Krishnamurti Subtitles home


SD74CA6 - Hakikat dan pemusnahan total rasa takut
Percakapan ke-6 dengan Allan W. Anderson
San Diego, USA
20 Februari 1974



0:37 Krishnamurti in Dialogue with Dr. Allan W. Anderson Krishnamurti dalam Dialog dengan Dr. Allan W. Anderson
0:42 J. Krishnamurti was born in South India and educated in England. For the past 40 years he has been speaking in the United States, Europe, India, Australia, and other parts of the world. From the outset of his life's work he repudiated all connections with organised religions and ideologies and said that his only concern was to set man absolutely unconditionally free. He is the author of many books, among them The Awakening of Intelligence, The Urgency of Change, Freedom From the Known, and The Flight of the Eagle. This is one of a series of dialogues between Krishnamurti and Dr. Allan W. Anderson, who is professor of religious studies at San Diego State University where he teaches Indian and Chinese scriptures and the oracular tradition. Dr. Anderson, a published poet, received his degree from Columbia University and the Union Theological Seminary. He has been honoured with the distinguished Teaching Award from the California State University. J. Krishnamurti terlahir di India Selatan... dan memperoleh pendidikannya di Inggris. Selama 40 tahun yang lalu... dia telah berbicara di Amerika Serikat,... Eropa, India, Australia, dan bagian-bagian dunia lainnya. Dari awal karya hidupnya... dia menanggalkan semua hubungannya... dengan agama-agama dan ideologi- ideologi yang terorganisir... dan mengatakan bahwa satu- satunya keprihatinannya adalah... untuk membebaskan manusia secara absolut tanpa-terkondisi. Dia adalah pengarang dari banyak buku-buku,... di antaranya adalah The Awakening of Intelligence,... The Urgency of Change,... Freedom From the Known, dan The Flight of the Eagle. Ini adalah satu dari suatu seri dialog-dialog... antara Krishnamurti dan Dr. Allan W. Anderson,... yang adalah profesor dari studi religi... di San Diego State University... di mana dia mengajar kitab-kitab suci India dan China... dan tradisi orakel. Dr. Anderson, seorang penyair,... menerima gelarnya dari Columbia University...... dan Union Theological Seminary. Dia telah dianugrahi dengan Teaching Award yang terhormat... dari California State University.
1:51 A: Mr. Krishnamurti, if I recall correctly, I think we had begun to talk together last time just at the point where the question of fear arose, and I think we both, perhaps, could explore that together a little.

K: Yes, I think so. I wonder how we can approach this problem, because it is a common problem in the world. Everyone, or I can say, almost everyone, is frightened of something. It may be the fear of death, fear of loneliness, fear of not being loved, fear of not becoming famous, successful, and also fear of not having physical security, and the fear of not having psychological security. There are so many multiple forms of fears. Now, to go into this problem really very deeply, can the mind, which includes the brain, be really, fundamentally, free of fear? Because fear, as I have observed, is a dreadful thing.
A:Tuan Krishnamurti,... jika saya dengan benar mengingatnya, saya kira... terakhir kali, kita telah memulai dengan membicarakan bersama... tepat pada titik di mana masalah rasa takut timbul,... dan saya pikir, kita berdua, barangkali,... dapat menjelajahi bersama sedikit perihal itu.

K:Ya, saya pikir begitu. Saya berpikir-pikir, bagaimana kita dapat mendekati masalah ini,... karena ini adalah masalah umum di dunia. Setiap orang,... atau dapat saya katakan, hampir semua orang,... takut pada sesuatu. Itu boleh jadi rasa takut mati... rasa takut kesepian,... rasa takut tidak dicintai,... rasa takut tidak menjadi terkenal, berhasil,... dan juga rasa takut tidak mempunyai keamanan fisik. dan rasa takut tidak mempunyai keamanan psikologis. Ada begitu banyak berbagai bentuk rasa takut. Nah, untuk masuk ke dalam masalah ini secara betul-betul amat mendalam,... dapatkah batin,... termasuk otak,... benar-benar, secara fundamental' bebas rasa takut? Karena rasa takut, sebagaimana saya mengamatinya,... adalah sesuatu yang mengerikan.
3:45 A: Oh yes. A:Oh, benar.
3:46 K: It darkens the world, it destroys everything. And I don't think we can discuss fear, which is one of the principles in life, without also discussing - or going into - the pursuit of pleasure. The two sides of the same coin. K:Ia menggelapi dunia, ia merusak segalanya. Dan saya tidak berpikir, bahwa kita dapat mendiskusikan rasa takut,... yang adalah salah satu asas dalam kehidupan,... tanpa juga mendiskusikan... - atau mendalami - pengejaran akan kesenangan. Dua sisi dari mata uang logam yang sama.
4:17 A: Fear and pleasure, two sides of the same coin. Yes. A:Rasa takut dan kesenangan, dua sisi dari mata uang logam yang sama. Ya.
4:23 K: So we are going to first take fear. There is conscious as well as unconscious fears. Fears that are observable, that can be remedied, and fears that are deep rooted, deep in the recesses of one's mind. K:Jadi kita akan terlebih dahulu membahas rasa takut. Ada ketakutan-ketakutan yang disadari, maupun yang tidak disadari. Ketakutan-ketakutan yang dapat diamati, yang dapat disembuhkan,... dan ketakutan-ketakutan yang berakar dalam,... jauh di dalam relung-relung dari batin orang.
4:50 A: At the unconscious level.

K: At the deeper levels. Now, we must be concerned with both, not only the obvious external fears, but also the deep seated undiscovered fears. The fears that have been handed down, traditional fears.
A:Pada tingkat bawah sadar.

K:Pada tingkat-tingkat lebih dalam. Nah, kita harus peduli pada dua-duanya,... tidak hanya ketakutan-ketakutan eksternal yang mudah dilihat,... tetapi juga ketakutan-ketakutan yang mendalam yang tidak terungkap. Ketakutan-ketakutan yang telah diturunkan,... ketakutan-ketakutan tradisionil.
5:20 A: Being told what to fear.

K: What to fear, and also fears that the mind itself has produced, has cultivated.
A:Diberitahu apa yang harus ditakuti.

K:Apa yang harus ditakuti,... dan juga ketakutan-ketakutan yang dibuat oleh batin sendiri,... yang telah dipupuk.
5:29 A: In one's personal history. A:Di dalam riwayat pribadi sendiri.
5:31 K: Personal and also in relation to others, fears of physical insecurity, losing a job, losing a position, losing something, and all the positive: not having something, and so on and on. So, if we are going to talk about this question, how should we, you and I, approach this? First take the outer, the obvious physical fears, and then from there move to the inner, and so cover the whole field, not just one little fear of an old lady, or an old man, or a young man, take the whole problem of fear.

A: Good.
K:Pribadi dan juga dalam hubungan dengan orang-orang lain,... ketakutan-ketakutan dari ketidakamanan fisik,... kehilangan pekerjaan, kehilangan kedudukan, kehilangan sesuatu,... dan semua yang positif:... tidak memiliki sesuatu, dan seterusnya dan seterusnya. Jadi, jika kita akan membicarakan perihal persoalan ini,... bagaimana kita, Anda dan saya, harus mendekati ini? Pertama ambil yang di luar,... ketakutan-ketakutan fisik yang nyata,... dan kemudian dari sana bergerak ke yang di dalam,... dan dengan demikian, meliput seluruh medan,... tidak hanya satu rasa takut yang kecil... dari seorang perempuan tua, atau laki-laki tua, atau laki-laki muda,... ambil seluruh masalah rasa takut.

A:Baik.
6:39 K: Not just take one leaf of fear, or one branch of it, but the whole movement of fear. K:Tidak hanya satu lembar rasa takut, atau satu cabang darinya,... tapi seluruh gerak dari rasa takut.
6:49 A: Yes. We are back to that word 'movement' again. A:Ya. Kita kembali lagi ke kata 'gerak' itu lagi.
6:52 K: Movement.

A: Good, good. The whole movement of fear.
K:Gerak.

A:Baik, baik. Seluruh gerak dari rasa takut.
6:56 K: Now, outwardly, physically, it is becoming obvious that we must have security, physical security. That is, food, clothes, and shelter are absolutely necessary. Not only for the Americans, for the whole humanity. K:Sekarang, secara lahiriah, secara fisik,... sudah menjadi jelas, bahwa kita harus mempunyai keamanan,... keamanan fisik,... yaitu, makanan, pakaian, dan tempat tinggal... adalah mutlak diperlukan. Tidak hanya bagi orang-orang Amerika, tapi bagi seluruh umat manusia.
7:20 A: Yes, of course.

K: It's no good saying 'We are secure and to hell with the rest of the world'. The world is you! And you are the world. You can't isolate yourself and say, 'I am going to be secure' and not bother about the others.
A:Ya, tentu.

