Krishnamurti Subtitles home


SD74CA5 - Tata-tertib datang dari pemahaman akan kekacauan kita
Percakapan ke-5 dengan Allan W. Anderson
San Diego, USA
20 Februari 1974



0:36 Krishnamurti in Dialogue with Dr. Allan W. Anderson Krishnamurti dalam Dialog dengan Dr. Allan W. Anderson
0:41 J. Krishnamurti was born in South India and educated in England. For the past 40 years he has been speaking in the United States, Europe, India, Australia, and other parts of the world. From the outset of his life's work he repudiated all connections with organised religions and ideologies and said that his only concern was to set man absolutely unconditionally free. He is the author of many books, among them The Awakening of Intelligence, The Urgency of Change, Freedom From the Known, and The Flight of the Eagle. This is one of a series of dialogues between Krishnamurti and Dr. Allan W. Anderson, who is professor of religious studies at San Diego State University where he teaches Indian and Chinese scriptures and the oracular tradition. Dr. Anderson, a published poet, received his degree from Columbia University and the Union Theological Seminary. He has been honoured with the distinguished Teaching Award from the California State University. J. Krishnamurti terlahir di India Selatan... dan memperoleh pendidikannya di Inggris. Selama 40 tahun yang lalu... dia telah berbicara di Amerika Serikat,... Eropa, India, Australia, dan bagian-bagian dunia lainnya. Dari awal karya hidupnya... dia menanggalkan semua hubungannya... dengan agama-agama dan ideologi- ideologi yang terorganisir... dan mengatakan bahwa satu- satunya keprihatinannya adalah... untuk membebaskan manusia secara absolut tanpa-terkondisi. Dia adalah pengarang dari banyak buku-buku,... di antaranya adalah The Awakening of Intelligence,... The Urgency of Change,... Freedom From the Known, dan The Flight of the Eagle. Ini adalah satu dari suatu seri dialog-dialog... antara Krishnamurti dan Dr. Allan W. Anderson,... yang adalah profesor dari studi religi... di San Diego State University... di mana dia mengajar kitab-kitab suci India dan China... dan tradisi orakel. Dr. Anderson, seorang penyair,... menerima gelarnya dari Columbia University...... dan Union Theological Seminary. Dia telah dianugrahi dengan Teaching Award yang terhormat... dari California State University.
1:49 A: Mr. Krishnamurti, when we were speaking last time, it seemed to me, that we had together reached the point where you were about to discuss order, converse about order, and I thought perhaps we could begin with that today, if that's agreeable with you. A:Tuan Krishnamurti, ketika kita sedang berbincang tempo hari,... nampak bagi saya,... bahwa kita telah mencapai titik di mana... Anda akan berbincang perihal ketertiban,... membicarakan perihal ketertiban,... dan saya pikir, barangkali kita dapat memulai dengan itu hari ini,... jika itu berkenan dengan Anda.
2:14 K: I think we were talking about freedom, responsibility, and relationship. And before we go any further, we thought we'd talk over together this question of order. What is order in freedom? As one observes, all over the world, there is such extraordinary disorder. K:Saya pikir kita telah berbicara perihal... kebebasan, tanggung-jawab, dan hubungan. Dan sebelum kita meneruskan lebih lanjut, kita pikir,... kita akan membicarakan bersama persoalan perihal ketertiban ini. Apakah ketertiban dalam kebebasan? Ketika seseorang mengamati, di seluruh dunia,... ada suatu ketidak-tertiban yang demikian luar biasanya.
2:54 A: Oh yes.

K: Outwardly and inwardly. One wonders why there is such disorder. You go to India and you see the streets filled with people, bursting with population. And you see also so many sects, so many gurus, so many teachers, so many contradictory lies, such misery. And you come to Europe: there is a little more order, but you see, when you penetrate the superficial order, there is equal disorder. And you come to this country, - and you know what it is like, better than I do - there is complete disorder. You may drive very carefully, but go behind the facade of so-called order and you see chaos, not only in personal relationship, but sexually, morally, so much corruption. All governments are corrupt, some more, some less. But this whole phenomenon of disorder, how has it come about? Is it the fault of the religions that have said: do this and don't do that? And now they are revolting against all that?
A:Ya.

K:Lahiriah dan batiniah. Orang berasa heran, mengapa ada ketidak-tertiban yang demikian. Anda pergi ke India dan Anda melihat... jalan-jalan diisi penuh dengan ma- nusia, membeludak dengan penduduk. Dan Anda juga melihat... demikian banyaknya sekte-sekte,... demikian banyaknya guru-guru, demi- kian banyaknya pengajar-pengajar,... demikian banyaknya dusta-dusta yang saling bertentangan,... kesengsaraan yang demikian besarnya. Dan Anda pergi ke Eropa: ada sedikit lebih ketertiban,... namun , ketika Anda menembus ketertiban yang di permukaan,... di situ ada ketidak-tertiban yang setara. Dan Anda datang ke negeri ini,... - dan Anda tahu seperti apa keadaan- nya, lebih baik daripada saya - ada ketidak-tertiban yang lengkap. Anda boleh berperilaku dengan amat peduli,... namun masuklah ke balik permukaan... dari apa yang disebut ketertiban, dan Anda melihat kekacauan,... tidak hanya dalam hubungan perseorangan,... namun juga secara seksual, secara moral,... begitu banyak korupsi. Semua pemerintahan adalah korup, beberapa lebih, beberapa kurang. Tapi semua fenomena dari ketidak-tertiban ini,... bagaimanakah ia telah terwujud? Apakah itu kesalahan dari... agama-agama yang telah mengatakan:... lakukan ini dan jangan lakukan itu? Dan sekarang mereka sedang berontak terhadap semua itu?
4:45 A: Yes. A:Ya.
4:46 K: Is it governments are so corrupt that nobody has any trust in governments? Is it there is such corruption in business, nobody wants to look at it even, any intelligent man, any man who is really serious. And you look at family life, there is such disorder. So taking the whole phenomenon of disorder, why is there such disorder? What has brought it about? K:Apakah pemerintah- pemerintah demikian korupnya,... sehingga tiada orang yang mempunyai kepercayaan terhadap pemerintah? Apakah ada korupsi sedemikian besarnya di perniagaan,... sehingga tiada seorang pun yang ingin menengoknya,... setiap orang yang cerdas, setiap orang yang betul-betul serius. Dan Anda tengok kehidupan keluarga, ada begitu banyak ketidak-tertiban. Jadi dengan menghimpun seluruh fenomena dari ketidak-tertiban,... mengapa ada ketidak-tertiban demikian besarnya? Apa yang mewujudkannya?
5:29 A: Doesn't it appear that there is a sort of necessary, almost built-in progression in terms of the way we have mentioned necessity earlier, once order so conceived is superimposed upon an existing situation, not only does it not effect what is hoped for, but it creates a new situation which we think requires a new approach. And the new approach is still the superimposition. A:Bukankah nampaknya bahwa,... ada suatu bentuk progresi yang perlu, yang nyaris tertanam... dalam kaitan dari jalur... kebutuhan yang telah kita sebutkan sebelumnya,... segera sesudah ketertiban dikonsepsikan demikian,... ia ditindih oleh suatu situasi yang ada,... tidak hanya ia tidak menghasilkan apa yang diharapkan,... namun ia menciptakan suatu situasi baru,... yang kita pikir memerlukan suatu pendekatan yang baru. Dan pendekatan yang baru itu masih tetap adalah tindihan itu.
6:06 K: Like the communists are doing in Russia and China. They have imposed order - what they call order - on a disordered mind. And therefore there is a revolt. So looking at all this, it's very interesting, looking at all this phenomenon of disorder, what is order then? Is order something imposed, order as in the military, on the soldier, imposed order, a discipline which is a conformity, suppression, imitation? Is order conformity? K:Seperti apa yang dilakukan oleh para komunis di Rusia dan Tiongkok. Mereka telah memaksakan ketertiban... - apa yang mereka sebut ketertiban - pada suatu batin yang tidak-tertib. Dan karenanya, ada suatu pemberontakan. Jadi melihat pada semua ini, adalah amat menarik,... melihat pada semua fenomena dari ketidak-tertiban ini,... kemudian apakah ketertiban itu? Apakah ketertiban sesuatu yang dipaksakan,... ketertiban seperti di ketentaraan,... pada prajurit, ketertiban yang dipaksakan,... suatu disiplin yang adalah suatu persesuaian,... penindasan, peniruan? Apakah ketertiban suatu persesuaian?
7:03 A: Not in the sense that it's artificially imposed, yes. A:Bukan dalam makna bahwa itu secara buatan dipaksakan, ya.
7:06 K: In any sense. If I conform to an order, I am creating disorder. K:Dalam makna apapun. Jika saya menyesuaikan diri pada suatu ketertiban,... saya sedang menciptakan ketidak-tertiban.
7:20 A: Yes, yes, I understand what you mean. In our use of the word 'conform' we sometimes mean by it a natural relation between the nature of a thing and the activities that are proper to it or belong to it. But then that use of the word 'conform' is not the use that is usual and the one that we are concerned with here. A:Ya, ya, saya paham apa yang Anda maksudkan. Di dalam pemakaian kita dari kata 'sesuai'... kadang-kadang kita maksudkan dengan itu... suatu hubungan yang alami antara hakekat dari sesuatu... dan aktifitas-akitifitas yang khas pada dirinya atau miliknya. Namun kemudian, pemakaian dari kata 'sesuai' itu bukanlah penggunaan dalam arti yang biasa... dan arti yang kita kaitkan di sini.
7:50 K: No. No. So is order conformity? Is order imitation? Is order acceptance, obedience? Or, because we have conformed, because we have obeyed, because we have accepted, we have created disorder. Because discipline - in the ordinary accepted sense of that word - is to conform. K:Tidak. Tidak Jadi apakah ketertiban persesuaian? Apakah ketertiban tiruan? Apakah ketertiban penerimaan, kepatuhan? Atau, sebab kita telah menyesuaikan, sebab kita telah mematuhi,... sebab kita telah menerima, kita telah menciptakan ketidak-tertiban. Sebab disiplin... - dalam arti yang biasa diterima dari kata itu -... adalah menyesuaikan.
8:28 A: Yes, we say in English, don't we, to someone who appears to be undisciplined, or who in fact is undisciplined, we say, 'straighten up'.

