change, it has to be a change that is altogether radical. Now, I must start. What do I do? A:Ya, saya sedang mendengarkan dengan sangat, sangat intens. Saya sungguh demikian adanya. Saya kuatir,... jika saya tidak keluar dari di mana saya tidak seharusnya berada,... masih belum memulainya,... pertanyaan berikutnya yang secara wajar akan timbul di sini,... - mungkin Anda bisa merasa ketika saya mengajukan pertanyaan,... bahwa ini adalah pertanyaan yang salah - namun,... dapatkah orang berkomunikasi dalam arti... yang telah kita sedang uraikan ini? Seseorang berkata,... 'Saya tidak tahu'. Bagi saya, sepertinya saya belum melakukan ini. Seseorang berkata, 'Saya masih belum melakukan ini' Saya mengenali semua... yang telah digambarkan, yang adalah sangat tidak menyenangkan. Saya tidak mengenali semua hal-hal yang nampaknya dijanjikan... - tanpa memberikan kesan bahwa saya sedang mengkhayalkan mereka,... atau meproyeksikan mereka di luar sana. Jelas, jika harus ada suatu perubahan,... hal itu harus merupakan suatu perubahan yang sama sekali radikal. Nah, saya harus memulai. Apa yang saya harus lakukan?
24:37 K: Sir, there are two things involved, aren't there? First, I must learn from the problem, which means I must have a mind that has a quality of humility. It does not come to it and say, 'I know all about it'. What he knows is merely explanations, rational or irrational. He comes to the problem with rational or irrational solutions. Therefore he is not learning from the problem. The problem will reveal an infinite lot of things, if I'm capable of looking at it and learning about it. And for that I must have a sense of humility, and I am saying, 'I don't know, this is a tremendous problem, let me look at it, let me learn about it'. Not I come to it with my conclusions, therefore I have stopped learning about the problem. K:Tuan, ada dua hal yang terlibat, bukankah demikian? Pertama, saya harus belajar dari masalahnya,... yang berarti saya harus mempunyai suatu batin... yang mengandung suatu kualitas rendah hati. Batin itu tidak datang padanya dan berkata, 'Saya tahu... semuanya perihal itu'. Apa yang diketahuinya hanyalah penjelasan-penjelasan,... secara rasional atau tidak rasional. Ia datang ke masalahnya... dengan penyelesaian-penyelesaian rasional atau tidak rasional. Karenanya dia tidak sedang belajar dari masalah. Masalah itu akan mengungkapkan sejumlah hal yang tiada batasnya,... jika saya mampu melihat padanya dan belajar mengenainya. Dan untuk itu saya harus mempunyai suatu rasa kerendahan hati,... dan saya berkata, 'Saya tidak tahu,... ini adalah masalah luar biasa,... biar saya melihat padanya, biar saya belajar tentangnya. Bukan saya datang kepadanya dengan kesimpulan-kesimpulanku,... karenanya saya telah berhenti belajar mengenai masalahnya.
25:57 A: Are you suggesting that this act is a waiting on the problem to reveal itself?

K: To reveal. That's right! Therefore, I must be capable of looking at it. I cannot look at it if I've come to it with ideas, with ideations, with mentations, of every kind of conclusion. I must come to it, say, 'Look, what is it?' I must learn from it, not learn according to some professor, some psychologist, some philosopher.
A:Apakah Anda sedang mengisyaratkan bahwa tindakan ini... adalah suatu penantian pada masalah... untuk mengungkapkan dirinya?

K:Untuk mengungkapkan. Itu benar! Karenanya, saya harus mampu untuk melihat padanya. Saya tidak dapat melihat padanya jika saya... datang padanya dengan ide-ide,... dengan pembentukan-pembentukan ide, dengan aktivitas-aktivitas mental,... dari segala bentuk kesimpulan. Saya harus datang padanya, mengatakan, 'Tengok, apakah ini?' Saya harus belajar darinya, tidak belajar sesuai dengan... profesor tertentu, ahli psikologi tertentu, ahli filsafat tertentu.
26:45 A: That one has the capacity for this, some persons would... A:Bahwa orang mempunyai kapasitas un- tuk ini, orang-orang tertentu akan...
26:52 K: I think everybody has. Sir, we are so vain. K:Saya pikir semua orang mempu- nyainya. Tuan, kita ini begitu... tinggi hati.
26:56 A: But this doesn't mean anything for the doing of what must be done, that there is a capacity. A:Namun, ini tidak berarti apapun untuk melakukan... apa yang harus dilakukan, bahwa di situ ada suatu kapasitas.
27:03 K: No, the learning is the doing! K:Bukan, tindakan belajar adalah tindakan melakukannya!
27:08 A: Exactly. Yes, yes. I wanted to make that clear, because we comfort ourselves with the curious notion - if I have been following you - that we possess a possibility, and because we possess the possibility we think that someday it will actualise itself perhaps. A:Tepat sekali. Ya, ya. Saya ingin membuat itu jelas, sebab kita menghibur diri... dengan anggapan aneh - jika saya telah memahami Anda - bahwa kita memiliki suatu kemungkinan,... dan karena kita memiliki kemungkinan itu,... kita berpikir bahwa suatu hari ia mungkin akan mewujudkan dirinya.
27:29 K: Quite right. K:Benar sekali.
27:30 A: But if I'm correct both ways, no possibility can actualise itself, and in the practical order that never occurs, but somehow it is believed, isn't it? A:Tapi jika saya benar di kedua arah,... tiada kemungkinan dapat mewujudkan dirinya,... dan dalam tata-tertib praktis itu tidak pernah terjadi,.. namun bagaimanapun, itu dipercayai, bukankah demikian?
27:47 K: I'm afraid it is.