K:Adalah tidak baik berbicara... 'Kita aman dan peduli amat dengan sisa dunia'. Dunia adalah Anda! Dan Anda adalah dunia. Anda tidak dapat mengasingkan diri dan berkata,... 'Saya akan menjadi aman'... dan tidak peduli perihal orang-orang lain.
7:37 A: Secure myself against them. A:Membuat diri aman terhadap mereka.
7:39 K: It becomes a division, conflict, war, all that it produces. So that physical security is necessary for the brain. The brain can only function, as I have observed it in myself, in others - not that I am an expert on brain, or neurology and all that - but I have observed it. The brain can function only in complete security. Then it functions efficiently, healthily, not neurotically. And its actions won't be lopsided, disorderly. The brain needs security, as a child needs security. That security is denied, when we separate ourselves: the Americans, the Russians, the Indians, the Chinese. National division has destroyed that security because wars. K:Itu akan menjadi suatu pemisahan, konflik, peperangan,... semua itu dihasilkannya. Jadi, keamanan fisik itu adalah perlu bagi otak. Otak hanya dapat berfungsi,... sebagaimana saya telah mengamatinya di diri saya, di orang-orang lain... - bukannya saya seorang ahli perihal otak,... atau neurologi dan semuanya itu - tapi saya telah mengamatinya. Otak hanya dapat berfungsi dalam keamanan sepenuhnya. Maka ia berfungsi secara efisien, sehat, tidak neurotis. Dan tindakan-tindakannya tidak akan berat sebelah, kacau. Otak memerlukan keamanan, seperti seorang anak memerlukan keamanan. Keamanan itu disangkal, ketika kita memisahkan diri: orang-orang Amerika, Rusia, India, Tionghoa. Pemisahan nasionalitas telah merusak keamanan itu... karena peperangan-peperangan.
8:52 A: Yes, that is a physical barrier.

K: Physical fact. And yet we don't see that. Sovereign governments, with their armies, with their navies, and all the rest of it, are destroying security.
A:Ya, itu adalah hambatan fisik.

K:Kenyataan fisik. dan sekalipun demikian, kita tidak melihatnya. Pemerintah-pemerintah yang berdaulat, dengan angkatan darat mereka,... dengan angkatan laut mereka, dan semuanya itu,... menghancurkan keamanan.
9:08 A: In the name of providing it. A:Atsa nama menyediakan keamanan.
9:12 K: So, you see, what we are trying to get at is how stupid the mind is. It wants security - and it must have security - and yet it is doing everything to destroy that security. K:Jadi, Anda lihat, apa yang sedang kita coba untuk capai adalah... bagaimana bodohnya si batin. Batin menghendaki keamanan... - dan ia harus mempunyai keamanan - dan meskipun demikian, batin melakukan segala sesuatunya... untuk menghancurkan keamanan itu.
9:32 A: Oh yes, yes. I see that. A:Oh ya, ya. Saya melihat itu.
9:34 K: So that's one factor. And the factor of security is in jobs. Either in a factory, in a business, or as a priest in his job. So occupation becomes very important. K:Jadi, itu adalah salah satu unsur. Dan unsur dari keamanan... adalah dalam pekerjaan. Baik di suatu pabrik, di suatu bisnis,... atau sebagai seorang pendeta di dalam pekerjaannya. Jadi pekerjaan menjadi amat penting.
10:00 A: Indeed it does. A:Memang itu yang diberikannya.
10:02 K: So, see what is involved. If I lose my job, I am frightened, and that job depends on the environment, on the production, business, factory - all that, commercialism, consumerism, and therefore competition with other countries. France isolating itself because it wants to... which is happening. So we need physical security and we are doing everything to destroy it. If all of us said, look, let's all get together, not with plans, not my plan, your plan, or the communist plan, or Mao plan, let's as human beings sit together and solve this problem. They could do it! Science has the means of feeding people. But they won't, because they are conditioned to function so as to destroy security which they are seeking. So that's one of the major factors in physical security. Then there is the fear of physical pain. Physical pain in the sense: one has had pain, let's say, last week. Mind is afraid that it should happen again. So there is that kind of fear. K:Jadi, lihat apa yang terlibat. Jika saya kehilangan pekerjaan saya, saya ketakutan,... dan pekerjaan itu tergantung pada lingkungan,... pada produksi, bisnis, pabrik - semua itu,... paham komersial, paham konsumsi,... dan karenanya, kompetisi dengan negara-negara lain. Perancis mengisolasikan diri karena ia ingin untuk... apa yang sedang terjadi. Jadi kita memerlukan keamanan fisik... dan kita melakukan segala sesuatu untuk menghancurkannya. Jika kita semua berkata, lihat, mari kita semua bergabung,... tidak dengan rencana-rencana, bukan rencana saya, rencana Anda,... atau rencana komunis, atau rencana Mao,... marilah kita sebagai manusia duduk bersama dan memecahkan masalah ini. Mereka dapat melakukannya! Ilmu mempunyai kemampuan untuk memberi makan manusia. Tapi mereka tidak mau, sebab mereka terkondisi untuk berfungsi... sedemikian rupa untuk menghancurkan keamanan yang mereka cari. Jadi, itu adalah salah satu unsur utama dalam keamanan fisik. Lalu ada rasa takut akan... rasa sakit fisik. Rasa sakit fisik dalam makna:... seseorang telah mengalami rasa sakit, umpamanya, minggu lalu. Batin takut, bahwa itu akan terjadi lagi. Jadi, ada rasa takut bentuk itu.
12:05 A: That's very interesting with respect to the phenomenon of physical pain, because what is remembered is not the neurological reaction, but the emotion that attends what occurred. A:Itu amat menarik dalam hubungan... pada fenomina rasa takut fisik,... karena apa yang teringat... bukanlah reaksi neurologis,... tetapi emosi yang hadir pada apa yang terjadi.
12:17 K: Yes, that's it. So there is that fear. K:Ya, demikianlah. Jadi, ada jenis takut yang demikian.
12:20 A: Right, right. A:Benar, benar.
12:23 K: Then there is the fear of outward opinion, what people say, public opinion. K:Lalu ada rasa takut akan pendapat dari luar,... apa yang dikatakan orang,... opini publik.
12:33 A: Reputation.

K: Reputation. You see, sir, all this is born out of disorder. I don't know if I'm...

A: Oh yes, yes.
A:Reputasi.

K:Reputasi. Anda lihat, Tuan, semua ini lahir dari kekacauan. Saya tidak tahu apakah saya...

A:Oh ya, ya.
12:46 K: Which we discussed.

A: Which we looked into previously.
K:Apa yang kita perbincangkan.

A:Yang telah kita dalami sebelumnya.
12:49 K: So, can the mind bring about security, physical security, which means food, clothes, and shelter for everybody? Not as a communist, as a capitalist, as a socialist, or as a Mao, but meet together as human beings to resolve this problem. It can be done! But nobody wants to do it, because they don't feel responsible for it. I don't know if you have been to India, if you have gone from town to town, to village as I have done, you see the appalling poverty, the degradation of poverty, the sense of hopelessness of it. K:Jadi, dapatkah batin mewujudkan keamanan, keamanan fisik, yang berarti... makanan, pakaian, dan tempat tinggal bagi semua orang? Bukan sebagai seorang komunis, sebagai seorang kapitalis,... sebagai seorang sosialis, atau sebagai seorang Mao,... tapi berhimpun sebagai manusia untuk memecahkan masalah ini. Ini bisa dilakukan! Tapi tiada seorang pun yang mau melakukannya,... karena mereka tidak merasa bertanggung jawab untuk itu. Saya tidak tahu, apakah Anda pernah ke India,... jika Anda pernah pergi dari kota ke kota, ke dusun... seperti pernah saya lakukan,... Anda melihat kemiskinan yang mengerikan,... kehinaan dari kemiskinan,... rasa keputus-asaan darinya.
13:52 A: Yes, I have been to India, and it was the first time in my life that I sensed poverty, not simply as a privation, but it seemed to have a positive character about it. It was so stark.

K: I know, sir. Personally, we have been through all that. So, physical survival is only possible when human beings get together. Not as communists, socialists, all the rest, as human beings who say, look, this is our problem, for God's sake, let's solve it. But they won't, because they are burdened with problems, with planning how to solve that! I don't know if I am...

A: Yes, yes, you are.
A:Ya, saya pernah ke India,... dan itu kali pertama dalam hidup saya, di mana saya merasakan kemiskinan,... tidak sekedar sebagai suatu kesengsaraan,... namun agaknya ada suatu sifat positif melingkupinya. Demikian bukan kepalangnya.

K:Saya tahu, Tuan. Secara pribadi, kita semua telah melalui semua itu. Jadi, kelangsungan hidup badaniah... hanyalah mungkin, jika manusia berhimpun. Bukan sebagai komunis, sosialis, semuanya itu,.... sebagai manusia yang berkata, lihat,... ini adalah masalah kita, demi Tuhan, mari kita pecahkan ini. Tapi mereka tidak mau, karena mereka... terbebani dengan masalah-masalah, dengan perencanaan... bagaimana memecahkan itu! Saya tidak tahu apakah saya...