K: Straighten up, yes.
A:Ya, kita katakan dalam bahasa Inggris,... bukankah demikian, kepada seseorang... yang kelihatan tidak berdisiplin... atau yang kenyataannya tidak berdisiplin... kita katakan, 'berlakulah lebih baik'.

K:Berlaku lebih baik, benar.
8:40 A: The images that we use to refer to that correction are always rigid, aren't they?

K: Yes.
A:Citra-citra yang kita pakai untuk mengacukan ke koreksi itu... selalu adalah kaku, bukankah?

K:Ya.
8:48 A: Yes, yes.

K: So that authority, whether the communist authority of the few, or the authority of the priest, or the authority of someone who says 'I know and you don't know', that is one of the factors that has produced disorder. And one of the factors of this disorder is our lack of real culture. We are very sophisticated, very so-called civilised, in the sense we are clean, we have bathrooms, we have better food and all that, but inwardly we are not cultured. We are not healthy whole human beings.
A:Benar, benar.

K:Jadi otiritas itu,... apakah itu otoritas komunis dari jumlah orang yang sedikit,... atau otoritas dari pendeta,... atau otoritas dari seseorang yang mengatakan... 'Saya tahu dan Anda tidak',... itu adalah salah satu dari faktor-faktor,... yang telah menghasilkan ketidak-tertiban. Dan salah satu dari faktor-faktor dari ketidak-tertiban ini... adalah kekurangan kita akan kebudayaan yang benar. Kita adalah amat canggih,... amat, apa yang disebut beradab, di dalam arti... kita adalah rapi, kita mempunyai kamar-kamar mandi,... kita mempunyai makanan yang lebih baik, dan semuanya itu,... namun secara batiniah kita tidak berbudaya. Kita bukanlah makhluk manusia sehat yang utuh.
9:47 A: The inner fragmentation spills out into our operations, externally. A: Fragmentasi di dalam batin tumpah ke luar... ke dalam tindakan-tindakan kita, lahiriah.
9:53 K: So unless we understand disorder, the nature of disorder, the structure of disorder, we can never find out what is order. Out of the understanding of disorder comes order. Not first seek order and then impose that order on disorder. I don't know if I make myself clear.

A: Yes, I do. I'm thinking as you are speaking of the phenomenon in the world of study, and the world of teaching and learning as we understand them conventionally. I've noticed in our conversations that you always suggest that we study some dysfunction. We are never invited really to do that; we are given the notion that the thing to study is the principle involved. The argument for that, of course, is that one refers to health in order to understand disease.
K: Jadi, kecuali kita memahami... ketidak-tertiban, hakekat dari ketidak-tertiban... struktur dari ketidak-tertiban... kita tidak akan pernah dapat menemukan apa ketertiban itu. Dari pemahaman akan ketidak- tertiban, datang ketertiban. Bukan pertama-tama mencari ketertiban... dan kemudian memaksakan ketertiban itu pada ketidak-tertiban. Saya tidak tahu apakah saya membuat diri saya jelas.

A:Ya, saya paham. Saya sedang berpikir selagi Anda sedang berbicara... akan fenomena di dalam dunia penyelidikan,... dan dunia mengajar serta belajar... seperti yang kita pahaminya secara konvensional. Saya telah mencatat di dalam per- cakapan kita, bahwa Anda selalu... mengusulkan agar kita mempelajari disfungsi tertentu. Kita tidak pernah benar-benar dipersilahkan untuk melakukan itu; kita telah diberikan gagasan,... bahwa hal yang harus dipelajari adalah pokok masalah yang terkait. Argumen untuk itu, tentunya, adalah bahwa... orang mengacu kepada kesehatan agar memahami penyakit.
11:13 K: Quite, quite.

A: But then the reference to health, when that is said, is received purely conceptually.

K: Quite, quite.
K:Benar, tepat sekali.

A:Namun kemudian acuan kepada kesehatan,... ketika itu diucapkan,... telah diterima melulu secara konseptual.

K:Benar, tepat sekali.
11:22 A: So what we are studying is now a concept. A:Jadi apa yang kita pelajari sekarang adalah suatu konsep.
11:25 K: Is a concept rather than the actuality, than the 'what is'. K:Adalah suatu konsep, alih-alih yang aktual,... yang 'apa adanya'.
11:28 A: And we slip out of the true task. There is a difficulty in grasping the suggestion that we study the disorder simply because disorder by its own condition is without an ordering principle. Therefore it sounds when it comes out as though I am being asked to study something that is unstudyable. But to the contrary. A:Dan kita tergelincir keluar dari tugas yang sebenarnya. Ada suatu kesulitan dalam memahami petunjuk... untuk kita mempelajari ketidak-tertiban itu,... hanya karena ketidak-tertiban, oleh karena kondisinya sendiri,... tidak memiliki suatu prinsip tatatertib. Oleh karena itu, ketika ia muncul, terdengarnya... seakan-akan saya sedang diminta... untuk mempelajari sesuatu yang tidak bisa dipelajari. Malahan sebaliknya.
12:02 K: On the contrary.

A: Yes. Now I'll stop. You go ahead. On the contrary. You were about to say something.

K: On the contrary. There must be an understanding of disorder, why it has come about. One of the factors, sir, is basically that thought is matter and thought by its very nature is fragmentary. Thought divides, the 'me' and the 'not me', we and they, my country and your country, my ideas and your ideas, my religion and your religion, and so on. The very movement of thought is divisive, because thought is the response of memory, response of experience, which is the past. And unless we really go into this question very, very deeply: the movement of thought and the movement of disorder...
K:Sebaliknya.

A:Ya. Sekarang saya akan berhenti. Anda lanjutkan. Sebaliknya. Anda sedang akan bicara sesuatu.

K:Sebaliknya. Seharusnya mesti ada suatu pemahaman akan ketidak-tertiban,... karena apa itu terwujud. Salah satu faktornya, Tuan, secara mendasar adalah,... bahwa pikiran adalah materi... dan pikiran karena hakekatnya sendiri adalah terpecah-pecah. Pikiran memisah-misahkan,... si 'aku' dan si 'bukan aku' kita dan mereka,... negara saya dan negara Anda, ide-ide saya dan ide-ide Anda,... agama saya dan agama Anda, dan seterusnya. Gerak pikiran itu sendiri justru bersifat memisah-misah,... karena pikiran adalah tanggapan dari memori,... tanggapan dari pengalaman, yang adalah masa lampau. Dan kecuali kita benar-benar masuk ke dalam persoalan ini,... amat, amat mendalam:... gerak dari pikiran dan gerak dari ketidak-tertiban...
13:34 A: That seems to me to be a key word, from my understanding in listening to you, 'movement'. To study the movement of disorder would seem to me to take it a step deeper than the phrase 'to study disorder'. With the word 'movement' we are dealing with act. A:Itu bagi saya rasanya adalah suatu kata kunci,... dari pemahaman saya dalam mendengarkan Anda, 'gerak'. Untuk mempelajari gerak dari ketidak- tertiban akan nampak bagi saya... untuk membawanya satu langkah lebih dalam... dari pada frasa 'untuk mempelajari ketidak-tertiban'. Dengan kata 'gerak', kita sedang berurusan dengan tindakan.
13:56 K: The movement.

A: Exactly. The career of disorder.

K: The movement.
K:Gerak.

A:Tepat sekali. Karir dari ketidak-tertiban.

K:Geraknya.
14:01 A: Yes, if that is what we are directed upon, then, I think, the objection that the study of disorder is to undertake an impossible pursuit is not made with any foundation. That objection loses its force precisely at the point when one says, 'no, no, it's not disorder as a concept we are dealing with here, it's the movement of it, it's its own career, it's its passage, it's the whole corruption of the act as such'. Yes, yes, exactly. I keep on saying this business about act all the time, and perhaps it seems repetitious.

K: Oh, that's absolutely right.
A:Ya, jika itu yang diarahkan ke kita,... maka, saya pikir, keberatan... bahwa penyelidikan dari ketidak-tertiban adalah... mengusahakan suatu pengejaran yang mustahil,... tidaklah dibuat dengan suatu dasar apapun. Keberatan itu kehilangan dayanya tepat pada titik... ketika orang berkata,... 'bukan, bukan, ini bukan ketidak- tertiban sebagai suatu konsep... yang sedang kita hadapi di sini,... ini adalah gerak darinya,... ini adalah karirnya sendiri, ini adalah lintasannya,... ini adalah seluruh korupsi dari tindakan itu sendiri'. Ya, ya, tepat sekali. Saya terus-menerus berkata perihal tindakan,... dan barangkali ini nampaknya... pengulangan-pengulangan. k:Oh, itu mutlak benar.
14:46 A: But you know, hardly ever is that taken seriously... A:Namun Anda tahu,... hampir tidak pernah hal itu diterima secara serius...
14:52 K: I know, sir.

A: ...by our species. Of course, the animals are on to that from the beginning, but we don't.
K:Saya tahu, Tuan.