A: It is believed.
K:Saya kuatir demikian adanya.

A:itu dipercaya.
27:50 K: Sir, it is really quite simple. There is this misery, confusion, immense sorrow in the world, violence, all that. Human beings have created it. Human beings have built a structure of society which sustains this chaos. That's a fact. Now, a human being comes to it trying to resolve it according to his plan, according to his prejudices, his idiosyncrasies, or knowledge which means he has already understood the problem, whereas the problem is always new. So I must come to it afresh. K:Tuan, sebenarnya hal ini adalah sungguh sederhana. Ada kesengsaraan ini, kebingungan,... kedukaan luar biasa di dalam dunia,... kekerasan, semuanya itu. Umat manusia telah menciptakannya. Umat manusia telah membangun suatu struktur masyarakat... yang menopang kekacauan ini. Itu adalah suatu kenyataan. Sekarang, seorang manusia datang padanya,... berusaha untuk menyelesaikannya sesuai dengan rencananya,... sesuai dengan prasangka-prasangkanya,... keanehan-keanehannya, atau pengetahuan,... yang berarti dia telah mengerti masalahnya,... sedangkan masalah adalah selalu baru. Jadi saya harus mendatanginya secara segar.
28:59 A: One of the things that has concerned me for many, many years as a reader, as a student, as one whose daily work involves the study of scriptures, is the recurrent statement that one comes upon, sometimes in a very dramatic form. For instance, take the prophetic ministry of Jesus, where he speaks and he says that they are hearing, but they are not listening, they are observing, but they are not seeing. A:Salah satu hal yang memprihatinkan saya... selama banyak, banyak tahun sebagai... seorang pembaca, sebagai seorang siswa,... sebagai seseorang yang... pekerjaan sehari-harinya melibatkan studi tentang kitab-kitab suci,... adalah pernyataan yang berulang-ulang dihadapi oleh seseorang,... kadang-kadang dalam bentuk yang amat dramatis. Sebagai contoh, ambillah pelayanan kenabian dari Jesus,... di mana dia berbicara... dan ia berkata bahwa mereka sedang mendengar,... tapi mereka tidak mendengarkan dengan perhatian,... mereka sedang mengamati, tapi mereka tidak melihat.
29:55 K: And doing.

A: But then... But then, it seems, he does not say 'In order to attain to that, do this'. No. The closest he comes to it is through the analogy with the child, to have faith as a little child. I don't want to talk about words here, because that would be disastrous, - so what is meant by 'faith' here is not something that would be proper to go into - but the analogy with the child suggests that the child is doing something that is lost somewhere along the way in some respect. I'm sure he didn't mean that there is a perfect continuity between the adult and the child. But why is it, over the centuries, that men have said this over and over again, namely, you are not listening, you are not seeing, and then they don't point to an operation, they point to an analogy. Some of them don't even point to an analogy. They just hold up a flower.

K: Sir, look!
A:Dan melakukan.

A:Tapi kemudian,... Tapi kemudian, rupanya, dia tidak berkata,... 'Agar supaya mencapai itu, lakukan ini'. Tidak. Yang paling dekat yang ia hampiri... adalah melalui persamaan dengan anak,... untuk mempunyai iman seperti seorang anak kecil. Saya di sini tidak ingin berbicara perihal kata-kata,... karena itu akan membawa bencana,... - jadi apa yang dimaksudkan dengan 'iman' di sini bukanlah sesuatu... yang patut untuk di dalami -,... namun persamaan dengan anak mengisyaratkan,... bahwa si anak sedang melakukan sesuatu... yang hilang entah di mana dalam segi tetentu. Saya yakin ia tidak bermaksud bahwa ada suatu kelestarian sempurna... di antara orang dewasa dan anak. Tetapi karena apa, melewati berabad-abad,... bahwa manusia telah mengatakan ini berulang-ulang terus,... yaitu, Anda tidak sedang mendeng- arkan, Anda tidak sedang melihat,... dan kemudian mereka tidak menunjuk ke suatu operasi,... mereka menunjuk ke suatu persamaan. Beberapa dari mereka malahan tidak menunjuk ke suatu persamaan. Mereka hanya mengangkat setangkai bunga.