A:Ya, ya, Anda sudah jelas.
14:46 K: You have your plan, I have my plan, he has his plan, so plans becomes most important, most important rather than the starvation. And we fight each other. And common sense, affection, care, love can change all this. Sir, I won't go into that. Then the fear of public opinion. Do you understand, sir? What my neighbour will say. K:Anda mempunyai rencana Anda,... saya mempunyai rencana saya, dia mempunyai rencana dia,... jadi rencana-rencana menjadi teramat penting,... teramat penting, lebih dari pada kelaparan. Dan kita saling berkelahi. Dan akal sehat, kasih-sayang,... peduli, cinta, dapat merubah semuanya ini. Tuan, saya tidak mau masuk ke dalam itu. Kemudian takut akan opini publik. Anda paham, Tuan? Apa yang tetangga saya akan katakan.
15:21 A: My image, the national image, yes. A:Citra saya, citra nasional, ya.
15:25 K: And I depend on my neighbour. K:Dan saya tergantung pada tetangga saya.
15:30 A: Oh yes, necessarily. A:Oh ya, perlu.
15:32 K: If I am a Catholic living in Italy, I have to depend on my neighbour, because I'll lose my job if I am a Protestant there. So I accept it. I go and salute the pope, or whatever, it has no meaning. So I am afraid of public opinion. See what a human mind has reduced itself to. I don't say, 'To blazes with public opinion because that's stupid, they are conditioned, they are frightened as much as I am'. So there is that fear. And there is the fear, physical fear of death, which is an immense fear. That fear one has to tackle differently when we come to it, when we talk about death and all that.

A: Yes.
K:Jika saya seorang Katolik, tinggal di Itali,... saya harus tergantung pada tetangga saya,... karena saya akan kehilangan pekerjaan saya,... jika saya seorang Protestan di sana. Jadi saya menerimanya. Saya pergi dan memberi hormat pada paus, atau apa pun,... itu tidak mempunyai arti. Jadi saya takut pada opini publik. Lihat, apa yang dilakukan batin manusia untuk mereduksi dirinya. Saya tidak berkata,... 'Persetan dengan opini publik... karena itu adalah bodoh,... mereka terkondisi, mereka takut sama banyaknya seperti saya'. Jadi di sana ada rasa takut itu. Dan di situ ada rasa takut, ada rasa takut fisik akan kematian,... yang adalah rasa takut yang amat besar. Rasa takut itu, orang harus menanganinya secara berbeda,... ketika kita sampai padanya,... ketika kita membicarakan perihal kematian dan semua itu.

A:Ya.
16:38 K: So there is the outward form of fear: fear of darkness, fear of public opinion, fear of losing a job, fear of... - survival, not being able to survive. Sir, I have lived with people with one meal a day, and that's not enough even. I have walked behind a woman with a girl, and the girl said - in India - 'Mother, I'm hungry'. And the mother says, 'You have already eaten for the day'. You understand, sir?

A: Yes.
K:Jadi ada bentuk luar dari rasa takut: takut akan kegelapan,... takut akan opini publik,... takut akan kehilangan suatu pekerjaan,... takut akan...- kelangsungan hidup, ketiada-mampuan untuk bertahan hidup. Tuan, saya pernah hidup dengan orang- orang dengan satu kali makan sehari,... dan itu pun tidak mencukupi. Saya pernah jalan di belakang seorang perempuan dengan anak perempuan,... dan si anak perempuan bilang - di India -... 'Ibu, saya lapar'. Dan si ibu berkata,... 'Anda telah makan untuk hari ini'. Anda paham, Tuan?

A:Ya.
17:30 K: So there is all that, that physical fears, pain, and the fear of recurring pain, and all that. And the other fears are much more complicated, fears of dependency, inwardly: I depend on my wife, I depend on my guru, I depend on the priest, I depend on... so many dependance. And I am afraid to lose them, to be left alone. K:Jadi, semuanya ada di situ, ketakutan-ketakutan fisik, sakit,... dan rasa takut akan terulangnya sakit, dan semuanya itu. Dan ketakutan-ketakutan lainnya adalah jauh lebih rumit,... ketakutan-ketakutan ketergantungan, batiniah:... Saya tergantung pada istri saya,... saya tergantung pada guru saya,... saya tergantung pada pendeta, saya tergantung pada... begitu banyak ketergantungan. Dan saya takut akan kehilangan mereka,... akan ditinggal sendirian.
18:06 A: To be rejected.

K: To be rejected. If that woman turns away from me, I'm lost. I get angry, brutal, violent, jealous, because I have depended on her. So dependency is one of the factors of fear. And inwardly I am afraid. I am afraid of loneliness. The other day I saw on the television a woman saying, 'The only fear I have in life is my loneliness'. And therefore, being afraid of loneliness, I do all kinds of neurotic activities. Being lonely, I attach myself to you, or to a belief, or to a saviour, to a guru. And I protect the guru, the saviour, the belief, and that soon becomes neurotic.
A:Akan ditolak.

K:Akan ditolak. Jika wanita itu meninggalkan saya, saya kehilangan. Saya menjadi marah, brutal, keras, iri,... karena, saya telah tergantung padanya. Jadi ketergantungan adalah satu dari unsur-unsur rasa takut. Dan secara batiniah, saya merasa takut. Saya takut akan kesepian. Pada suatu hari, saya melihat di televisi... seorang wanita berkata,... 'Satu-satunya rasa takut yang saya punya dalam kehidupan... adalah kesepian saya'. Dan karena itu, merasa takut akan kesepian,... saya melakukan segala macam aktivitas yang neurotis. Kesepian,... saya melekatkan diri saya pada Anda, atau pada suatu kepercayaan,... atau pada seorang juru selamat, pada seorang guru. Dan saya melindungi guru itu, si juru selamat, kepercayaan itu,... dan itu segera menjadi neurotik.
19:26 A: I fill up the hole with this new image. A:Saya isi lubang itu dengan citra yang baru ini.
19:29 K: With this rubbish.

A: Yes.
K:Dengan sampah ini.

A:Ya.
19:33 K: There is that fear. Then there is the fear of not being able to arrive, succeed, succeed in this world of disorder, and succeed in the so-called spiritual world. That's what they are all doing now. K:Ada rasa takut itu. Lalu ada rasa takut... akan ketiada-mampuan untuk mencapai, berhasil,... berhasil dalam dunia yang kacau ini,... dan berhasil dalam apa yang disebut dunia spiritual. Itulah apa yang mereka semuanya lakukan sekarang.
19:54 A: Spiritual achievement.

K: Achievement, which they call enlightenment.
A:Pencapaian spiritual.

K:Pencapaian,... apa yang mereka sebut pencerahan.
19:59 A: Expanding consciousness. I know what you mean. It's very interesting that you just got through describing fear of being left behind. Now we are fearing that we'll never arrive. Please, go on.

K: Same thing. Then there is the fear of not being, which translates itself in identification with. I must identify myself.
A:Kesadaran yang berkembang,... saya paham apa yang Anda maksudkan. Adalah amat menarik bahwa Anda baru saja selesai menjelaskan... rasa takut ditinggal di belakang. Sekarang kita sedang takut, bahwa kita tidak akan sampai. Mohon, teruskan.

K:Hal yang sama. Lalu ada rasa takut akan menjadi tiada,... yang mewujudkan dirinya dalam beridentifikasi. Saya harus mengidentifikasi diri.
20:35 A: In order to be.

K: To be. And if I identify myself with my country, I say to myself, 'That's too stupid'. Then I say, 'I must identify myself with God' which I have invented. God has not made man in his image, man has made God in his image. You follow this?

A: Oh, I follow you.
A:Agar supaya ada.

K:Menjadi ada. Dan saya mengidentifikasikan diri dengan negara saya,... Saya berkata pada diri sendiri, 'Itu terlalu bodoh'. Lalu saya berkata, 'Saya harus mengi- dentifikasi diri saya dengan Tuhan'... yang telah saya ciptakan. Tuhan tidak telah membuat manusia dalam citranya,... manusia telah membuat Tuhan dalam citranya. Anda mengikuti ini?

A:Oh, saya mengikuti Anda.
21:07 K: So, not being, not achieving, not arriving, brings about tremendous sense of uncertainty, tremendous sense of not being able to fulfil, not being able to be with, and the cry, 'I must be myself'. K:Jadi, menjadi tiada, tidak mencapai, tidak sampai,... membawa rasa ketidak-pastian yang luar biasa,... rasa yang luar biasa akan ketidak- mampuan untuk mencapai,... tidak mampu untuk bersama,... dan jeritan, 'Saya harus menjadi diri saya sendiri'.
21:34 A: Do my own thing.

K: My own thing. Which is rubbish! So there are all these fears, both logical fears, irrational fears, neurotic fears, and fears of survival, physical survival. So now, how do you deal with all these fears and many more fears, which we can't go into, - which we will presently - how do you deal with them all? One by one?
A:Bebas melakukan kepentingan diri sendiri.

K:Kepentingan diri sendiri. Yang adalah omong kosong! Jadi. itulah semua ketakutan- ketakutan ini,... kedua-duanya, ketakutan-ketakutan logis, ketakutan-ketakutan irasional,... ketakutan-ketakutan neurotis,... dan ketakutan-ketakutan kelangsungan hidup, kelangsungan hidup fisik. Jadi sekarang, bagaimana Anda ber- urusan dengan semua rasa takut ini... dan lebih banyak lagi rasa takut, yang kita tidak dapat mendalaminya,... - yang akan kita lakukan sebentar lagi -... bagaimana Anda berurusan dengan mereka semuanya? Satu per satu?
22:16 A: You would just be in the mournful round of fragmentation, if you did that. A:Anda sekedar akan masuk dalam ren- tetan menyedihkan dari fragmentasi,... jika Anda lakukan itu.
22:20 K: And also there are the hidden fears, which are much more active. K:Dan juga, ada ketakutan-ketakutan yang tersembunyi,... yang jauh lebih aktif.
22:28 A: The continual bubbling up from below. A:Pergolakan terus-menerus dari bawah ke atas.
22:30 K: Bubbling up. When I'm not conscious, they take over. K:Bergolak ke atas. Ketika saya tidak sadar, mereka mengambil alih.
22:33 A: That's right. A:Itu benar.
22:37 K: So, how am I to deal first, with the obvious fears which we have described? Shall I deal it one by one, first secure myself? You follow?