A:...oleh spesies kita. Tentu, hewan berada di situ... dari awalnya, tapi kita tidak.
15:00 K: No. You see, we deal with concepts, not with 'what is', actually what is. Rather than discuss formulas, concepts and ideas, 'what is' is disorder. And that disorder is spreading all over the world, it's a movement, it's a living disorder. It isn't a disorder which is dead. It is a living thing, moving, corrupting, destroying. K:Tidak. Anda lihat, kita berurusan dengan konsep-konsep,... tidak dengan 'apa adanya' apa adanya secara nyata. Daripada membahas formula-formula,... konsep-konsep dan ide-ide, 'apa adanya' adalah ketidak-tertiban. Dan ketidak-tertiban itu sedang meluas ke seluruh dunia,... ini adalah suatu gerak, ini adalah suatu ketidak-tertiban yang hidup. Ini bukanlah suatu ketidak-tertiban yang mati. Ini adalah sesuatu yang hidup, bergerak, berkorupsi, merusak.
15:36 A: Yes. Exactly, exactly. But it takes - as you pointed out so often - an extreme concentration of attention to follow movement, and there is a rebellion in us against following movement, which perhaps lies in our disaffection with the intuition that we have that transition is unintelligible. A:Ya. Tepat, tepat sekali. Namun ia meminta - seperti Anda telah tunjukkan begitu seringnya - suatu konsentrasi yang luar biasa dari perhatian... untuk mengikuti gerak,... dan ada suatu perlawanan dalam diri kita terhadap mengikuti gerak,... yang barangkali terletak dalam ketidak-senangan kita... dengan intuisi yang kita miliki,... bahwa peralihan tidak dapat dipahami.
16:13 K: Of course. Quite, quite.

A: And we don't want that. We can't stand the thought that there is something that is unintelligible. And so we just will not make that active attention.
K:Tentu. Benar, benar sekali.

A:Dan kita tidak menghendaki itu. Kita tidak bisa menerima pikiran,... bahwa ada sesuatu yang tidak dapat dipahami. Dan dengan demikian kita tidak ingin mencurahkan perhatian yang aktif itu.
16:25 K: It's like sitting on the bank of a river and watching the waters go by. You can't alter the water, you can't change the substance or the movement of the water. In the same way this movement of disorder is part of us and is flowing outside of us. So, one has to look at it. K:Adalah seperti sedang duduk di tepi sebuah sungai,... dan sedang mengamati aliran sungai berlalu. Anda tidak dapat merubah airnya,... Anda tidak dapat merubah hakikatnya... atau gerak dari airnya. Dalam cara yang sama gerak dari ketidak-tertiban ini... adalah bagian dari kita dan sedang mengalir di luar diri kita. Jadi, orang harus mengamatinya.
16:52 A: And there is no confusion in the act at all. A:Dan sama sekali tidak ada kekacauan dalam tindakan itu.
16:55 K: Obviously not. First of all, sir, let's go into it very, very carefully. What is the factor of disorder? Disorder means contradiction, right? K:Jelas tidak. Pertama-tama, Tuan, mari kita menda- laminya dengan amat, amat hati-hati. Apakah faktor dari ketidak-tertiban? Ketidak-tertiban berarti kontradiksi, benar?
17:15 A: Yes. And conflict. Yes. A:Ya. Dan konflik. Ya.
17:17 K: Contradiction. This opposed to that. Or the duality: this opposed to that. K:Kontradiksi. Yang ini berlawanan terhadap yang itu. Atau dualitas:... yang ini berlawanan terhadap yang itu.
17:29 A: The contention between two things to be mutually exclusive. A:Pertentangan di antara dua hal... yang bersama-sama bersifat eksklusif.
17:33 K: Yes.

A: Yes.
K:Ya.

A:Ya.
17:34 K: And what brings about this duality, and the conflict? Is there a duality at all? K:Dan apa yang mewujudkan... dualitas ini, dan konfliknya. Apakah memang benar ada suatu dualitas?
17:52 A: Certainly not in act, there is not a duality. That simply couldn't be. There certainly could be said, not even with respect, don't you think, to thought itself and its operation that there is a dualism. But the duality, of course, is present in terms of distinction, but not in terms of division.

K: Division, that's right.
A:Pasti tidak dalam tindakan, di situ tidak ada dualitas. Itu pasti tidak mungkin ada. Pasti dapat dikatakan,... bahkan tidak berkenaan, apakah Anda tidak berpikir demikian,... dengan pikiran itu sendiri... dan kerjanya, bahwa ada dualisme. Namun dualitas itu, tentunya... hadir dalam kaitannya dengan arti khususnya,... namun tidak dalam kaitannya dengan pemisahan.

K:Pemisahan, itu benar.
18:20 A: Not in terms of division.

K: Not in terms.
A:Tidak dalam kaitan dari pemisahan.

K:Tidak dalam kaitan.
18:21 A: Yes, yes. I follow. A:Benar, benar. Saya mengikuti.
18:22 K: After all, there is man, woman, black and white, and so on, but is there an opposite to violence? You've understood?

A: Yes, I'm listening very intently.
K:Namun demikian, ada pria, wanita,... hitam dan putih, dan seterusnya,... namun adakah lawan dari kekerasan? Anda telah paham?

A:Ya, saya sedang mendengarkan dengan tekun.
18:38 K: Or only violence? But we have created the opposite. Thought has created the opposite as non-violence and then the conflict between the two. The non-violence is an abstraction of the 'what is'. And thought has done that. K:Atau hanya kekerasan? Namun kita telah menciptakan lawannya. Pikiran telah menciptakan lawannya sebagai ketidak-kekerasan... dan kemudian konflik di antara berduanya. Ketidak-kekerasan adalah suatu abstraksi dari 'apa adanya'. Dan pikiran telah melakukan itu.
19:05 A: Exactly. Yesterday I had a difficult time in class over this. I made the remark that vice is not the opposite of virtue, virtue is not the opposite of vice, and somehow I just couldn't, it seems, communicate that because of the insistence on the part of the students to deal with the problem purely in terms of a conceptual structure. A:Tepat sekali. Kemarin saya mengalami suatu masa yang sulit... di dalam kelas perihal ini. Saya membuat suatu komentar bahwa... kejahatan bukan lawan dari kebaikan,... kebaikan bukan lawan dari kejahatan,... dan entah bagaimana saya benar-benar tidak dapat,... nampaknya, menyampaikan itu,... disebabkan oleh kegigihan pada pihak mahasiswa... untuk menghadapi masalah secara murni,... dalam kaitan dengan suatu struktur yang bersifat konsep.
19:43 K: You see, sir, I don't know if you want to go into it now, or if it is the right occasion: from ancient Greece - you must know - measurement was necessary to them. Measurement. And the whole of the Western civilisation is based on measurement, which is thought. K:Anda lihat, Tuan,... saya tidak tahu apakah Anda ingin mendalaminya sekarang,... atau apakah ini adalah kesempatan yang tepat:... dari sejak zaman Yunani kuno - Anda pasti tahu -... pengukuran bagi mereka diperlukan. Pengukuran. Dan seluruh kebudayaan Barat... dilandaskan pada pengukuran,... yang adalah pikiran.
20:26 A: This is certainly true in continuous practice. It is certainly true. And the irony of it is that an historian, looking at the works of the great Greek thinkers, would turn around and say at this point, 'Well, now just wait a minute'. And we would say some things about Aristotle and Plato, that would suggest that: no, no, no, there's a much more organic grasp of things than simply approaching it in a slide rule way, but that doesn't come to terms with what you are saying. I think that's right. A:Ini adalah pasti benar dalam praktek berkesinambungan. Itu pasti benar. Dan ironinya dari ini adalah bahwa seorang ahli sejarah,... dalam memandang karya-karya dari pemikir-pemikir besar Yunani,... akan berbalik arah dan berkata pada titik ini,... 'Baik, sekarang tunggu sebentar'. Dan kita akan mengatakan beberapa hal mengenai Aristotle dan Plato,... yang akan mengisyaratkan bahwa: tidak, tidak, tidak,... ada suatu cara pemahaman yang jauh lebih terstruktur... dari pada sekedar mendekatinya dengan cara mistar hitung,... namun itu tidak selaras dengan apa yang Anda katakan. Saya pikir itu benar.
21:06 K: Sir, you can see what is happening in the world, in the Western world: technology, commercialism, and consumerism is the highest activity that is going on now.

A: Exactly.
K:Tuan, Anda dapat melihat apa yang sedang terjadi di dunia,... di dunia Barat: teknologi, komersialisme,... dan konsumerisme, adalah aktivitas yang tertinggi... yang sedang berlaku sekarang.

A:Tepat sekali.
21:24 K: Which is based on measurement.

A: Certainly. Oh yes.
K:Yang berlandaskan pada pengukuran.

A:Pasti. Ya, benar.
21:29 K: Which is thought. Now, look at it a minute, hold that a minute and you will see something rather odd taking place. The East, especially India, India exploded over the East, in a different sense, they said measurement is illusion. To find the immeasurable the measurement must come to an end. I'm putting it very crudely and quickly. K:Yang adalah pikiran. Nah, pandang itu sekejap, pertahankan itu sekejap... dan Anda akan melihat sesuatu yang agak aneh sedang berlangsung. Dunia Timur, terutama India, India meledak melintasi Dunia Timur,... dalam suatu makna lain,... mereka mengatakan pengukuran adalah ilusi. Untuk menemukan yang tak-terukur,... pengukuran harus berakhir. Saya mengungkapkannya secara amat kasar dan cepat.
22:04 A: No. But it seems to me that you are putting it precisely well with respect to this concern we have with act. A:Tidak. Tapi nampak bagi saya bahwa Anda mengungkapkannya... secara amat tepat sehubungan dengan masalah... tindakan yang kita bahas. secara amat tepat sehubungan dengan masalah... tindakan yang kita bahas.

K:Ya.

A:Ya. Itu tidaklah kasar. tindakan yang kita bahas.
22:11 K: Yes.

A: Yes. It's not crude.
K:Ya.