K:Tuan, lihat!
31:16 We live on words. Most people live on words. They don't go beyond the word. And what we are talking about is not only the word, the meaning of the word, the communication that exists in using words, but the non-verbal communication, which is having an insight. That is what we are talking about all the time so far. That is, the mind can only have an insight if it is capable of listening. And you do listen when the crisis is right at your doorstep! Kita hidup pada kata-kata. Sebagian besar orang hidup pada kata-kata. Mereka tidak ke luar dari kata. Dan apa yang kita bicarakan tidaklah hanya kata,... arti dari kata,... komunikasi yang ada dalam menggunakan kata-kata,... tapi komunikasi yang bukan-lisan,... yang adalah mempunyai pandangan terang. Itulah apa yang kita sedang bicarakan sejauh ini. Berarti, batin hanya bisa... mendapat suatu pandangan terang jika ia mampu untuk mendengarkan. Dan Anda benar mendengarkan.. ketika krisis berada tepat di hadapan Anda!
32:07 A: Now, I think I'm at a point here that is solid. Is it that we don't allow ourselves access to the crisis that is there continuously, it isn't a crisis that is episodic? A:Nah, saya pikir saya sekarang berada di satu titik yang mantap. Apakah itu karena kita tidak... mengizinkan diri kita... masuk ke keadaan krisis,... yang ada di situ secara terus-menerus,... yang adalah bukan suatu krisis yang kadang-kadang munculnya?
32:39 K: No. The crisis is always there. K:Tidak. Krisis itu selalu ada di situ.
32:42 A: Right. We are doing something to shut ourselves off from it, aren't we? A:Benar. Kita melakukan sesuatu... untuk menutup diri kita dari itu, bukankah demikian?
32:48 K: Or we don't know how to meet it. Either we avoid it, or we don't know how to meet it, or we are indifferent. We have become so callous. All these things, all these three are involved in not facing the crisis, because I am frightened. One is frightened. One says, 'My Lord! I don't know how to deal with it'. So one goes off to an analyst, or to a priest, or picks up a book to see how it can be translated. He becomes irresponsible. K:Atau kita tidak tahu bagaimana untuk menjemputnya. Atau kita menghindarinya, atau kita tidak tahu bagaimana menjemputnya,... atau kita tidak peduli. Kita telah menjadi begitu tidak sensitif. Semuanya ini,... ketiga-tiganya ini semuanya terlibat dalam ketiadanya... tindakan menghadapi krisis,... karena saya takut. Seseorang takut. Seseorang berkata, 'Tuhanku! Saya ti- dak tahu bagaimana menanggulangi ini'. Jadi seseorang pergi ke seorang analis, atau ke seorang pendeta,... atau memungut sejilid buku untuk melihat... bagaimana itu bisa diterjemahkan. Dia menjadi tidak bertanggung jawab.
33:41 A: Or sometimes people will register the disappointment that things haven't worked out. So why try something new?

K: Yes. Of course.
A:Atau kadang-kadang orang akan mencatat... kekecewaan bahwa berbagai hal mengalami kegagalan. Jadi buat apa mencoba sesuatu yang baru?

K:Ya. Tentu.
33:50 A: And this would be a buffer. A:Dan ini akan menjadi suatu penyangga.
33:54 K: That's what I mean. Avoidance. There are so many ways to avoid, clever, cunning, superficial, and very subtle. All that is involved in avoiding an issue. So, what we are trying to say, sir, isn't it, the observer is the past - as we said yesterday. The observer is trying to translate and act according to the past, when the crisis arises. The crisis is always new. Otherwise it's not a crisis. A challenge must be new, is new, and always new. But he translates it according to the past. Now, can he look at that challenge, that crisis, without the response of the past? K:Itulah yang saya maksudkan. Penghindaran. Ada begitu banyak cara untuk menghindar,... cerdik, licik, dangkal dan sangat halus. Semuanya itu terlibat dalam penghindaran suatu persoalan. Jadi, apa yang sedang kita coba utarakan, Tuan, bukankah,... si pengamat adalah masa lalu - seperti yang kita katakan kemarin. Si pengamat sedang mencoba untuk menerjemahkan... dan bertindak sesuai dengan masa lalu,... ketika krisis timbul. Krisis selalu baru adanya. Kalau tidak, ia bukan suatu krisis. Suatu tantangan harus baru, adalah baru adanya, dan selalu baru. Namun ia menerjemahkannya sesuai masa lalu. Sekarang, dapatkah dia melihat pada tantangan itu, krisis itu,... tanpa tanggapan dari masa lalu?
35:00 A: May I read a sentence out of your book? I think that maybe this has a very direct relationship to what we are talking about. It's a sentence which arrested me when I read it. 'Through negation, that thing, which alone is the positive, comes into being'.

K: That's right.
A:Bolehkah saya membacakan suatu kalimat dari buku Anda? Saya pikir bahwa mungkin ini mempu- nyai suatu hubungan amat langsung... dengan apa yang sedang kita bicarakan. Ini adalah suatu kalimat yang memikat saya ketika saya membacanya. 'Melalui negasi, hal itu, yang adalah satu-satunya yang positif,... timbul mewujudkan dirinya'.

K:Itu benar.
35:39 A: May I read it again? Through negation, something is done, apparently. A:Bolehkah saya membacanya lagi? Melalui negasi, sesuatu telah dilakukan, nampaknya demikian.
35:47 K: Absolutely.

A: Right. So we are not leaving it at the point where we are saying, simply, words are of no consequence, therefore I will do something non-verbal, or I will say something, because I never communicate with the non-verbal. That has nothing to do with it. Something must be done. And there is an act.

K: Absolutely. Life is action. It isn't just...

A: Exactly. Now here- I suppose I should say for our listeners and viewers that this is from 'The Awakening of Intelligence', I think the most recent publication of yours, and it's on page 196 in the chapter on Freedom. 'Through negation... - I take it that's a word for this act.

K: Entirely.
K:Pasti.

A:Benar. Jadi kita tidak sedang mening- galkannya pada titik di mana... kita berkata, secara sederhana,... kata-kata tidak mempunyai arti penting,... karenanya saya akan melakukan sesuatu yang bukan-verbal,... atau saya akan berkata sesuatu,... sebab saya tidak pernah ber- komunikasi dengan yang bukan-verbal. Yang sama sekali tidak ada hubungan dengannya. Sesuatu harus dilakukan. Dan di sana ada suatu tindakan.

K:Benar sekali. Kehidupan adalah tindakan. Ia bukanlah sekedar...