A: Yes.
K:Jadi, bagaimana saya harus berurusan... pertama, dengan ketakutan-ketakutan yang nyata, yang telah kita uraikan? Akankah saya menanganinya satu per satu, pertama, mengamankan diri saya? Anda mengikuti?

A:Ya.
22:55 K: Or take loneliness and tackle that, come to grips with it, go beyond it, and so on. Or is there a way of dealing with fear, not with the branches of it, but with the root of it? Because if I take each leaf, each branch, it will take all my lifetime. And if I begin to analyse my fears, - analyse - then that very analysis becomes a paralysis. K:Atau ambil kesepian dan tangani itu,... berusaha mengatasinya, melampauinya, dan seterusnya. Atau adakah suatu cara untuk berurusan dengan rasa takut,... tidak dengan cabang-cabangnya, tapi dengan akar darinya. Karena jika saya ambil setiap lembar daun, setiap cabang,... itu akan mengambil waktu seumur hidup saya. Dan jika saya mulai dengan meng- analisa ketakutan-ketakutan saya,... - menganalisa - dan justru analisa itu menjadi suatu kelumpuhan.
23:33 A: And then I even fear that I might not have analysed correctly. A:Dan kemudian, saya justru takut,... bahwa saya mungkin tidak menganalisanya dengan tepat.
23:36 K: Correctly. And I am caught, over and over again. So how shall I deal with this problem, as a whole, not just parts of it, fragments of it? K:Secara tepat. Dan saya terperangkap, berulang-ulang lagi. Jadi bagaimana saya akan berurusan dengan masalah ini,... sebagai suatu keseluruhan, tidak hanya bagian-bagian dari itu,... fragmen-fragmen dari itu?
23:51 A: Isn't there a hint about how it might be dealt with. Of course, when I say hint here, I mean terribly, terribly slight. I don't think I would call it a pointer, but fear, no matter how many varieties one imagines he knows, fear does have a common taste, you might say, there is something there that... A:Apakah tidak ada suatu petunjuk bagaimana ini seyogianya ditangani. Tentu, jika saya bilang petunjuk di sini,... saya maksudkan, amat, amat sedikit. Saya tidak berpikir, saya akan menyebutnya suatu petunjuk,... tapi rasa takut,... tidak masalah berapa banyak variasi yang orang bayangkan mengetahuinya,... rasa takut mempunya suatu rasa umum, Anda boleh katakan,... ada sesuatu di situ yang...
24:24 K: Yes, sir, but what shall I do with it? K:Ya, Tuan, namun apa yang akan saya lakukan dengannya?
24:26 A: Oh yes, of course, I quite understand. But it interested me, while you were speaking, to observe that already when we think of many fears, we haven't even paid attention to how we fear, when we fear. Yes, I was interested to have that flash, because it seems to be altogether consonant with what you are talking about. And I said to myself, now, in our conversations we've been pointing to movement. The movement of fear is one.

K: Yes, a tremendous one.
A:Oh ya, tentu, saya amat paham. Tapi ia menarik perhatian saya, sewaktu Anda sedang berbicara,... untuk mengamati bahwa... ketika kita memikirkan tentang banyak ketakutan-ketakutan,... kita malahan belum menaruh perhatian... pada bagaimana kita merasa takut, kapan kita merasa takut. Ya, saya telah tertarik untuk mempunyai kilatan itu,... sebab agaknya, itu seluruhnya selaras dengan... apa yang Anda bicarakan. Dan saya berkata pada diri sendiri, nah,... di dalam pembicaraan kita, kita telah mengarah pada gerak. Gerak dari rasa takut adalah satu.

K:ya, suatu gerak yang luar biasa.
25:05 A: And it is a unified field of destruction. A:Dan itu adalah suatu medan terpadu dari kehancuran.
25:09 K: It is the common factor of every human being. K:Itu adalah unsur umum dari setiap manusia.
25:12 A: The whole field, yes, exactly, exactly. A:Seluruh medan. Ya, tepat sekali, tepat sekali.
25:15 K: Whether a man lives in Moscow, or India, or in any place, it is the common thing of this fear, and how shall he deal with it? Because unless the mind is free of fear, really, not verbally or ideologically, absolutely be free of fear. And it is possible to be free completely of fear, and I'm saying this not as a theory, but I know it, I've gone into it. K:Apakah seseorang tinggal di Moscow, atau India,... atau di tempat mana pun, adalah hal yang umum dari rasa takut ini,... dan bagaimanakah kita akan berurusan dengannya? Karena, kecuali batin bebas dari rasa takut,... benar-benar, bukan secara verbal atau secara ideologi,... secara mutlak bebas rasa takut. Dan adalah memungkinkan untuk bebas secara lengkap dari rasa takut,... dan saya mengatakan ini, bukan sebagai sebuah teori, tapi saya tahu itu,... saya telah masuk ke dalamnya.
26:00 A: Actual.

K: Actual. Now, how shall I deal with this? So I ask myself, what is fear? Not the objects of fear or the expressions of fear.
A:Nyata.

K:Nyata. Sekarang, bagaimana saya akan berurusan dengan ini. Jadi saya bertanya pada diri sendiri, apakah rasa takut? Bukan objek-objek rasa takut atau ekspresi dari rasa takut.
26:15 A: No, or the instant reaction to danger, no. A:Bukan, atau reaksi serta-merta terhadap bahaya, bukan.
26:18 K: What is fear? K:Apa rasa takut?
26:21 A: It's an idea in my mind, in part. A:Itu adalah ide dalam batin saya, sebagian.
26:23 K: No. What is fear, sir? K:Bukan. Apa rasa takut, Tuan?
26:32 A: If we have said, it's an abiding... A:Jika kita telah berkata, ia adalah sesuatu yang abadi...
26:37 K: No, no. Behind the words, behind the descriptions, the explanations, the way out and the way in, and all the rest of it, what is fear? How does it come? K:Bukan, bukan. Di balik kata-kata, di balik uraian-uraian,... penjelasan-penjelasan, jalan keluar dan jalan masuk,... dan semuanya itu,... apakah rasa takut? Bagaimana ia datang?
26:54 A: If I have followed you through our conversations up until now, I'd be inclined to say that it is another expression of the observer's disordered relation to the observed.

K: What does that mean? What is the observer... What you say... Look, the problem is this - I am only making the problem clearer... We have, man has tried to lop off, or prune, one fear after the other, through analysis, through escape, through identifying himself with something which he calls courage. Or saying, well, I don't care, I rationalise my fears and remain in a state of rationalising, intellectual, verbal explanation. But the thing is boiling. So what shall I do? What is fear? Unless I find this out - not because you tell me - unless I find it out for myself, as I find from myself that I am hungry, - nobody has to tell me I am hungry! - I have to find this out.
A:Jika saya dengan benar telah mengikuti Anda... melalui percakapan-percakapan kita... hingga sekarang,... saya akan cenderung mengatakan bahwa,... ini adalah ekspresi yang lain... dari hubungan yang kacau dari si pengamat... terhadap yang diamati.

K:Apa makna dari itu? Apakah si pengamat itu... Apa yang Anda katakan... Lihat, masalahnya adalah ini... - Saya hanya sedang membuat masalahnya lebih jelas... Kita telah, manusia telah mencoba untuk memotong, atau memangkas,... satu demi satu rasa takut,... melalui analisa,... melalui pelarian,... melalui pengidentifikasian dirinya dengan sesuatu,... yang dia sebut keberanian. Atau mengatakan, yah, saya tak peduli,... saya merasionalisasikan ketakutan- ketakutan saya... dan tetap berada dalam keadaan merasionalisasikan,... intelektual, penjelasan verbal. Tetapi keadaannya sedang mendidih. Jadi, apa yang akan saya lakukan? Apakah rasa takut? Kecuali saya menemukan hal ini - bukan karena Anda memberitahu saya - kecuali saya menemukan hal ini bagi diri saya sendiri,... seperti saya menemukan dari diri sendiri, bahwa saya lapar,... - tiada seorang pun harus menceritakan pada saya, saya lapar - Saya harus menemukan ini.
28:33 A: Yes, now there is a difference here in terms of what you have just said. And, in so saying, pointing to something, and my earlier reply, when you asked me what is fear, I did the usual academic thing: 'If I have followed you up until now, then it seems clear that..'. Whereas let's forget about the following, let's zero in on it right now, and then I must say, not 'I might say', but I must say, that I can't tell anybody else what fear is, with respect to what it is, I am going to discover in me as such. And all my continual descriptions about it are simply a deflection from my immediate issue which is here.

K: Yes. So, I'm not escaping.