A:Ya. Itu tidaklah kasar.
22:13 K: It's very interesting because I've watched it. In the West, technology, commercialism and consumerism; God, saviour, church - all that's outside. It is a plaything. And you just play with it on Saturday and Sunday, but the rest of the week...

A: Yes.
K:Ini adalah amat menarik karena saya telah mengamatinya. Di Dunia Barat, teknologi,... komersialisme dan konsumerisme;... Tuhan, juru selamat. gereja - semua itu berada di luar. Itu adalah suatu mainan. Dan Anda hanya sekedar bermain deng- annya pada hari Sabtu dan Minggu,... namun sisa minggu itu...

A:Ya.
22:38 K: And you go to India and you see this. The word 'ma' is to measure, in Sanskrit, and they said reality is immeasurable. Go into it, see the beauty of it.

A: Yes, oh yes, I follow.
K:Dan Anda pergi ke India dan Anda melihat ini. Kata 'ma' adalah mengukur, dalam bahasa Sanskerta,... dan mereka berkata realitas adalah tak-terukur. Dalaminya, lihat keindahannya.

A:Ya, oh ya, saya mengikutinya.
23:03 K: The measurement can never find... A mind that is measuring, or a mind that is caught in measurement, can never find truth. I'm putting it that way. They don't put it that way, but I'm putting it. So they said, to find the real, the immense, measurement must end. But they use thought as a means to... thought must be controlled, they said. K:Pengukuran tidak pernah dapat menemukan... Suatu batin yang mengukur,... atau suatu batin yang terperangkap dalam pengukuran,... tidak pernah dapat menemukan kebenaran. Saya mengutarakannya dengan cara demikian. Mereka tidak mengutarakannya demikian, tapi saya melakukannya. Jadi mereka berkata, untuk menemukan yang nyata, yang maha-besar,... pengukuran harus berhenti. Tapi mereka menggunakan pikiran sebagai alat untuk... pikiran harus dikendalikan, mereka katakan.
23:41 A: Yes, yes. A:Ya, ya.
23:42 K: You follow?

A: Yes, I do.
K:Anda mengikuti?

A:Ya, saya ikuti.
23:44 K: So, in order to find the immeasurable you must control thought. And to control, who is the controller of thought? Another fragment of thought. I don't know if you follow. K:Jadi, agar menemukan yang tak-terukur,... Anda harus mengendalikan pikiran. Dan untuk mengendalikan, siapakah pengendali dari pikiran? Suatu fragmen lainnya dari pikiran. Saya tidak tahu apakah Anda mengikuti.
23:57 A: I follow you perfectly, yes, I do. A:Saya mengikuti Anda secara sempurna, ya, saya melakukannya.
23:59 K: So, they use measurement to go beyond measurement. And therefore they could never go beyond it. They were caught in an illusion of some other kind, but it is still the product of thought. I don't know if I'm...

A: Yes, yes. What flashed over my mind as you were speaking was the incredible irony of their having right in front of them - I'm thinking now of the Brihadaranyaka Upanishad - this profound statement: 'That is full', meaning anything that I think is over there, that's full. This - that I've divided off from that - this is full. 'From fullness to fullness issues forth'. And then the next line 'If fullness is taken away from the full, fullness indeed still remains'. Now they are reading that, but if they approach it in the manner in which you have so well described, they haven't read it in the sense of attended to what's being said, because it's the total rejection of that statement that would be involved in thought control.
K:Jadi, mereka menggunakan pengukuran... untuk pergi ke luar pengukuran. Dan karenanya, mereka tidak pernah dapat ke luar darinya. Mereka terperangkap dalam suatu ilusi dari ragam lain,... namun itu masih tetap adalah hasil dari pikiran. Saya tidak tahu apakah saya... A;Ya, ya. Apa yang terlintas di pikiran saya sewaktu Anda sedang berbicara,... adalah ironi yang luar biasa dari apa yang mereka punyai,... tepat di depan mereka... - saya sekarang sedang berpikir tentang Brihadaranyaka Upanishad - pernyataan yang amat mendalam ini:... 'Itu adalah lengkap',... berarti segala sesuatu yang saya pikir ada di sana,... itu adalah lengkap. Ini - yang telah saya pisahkan dari itu - ini adalah lengkap. 'berasal dari keadaan lengkap muncul keadaan lengkap'. Dan kemudian baris berikutnya,... 'Jika keadaan lengkap disingkirkan dari yang lengkap,... keadaan lengkap benar-benar masih tetap ada. Nah, mereka membaca itu, namun jika mereka mendekatinya... dengan cara seperti Anda telah begitu baik menggambarkannya,... mereka tidak mengartikannya... dalam arti menghayati apa yang sedang dikatakan,... karena adanya penolakan total dari pernyataan itu... yang akan terlibat dalam pengendalian pikiran.
25:29 K: Yes, of course, of course. You see, that's what I've been trying to get at. You see, thought has divided the world physically: America, India, Russia, China - you follow? - divided the world. Thought has fragmented the activities of man: the businessman, the artist, the politician, the beggar, you follow? Fragmented man.

A: Yes.
K:Ya, tentu, tentu. Anda lihat, itulah yang telah saya coba untuk capai. Anda lihat, pikiran telah membagi dunia secara fisik:... Amerika, India, Rusia, Tiongkok... - Anda mengikuti? - telah membagi dunia. Pikiran telah mefragmentasi kegiatan-kegiatan manusia:... si pelaku bisnis, si artis,... si politikus, si pengemis, Anda mengikuti? Manusia terfragmentasi.

A:Ya.
26:02 K: Thought has created a society based on this fragmentation. And thought has created the gods, the saviours, the Jesuses, the Christs, the Krishnas, the Buddhas, and those are all measurable, in the sense 'you must become like the Christ' or 'you must be good'. All sanctioned by a culture, which is based on measurement. K:Pikiran telah menciptakan suatu masyarakat... berbasis pada fragmentasi ini. Dan pikiran telah menciptakan dewa-dewa, penyelamat-penyelamat,... Jesus-Jesus, Kristus-Kristus, Krisna-Krisna, Budha-Budha,... dan semuanya itu dapat diukur, dalam arti... - Anda harus menjadi seperti Kristus -... atau 'Anda harus menjadi baik'. Semuanya disanksikan oleh suatu kebu- dayaan, yang berlandaskan pengukuran.
26:39 A: Once you start with forecasts, as we have classically, then we are going to necessarily move to five, six, seven, 400, 4000, an indefinite division. And all in the interest, it is claimed, of clarity. All in the interest of clarity. A:Begitu kita mulai dengan ramalan-ramalan,,... seperti telah kita lakukan secara klasik,... maka kita perlu untuk bergerak ke... lima, enam, tujuh, 400, 4000, suatu pembagian yang tidak terbatas. Dan semuanya, seperti demikian di- akuinya, untuk kepentingan kejelasan. Semuanya demi kepentingan kejelasan.
26:56 K: So, unless we understand the movement of thought, we cannot possibly understand disorder. It is thought that has produced disorder! It sounds contradictory, but it is so, because thought is fragmentary, thought is time, and as long as we are functioning within that field, there must be disorder. Which is, each fragment is working for itself, in opposition to other fragments. I, a Christian, am in opposition to the Hindu, though I talk about love, and goodness, and all the rest of it. K:Jadi, kecuali kalau kita memahami gerak dari pikiran,... kita tidak mungkin memahami ketidak-tertiban. Adalah pikiran yang menghasilkan ketidak-tertiban! Kedengarannya berkontradiksi, namun demikianlah adanya,... karena pikiran adalah terfragmentasi,... pikiran adalah waktu,... dan selama kita berfungsi di dalam bidang itu,... pasti mesti ada ketidak-tertiban. Karena, setiap fragment bekerja bagi dirinya sendiri,... beroposisi terhadap fragmen-fragmen lainnya. Saya, seorang Kristen, beroposisi terhadap orang Hindu,... meskipun saya berbicara perihal kasih,... dan kebaikan, dan semuanya itu.
28:00 A: I love him so much I want to see him saved, so I will go out and bring him into the fold. A:Saya begitu amat mencintainya, saya ingin melihat ia diselamatkan,... jadi saya akan berusaha dan membawanya ke dalam lingkungan itu.
28:04 K: Saved. Come over to my camp!

A: Yes, yes.
K:Diselamatkan. Bergabunglah dengan kelompok saya!

A:Ya, ya.
28:12 K: Probably, the basic cause of disorder is the fragmentation of thought. I was told the other day that in a certain culture thought means the outside. K:Mungkin, akar penyebab dari ketidak-tertiban... adalah fragmentasi dari pikiran. Saya diberitahu tempo hari,... bahwa dalam kebudayaan tertentu,... pikiran berarti yang di luar.
28:36 A: That's very interesting. A:Itu amat menarik.
28:38 K: When they use the word 'outside', they use the word 'thought'. K:Ketika mereka menggunakan kata 'luar',... mereka gunakan kata 'pikiran'.
28:44 A: And we think it's inside. A:Dan kita berpikir itu adalah di dalam.
28:46 K: That's the whole... you follow? K:Itu adalah seluruh..., Anda mengikuti?
28:49 A: How marvellous. How marvellous. A:Mengagumkan sekali, mengagumkan sekali.
28:52 K: So thought is always outside. You can say, I am inwardly thinking. Thought has divided the outer and the inner. So to understand this whole contradiction, measurement, time, the division, the fragmentation, the chaos, and the disorder, one must really go into this question of what is thought, what is thinking. Can the mind, which has been so conditioned in fragments, in fragmentation, can that mind observe this whole movement of disorder, not fragmentarily?