A:Tepat sekali. Nah di sni- Saya kira saya harus mengatakan bagi... pendengar-pendengar dan penonton-penonton kita,... bahwa ini adalah dari buku 'The Awakening of Intelligence',... saya pikir penerbitan yang paling baru dari Anda,... dan ia berada di halaman 196 di dalam bab perihal Freedom (Kebebasan). 'Melalui negasi,... - saya anggap bahwa kata itu tepat untuk tindakan ini.

K:Tepat sekali.
36:44 A: ...that thing which alone is the positive..'. - the word 'alone' came over to me with the force of something unique, something that is not continuous with anything else. 'That thing which alone is the positive comes into being'. There is no temporal hiatus here, so we are back to that thing we began with in our earlier conversations about not being dependent on knowledge and time. Could we look at this negation together for a moment? I have the feeling that, if I have understood this correctly, that unless whatever is that's called negation is not an abiding activity, then communion and communication, and the relationship that we are talking about just simply can never be reached. Is that correct? A:...hal itu, yang adalah satu- satunya yang positif...'. - kata 'satu-satunya' datang dengan tiba-tiba kepada saya... dengan tenaga yang khas,... sesuatu yang tidak berkesinambungan dengan apapun lainnya. 'Hal itu, yang adalah satu-satunya yang positif,... timbul mewujudkan dirinya'. Tidak ada tenggang waktu yang bersifat sementara di sini,... jadi kita kembali ke hal itu, dengan apa kita mengawali... percakapan kita yang terdahulu perihal... tiadanya ketergantungan pada pengetahuan dan waktu. Dapatkah kita menengok pada negasi ini bersama-sama untuk sekejap? Saya mempunyai perasaan bahwa,... jika saya memahami ini dengan benar,... bahwa apapun, kecuali yang disebut negasi,... bukanlah suatu aktivitas yang terus-menerus,... lalu keakraban dan komunikasi,... dan hubungan yang kita bicarakan,... tidak mungkin akan pernah dapat tercapai. Apakah itu benar?
37:52 K: Quite. May I put it this way? I must negate, I mean, negate not intellectually or verbally, actually negate the society in which I live. The implication of immorality, which exists in society, on which society is built, I must negate totally that immorality. That means I live morally. In negating that, the positive is the moral. I don't know if I am...

A: Oh yes. I am being quiet, because I want to follow step by step. I don't want to go beyond where we haven't begun.
K:Benar. Bolehkah saya mengatakannya cara ini? Saya harus menegasi,... Saya maksudkan, menegasi tidak secara intelektual atau lisan,... secara nyata menegasi masyarakat dalam mana saya hidup. Implikasi dari imoralitas,... yang hidup di masyarakat, di atas mana masyarakat dibangun,... saya harus secara total menegasikan imoralitas itu. Itu berarti saya hidup bermoral. Dalam menegasikan itu, yang positif adalah yang bermoral. Saya tidak tahu apakah saya...

A:Oh ya. Saya sedang berdiam diri, karena saya mau mengikuti setapak demi setapak. Saya tidak ingin pergi ke luar dari apa yang kita belum memulai.
38:51 K: I negate totally the idea of success. K:Saya negasikan secara total ide dari keberhasilan.
38:58 A: Yes, I negate totally.

K: Totally. Not only in the mundane world, not only in the sense of achievement, in a world of money, position, authority, I negate that completely, and I also negate success in the so-called spiritual world.
A:Ya, saya negasikan secara total.

K:Secara total. Bukan hanya dalam kedunian biasa,... bukan hanya dalam arti pencapaian,... dalam dunia uang, posisi, otoritas,... saya negasikan itu secara lengkap,... dan saya juga negasikan keberhasilan... dalam apa yang disebut dunia spiritual.
39:25 A: Oh yes. Quite the temptation. A:Oh ya. Godaan yang sungguh besar.
39:29 K: Both are the same. Only I call that spiritual and I call that physical, moral, mundane. So in negating success, achievement, there comes an energy. Through negation there is a tremendous energy to act totally differently, which is not in the field of success, in the field of imitation, conformity, and all that. So, through negation, - I mean actual negation, not just ideal negation - through actual negation of that which is immoral morality comes into being. K: Dua-duanya sama saja. Saya hanya menyebutnya spiritual,... dan saya menyebut itu jasmaniah, moral, keduniawian. Jadi dalam menegasikan keberhasilan, pencapaian,... di situ datang suatu energi. Melalui negasi di situ ada energi yang amat besar... untuk bertindak secara total berbeda,... yang tidaklah berada dalam bidang keberhasilan,... dalam bidang imitasi, penyesuaian, dan semuanya itu. Jadi, melalui negasi,... - saya maksudkan negasi yang sebenarnya, bukan hanya sekedar... negasi yang dicita-citakan -,... melalui negasi yang sebenarnya akan apa yang imoral,... moralitas mewujudkan dirinya.
40:25 A: Which is altogether different from trying to be moral. A:Yang adalah sama sekali berbeda dari mencoba untuk bermoral.
40:28 K: Of course, trying to be moral is immoral. K:Tentu, mencoba untuk bermoral adalah imoral.
40:31 A: Yes. May I try to go into this another step? At least it would be a step for me. There is something that I intuit here as a double aspect to this negation. I'd like very much to see whether this is concurrent with your own feeling about this. I was going to say a statement and I stopped myself. My desire for success in itself is a withholding myself from the problem that we talked about, and that itself is a form of negation. I have negated access to myself. I've negated, in other words, I have done violence to what it is that wishes to reveal itself. So I am going to negate then my negation as the observer. This I wanted to make sure.