A: No.
A:Ya, sekarang ada suatu perbedaan di sini... dalam kaitan dari apa yang Anda baru saja katakan. Dan, dengan berkata demikian, menunjuk pada sesuatu,... dan jawaban saya terdahulu, jika Anda menanyakan saya, apa rasa takut,... saya lakukan hal akademis yang lazim:... 'Jika saya dengan benar mengikuti Anda hingga sekarang,... maka halnya adalah jelas bahwa..' Sedangkan... mari kita lupakan perihal kelanjutannya,... mari kita bidik padanya sekarang juga, dan kemudian saya harus berkata,... bukan 'saya mungkin berkata', tapi saya harus berkata,... bahwa saya tidak dapat memberitahukan orang lain, apakah rasa takut,... berkenaan dengan apa adanya itu,... saya akan menemukan dalam diri saya seperti itu. Dan semua deskripsi berkelanjutan saya perihal itu... hanyalah merupakan suatu pembelokan dari... masalah-segera saya, yang adalah di sini.

K:Ya. Jadi, saya tidak sedang melarikan diri.

A:Tidak.
29:43 K: I'm not rationalising. I am not analysing, because analysis is real paralysis.

A: Yes, indeed.
K:Saya tidak sedang merasionalisasikan. Saya tidak sedang menganalisa,... karena analisa adalah kelumpuhan nyata.

A:Ya, memang.
29:55 K: When you are confronted with a problem like this, merely spinning or analysing, and the fear of not being able to analyse perfectly, and therefore go to a professional, who needs also an analysis. So I'm caught. So I will not analyse, because I see the absurdity of it. You follow, sir?

A: Yes, I do.
K:Ketika Anda dihadapkan pada suatu masalah seperti ini,... sekedar berputar-putar atau menganalisa,... dan rasa takut pada ketidak-mampuan untuk menganalisa dengan sempurna,... dan karenanya pergi ke seorang profesional,... yang juga memerlukan suatu analisa. Jadi saya terperangkap. Jadi tidak mau menganalisa. karena saya melihat kemustahilannya. Anda mengikuti, Tuan? A;Ya, saya mengikuti.
30:21 K: I won't run. K:Saya tidak lari.
30:23 A: No backing off.

K: Backing off.

A: Flight.
A:Tidak ada pengunduran diri.

K:Mundur.

A:Pelarian.
30:26 K: No explanations, no rationalisation, no analysis. I am faced with this thing. And what is fear? Wait a minute, wait, wait, wait. Leave that. Then there are the unconscious fears of which I don't know. They express themselves occasionally, when I am alert, when I see the thing coming out of me. K:Tiada penjelasan-penjelasan, tiada rasionalisasi, tiada analisa. Saya menghadapi hal ini. Dan apakah rasa takut? Tunggu sebentar, tunggu, tunggu, tunggu. Tinggalkan itu. Lalu ada ketakutan-ketakutan bawah-sadar... yang mana saya tidak ketahui. Kadang-kadang mereka menyatakan diri, ketika saya siaga,... ketika saya melihat hal itu sedang ke luar dari saya.
31:04 A: When I am alert.

K: Alert. When I am watching. Or when I'm looking at something this comes up, uninvited. Now, it is important for the mind to be completely free of fear. It's essential, as food is essential. It's essential for the mind to be free of fear. So I see outwardly what we have discussed. Now I say, what is this, what are the hidden fears; can I consciously invite them come to the surface? You follow?

A: Yes, I do.
A:Ketika saya waspada.

K:Siaga. Ketika saya mengamati. Atau ketika sedang melihat pada sesuatu, ini muncul, tidak diundang. Sekarang, adalah penting bagi batin... agar bebas dari rasa takut secara lengkap. Ini penting, seperti makanan adalah penting. Adalah penting bagi batin agar bebas dari takut. Jadi secara lahiriah, saya melihat apa yang telah kita diskusikan. Sekarang saya berkata, apa ini,... apa ketakutan-ketakutan yang tersembunyi itu;... dapatkah saya secara sadar... mengundang mereka keluar ke permukaan? Anda mengikuti?

A:Ya, saya megikuti.
31:54 K: Or the conscious cannot touch that? You follow?

A: Yes, yes, I do, yes.
K:Ataukah yang sadar tidak dapat menyentuhnya? Anda mengikuti?

A:Ya, ya, saya mengikuti, ya.
32:04 K: Conscious can only deal with the things it knows. But it cannot observe the things it doesn't know. K:Yang sadar hanya dapat berurusan dengan hal-hal yang diketahuinya. Tapi ia tidak dapat mengamati hal-hal yang ia tidak tahu.
32:17 A: Or have access to. A:Atau memiliki akses ke situ.
32:19 K: So, what am I to do? Dreams? Dreams are merely continuation of what I have lived during the day, they continue in a different form - we won't go into that for the moment. So how is all that to be awakened and exposed? The racial fears, the fears that society has taught me, the fears that the family has imposed, the neighbour - you know, all those crawling, ugly, brutal things that are hidden - how shall they all come up naturally and be exposed so that the mind sees them completely? You understand?

A: Yes, I do. I was just thinking about what we are doing in relation to what you are saying. Here we are, in a university situation, where hardly any listening goes on at all, if any. Why? Well, if we were to relate to each other in terms of my sitting back here saying to myself every time you made a statement, 'what do I have to say back', even if my reaction were benign and I say to myself as a professor, 'I'd say, now, that's a very interesting concept'. Perhaps we could clear that up a little bit, you know. That nonsense, nonsense in terms of what is immediate here. That's what I mean.

K: I understand.
K:Jadi, saya akan berbuat apa? Mimpi-mimpi? Mimpi-mimpi hanyalah... kelanjutan dari apa yang saya alami selama siang hari,... mereka melanjutkan dalam bentuk lain... - kita tidak masuk ke itu untuk saat ini. Jadi bagaimana semua itu agar dibangunkan dan dibuka? Ketakutan-ketakutan rasial,... ketakutan-ketakutan yang masyarakat telah ajari saya,... ketakutan-ketakutan yang keluarga telah tanamkan, tetangga... - Anda tahu, semua hal-hal yang me- rangkak, jelek, brutal itu,... yang tersembunyi - bagaimanakah mereka semua akan muncul secara wajar dan... terungkap, sehingga batin melihat mereka semua secara lengkap? Anda paham?

A:Ya, saya paham. Saya hanya sekedar berpikir perihal... apa yang kita sedang kerjakan dalam hubungan dengan apa yang Anda katakan. Di sinilah kita, dalam situasi universitas,... di mana hampir sama sekali tiada kegiatan mendengarkan berlangsung,... jika ada. Mengapa? Yah, jika kita saling berhubungan dalam kaitan... saya sedang duduk di sini, berkata pada diri saya... setiap kali Anda membuat suatu pernyataan,... 'apa yang harus saya katakan kembali', meskipun reaksi saya bersifat ramah... dan saya berkata pada diri saya sebagai seorang profesor,... 'Saya akan mengatakan, nah, itu ada- lah suatu konsep yang amat menarik'. Barangkali kita dapat sedikit memperjelas itu. Omong kosong itu, omong kosong dalam kaitan dengan yang seketika di sini. Itulah yang saya maksudkan.

K:Saya paham.
34:13 A: I don't mean demonstrating something on the board. We should never have begun to be together, never started, and yet we might have given ourselves the idea that we were trying very hard to be sincere. Yes, I understand.

K: I know, I know.
A:Saya tidak bermaksud mempertunjuk- kan sesuatu di atas papan. Kita seharusnya tidak pernah memulai untuk bersama,... tidak pernah memulai,... dan meski demikian, kita mungkin telah memberikan ide kepada diri sendiri,... bahwa kita berusaha sangat keras agar menjadi jujur. Ya, saya paham.

K:Saya tahu, saya tahu.
34:35 A: But fear is at the base of that too, because the professor is thinking to himself... A:Namun, rasa takut berada di dasar dari itu juga,... karena si profesor sedang berpikir kepada dirinya...
34:39 K: His position, his... K:Kedudukan dia,...
34:40 A: He's got his reputation at stake here. He better not keep quiet too long, because someone might get the idea that either he doesn't understand a thing that is going on or he doesn't have anything to contribute to what's going on. All of which has nothing to do with anything. Please, go on.

K: Absolutely. Look, sir, what I have found: the conscious mind, conscious thought cannot invite and expose the hidden fears. It cannot analyse it, because analysis, we said, is inaction, and there is no escape, I shan't run off to a church, or Jesus, or Buddha, or somebody, or identify myself with some other thing. I have pushed all those aside, because I've understood their use, their futility. So I am left with this. This is my baby. So, what shall I do? Some action has to take place. I can't just say, 'Well, I've pushed all that aside, I'll just sit'. Now, just see what happens, sir, because I've pushed all this aside, through observation, not through resistance, not through violence, because I have negated all those - escape, analysis, running off to something and all the rest of all that - I have energy, haven't I? The mind has energy now.
A:Dia mempertaruhkan reputasinya di sini. Ia sebaiknya tidak berdiam diri terlalu lama,... karena seseorang boleh jadi memdapat ide, bahwa... atau ia tidak paham apa pun tentang apa yang sedang berlangsung,... atau ia tidak mempunya apa pun untuk disumbangkan... pada apa yang sedang berlangsung. Semua itu sama sekali tidak mempunyai kaitan dengan apa pun. Silahkan teruskan.