A: No, but the movement itself.
K:Jadi pikiran selalu berada di luar. Anda dapat berkata, saya sedang berpikir ke dalam. Pikiran telah membagi yang di luar dan yang di dalam. Jadi agar memahami seluruh kontradiksi ini,... pengukuran, waktu, pembagian, fragmentasi,... kekacauan, dan ketidak-tertiban,... orang benar-benar harus mendalami masalah dari... apakah pikiran itu, apakah berpikir itu. Dapatkah batin, yang telah demikian rupa,... terkondisi dalam fragmen-fragmen... dalam fragmentasi,... dapatkah batin itu... mengamati seluruh gerak dari ketidak-tertiban ini,... tidak secara terfragmentasi?

A:Tidak, namun gerak itu sendiri.
29:47 K: Movement itself.

A: Movement itself. Yes. But that's what's so terrifying to look at that movement. It's interesting that you've asked this question in a way that keeps boring in because measure is - and I'm going to put something now in a very concise, elliptical way - is possibility, which is infinitely divisible. It only comes to an end with an act, with an act. And as long as I remain divided against act, I regard myself as a very deep thinker. I'm sitting back exploring alternatives, which are completely imaginary, illusory. And in the business world men are paid extremely high salaries to come up with what is called a new concept.
K:Gerak itu sendiri.

A:Gerak itu sendiri. Ya. Namun itulah yang demikian menakutkannya,... untuk melihat kepada gerak itu. Adalah menarik bahwa... Anda telah menanyakan pertanyaan ini dalam suatu cara yang... terus-menerus menembus ke dalam,... karena ukuran adalah... - dan saya sekarang akan merumuskan sesuatu... dalam suatu cara yang amat ringkas, eliptis - adalah kemungkinan, yang dapat dibagi secara tidak terbatas. Ia hanya berhenti dengan suatu tindakan, dengan suatu tindakan. Dan selama saya tetap terbagi terhadap tindakan,... saya menganggap diri saya sebagai pemikir yang dalam. Saya bertenang-tenang duduk sambil menyelidiki pilihan-pilihan,... yang sepenuhnya bersifat khayalan, ilusi. Dan di dalam dunia perdagangan,... orang dibayar dengan gaji teramat tinggi... untuk memunculkan sesuatu yang disebut sebagai konsep baru.
31:03 K: Yes, new concept. K:Ya, konsep baru.
31:06 A: And it's called by its right name, of course, but it isn't regarded correctly as to its nature. It isn't understood as to what's being said when that happens. A:Dan itu dipanggil dengan namanya yang benar, tentunya,... namun tidak dianggap sebagai tepat sehubungan dengan sifat alamiahnya. Ia tidak dipahami... mengenai apa yang dikatakan ketika itu terjadi.
31:20 K: That brings up the point, which is measurement means comparison. Our society, and our civilisation, is based on comparison. From childhood, to school, to college and university, it is comparative. K:Itu mengangkat kenyataan, yang adalah,... pengukuran berarti pembandingan. Masyarakat kita, dan kebudayaan kita, berlandaskan pembandingan. Dari masa kanak-kanak, sampai ke se- kolah, ke kolese dan universitas,... pembandingan sifatnya.
31:45 A: That's right. A:Itu benar.
31:46 K: Comparison between intelligence and dullness, between the tall and the black, white and purple, and all the rest of it, comparison in success. And look at also our religions. The priest, the bishop - you follow? - the hierarchical outlook, ultimately the Pope or the archbishop. The whole structure is based on that. Compare, comparison, which is measurement, which is essentially thought. K:Perbandingan antara inteligensi dan ketumpulan,... di antara yang jangkung dan yang hitam,... putih dan ungu, dan semuanya itu. pembandingan dalam keberhasilan. Dan tengok juga ke agama-agama kita. Si pendeta dan si uskup... - Anda mengikuti? - pandangan hirarki,... di puncaknya adalah Paus atau uskup kepala. Seluruh struktur berlandaskan itu. Membandingkan, perbandingan,... yang adalah pengukuran, yang hakekatnya adalah pikiran.
32:28 A: Yes. The Protestants complain about the Catholic hierarchy, and yet their scripture, their Bible is what some Catholics call their paper pope. A:Ya. Kaum Protestan mengeluh... perihal hirarki Katolik,... namun kitab suci mereka, Alkitab mereka... adalah apa yang orang-orang Katolik tertentu sebut paus kertas mereka.
32:43 K: Of course.

A: Of course. Yes. With the very rejection of something, something takes its place, which becomes even more divisive.
K:Tentu.

A:Tentu. Ya. Dengan penolakan yang nyata terhadap sesuatu,... sesuatu mengambil tempatnya,... yang malahan makin menjadi terpecah-belah.
32:57 K: So, is it possible to look without measurement, that is without comparison? Is it possible to live a life - life, living, acting, laughing, the whole life, living, crying - without a shadow of comparison coming into it? Sir - I'm not boasting, I'm just stating a fact - I have never compared myself with anybody. K:Jadi, mungkinkah... untuk melihat tanpa pengukuran,... yaitu tanpa pembandingan? Apakah mungkin untuk menjalani suatu kehidupan,... - kehidupan, hidup, bertindak... tertawa, seluruh kehidupan, hidup, menangis -... tanpa suatu bayangan perbandingan masuk ke dalamnya? Tuan - saya tidak sedang menyombongkan diri,... saya hanya sedang menyatakan suatu kenyataan -... Tuan - saya tidak sedang menyombongkan diri,... saya hanya sedang menyatakan suatu kenyataan -... saya tidak pernah membandingkan diri saya dengan siapapun.
33:42 A: That's a most remarkable thing. Most remarkable thing. A:Itu adalah sesuatu yang menakjub- kan. Suatu hal yang amat menakjubkan.
33:47 K: I never thought about it even: somebody much cleverer than me, somebody much more brilliant, so intelligent, somebody greater, spiritual - it didn't enter. Therefore, I say to myself, is measurement, comparison, imitation, are they not the major factors of disorder? K:Saya malahan belum pernah memikirkannya:... seseorang yang jauh lebih pintar dari pada saya,... seseorang yang jauh lebih cemerlang, begitu cerdas,... seseorang lebih hebat, spiritual - itu tidak masuk. Karenanya, saya berkata pada diri saya,... apakah pengukuran, perbandingan, imitasi,... apakah mereka bukan faktor-faktor utama dari ketidak-tertiban?
34:20 A: I've had a very long thought about what you said a few conversations ago about when you were a boy and you never accepted the distinctions that were employed in a dividing way... A:Saya telah mempunyai pemikiran yang amat panjang perihal... apa yang Anda katakan beberapa perbincangan yang lalu,... perihal ketika Anda kanak-kanak... dan Anda tidak pernah menerima... ciri-ciri perbedaan yang diterapkan... dengan cara memecah-belah,...
34:41 K: Oh, of course, of course. K:Oh, tentu, tentu.
34:42 A: ...and within the social order. And I had to think about my own growing up and accept the fact that I did accept this distinction in terms of division, but I didn't do it with nature. But that set up conflict in me, because I couldn't understand how it could be the case that I'm natural, as a being in the world, but I'm not somehow related to things the way things are in what we call nature. Then it suddenly occurred to me later that in thinking that way I was already dividing myself off from nature and I'd never get out of that problem. A:...dan dalam tatanan sosial. Dan saya harus memikirkan perihal pertumbuhan diri saya... dan menerima kenyataan bahwa saya menerima ciri perbedaan ini... dalam kaitan pemecah-belahan,... tapi saya tidak melakukannya dengan alam. Namun itu membangun konflik dalam diri saya, karena... saya tidak dapat memahami... bagaimana mungkin,... bahwa saya alamiah, sebagai seseorang di dalam dunia,... namun saya entah bagaimana tidak berhubungan,... dengan hal-hal sebagaimana adanya... di dalam apa yang kita sebut alam. Kemudian, belakangan tiba-tiba, terpikir oleh saya... bahwa dengan berpikir cara demikian, saya sudah... memisahkan diri dari alam... dan saya tidak akan pernah keluar dari masalah itu.
35:37 K: No. K:Tidak.
35:38 A: And the thing came to me some years ago with a tremendous flash, when I was in Bangkok in a temple garden. And, of an early morning, I was taking a walk, and my eye was drawn to a globule of dew resting on a lotus leaf, and it was perfectly circle. And I said, where's the base? How can it be stable? Why doesn't it roll off? By the time I got to the end of my 'whys' I was worn out, so I took a deep breath and I said, now shut up and just keep quiet and look. And I saw that each maintained its own nature in this marvellous harmony without any confusion at all. And I was just still. A:Dan hal itu datang ke saya beberapa tahun lalu,... dengan kilatan yang luar biasa,... ketika saya berada di Bangkok di suatu halaman kuil. Dan, pada suatu dini hari, saya sedang jalan-jalan,... dan pandangan saya tertarik pada suatu tetesan embun,... bertengger pada suatu daun lotus,... dan bentuknya sempurna bulat. Dan saya berkata, di mana dasarnya? Bagaimana mungkin ia stabil? Mengapa ia tidak menggulir jatuh? Pada saat akhir 'mengapa-mengapa' saya, saya telah lelah sekali,... jadi saya menarik napas panjang dan saya berkata,... tutup mulut sekarang dan berdiam diri saja dan pandang. Dan saya melihat bahwa masing-masing mempertahankan sifat dirinya... dalam harmony yang mengagumkan ini, tanpa kekacauan apapun. Dan saya hanya berdiam diri.
37:00 K: Quite.

A: Still. I think that's something of what you mean about the fact... That was a fact.
K:Benar.

A:Diam. Saya pikir itu adalah sesuatu dari... apa yang Anda maksudkan perihal kenyataan... Itu adalah suatu kenyataan.
37:12 K: Just remain with the fact. Look at the fact. K:Tetaplah dengan kenyataan itu. Pandang kenyataan itu.
37:14 A: That marvellous globule on that leaf is the fact, is the act, is what is done. Isn't that what you... A:Tetesan embun yang mengagumkan pada daun itu adalah kenyataannya,... adalah tindakannya, adalah apa yang sudah selesai dilakukan. Apakah bukan itu yang Anda...
37:26 K: That is correct.