K: You are quite right, sir. When we use the word 'negate', as it is generally understood, it is an act of violence.

A: Yes. That's what I was hoping.
A:Ya. Bolehkah saya mencoba untuk satu langkah lagi mendalami ini? Setidaknya itu adalah suatu langkah bagi saya. Ada sesuatu yang saya rasakan di sini,... sebagai suatu aspek ganda dengan negasi ini. Saya sangat ingin untuk melihat apakah ini sejalan... dengan perasaan Anda perihal ini. Saya sedang akan mengatakan suatu pernyataan dan saya menahan diri. Hasrat saya untuk sukses... dalam dirinya sendiri adalah suatu penahanan diri dari masalah... yang kita bicarakan,... dan itu sendiri adalah suatu bentuk negasi. Saya telah menegasikan jalan masuk ke dalam diri saya. Saya telah menegasikan,... dengan kata-kata lain, saya telah berbuat kekerasan... terhadap apa adanya,... yang mengharapkan untuk menampakkan diri. Jadi kemudian saya akan menegasikan negasi saya sebagai si pengamat. Ini saya ingin untuk memastikannya.

K:Anda benar sekali, Tuan. Ketika saya menggunakan kata 'negasi',... seperti umumnya diartikan,... ia adalah suatu tindakan kekerasan.

A:Ya. Itulah yang saya harapkan.
42:15 K: It's an act of violence. I negate. K:Ia adalah suatu tindakan kekerasan. Saya menegasi.
42:18 A: Yes.

K: I brush it aside. We are using the word 'negate' not in the violent sense, but the understanding of what success implies. The understanding of what success implies. The 'me,' who is separate from you, wanting or desiring success, which will put me in a position of authority, power, prestige. So I am, in negating success, I am negating my desire to be powerful, which I negate only when I have understood the whole process that's involved in achieving success. In achieving success is employed ruthlessness, lack of love, lack of immense consideration for others, and a sense of conformity, imitation, acceptance of the social structure, all that is involved, and the understanding of all that, when I negate success, is not an act of violence. On the contrary, it is an act of tremendous attention.
A:Ya.

K:Saya kesampingkan itu. Kita menggunakan kata'negasi' tidak dalam arti kekerasan,... namun pengertian akan apa yang diisyaratkan oleh sukses. Pengertian akan sukses itu menyiratkan apa. Si 'aku' yang adalah terpisah dari Anda,... menginginkan atau menghasratkan sukses,... yang menempatkan saya dalam posisi... otoritas, kekuasaan, martabat. Jadi saya, dalam menegasikan sukses,... saya menegasikan hasrat saya untuk berkuasa,... yang hanya saya negasikan ketika saya telah memahami... seluruh proses yang terlibat dalam pencapaian sukses. Dalam pencapaian sukses kekerasan telah digunakan,... tiadanya kasih,... tiadanya pertimbangan yang amat besar bagi orang-orang lain,... dan suatu rasa penyesuaian, peniruan,... penerimaan terhadap struktur sosial,... semua itu terlibat,... dan pemahaman akan semua itu, ketika saya menegasikan sukses,... bukanlah suatu tindakan kekerasan. Sebaliknya, itu adalah suatu tindakan dari perhatian yang amat besar.
44:01 A: I've negated something in my person. A:Saya telah menegasikan sesuatu dalam diri saya.
44:05 K: I've negated myself.

A: Right. I've negated myself.
K:Saya telah menegasikan diri saya.

A:Benar. Saya telah menegasikan diri saya.
44:10 K: The 'me', which is separate from you. K:Si 'aku' yang terpisah dari Anda.
44:14 A: Exactly. A:Tepat sekali.
44:15 K: And therefore I have negated violence which comes about when there is separation. K:Dan karenanya saya telah menegasikan kekerasan,... yang mewujudkan dirinya ketika ada pemisahan.
44:24 A: Would you use the term 'self-denial' here, not in the sense of how it has been received down the line, but that if there is anything to what has been stated in the past, could a person, who saw that word 'self-denial', read that word in this context that you are using?

K: I'm afraid he wouldn't. Self-denial means sacrifice, pain, lack of understanding.
A:Akankah Anda menggunakan istilah 'pengingkaran diri' di sini,... tidak dalam arti sebagaimana ia telah diterima hingga kini,... tapi itu jika ada sesuatu dengan... apa yang telah dinyatakan di masa lalu,... dapatkah seseorang, yang melihat kata 'pengingkaran diri' itu,... mengartikan kata itu dalam konteks ini,... yang Anda sedang gunakan?