K:Pasti. Lihat, Tuan, apa yang saya telah ketemukan:... batin sadar, pikiran sadar... tidak dapat mengundang dan mengungkapkan... ketakutan-ketakutan yang tersembunyi. Ia tidak dapat menganalisanya,... karena analisa, kita telah katakan, adalah tiada-tindakan. dan tiada pelarian, saya tidak akan lari ke suatu gereja,... atau Jesus, atau Buddha, atau seseorang,... atau mengidentifikasikan diri saya dengan sesuatu lain. Saya telah menyingkirkan semua itu,... karena saya telah paham kegunaannya,... kesia-siaan mereka. Jadi, saya tertinggal dengan ini. Ini adalah bayi saya. Jadi, apa yang akan saya lakukan? Tindakan tertentu harus terjadi. Saya tidak bisa hanya berkata, 'Yah, saya telah menyisihkan semua itu,... saya akan duduk saja. Sekarang, hanya lihat saja apa yang terjadi, Tuan,... karena saya telah menyingkirkan semuanya ini,... melalui observasi, tidak melalui penolakan,... tidak melalui kekerasan,... karena saya telah menegasikan itu semua - pelarian, analisa,... mengejar sesuatu dan semuanya itu -... saya mempunyai energi, bukankah? Batin sekarang mempunyai energi.
36:38 A: Now it has, yes. Yes, it floods up. A:Sekarang ia punya, ya. ya, ia meluap.
36:41 K: Because I have pushed away all the things that are dissipating energy. K:Karena saya telah menyingkirkan... semua hal yang menghamburkan energi.
36:47 A: Energy leaks. A:Energinya tiris.
36:49 K: Therefore I have now this thing. I am confronted with that, confronted with fear. Now, what can I do? Listen to this, sir, what can I do? I can't do anything, because it is I who have created the fear, public opinion...

A: Yes, yes, yes.
K:Karenanya, sekarang saya mempunyai sesuatu ini. Saya dihadapkan dengan itu, dihadapkan dengan rasa takut. Sekarang, saya dapat berbuat apa? Dengarkan ini, Tuan, apa yang bisa saya lakukan? Saya tidak bisa berbuat apa pun,... karena adalah saya yang telah menciptakan rasa takut itu,... opini publik...

A:Ya, ya, ya.
37:17 K: Right? So I cannot do a thing about fear. K:Benar? Jadi saya tidak dapat apa pun mengenai rasa takut.
37:24 A: Precisely. A:Tepat sekali.
37:26 K: But there is the energy, which has been gathered, which has come into being when all dissipation of energy has ended. There's energy. K:Tapi ada energi yang telah dihimpun,... yang telah terwujud... ketika semua penghamburan energi telah berhenti. Ada energi.
37:42 A: Yes. Exactly, virtue - right, right - manifested. A:Ya. Tepat sekali, kebajikan - benar, benar - terwujud.
37:48 K: Energy. Now, what happens? This is not some hocus-pocus, some kind of mystical experience. There is actual fear, and I have tremendous energy, which has come because there is no dissipation of energy. So what takes place? So, wait, wait, wait. K:Energi. Sekarang, apa yang terjadi? Ini bukan sulap tertentu,... suatu bentuk dari pengalaman mistik. Ada rasa takut yang nyata, dan saya mempunyai energi yang luar biasa,... yang telah datang, sebab tiadanya penghamburan energi. Jadi apa yang terjadi? Jadi, tunggu, tunggu, tunggu.
38:22 A: Oh, I'm waiting, I'm waiting. There was something going through my mind. A:Oh, saya sedang menunggu, saya sedang menunggu,... Ada sesuatu yang sedang melintasi batin saya.
38:26 K: What takes place? So, what has created fear? What has brought it about? Because if I have the energy - you follow, sir? - to put that question and find the answer for that question, I've got energy now. I don't know...

A: Yes, yes, yes.
K:Apa yang terjadi? Jadi, apa yang telah menciptakan rasa takut? Apa yang telah mewujudkannya? Karena jika saya mempunyai energi - Anda mengikuti, Tuan? - untuk mengajukan pertanyaan itu... dan menemukan jawaban bagi pertanyaan itu,... saya telah mempunyai energi sekarang. Saya tidak tahu...

A:Ya, ya, ya.
38:58 K: So, what has brought it about? You, my neighbour, my country, my culture? K:Jadi, apa yang telah mewujudkannya? Anda, tetangga saya, negara saya, kebudayaan saya?
39:07 A: Myself. A:Saya sendiri.
39:09 K: What has brought it about? K:Apa yang telah mewujudkannya?
39:12 A: I've done it.

K: Who is I?
A:Saya telah melakukannya.

K:Siapa si saya?
39:17 A: I don't mean 'I' as the fragmented observer off from me. It is this... I am thinking what you said earlier about the mind as disordered, which requires to empty itself of the disorder. Does it require another mind to do it? A:Saya tidak maksudkan 'saya',... sebagai si pengamat terfragmentasi, terlepas dari saya. Begini..., saya sedang berpikir tentang apa yang Anda katakan sebelumnya perihal... batin sebagai terkacau, yang memerlukan... untuk mengosongkan dirinya dari kekacauan. Apakah dia memerlukan suatu batin lain untuk melakukannya?
39:42 K: No, I'm asking, what has brought this fear into me, into my consciousness? I won't use that word, because we'll have to go into that in a different way. What has brought this fear? And I won't leave it till I find it. You understand, sir? Because I've got the energy to do it. I don't depend on anybody, on any book, on any philosopher - nobody! K:Tidak, saya sedang bertanya,... apa yang telah membawa rasa takut ini ke dalam diri saya,... ke dalam kesadaran saya? Saya tidak mau menggunakan kata itu,... karena kita harus mendalaminya dengan suatu cara berbeda. Apa yang telah membawa rasa takut ini? Dan saya tidak akan meninggalkannya... sampai saya menemukannya. Anda paham, Tuan? Karena saya mempunyai energi untuk melakukannya. Saya tidak tergantung pada siapa pun,... pada buku apa pun, pada ahli filsafat siapa pun - tak seorang pun!
40:15 A: Would it be the case that once that energy begins to flood, that the question itself disappears? A:Mungkinkah ini merupakan suatu keadaan, bahwa... begitu energi itu mulai meluap,... bahwa pertanyaan itu sendiri menghilang?
40:25 K: And I'll begin to find the answer.

A: Yes.
K:Dan saya akan mulai menemukan jawabannya.

A:Ya.
40:28 K: I don't put the question.

A: No.
K:Saya tidak mengajukan pertanyaan.

A:Tidak.
40:30 K: But I find the answer.

A: Right, right.
K:Tapi saya menemukan jawabannya.

A:Benar, benar.
40:32 K: Now, right. What is the answer? K:Nah, benar. Apa jawabannya?
40:42 A: The answer couldn't be academic, a description of something. A:Jawabannya tidak mungkin akademis,... suatu uraian dari sesuatu.
40:49 K: No, no, no. K:Bukan. bukan, bukan.
40:50 A: A change has occurred in the being. A:Suatu perubahan telah terjadi dalam keberadaannya.
40:53 K: What is the answer to this fact of fear, which has been sustained, which has been nourished, which has carried on from generation to generation? Can the mind observe this fear, the movement of it...

A: The movement of it.
K:Apakah jawaban... pada fakta dari rasa takut, yang telah dipertahankan,... yang telah dipupuk,... yang telah dilanjutkan dari generasi ke generasi? Dapatkah batin mengamati rasa takut ini,... geraknya...

A:Geraknya.
41:31 K: ...not just a piece of fear. K:...bukan hanya sepotong dari rasa takut.
41:36 A: Or a succession of fears. A:Atau suatu urut-urutan dari rasa-rasa takut.
41:38 K: But the movement of this. K:Tapi gerak rasa takut ini.
41:39 A: The movement of fear itself. A:Gerak dari rasa takut itu sendiri.
41:41 K: Observe it without the thought that has created the observer. I don't know...

A: Oh yes, yes.
K:Mengamatinya tanpa pikiran... yang telah menciptakan si pengamat. Saya tidak tahu...

A:Oh ya, ya.
41:54 K: So, can there be observation of this fact, which I've called fear, because I have recognised it, the mind has recognised it, because it has had fear before. So through recognition and association it says, 'This is fear'. K:Jadi, dapatkah ada pengamatan dari fakta ini,... yang telah saya sebut rasa takut,... karena saya telah mengenalnya, batin telah mengenalnya,... karena ia sebelumnya telah pernah dihinggapi rasa takut. Jadi, melalui pengenalan dan asosiasi,... ia berkata, 'Ini adalah rasa takut'.
42:22 A: Yes, that never stops. A:Ya, itu tidak pernah berhenti.
42:24 K: So, can the mind observe without the observer - who is the thinker - observe this fact only? That means the observer, which is thought, the observer as thought has produced this. I don't know... So thought has produced this. Right? I am afraid of my neighbour, what he says, because I want to be respectable. That is the product of the thought. Thought has divided the world into America, Russia, India, China, and all the rest of it, and that destroys security. That is the result of thought. I am lonely and therefore I act neurotically, which is also the fact of thought. So I see very clearly that thought is responsible for that. Right? Right, sir? So, what will happen with thought? Thought is responsible for this. It has nourished it, has sustained it, it has encouraged it, it has done everything to sustain it. I am afraid of the pain that I had yesterday happening again tomorrow. Which is the movement of thought. So can thought, which can only function within the field of knowledge, - that's its ground - and fear is something new each time. Fear isn't old.