A: Right. Yes.
K:Itu benar.

A:Benar. Ya.
37:28 K: Sir, from this arises, can one educate a student to live a life of non-comparison: bigger car, lesser car - you follow? Dull, you are clever, I am not clever. What happens, if I don't compare, at all? Will I become dull? K:Tuan, dari sini timbul, dapatkah seseorang mendidik seorang siswa... untuk menjalani suatu kehidupan dari tiada-perbandingan:... mobil yang lebih besar, mobil yang lebih kecil - Anda mengikuti? Tumpul, Anda pintar, saya tidak pintar. Apa yang terjadi, jika saya sama sekali tidak membandingkan? Akankah saya menjadi tumpul?
37:59 A: On the contrary. A:Sebaliknya.
38:02 K: I'm only dull, I know I'm dull only through comparison. If I don't compare, I don't know what I am. Then I begin from there. K:Saya hanya tumpul, saya tahu saya tumpul, hanya lewat pembandingan. Jika saya tidak membandingkan, saya tidak tahu saya apa. Lalu saya mulai dari situ.
38:17 A: Yes, yes, yes. The world becomes infinitely accessible. A:Ya, ya, ya. Dunia menjadi terjangkau secara tidak terbatas.
38:25 K: Oh, then, the whole thing becomes extraordinarily different! There is no competition, there is no anxiety, there is no conflict with each other. K:Oh, lalu,... seluruhnya menjadi berbeda secara luar biasa! Tiada persaingan, tiada kecemasan,... Tiada konflik dengan sesamanya.
38:37 A: This is why you use the word 'total' often, isn't it?

K: Yes.
A:Inilah mengapa Anda menggunakan kata 'total',... seringkali, bukankah demikian?

K:Ya.
38:42 A: In order to express that there's nothing drawn out from one condition to the other. There is no link there, there is no bridge there. Totally disordered. Totally order.

K: Absolutely.
A:Agar supaya mengungkapkan bahwa tidak ada apapun yang diambil... dari satu kondisi ke kondisi lainnya. Tiada mata rantai di situ, tiada jembatan. Secara total tidak-tertib. Secara total tertib.

A:Mutlak demikian.
39:01 A: Yes, and you use the word 'absolute' often, which terrifies many people today. A:Ya, dan Anda sering memakai kata 'absolut',... yang mengerikan banyak orang waktu ini.
39:09 K: Sir, after all, mathematics is order. The highest form of mathematical investigation - you must have a mind that is totally orderly. K:Tuan, meski bagaimanapun, matematika adalah ketertiban. Bentuk yang paling tinggi dari penyelidikan matematika... - Anda harus mempunyai suatu batin yang total tertib.
39:27 A: The marvellous thing about maths too is whereas it's the study of quantity, you don't make passage from one integer to another by two getting larger. Two stops at two. Two and a half is no more two. Somehow that's the case.

K: Yes.
A:Yang juga mengagumkan perihal matematika adalah,... sedangkan ia adalah penyelidikian mengenai kuantitas,... Anda tidak membuat lintasan dari suatu... bilangan bulat ke yang lainnya,... dengan bilangan dua menjadi lebih besar. Dua berhenti pada dua. Dua setengah bukanlah dua lagi. Bagaimanapun juga, demikianlah halnya.

K:Ya.
39:51 A: But a child, when he is taught mathematics, is never introduced to that that I've ever heard of. A:Namun seorang anak, ketika ia diajari matematika,... tidak pernah diperkenalkan dengan itu,... itu tidak pernah saya dengar.
39:58 K: You see, sir, our teaching, everything is so absurd. Is it possible, sir, to observe this movement of disorder with a mind that is disorderly itself, and say, can this mind observe disorder, this mind, which is already in a state of disorder? So disorder isn't out there, but in here. Now, can the mind observe that disorder without introducing a factor of an observer who is orderly? K:Anda lihat Tuan, pengajaran kita, semuanya amat tidak masuk akal. Apakah memungkinkan, Tuan, untuk mengamati... gerak dari ketidak-tertiban ini... dengan suatu batin... yang dirinya adalah ketidak-tertiban itu sendiri,... dan mengatakan, dapatkah batin ini mengamati ketidak-tertiban,... batin ini, yang sudah berada dalam keadaan tidak-tertib? Jadi ketidak-tertiban bukanlah berada di luar sana,... tapi di dalam sini. Nah, dapatkah batin mengamati ketidak-tertiban itu,... tanpa memperkenalkan suatu faktor... dari suatu pengamat yang dirinya adalah tertib?
41:00 A: Who will superimpose.

K: Yes. Therefore observe, perceive disorder without the perceiver. I don't know if I am making sense at all.
A:Yang akan menindih.

K:Ya. Karenanya, amati, persepsikan ketidak-tertiban tanpa si perseptor. Saya tidak tahu apakah saya sedang membuat diri saya masuk akal.
41:15 A: Yes, you are making sense. A:Ya, Anda masuk akal.
41:18 K: That is, sir, to understand disorder, we think an orderly mind is necessary. K:Dengan kata lain, Tuan,... untuk memahami ketidak-tertiban, kita pikir... suatu batin yang tertib adalah perlu.
41:32 A: As over against the disorderly mind. A:Sebagai pengakhir terhadap batin yang tidak-tertib itu.
41:36 K: But the mind itself has created this disorder, which is thought, and all the rest of it. So can the mind not look at disorder out there, but at the maker of disorder which is in here? K:Namun batin itu sendiri telah menciptakan ketidak-tertiban ini,... yang adalah pikiran dan semuanya itu. Jadi dapatkah batin... tidak melihat kepada ketidak-tertiban di luar sana,... tapi melihat pada pembuat ketidak- tertiban yang berada di dalam sini?
41:56 A: Which is itself the very mind as disorder. A:Yang adalah dirinya sendiri,... batin itu sendiri sebagai ketidak-tertiban.
41:58 K: Mind itself is disordered.

A: Yes. But as soon as that is stated conceptually...
K:Batin itu sendiri tidak tertib.

A:Ya. Namun begitu itu dinyatakan secara konseptual...
42:04 K: No, no. Concepts are finished. K:Tidak, tidak. Konsep-konsep sudah berakhir.
42:08 A: Yes. But we are using words. A:Ya. Namun kita menggunakan kata-kata.
42:10 K: We are using words to communicate. K:Kita menggunakan kata-kata untuk berkomunikasi.
42:12 A: Exactly. What I'm concerned with, just for a second, is what are we going to say when we hear the statement that it is the disordered mind that keeps proliferating disorder, but it is that disordered mind that must see, it must see. A:Tepat. Apa yang memprihatinkan saya, hanya sekejap,... adalah apa yang akan kita katakan,... ketika kita mendengar pernyataan bah- wa adalah batin yang tidak tertib,... yang terus mengembangbiakkan ketidak-tertiban,... namun batin yang tidak tertib itu yang harus melihat, ia harus melihat.
42:36 K: I'm going to show you, you will see in a minute what takes place. Disorder is not outside of me, disorder is inside of me. That's a fact. Because the mind is disorderly, all its activities must be disorderly. And the activities of disorder is proliferating or is moving in the world. Now, can this mind observe itself without introducing the factor of an orderly mind, which is the opposite? K:Saya akan memperlihatkan Anda,... Anda akan melihat dalam waktu sekejap apa yang berlangsung. Ketidak-tertiban bukanlah di luar saya,... ketidak-tertiban adalah di dalam diri saya. Itu suatu kenyataan. Karena batin dalam keadaan tidak tertib,... semua aktivitasnya mestinya tidak tertib. Dan aktivitas-aktivitas dari ketidak-tertiban... sedang berkembangbiak atau sedang bergerak di dunia. Sekarang, dapatkah batin ini mengamati dirinya sendiri,... tanpa memperkenalkan faktor dari suatu batin yang tertib,... yang adalah lawannya?
43:25 A: Yes it is. Of course, it is the opposite. A:Ya memang. Tentu, ia adalah lawannya.
43:27 K: So can it observe without the observer, who is the opposite? K:Jadi dapatkah ia mengamati tanpa si pengamat,... yang adalah lawannya?
43:39 A: That's the question. A:Itu adalah pertanyaannya.
43:42 K: Now, watch it, sir, if you are really interested in it. K:Nah, amatinya, Tuan, jika Anda benar-benar tertarik dalam hal ini.
43:45 A: I am. I am deeply interested in it.

K: You will see. The observer is the observed. The observer who says, I am orderly and I must put order in disorder. That is generally what takes place. But the observer is the factor of disorder. Because the observer is the past, is the factor of division. Where there is division, there is not only conflict, but disorder. You can see, sir, it is happening actually in the world. I mean all this problem of energy, all this problem of war, peace, and all the rest, can be solved absolutely when there are not separate governments, sovereign armies, and say, look, let's solve this problem all together, for God's sake! We are human beings. This earth is meant for us to live on, not Arabs and Israelis, and America, and Russia, it is our earth.
A:Saya tertarik. Saya amat tertarik dalam hal ini.