K:Saya kuatir ia tidak akan. Pengingkaran diri berarti pengorban- an, kesakitan, tiadanya pengertian.
44:57 A: But if he heard what you are saying. A:Tapi jika ia mendengar apa yang Anda sedang bicarakan.
45:00 K: Why use another word, when you have understood this thing? K:Mengapa menggunakan kata lain,... ketika Anda telah memahami hal ini?
45:08 A: Well, maybe he'd want to communicate with someone. A:Ya, mungkin ia ingin berkomunikasi dengan orang lain.
45:14 K: But change the word, so that we both understand the meaning of self-denial. I mean all religions have based their action on self-denial, sacrifice, deny your desire, deny your looking at a woman, or deny riches, take a vow to poverty. You know all of them: vow of poverty, vow of celibacy, and so on. All these are a kind of punishment, a distorting of a clear perception. If I see something clearly, the action is immediate. So to negate implies diligence. The word 'diligence' means giving complete attention to the fact of success - we are taking that word. Giving my whole attention to success, in that attention the whole map of success is revealed. K:Tapi ganti katanya, sehingga kita berdua paham... arti dari pengingkaran diri. Saya maksudkan semua agama... telah mendasarkan tindakan mereka pada pengingkaran diri,... pengorbanan, mengingkari hasrat Anda,... mengingkari keinginan Anda untuk melihat seorang wanita,... atau mengingkari kekayaan,... mengambil sumpah menerima kemiskinan. Anda mengetahui semua itu:... sumpah kemiskinan, sumpah pembujangan, dan seterusnya. Semua ini adalah suatu jenis penghukuman,... suatu pengaburan akan suatu persepsi yang jelas. Jika saya melihat sesuatu dengan jelas, tindakan itu adalah seketika. Jadi untuk menegasi,... tersirat kesungguhan hati. Kata 'kesungguhan hati' berarti men- curahkan perhatian secara lengkap... kepada kenyataan dari sukses - kita menggunakan kata itu. Mencurahkan seluruh perhatian saya untuk sukses,... dalam perhatian itu seluruh peta dari sukses terungkap.
46:47 A: With all its horrors. A:Dengan semua kengeriannya.
46:48 K: With all the things involved in it, and it is only then the seeing is the doing. Then it is finished. And the mind can never revert to success and therefore become bitter, and all the things that follow. K:dengan semua hal yang terlibat dalamnya,... dan hanya ketika itu, pemahaman adalah penindakan. Sesudahnya selesai sudah. Dan batin tidak dapat lagi kembali pada keberhasilan,... dan karenanya menjadi pedih,... dan semuanya yang menyusul.
47:07 A: What you are saying is that once this happens there is no reversion.

K: It is finished. Of course, not. Say, for instance, sir...
A:Apa yang Anda katakan adalah, begitu ini terjadi,... tidak ada pengembalian ke keadaan semula.