A: No, no.
K:Jadi, dapatkah batin mengamati... tanpa si pengamat - yang adalah si pemikir - mengamati hanya fakta ini? Itu berarti... si pengamat, yang adalah pikiran,... si pengamat sebagai pikiran, telah menghasilkan ini. Saya tidak tahu... Jadi, pikiran telah menghasilkan ini. Benar? Saya takut pada tetangga saya, apa yang dikatakannya,... karena saya ingin dihormati. Itu adalah hasil dari pikiran. Pikiran telah membagi dunia... menjadi Amerika, Rusia, India, Tiongkok, dan seterusnya,... dan itu menghancurkan keamanan. Itu adalah hasil dari pikiran. Saya kesepian... dan karenanya saya bertindak secara neurotik,... yang juga merupakan fakta dari pikiran. Jadi secara jelas saya melihat... bahwa pikiran bertanggung jawab untuk itu. Benar? Benar, Tuan? Jadi, apa yang akan terjadi dengan pikiran? Pikiran bertanggung jawab untuk ini. Ia telah memelihara itu, telah memopang itu,... ia telah menyemangati itu,... ia telah melakukan segala sesuatu untuk menopang itu. Saya takut pada rasa sakit yang kemarin saya alami... akan terjadi lagi besok. Yang adalah gerak dari pikiran. Jadi, dapatkah pikiran,... yang hanya dapat berfungsi dalam bidang dari pikiran,... - itu adalah lahannya - dan rasa takut adalah sesuatu yang baru setiap saat. Rasa takut tidaklah tua.

A:Tidak, tidak.
44:48 K: It is made old when I recognise it. K:Ia dijadikan tua, ketika saya mengenalinya.
44:55 A: Yes, yes. A:Ya, ya.
44:56 K: But when the process of recognition, which is the association of words, and so on, can the mind observe that without the interference of thought? If it does, fear is not.

A: Right, right. The thing that was hitting me while I was sitting here intently, the thing that was hitting me was that the moment that occurs the thought and the fear immediately disappear.
K:Tapi ketika proses pengenalan,... yang adalah pertalian dari kata-kata, dan seterusnya,... dapatkah batin mengamati itu... tanpa gangguan dari pikiran? Jika dilakukannya, rasa takut tiada.

K:Benar, benar. Hal yang membentur saya... selagi saya sedang duduk di sini dengan perhatian yang saksama,... hal yang membentur saya,... pada saat itu terjadi,... pikiran dan rasa takut seketika lenyap.
45:33 K: So, fear then can be put away completely. If I was living as a human being in Russia and they threaten me to be put into prison, probably I would be afraid. It is natural self-preservation.

A: Of course.
K:Jadi, rasa takut dapat disingkirkan secara sepenuhnya. Jika saya tinggal di Rusia sebagai manusia,... dan mereka mengancam saya untuk dimasukkan dalam penjara,... boleh jadi saya akan takut. Itu adalah penyelamatan-diri yang wajar.

A:Tentu.
46:00 K: That's a natural fear, like a bus coming rushing towards you, you step aside, you run away from a dangerous animal, that's a natural self-protective reaction. But that's not fear. It's a response of intelligence operating, saying, for God's sake, move away from the rushing bus. But the other factors are factors of thought. K:Itu adalah rasa takut yang wajar, seperti sebuah... bis yang berkecepatan tinggi sedang menuju ke Anda, Anda menyingkir,... Anda melarikan diri dari suatu hewan yang berbahaya,... itu adalah suatu reaksi proteksi-diri yang wajar. Tapi itu bukan rasa takut. Itu adalah suatu tanggapan dari inteligensi yang sedang beroperasi,... yang berkata, demi Tuhan, menyingkirlah dari... bis yang sedang laju mendekat. Tapi unsur-unsur lainnya adalah unsur-unsur dari pikiran.
46:34 A: Exactly. A:Tepat.
46:38 K: So, can thought understand itself, and know its place, and not project itself? Not control, which is an abomination. You can't... if you control thought, who is the controller? Another fragment of thought.

A: Another thought.
K:Jadi, dapatkah pikiran memahami dirinya sendiri,... san mengetahui tempatnya,... dan tidak meproyeksikan dirinya? Bukan mengendalikan, yang adalah suatu rasa benci. Anda tidak dapat... jika Anda mengendalikan pikiran,... siapa yang mengendalikan? Suatu fragmen lain dari pikiran.

A:Suatu pikiran lain.
47:06 K: It is a circle, a vicious game you are playing with yourself. So can the mind observe without a movement of thought? It will only do that when you have understood the whole movement of fear. Understood that, not analysed, looking at it. It is a living thing, therefore you have to look at it. It is only a dead thing you can dissect and analyse, kick it around. But a living thing you have to watch. K:Itu adalah suatu lingkaran,... suatu permainan lingkaran setan yang Anda mainkan dengan Anda sendiri. Jadi dapatkah batin mengamati tanpa suatu gerak dari pikiran? Batin hanya akan melakukan itu, ketika Anda telah memahami... seluruh gerak dari rasa takut. Memahami itu, tidak menganalisa, memandang kepadanya. Itu adalah benda yang hidup, karenanya Anda harus memandang kepadanya. Hanya suatu benda yang mati yang Anda dapat bedah dan analisa,... tendang ke sana-kemari. Tapi suatu benda hidup, Anda harus mengamatinya.
47:48 A: This is very shocking, because in our last conversation, just towards the end, we came to the place where we raised the question of someone saying to himself, 'I think I understand what I have heard, now I am going to try that'. And then fear holds up a mirror to itself. A:Ini amat mengejutkan, karena... di dalam pembicaraan terakhir kita, sedikit menuju ke ujungnya,... kita tiba pada suatu tempat, di mana... kita mengangkat persoalan dari se- seorang yang berkata pada dirinya,... 'Saya kira saya memahami apa yang saya dengar,... sekarang saya akan mencobanya'. Dan kemudian rasa takut memegang sebuah cermin pada dirinya sendiri.
48:13 K: Of course. K:Tentu.
48:14 A: And one is suddenly ringed about by a world of mirrors. A:Dan orang mendadak dikelilingi oleh amat banyak cermin-cermin.
48:20 K: You don't say, sir, when you see a dangerous animal, 'I will think about it', you move! You act. Because there is tremendous destruction waiting there. That is a self-protective reaction, which is intelligence, says, 'Get out!' Here we are not using intelligence. And intelligence operates when we have looked at all these fears, the movements of it, the inwardness of it, the subtlety of it - the whole movement. Then out of that comes intelligence and says, 'I have understood it'. K:Anda tidak bilang, Tuan,... ketika Anda melihat seekor binatang berbahaya,... 'Saya akan berpikir perihal itu'... Anda bergerak! Anda bertindak. Sebab ada penghancuran yang dahsyat menunggu di sana. Yang merupakan suatu reaksi pelindungan-diri,... yang adalah inteligensi, mengatakan,... 'Pergi ke luar!'. Di sini kita tidak sedang menggunakan inteligensi. Dan inteligensi bekerja... ketika kita telah melihat pada semua rasa-rasa takut ini,... gerak darinya, kedalaman darinya,... kehalusan darinya - seluruh geraknya. Lalu ke luar dari pada itu, datanglah inteligensi... dan berkata, 'Saya telah memahaminya'.
49:14 A: It's marvellous. Yes, that's very beautiful, very beautiful. We were going to say something about pleasure. A:Ini adalah menakjubkan. Ya, itu amat indah, amat indah. Kita akan membicarakan sesuatu perihal kesenangan.
49:24 K: Ah, that must be dealt...

A: Right, exactly.
K:Ah, itu harus ditangani...

A:Benar, tepat sekali.
49:29 K: So, sir, look, we said there is the physical fears and psychological fears, both are interrelated. We can't say, that's one and this is the other, they are all interrelated. And the interrelationship, and the understanding of that relationship brings this intelligence which will operate physically. It will say, 'let's then work together, co-operate together to feed man'. You follow, sir?

A: Yes.
K:Jadi, Tuan, lihat, kita bilang, ada rasa-rasa takut fisik... dan rasa-rasa takut psikologis,... dua-duanya saling terkait. Kita tidak dapat berkata,... itu adalah yang satu dan ini adalah yang lainnya,... mereka semuanya saling terkait. Dan saling keterkaitan itu,... dan pemahaman dari hubungan itu,... membawa inteligensi yang akan beroperasi secara fisik. Ia akan berkata, 'marilah kita bekerja sama,... bekerja sama untuk memberi makan manusia'. Anda mengikuti, Tuan?