K:Anda akan melihat. Si pengamat adalah yang diamati. Si pengamat yang bilang, saya tertib... dan saya harus menegakkan ketertiban dalam ketidak-tertiban. Itu adalah apa yang umumnya terjadi. Namun si pengamat adalah faktor dari ketidak-tertiban. Karena si pengamat adalah masa lampau,... adalah faktor dari pemisahan. Di mana ada pemisahan,... tidak hanya ada konflik, namun juga ketidak-tertiban. Anda dapat melihat, Tuan, ini benar-banar sedang terjadi di dunia. Saya maksudkan, semua masalah energi ini,... semua masalah peperangan ini, perdamaian, dan semua lainnya,... dapat diselesaikan secara mutlak... ketika tiada pemerintahan- pemerintahan yang terpisah,... tentara-tentara yang amat berkuasa,... dan mengatakan, mari, kita selesaikan masalah ini semuanya serempak,... demi Tuhan! Kita adalah makhluk manusia. Bumi ini dimaksudkan untuk kita hidup di atasnya,... bukan orang Arab dan orang Israel, dan Amerika, dan Rusia,... ini adalah bumi kita.
45:05 A: And it's round. A:Dan ia bulat.
45:09 K: But we will never do that, because our minds are so conditioned to live in disorder, to live in conflict. K:Tapi kita tidak pernah melakukan itu,... karena batin kita demikian terkondisi... untuk hidup dalam ketidak-tertiban,... untuk hidup dalam konflik.
45:22 A: And vocation is given a religious description in terms of the task of cleaning up the disorder with my idea of order. A:Dan pekerjaan telah diberi suatu deskripsi religius... dalam kaitan dari tugas membersihkan ketidak-tertiban,... dengan ide saya perihal ketertiban.
45:35 K: Your idea of order is the fact that has produced disorder. K:Ide Anda perihal ketertiban... adalah kenyataan yang telah menghasilkan ketidak-tertiban.
45:40 A: Exactly. A:Tepat sekali.
45:42 K: So, it brings up a question, sir, which is very interesting: can the mind observe itself without the observer? Because the observer is the observed. The observer who says, 'I will bring order in disorder', that observer itself is a fragment of disorder, therefore it can never bring about order. So can the mind be aware of itself as a movement of disorder, not trying to correct it, not trying to justify it, not trying to shape it, just to observe? I said previously, to observe, sitting on the banks of a river and watch the waters go by. You see, then you see much more. But if you are in the middle of it swimming, you will see nothing! K:Jadi menimbulkan suatu pertanyaan, Tuan,... yang amat menarik:... dapatkah batin mengamati dirinya tanpa si pengamat? Karena si pengamat adalah yang diamati. Si pengamat yang berkata, 'Saya akan... membawa ketertiban ke dalam ketidak-tertiban',... si pengamat itu sendiri adalah suatu fragmen dari ketidak-tertiban,... karenanya ia tidak pernah dapat mewujudkan ketertiban. Jadi, dapatkah batin mewaspadai dirinya sendiri... sebagai suatu gerak dari ketidak-tertiban,,... tidak mencoba untuk memperbaikinya,... tidak mencoba untuk membenarkannya,... tidak mencoba untuk membentuknya, hanya mengamatinya? Saya sebelumnya berkata,... untuk mengamati, sambil duduk di tepian dari suatu sungai... dan mengamati air lewat mengalir. Anda lihat, lalu Anda melihat jauh lebih banyak. Tapi jika Anda berada di tengahnya sedang berenang,... Anda tidak akan melihat apa-apa!
47:04 A: I've never forgotten that it was when I stopped questioning, when I stood before that droplet of dew on the leaf, that everything changed totally, totally. And what you say is true. Once something like that happens, there isn't a regression from it. A:Saya tidak pernah lupa,... bahwa adalah ketika saya berhenti bertanya-tanya,... ketika saya berdiri di hadapan titik air embun itu di atas daun,... bahwa semuanya berubah secara total, secara total. Dan apa yang Anda katakan adalah benar. Begitu satu kali seperti itu terjadi,... tiada suatu regresi dari padanya.
47:41 K: Sir, it is not once, it is...

A: ...forever. Yes.
K:Tuan, bukan hanya satu kali, ia adalah...

A:untuk selamanya. Ya.
47:46 K: It's not an incident that took place. My life is not an incident, it is a movement. K:Ia bukanlah suatu peristiwa yang terjadi.

K:Kehidupan saya bukanlah suatu peristiwa, ia adalah suatu gerak.
47:54 A: Exactly. A:Tepat sekali.
47:55 K: And in that movement I observe this movement of disorder. And therefore the mind itself is disorderly, and how can that disorderly, chaotic, contradictory, absurd little mind bring about order? It can't. Therefore a new factor is necessary. And the new factor is to observe, to perceive, to see without the perceiver. K:Dan di dalam gerak itu saya meng- amati gerak ketidak-tertiban ini. Dan karenanya batin itu sendiri tidak tertib,... dan bagaimana mungkin keadaan tidak tertib, kacau, berkontradiksi,... dari batin kerdil mustahil itu mewujudkan ketertiban? Ia tidak dapat. Karenanya suatu faktor baru adalah perlu. Dan faktor yang baru adalah untuk mengamati,... mempersepsikan, melihat tanpa si perseptor.
48:35 A: To perceive without the perceiver. To perceive without the perceiver. A:Mewaspadai tanpa si perseptor. Mempersepsikan tanpa si perseptor.
48:42 K: Because the perceiver is the perceived. K:Karena si perseptor adalah yang di persepsi.
48:45 A: Yes. A:Ya.
48:47 K: If you once grasp that, then you see everything without the perceiver. You don't bring in your personality, your ego, your selfishness. You say, 'Disorder is the factor which is in me, not out there'. The politicians are trying to bring about order when they are themselves so corrupt. You follow, sir? How can they bring order? K:Jika Anda sekali memahami itu,... maka Anda melihat segala sesuatu tanpa si perseptor. Anda tidak membawa serta kepribadian Anda,... ego Anda, kepentingan diri Anda. Anda berkata, 'Ketidak-tertiban adalah faktor... yang ada di dalam diri saya, bukan di luar sana'. Para politikus sedang mencoba untuk mewujudkan ketertiban... ketika mereka sendiri begitu korup. Anda mengikuti, Tuan? Bagaimana mereka dapat mewujudkan ketertiban?
49:17 A: It's impossible. It's impossible. It's one long series of palliatives. A:Itu tidak mungkin. Itu tidak mungkin. Itu adalah suatu seri yang panjang dari pelarian.
49:23 K: That's what's happening in the world. The politicians are ruling the world, from Moscow, from New Delhi, from Washington, wherever it is, it's the same pattern being repeated. Living a chaotic, corrupt life, you try to bring order in the world. It's childish. So that's why transformation of the mind is not your mind or my mind, it is the mind, the human mind. K:Itulah apa yang terjadi di dunia. Para politisi sedang menguasai dunia,... dari Moscow, dari New Delhi,... dari Washington, di mana pun,... adalah pola yang sama diulang-ulang. Menjalankan kehidupan yang kacau, korup,... Anda mencoba untuk mewujudkan ketertiban di dunia. Itu adalah kekanak-kanakan. Jadi itulah mengapa transformasi dari batin... adalah bukan batin Anda atau batin saya,... ia adalah batin, batin manusia.
50:04 A: Or the mind trying to order itself even. Not even that.

K: Now how can it... It is like a blind man trying to bring about colour. He says, 'Well, that's grey', it has no meaning! So can the mind observe this disorder in itself without the observer, who has created disorder? Sir, this brings up a very simple thing. To look at a tree, at a woman, at a mountain, at a bird, or a sheet of water with the light on it, the beauty of it, to look without the seer. Because the moment the seer comes in, the observer comes in, he divides. And division is all right as long as it's descriptive. But when you are living - living - that division is destructive. I don't know if you...
A:Atau batin bahkan sedang mencoba untuk menertibkan dirinya. Bahkan itupun tidak.

K:Bagaimana ia mungkin bisa,... Ini seperti seorang buta mencoba untuk mewujudkan warna. Ia berkata, 'Baik, itu adalah abu- abu', ini tidak mempunyai arti! Jadi dapatkah batin mengamati ketidak-tertiban ini,... di dalam dirinya sendiri,... tanpa si pengamat, yang telah menciptakan ketidak-tertiban. Tuan, ini membawa kepermukaan sesuatu yang amat sederhana. Untuk melihat,... pada sebatang pohon, pada seorang wanita, pada gunung, pada burung,... atau permukaan air dengan cahaya menyinarinya, keindahannya,... memandang tanpa si yang memandang. Karena begitu yang melihat masuk,... si pengamat masuk, dia memisahkan. Dan pemisahan boleh-boleh saja selama ia deskriptif. Tapi ketika Anda sedang hidup - sedang hidup -,... pemisahan itu merusak. Saya tidak tahu apakah Anda...
51:29 A: Yes, what was running through my mind was this continuous propaganda that we hear about the techniques that are available to still the mind. But that requires a stiller to do the stilling. A:Ya, apa yang sedang berlangsung di batin saya... adalah propaganda yang terus-menerus ini yang kita dengar... mengenai cara-cara yang tersedia untuk mendiamkan batin. Namun itu memerlukan suatu cara untuk melakukan pendiaman.
51:48 K: No, I wouldn't... K:Tidak, saya tidak akan...
51:50 A: And so that is absolutely... I'm using your words...

K: Childish, childish.
A:Dan dengan demikian itu adalah mutlak,... saya gunakan kata-kata Anda...

K:Kekanak-kanakan, kekanak-kanakan.
51:55 A: ...absolutely and totally out of any possibility of attaining. A:...secara mutlak dan total,... di luar kemungkinan apapun akan pencapaian.
52:00 K: But yet, you see, that's what the gurus are doing. K:Namun demikian, Anda lihat, itu adalah yang para guru sedang lakukan.
52:03 A: Yes, yes, I do understand. A:Ya, ya. Saya paham.
52:05 K: The imported gurus and the native gurus are doing this. They are really destroying people. You follow, sir? We'll talk about it when the occasion arises. What we are now concerned is: measurement, which is the whole movement of commercialism, consumerism, technology, is now the pattern of the world. Begun in the West, and made more and more perfect in the West, and that is spreading all over the world. Go to the smallest little town in India or anywhere, the same pattern being repeated. And the village you go, they are so miserable, unhappy, one-meal-a-day stuff. But it is still within that pattern. And the governments are trying to solve these problems separately, you follow? France by itself, Russia by itself. It's a human problem, therefore it has to be approached not with... with a Washington mind, or a London mind, or a Moscow mind, with a mind that is human, that says, 'Look, this is our problem, and, for God's sake, lets get together and solve it'. Which means care, which means accepting responsibility for every human being. So we come back: as we said, order comes only with the understanding of disorder. In that there is no superimposition, in that there is no conflict, in that there is no suppression. When you suppress, you react. You know all that business. So it is totally a different kind of movement, order. And that order is real virtue. Because without virtue there is no order. There's gangsterism.