K:Itu sudah selesai. Tentu, tidak akan. Katakanlah, sebagai contoh, Tuan...
47:18 A: It's not something that one has to keep up. A:Ini bukan sesuatu yang seseorang harus pertahankan.
47:20 K: Of course, not. K:Tentu tidak.
47:22 A: Well, fine. I'm delighted we've established that. A:Baik, bagus. Saya senang kita telah menegakkan itu.
47:25 K: Now take for instance what happened. In 1928, I happened to be the head of a tremendous organisation, a religious organisation, and I saw around me various religious organisations, sects, Catholic, Protestant, and I saw all trying to find truth. So I said, 'No organisation can lead man to truth'. So I dissolved it. Property, an enormous business. I can never go back to it. When you see something as poison you won't take it again. It isn't that you say, 'By Jove, I've made a mistake. I should go back and...', it is, sir, like seeing danger. When you see danger, you never go near it again. K:Sekarang ambil misalnya apa yang terjadi. Dalam tahun 1928,... saya kebetulan adalah ketua dari suatu organisasi yang amat besar,... suatu organisasi religius,... dan saya melihat sekitar saya... berbagai organisasi-organisasi religius,... sekte-sekte, Katolik, Protestan,... dan saya melihat semuanya mencoba untuk mencari kebenaran. Jadi saya berkata, 'Tiada organisasi dapat membawa orang ke kebenaran'. Jadi saya membubarkannya. Properti, suatu bisnis yang amat besar. Saya tidak pernah dapat kembali padanya. Jika Anda melihat sesuatu sebagai racun,... Anda tidak mau mengambilnya lagi. Itu bukanlah sesuatu yang Anda katakan,... 'Astaga, saya telah membuat suatu kesalahan. Saya harus kembali dan...',... ini adalah, Tuan, seperti melihat bahaya. Ketika Anda melihat bahaya, Anda ti- dak pernah akan pergi dekatnya lagi.
48:38 A: I hope I won't annoy you by talking about words here again. But you know, so many of the things that you say cast a light on common terms which, for me at least, illuminate them. They sound altogether different from the way they used to be heard. For instance, we say in English, don't we, practice makes perfect. Now, obviously, this can't be the case, if we mean by practice we are repeating something. But if you mean by practice the Greek 'praxis,' which is concerned directly with act, not repetition, but with act, then to say 'it makes perfect' doesn't refer to time at all. It's that, upon the instant the act is performed perfection is. Now I'm sorry I used the word 'instant' again, and I understand why that's awkward, but I think in our communication the concern for the word here is one that surely is productive, because one can open himself to the word, and if one sees the word that way, then it appears there is a whole host of phenomena which suddenly acquire very magical significance. Not magical in the sense of enchantment, but they open a door which, when walked into, immediately situates him in the crisis in such a way that he attains to this that you call the one alone, the unique which comes into being. Which comes into being. A:Saya harap saya tidak menjengkelkan Anda dengan... membicarakan perihal kata-kata lagi di sini. Tapi Anda tahu,... begitu banyak yang Anda katakan menerangi... istilah-istilah umum yang, setidaknya bagi saya, membuat mereka jelas. Mereka berbunyi sama sekali berbeda... dari pada apa mereka biasanya terdengar. Misalnya, kita berkata dalam bahasa Inggeris, bukankah demikian,... praktek membuat sempurna. Nah, jelaslah,... ini tidaklah mungkin,... jika kita maksudkan dengan praktek, kita mengulangi-ulangi sesuatu. Tapi jika Anda maksudkan dengan praktek... adalah kata Yunani 'praxis', yang terkait langsung dengan tindakan,... bukan pengulangan, tapi dengan tindakan,... maka dengan berkata 'itu membuat sempurna',... sama sekali tidaklah mengacu pada waktu. Adalah, seketika pada saat tindakan telah dilakukan,... kesempurnaan ada. Sekarang mohon maaf saya menggunakan kata 'seketika' lagi,... dan saya paham mengapa itu canggung adanya,... tapi saya pikir dalam komunikasi kita,... perhatian untuk kata di sini... adalah sesuatu yang pasti produktif,... sebab seseorang dapat membuka dirinya terhadap kata,... dan jika seseorang melihat kata dengan cara itu,... maka tampak ada suatu kelompok besar dari fenomena,... yang mendadak memperoleh arti yang amat gaib. Bukan gaib dalam arti dari keterpesonaan,... tapi mereka membuka sebuah pintu... yang, ketika dimasuki ke dalamnya, segera menempatkan dirinya... dalam krisis dengan cara sedemikian rupa, hingga... ia mencapai kepada keadaan, yang Anda sebut yang tunggal,... yang unik, yang timbul mewujudkan dirinya. Yang timbul mewujudkan dirinya.
51:10 K: So, sir, can we now go back, or go forward, to the question of freedom and responsibility in relationship? That's where we left off yesterday. K:Jadi, Tuan, dapatkah kita sekarang kembali atau maju,... ke persoalan kebebasan... dan tanggungjawab dalam hubungan? Itu adalah di mana kemarin kita berhenti.
51:26 A: Yes. That was quoted from the chapter on freedom. A:Ya. Itu dikutip dari bab perihal kebebasan.
51:33 K: First of all, can we go into this question of what it is to be responsible? K:Pertama-tama, dapatkah kita mendalami persoalan... tentang apa artinya bertanggungjawab?
51:43 A: I should like that. A;Saya akan menyukai itu.
51:45 K: Because I think that is what we are missing in this world, in what is happening now. We don't feel responsible. We don't feel we are responsible because the people in position, in authority, politically, religiously, are responsible. We are not. That is the general feeling that is all over the world. K:Karena saya pikir itulah yang kita kehilangan di dunia ini,... di dalam apa yang terjadi sekarang. Kita tidak berasa bertanggungjawab. Kita tidak berasa... kita bertanggungjawab, sebab... orang-orang berkedudukan, dalam otoritas,... secara politis, secara religius, bertanggungjawab. Kita tidak. Itu adalah perasaan umum yang ada di seluruh dunia.
52:15 A: Because those over there have been delegated to do a job by me. A:Karena mereka yang ada di sana... telah diserahi tugas untuk melakukan suatu pekerjaan oleh saya.
52:20 K: And scientists, politicians, the educational people, the religious people, they are responsible, but I know nothing about it, I just follow. That's the general attitude right through the world. K:Dan para ilmuwan, politisi, orang-orang pendidik,... orang-orang religius, mereka bertanggungjawab,... tapi saya tidak tahu apa-apa perihal itu, saya hanya mengikuti. Itu adalah sikap umum di seluruh dunia.
52:38 A: Oh yes, oh yes. A:Oh ya, oh ya.
52:41 K: So you follow the whole thing. K:Jadi Anda mengikuti keseluruhannya.
52:45 A: One feels he gets off scot-free that way because its the other one's fault. A:Orang berasa ia terbebas dari se- tiap akibat dengan cara demikian,... karena itu adalah kesalahan orang lain itu.