A:Ya.
50:05 K: Let's not be national, religious, sectarian. What is important is to feed man, to clothe him, to make him live happily. But you see, unfortunately, we are so disorderly in our ways of life that we have no time for anything else. Our disorder is consuming us. K:Marilah kita tidak menjadi nasionalis, religius, sektarian. Yang penting adalah memberi makan manusia,... memberi pakaian dia, untuk membuat dia hidup senang. Tapi Anda lihat,... disayangkan, kita demikian kacaunya dalam cara-cara hidup kita,... sehingga kita tidak mempunyai waktu untuk hal-hal lain. Kekacauan kita menyita kita.
50:38 A: It's interesting in relation to tradition - I don't mean to start an entirely new conversation now, but just to see what is immediately suggested, among many other things that would be, but just this one. What we could say about the misuses of tradition would be that we are actually taught what to fear. In our language we have an expression, don't we, that expresses part of this, old wives tales, we say, an accumulation of warnings about things that are simply imaginary. Not in the creative sense of imagination - and I'm using the word 'creative' there very loosely, very loosely - but fantasia, phantasmagoria, from the little ones' earliest years, gets this stuff with the bottle. And then when we get into adolescence, we reflect on these things we have learned, and if things go wrong, we feel that perhaps it's because we haven't sufficiently grasped what we have been told. And then some young people will say at that point, 'I'm going to junk the whole thing'. But then immediately the loneliness question arises. Yes, yes. A:Adalah menarik dalam hubungan dengan tradisi... - saya tidak bermaksud untuk memulai suatu... perbincangan yang sama sekali baru sekarang ini,... tapi hanya untuk mencari tahu tentang apa yang serta merta terlintas,... di antara banyak hal-hal lain yang mungkin, tapi hanya yang satu ini. Apa yang dapat kita katakan perihal... penyalah-gunaan dari tradisi, mungkin adalah bahwa,... kita sebenarnya diajarkan, apa yang untuk ditakuti. Dalam bahasa kita, kita mempunyai suatu ungkapan, bukankah demikian,... yang mengekspresikan bagian dari ini, 'old wives tales' (takhyul),... suatu akumulasi dari peringatan- peringatan mengenai hal-hal... yang benar-benar adalah khayalan. Tidak dalam makna imajinasi yang kreatif... - dan saya menggunakan kata 'kreatif' dengan sangat bebas, tidak akurat,... amat bebas - tapi fantasia, phantasma- goria, suatu urutan dari khayalan,... dari usia paling dini dari anak-anak,... mendapatkan bahan ini bersama-sama dengan botol susunya. Dan kemudian ketika kita masuk ke dalam masa remaja,... kita refleksikan hal-hal ini, yang kita telah pelajari,... dan jika hal-hal berjalan keliru,... kita merasa bahwa mungkin... itu karena kita tidak cukup memahami... apa yang kita telah diberitahu. Dan kemudian orang-orang muda terten- tu akan mengatakan pada titik itu,... 'saya akan buang semuanya itu'. Namun seketika kemudian, masalah kesepian muncul. Ya, ya.
52:24 K: They can't, sir, it is life, this is life, you can't reject one part and accept the other part. K:Mereka tidak dapat, Tuan, ini adalah kehidupan, ini adalah kehidupan,... Anda tidak dapat menolak satu bagian dan menerima bagian lainnya.
52:30 A: Exactly.

K: Life means all this. Freedom, order, disorder, communication, relationship, the whole thing is living. If we don't understand, say, 'Well, I don't want to have anything to do with' then you are not living. You are dying.
A:Tepat sekali.

K:Kehidupan berarti semuanya ini. Kebebasan, ketertiban, kekacauan, komunikasi, hubungan,... semuanya itu hidup. Jika kita tidak mengerti, mengatakan,... 'Baik, saya sama sekali tidak mau berurusan dengan',... maka Anda tidak sedang hidup. Anda sedang sekarat.
52:56 A: Yes, of course. I wonder how much... I wonder... I keep saying 'I wonder' and the reason I wonder is because what we have been saying about this movement as a unified field, is, when stated, taken by thought, and you might say 'put in the refrigerator' and that's the reality to the person.

K: Quite, sir.
A:Ya, tentu. Saya bertanya, berapa banyak... saya bertanya... saya selalu berkata 'saya bertanya',... dan alasan saya bertanya adalah karena yang kita bicarakan... mengenai gerak ini sebagai suatu medan terpadu,... adalah, ketika dinyatakan,... diambil alih oleh pikiran,... dan Anda boleh mengatakan 'masukkan dalam lemari es'... dan itu adalah realitas bagi orang itu.

K:Benar, Tuan.
53:52 A: And when we want to look at it, it's one of the ice cubes we break out and have a look. Don't we?

K: That's right, sir. What place has knowledge in the regeneration of man? Let's look. Our knowledge is: you must be separate. You are an American, I am a Hindu - that's our knowledge. Our knowledge is you must rely on your neighbour, because he knows, he is respectable. Society is respectability, society is moral, so you accept that. So knowledge has brought about all these factors. And you are telling me suddenly, asking me, what place has that... what place has tradition, what place has the accumulated knowledge of millennia? The accumulated knowledge of science, mathematics, that is essential. But what place has knowledge, which I have gathered through experience, through generation after generation of human endeavour, what place has it in the transformation of fear? None whatsoever. You see it!

A: No. Clear, clear. Because what we... what we reached before that upon the instant that this is grasped, the thought that was operating as a fragment and the fear vanish, and it isn't that something takes its place in succession.
A:Dan ketika kita ingin memandang kepadanya,... adalah salah satu dari es batu yang kita keluarkan dan memandangnya. Bukankah demikian?

K:Itu benar, Tuan. Apakah tempat dari pengetahuan dalam regenerasi dari manusia? Mari kita lihat. Pengetahuan kita adalah: Anda harus terpisah. Anda adalah seorang Amerika, saya seorang Hindu... - itu adalah pengetahuan kita. Pengetahuan kita adalah, Anda harus mengandalkan pada tetangga Anda,... karena dia tahu, karena dia terhormat. Masyarakat adalah kehormatan,... masyarakat adalah moral, jadi Anda terima itu. Jadi, pengetahuan telah mewujudkan semua unsur-unsur ini. Dan mendadak Anda bilang pada saya,... menanyakan saya, apakah tempat yang dimilikii... apakah tempat yang dimiliki tradisi, apakah tempat yang dimiliki... pengetahuan yang terhimpun ribuan tahun? Pengetahuan yang terhimpun dari ilmu pengetahuan, matematika,... yang adalah diperlukan. Tapi apakah tempat yang dimiliki pengetahuan,... yang telah saya himpun melalui pengalaman,... melalui generasi demi generasi dari usaha keras manusia,... apakah tempat yang dimilikinya dalam transformasi dari rasa takut? Tidak satu pun. Anda lihatlah!

A:Tidak. Jelas, jelas. Karena apa yang kita... apa yang telah kita capai sebelum itu... pada saat ini dipahami,... pikiran yang sedang bekerja sebagai suatu fragmen... dan rasa takut lenyap,... dan ini bukanlah sebagai sesuatu yang mengambil alih tempatnya.
55:47 K: No, nothing takes its place. K:Tidak, tidak ada yang mengambil tempatnya.
55:48 A: No, nothing takes its place. Nothing takes its place. A:Tidak, tidak ada yang mengambil tempatnya. Tidak ada yang mengambil tempatnya.
55:54 K: It doesn't mean there is emptiness.

A: Oh no, no, no. But you see, it's right there, when you start thinking about that as a thought, you get scared.
K:Itu tidak berarti adanya kekosongan.

A:Oh tidak, tidak, tidak. Namun Anda lihat, itu ada di sana, ketika Anda memulai... memikirkan perihal itu sebagai suatu pikiran, Anda menjadi takut.
56:05 K: That's why it's very important to find out, or to understand, the function of knowledge and where knowledge becomes ignorance. We mix the two together. Knowledge is essential, to speak English, driving, and a dozen things, knowledge is essential. But when that knowledge becomes ignorance, when we are trying to understand actually 'what is,' the 'what is' is this fear, this disorder, this irresponsibility. To understand it you don't have to have knowledge. All you have to do is to look. Look outside you, look inside you. And then you see clearly that knowledge is absolutely unnecessary, it has no value in the transformation or the regeneration of man. Because freedom is not born of knowledge, freedom is when all the burdens are not. You don't have to search for freedom. It comes when the other is not. K:Oleh karenanya, adalah amat penting... untuk mencari tahu, atau untuk memahami,... fungsi dari pengetahuan... dan di mana pengetahuan menjadi ketidaktahuan. Kita mencampur-adukkan kedua hal itu. Pengetahuan adalah penting,... untuk berbicara bahasa Inggris, mengemudi, dan selusin hal-hal,... pengetahuan adalah penting. Tapi ketika pengetahuan itu menjadi ketidaktahuan,... ketika kita mencoba untuk memahami sebenarnya 'apa adanya,' 'apa adanya' itu adalah rasa takut ini,... kekacauan ini, ketidakbertanggung-jawaban ini. Untuk memahami ini, Anda tidak perlu mempunyai pengetahuan. Semuanya yang Anda harus lakukan adalah memandang. Memandang di luar Anda, memandang di dalam Anda. Dan kemudian Anda melihat dengan jelas,... bahwa pengetahuan sama sekali tidak perlu, ia tidak mempunyai nilai... dalam transformasi atau regenerasi dari manusia. Karena kebebasan tidak dilahirkan dari pengetahuan,... kebebasan adalah di mana semua beban tiada. Anda tidak perlu mencari kebebasan. Ia datang ketika yang lainnya tiada.
57:43 A: It isn't something in place of the horror that was there before.

K: Of course not.
A:Itu bukan sesuatu sebagai pengganti... dari kengerian yang sebelumnya ada di situ.

K:Tentu tidak.
57:48 A: Yes, yes. A:Ya, ya.
57:49 K: I think that is enough. K:Saya kira, itu sudah cukup.
57:51 A: Yes, yes, I quite follow you. Maybe next time we could carry on into this, with pleasure as such, the opposite side of that coin. A:Ya, ya, saya cukup mengikuti Anda. Mungkin lain kali, kita dapat melanjutkan dalam hal ini,... dengan kesenangan seperti adanya, sisi lawannya dari koin itu.