A: Oh, yes.
K:Guru-guru impor dan guru- guru pribumi sedang melakukan ini. Mereka sungguh-sungguh sedang merusak orang. Anda mengikuti, Tuan? Kita akan membicarakan hal ini ketika kesempatannya muncul. Apa yang sekarang kita persoalkan adalah: pengukuran,... yang adalah seluruh gerak dari komersialisme,... kosumerisme, teknologi,... sekarang ini adalah pola dari dunia. Dimulai di Barat,... dan semakin disempurnakan di Barat,... dan itu sedang menyebar ke seluruh dunia. Pergilah ke kota kecil yang paling kecil di India atau di manapun,... pola yang sama sedang diulang. Dan dusun yang Anda kunjungi, mereka sengsara, tidak bahagia,... cerita makan-sekali-sehari. Namun itu masih dalam pola itu. Dan pemerintah-pemerintah sedang mencoba untuk memecahkan... masalah-masalah ini secara terpisah, Anda mengikuti? Perancis oleh mereka sendiri, Rusia oleh mereka sendiri. Ia adalah masalah manusia,... karenanya ia harus didekati tidak dengan... tidak dengan suatu pemikiran Wash- ington, atau London, atau Moskow,... dengan suatu pemikiran yang manusiawi,... yang berkata, 'Lihat, ini adalah masalah kita,... dan, demi Tuhan, mari kita berkumpul bersama dan menyelesaikannya. Yang berarti peduli,... yang berarti menerima tanggung-jawab bagi semua makhluk manusia. Jadi kita kembali: seperti yang kita katakan,.... ketertiban hanya terwujud dengan pemahaman akan ketidak-tertiban. Di dalam itu, tidak ada penindihan,... di dalam itu tidak ada konflik,... di dalam itu tidak ada penindasan. Ketika Anda menindas, Anda bereaksi. Anda tahu semuanya perihal itu. Jadi itu adalah suatu gerak yang sama sekali berbeda, ketertiban. Dan ketertiban itu adalah kebaikan yang sejati. Karena tanpa kebaikan,... ketertiban tidak ada. Yang ada adalah kejahatan.

A: Oh, ya.
54:39 K: Politically or any other way, religiously. But without virtue, virtue being conduct, the flowering in goodness everyday. It is not a theory, sir, it actually takes place when you live that way. K:Secara politis atau suatu cara apapun lainnya, secara religius. Namun tanpa kebaikan, kebaikan yang adalah perilaku,... pemekaran dalam kebaikan setiap hari. Ini bukan teori, Tuan, ini secara nyata terjadi... ketika Anda hidup dengan cara itu.
55:03 A: You know, the hexagram in the I Ching called 'conduct' is also translated 'treading'. A:Anda tahu,... hexagram di dalam I Ching yang disebut 'perilaku',... juga diterjemahkan sebagai 'menapak'.
55:20 K: Treading.

A: Treading. Meaning a movement.

K: Of course.
K:Menapak.

A:Menapak. Berarti suatu gerak.

K:Tentu.
55:25 A: A movement. And that's a vastly different understanding of the usual notion of conduct. But I understand from what you have said that your use of the word 'conduct' as virtue, as order, is precisely oriented to act, movement.

K: Yes, sir.
A:Suatu gerak. Dan itu adalah pemahaman yang sangat berbeda... dengan pendapat yang biasa mengenai perilaku. Namun saya paham dari apa yang Anda telah katakan,... bahwa penggunaan Anda akan kata 'perilaku'... sebagai kebaikan, sebagai ketertiban,... secara saksama diarahkan pada tindakan, gerak.

K:Ya, Tuan.
55:58 A: Yes. A:Ya.
56:02 K: You see, a man who acts out of disorder is creating more disorder. The politician, look at his life, sir, ambitious, greedy, seeking power, position. K:Anda lihat, seseorang yang bertindak dari ketidak-tertiban,... menciptakan lebih banyak ketidak-tertiban. Si politisi, lihat pada kehidupannya, Tuan,... ambisius, rakus,... mencari kekuasaan, kedudukan.
56:24 A: Running for election.

K: Election, all the rest of it. And he is the man who is going to create order in the world. The tragedy of it, and we accept it! You follow?
mencalonkan diri dalam pemilihan.

K:Pemilihan, semuanya itu. Dan dia adalah orangnya yang akan menciptakan... ketertiban dalam dunia. Tragedi dari pada ini, dan kita menerimanya! Anda mengikuti?
56:38 A: Yes, we believe it's inevitable. We do. A:Ya, kita percaya itu adalah tidak terhindarkan. Kita percaya.
56:41 K: And therefore we are irresponsible. K:Dan karenanya kita tidak bertanggung-jawab.
56:44 A: Because he did it and I didn't. Yes. Karena ia melakukannya dan saya tidak. Ya.
56:51 K: Because we accept disorder in our life. I don't accept disorder in my life. I want to live an orderly life, which means I must understand disorder, and where there is order, the brain functions much better. K:Karena kita menerima ketidak- tertiban dalam kehidupan kita. Saya tidak menerima ketidak-tertiban dalam kehidupan saya. Saya ingin menjalani suatu kehidupan yang tertib,... yang berarti saya harus paham ketidak-tertiban,... dan di mana ada ketertiban, otak bekerja jauh lebih baik.
57:11 A: There is a miracle here, isn't there? A:Ada suatu keajaiban di sini, bukankah?
57:13 K: Absolutely, that's the miracle. K:Pasti, itulah keajaibannya.
57:15 A: There is a miracle here. As soon as I grasp the movement of disorder... A:Ada keajaiban di sini. Begitu saya memahami gerak dari ketidak-tertiban,...
57:23 K: The mind grasps it. Yes.

A: Yes. behold, there's order. That's truly miraculous. Perhaps it's the one and only miracle.
K:Batin memahaminya. Ya.

A:Ya. alangkah indahnya, ada ketertiban. Itu benar-benar ajaib. Barangkali ia adalah satu dan hanya satu-satunya keajaiban.
57:38 K: There are other miracles but... K:Ada lain-lain keajaiban tapi...
57:40 A: I mean, in the deepest sense of the word, all of them would have to be related to that, or we wouldn't have any of them, is what I meant, the real heart, the real core. A:Saya maksudkan, dalam arti sedalam-dalamnya dari kata itu,... semua yang lainnya pasti akan terkait dengan itu,... atau kita tidak akan mempunyai satu pun dari mereka,... adalah apa yang saya maksudkan, jantung sejatinya, inti sejatinya.
57:49 K: That's why, sir, relationship, communication, responsibility, freedom, and this freedom from disorder, has a great sense of beauty in it. A life that is beautiful, a life that's really flowering in goodness. Unless we create, bring about such human beings, the world will go to pot. K:Itulah sebabnya, Tuan,... hubungan, komunikasi,... tanggung-jawab, kebebasan,... dan kebebasan ini dari ketidak-tertiban,... memiliki rasa keindahan yang besar di dalamnya. Suatu kehidupan yang indah,... suatu kehidupan yang benar- benar sedang mekar dalam kebaikan. Kecuali kita menciptakan, mewujudkan manusia-manusia seperti ini,... dunia akan menuju ke kehancuran.
58:23 A: Yes.

K: This is what is happening. And I feel it's my responsibility! To me, I am passionate about it, it's my responsibility to see that when I talk to you, you understand it, you live it, you function, move in that way.
A:Ya.

K:Inilah apa yang sedang terjadi. Dan saya merasa ini adalah kewajiban saya! Bagi saya, saya penuh gairah perihal ini,... ini adalah tanggung-jawab saya... untuk melihat hal itu ketika saya berbicara kepada Anda,... Anda memahaminya, Anda menghayatinya,... Anda berfungsi, bergerak dalam jalan itu.
58:58 A: I come back to this attention thing, the enormous emphasis that you've made on staying totally attentive to this. I think I begin to understand something of the phenomenon of what happens, when a person begins to think that they are taking seriously what you are saying. - I didn't say, begins to take it seriously - they think they are beginning to. As a matter of fact, they begin to watch themselves lean in to it. And of course, nothing started yet. But something very strange happens in the mind, when this notion that I am leaning in. I start to get terribly afraid. I become terribly fearful of something. Next time could we discuss fear? A:Saya kembali pada hal perhatian ini,... tekanan yang luar biasa yang telah Anda buat pada... tetap berada pada perhatian total pada ini. Saya kira, saya mulai paham sesuatu dari fenomena... dari apa yang terjadi, ketika seseorang mulai berpikir,... bahwa mereka sedang menganggap serius apa yang Anda katakan. - Saya tidak berkata, mulai menganggapnya secara serius -,... mereka berpikir mereka sedang mulai serius. Sebagai kenyataannya, mereka mulai memperhatikan diri... bersandar ke padanya. Dan tentunya, belum mulai terjadi apa-apa. Namun terjadi sesuatu yang amat aneh di dalam batin,... ketika gagasan ini bahwa saya sedang bersandar kepadanya. Saya mulai menjadi amat takut. Saya menjadi amat takut pada sesuatu. Lain kali, dapatkah kita membicarakan rasa takut?