52:50 K: So I make myself irresponsible. By delegating a responsibility to you I become irresponsible. Whereas now we are saying, nobody is responsible except you, because you are the world and the world is you. You have created this mess. You alone can bring about clarity, and therefore you are totally, utterly, completely responsible. And nobody else. Now, that means you have to be a light to yourself, not the light of a professor, or an analyst, or a psychologist, or the light of Jesus, or the light of the Buddha. You have to be a light to yourself in a world that is utterly becoming dark. That means you have to be responsible. Now, what does that word mean? It means really, to respond totally, adequately, to every challenge. You can't possibly respond adequately, if you are rooted in the past, because the challenge is new, otherwise it is not a challenge. A crisis is new, otherwise it is not a crisis. So if I respond to a crisis in terms of a preconceived plan, which the Communists are doing, or the Catholics, or the Protestants, and so on, then they are not responding totally and adequately to the challenge. K:Jadi saya membuat diri saya tidak bertanggungjawab. Dengan menyerahkan suatu tanggungjawab pada Anda,... saya menjadi tidak bertanggungjawab. Sedangkan kita sekarang sedang berkata,... tiada orang yang bertanggungjawab kecuali Anda,... karena Anda adalah dunia dan dunia adalah Anda. Anda telah membuat kekacauan ini. Hanya Anda sendiri yang dapat membuat terwujudnya kejernihan,... dan karenanya Anda adalah... secara total, sepenuhnya, selengkapnya bertanggungjawab. Dan tiada orang lain. Nah, itu berarti Anda harus menjadi cahaya bagi diri Anda sendiri,... bukan cahaya dari seorang maha-guru,... atau seorang analis, atau seorang psikolog,... atau cahaya dari Jesus, atau cahaya dari Sang Buddha. Anda harus menjadi cahaya bagi diri Anda sendiri... dalam suatu dunia yang sepenuhnya sedang menjadi gelap. Itu berarti Anda harus bertanggungjawab. Sekarang, apakah arti dari kata itu? Ia sesungguhnya berarti,... untuk secara total menangapi, memadai, terhadap segala tantangan. Anda tidak mungkin dapat menanggapi secara memadai,... jika Anda berakar di dalam masa lalu,... karena tantangan adalah baru,... kalau tidak, ia bukan suatu tantangan. Suatu krisis adalah baru, kalau tidak ia bukan krisis. Jadi jika saya menanggapi suatu krisis,... dalam kaitan dengan suatu rencana yang dirancang sebelumnya,... yang dilakukan oleh para Komunis,... atau para Katolik, atau protestan, dan seterusnya,... maka mereka tidak sedang menanggapi... secara total dan memadai terhadap tantangan itu.
55:13 A: This takes me back to something I think that is very germane in the dramatic situation of confrontation between the soldier and the Lord Krishna in the Gita. Arjuna, the general of the army, says to Krishna, 'Tell me definitely what to do and I will do it'. Now Krishna does not turn around and say to him, in the next verse, 'I am not going to tell you what to do' but of course at that point he simply doesn't tell him what to do, and one of the great Sanskrit scholars has pointed out that that's an irresponsible reaction on the part of the teacher. But, if I am understanding you correctly, he couldn't have done otherwise? A:Ini membawa saya kembali ke sesuatu,... saya kira yang sangat berhubungan erat... dengan keadaan dramatis dari konfrontasi... antara si prajurit dan Lord Krishna di dalam Gita. Arjuna, si jendral dari tentara, berkata pada Krishna,... 'Beritahukan saya secara pasti apa yang harus dilakukan... dan saya akan melakukannya'. Nah, Krishna tidak berpaling... dan mengatakan padanya, di syair berikutnya,... 'Saya tidak akan beritahukan Anda apa yang harus dilakukan',... tapi tentunya... pada titik itu ia sama sekali tidak... memberitahukan dia apa yang harus dilakukan,... dan salah seorang ahli besar Sanskrit telah menunjukkan bahwa,... bahwa itu adalah reaksi tidak bertanggungjawabnya... di pihak si guru. Tapi, jika saya memahami Anda secara benar,... ia tidak dapat berbuat berbeda dari itu?
56:11 K: When that man put the question, he is putting the question out of irresponsibility. K:Ketika orang itu mengajukan pertanyaan itu,... dia sedang mengajukan pertanyaan itu dari keadaan tidak bertanggungjawab.
56:17 A: Of course, a refusal to be responsible. Exactly! A refusal to be responsible. A:Tentu, suatu penolakan untuk bertanggungjawab. Tepat sekali! Suatu penolakan untuk bertanggungjawab.
56:23 K: That's why, sir, responsibility means total commitment. K:Itulah sebabnya, Tuan, pertanggunjawaban... berarti keterlibatan total.
56:32 A: Total commitment. A:Keterlibatan total,
56:34 K: Total commitment to the challenge. Responding adequately, completely to a crisis. That is, the word 'responsibility' means that: to respond. I cannot respond completely if I am frightened. Or I cannot respond completely, if I am seeking pleasure. I cannot respond totally, if my action is routine, is repetitive, is traditional, is conditioned. So to respond adequately to a challenge means that the 'me', which is the past, must end. K:Keterlibatan total pada tantangan. Menanggapi secara cukup, secara lengkap pada suatu krisis. Dengan kata-kata lain, kata 'per- tanggungjawaban' berarti bahwa:... untuk menanggapi. Saya tidak bisa menanggapi secara lengkap, jika saya takut. Atau saya tidak bisa menanggapi secara lengkap,... jika saya mencari kesenangan. Saya tidak menanggapi secara total,... jika tindakan saya bersifat rutin, pengulangan,... adalah tradisional, adalah terkondisi. Jadi untuk menanggapi... secukupnya pada suatu tantangan berarti bahwa si 'aku',... yang adalah masa lalu, harus berakhir.
57:38 A: And at this point Arjuna just wants it continued right down the line. A:Dan pada titik ini, Arjuna hanya menginginkan ini diteruskan... tepat hingga saat itu.
57:43 K: That's what everybody wants, sir. Politically, look at what is happening in this country, and elsewhere. We don't feel responsible. We don't feel responsible to... how we bring our children up. K:Itulah apa yang dikehendaki semua orang, Tuan. Secara politis, tengok apa yang sedang terjadi di negara ini,... dan di tempat lain. Kita tidak berasa bertanggungjawab. Kita tidak berasa bertanggunjawab pada... cara kita membesarkan anak-anak kita.
58:05 A: I understand. I really do, I think. In our next conversation I'd really like to continue this in terms of the phrase we sometimes use 'being responsible for my action'. But that does not seem to be saying exactly what you are saying at all. As a matter of fact, it seems to be quite wide of the mark. A:Saya paham. Saya benar-benar paham, saya pikir. Di dalam percakapan kita berikutnya,... saya sungguh menginginkan untuk meneruskan ini,... dalam kaitan dengan ungkapan kata- kata yang kadang-kadang kita pakai,... 'bertanggungjawab untuk tindakan saya'. Tapi itu agaknya tidak... sama sekali mengatakan tepat apa yang Anda katakan. Sebagai kenyataannya, agaknya sungguh tidak tepat.
58:24 K: Quite.

A: Good. Let's do that.
K:Benar.

A:Baik. Mari kita lakukan itu.